Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME KEPERAWATAN ELEKTIF

ASUHAN KEGAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR

Dosen pengampu : Fatchurrozak Himawan, S.Kep,Ns,M.Kep

Disusun oleh :
A’isyah Nurul Azzahrah
P1337421018101
3B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN TEGAL
T.A 2020/2021
Resume Kegawatan Muskoloskeletal
A. Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan
pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya,
terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang
dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang dapat disebabkan pukulan
langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkankontraksi otot ekstrim
(Brunner & Sudarth, 2002).
B. Etiologi
1. Trauma langsung
Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa
(misalnya benturan dan pukulan yang mengkaibatkan patah tulang).
2 . Trauma tidak langsung
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapatterjadi fraktur
pada pergelangan tangan.
3. Trauma ringan
Terjadi bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari
yang biasanya disebut dengan fraktur patologis
4. Kekuatan otot akibat tarikan
Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekanan, dan penarikan
C. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya begas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yangmengakibatkan rusaknya
atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadifraktur, periosteum dan pembuluh
darah serta saraf dalam korteks, marrow,dan jaringan lunak yang membungkus
tulangrusak.Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematom di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan kebagian tulang yang
patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang
ditandai dengan vasodilatasi,eksudasi plasma dan leukosit,dan infiltrasi sel darah
putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari penyembuhan tulang nantinya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi fraktur dibagi menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik;tekanan dari
luar yanga bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan
yang dapat menyebabkan fraktur, dan faktor intrinsik; kapasitas absorbsi, tekanan,
elastisitas, kelelahan, dan kepadatan tulang.
D. Manifestesi klinik
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
dimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bida ialamiah
yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmentulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak  dapat digunakan dan
cenderungbergerak secara alamiah. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan
tungkai menyebabkan deformitas ekstremitas yang bisa diketahui dengan
membandingkannya dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi
dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritasnya tulang tempat
melekatnya otot.
3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontrasksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Framgmensering
saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 -5 cm.
4. S a a t e k s t r e m i t a s d i p e r i k s a s e c a r a p a l p a s i , t e r a b a a d a n y a k r e p i t a s i
y a n g terjadi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
5. Pembengkakkan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai
akibat trauma dan perdarahan yang mengikut fraktur. Tanda ini dapat terjadi setelah
beberapa jam atau hari setelah cedera.
E. Penatalaksanaan medis
Terdapat empat tujuan utama dalam penatalaksanaan medis pada kasus fraktur, yaitu:
1. M e n g h i l a n g k a n r a s a n y e r i
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena
adanya luka di sekitar jaringan tulang yang patah. Untuk mengurangi nyeri tersebut,
dapat diberika obat penghilang rasa nyeri dan dengan teknik imobilisasi, yang dapat
dicapai dengan cara pemsangan gips atau bidai.
2. Menghasilkan dan Mempertahankan Posisi yang Ideal dari Fraktur
Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yanglama. Untuk itu
diperlukan lagi teknik yang lebih baik sepertipemasangantraksi kontinyu, fiksasi
internal, atau fiksasi eksternal tergantung daridari jenis frakturnya sendiri.
3. P e n y a t u a n T u l a n g K e m b a l i
Biasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akan
menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan. Namun terkadang terdapat gangguan dalam
penyatuan tulang, sehinggadibutuhkan graft  ulang.
4. M e n g e m b a l i k a n F u n g s i S e p e r t i   S e m u l a
Imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dankakunya sendiri.
Maka dari itu, diperlukan upaya mobilisasi secepatmungkin dengan menggunakan
alat bantu mobilisasi seperti walker, cruck, dan lainnya
F. Tinjauan kasus
1. Pengkajian
a. Nama klien : Tuan R
b. No. RM : 1326
c. Alamat : Majalengka Bandung
d. Agama : islam
e. Umur : 35
f. Pekerjaan : pegawai
2. Alasan masuk rs
klien mengatakan mengalami kecelakaan lalu lintas
3. TTV
a. TD : 130/80 mmHg
b. Suhu : 36,5
c. Bb : 60 kg
d. Nadi : 84x/menit
e. RR : 24x/menit
f. Tb : 174 cm
4. Analisa data
Data etiologi Masalah
Ds : Kecelakaan lalu lintas Gangguan rasa
- Klien ↓ nyaman nyeri
Trauma jaringan tubuh
m e n g a t a k a n me

rasa nyeri padabagian Terputusnya
kontinuitas jaringan
kepala depan dan lengan

kanan. Pelepasan mediator-mediator
nyeri(prostaglandin,sitokinin,
Do:
neurotrofin,serotonin,
- Terdapat luka adenosin,cannabinoid,
histamin,leukotrin, dan kinin)
r o b e k a n   d i pelipi

s kiri ± 3 cm dan pada Hantaran impuls nyerike
sistem saraf pusat
jari kelingking tangan

kanan ± 4 cm dengan Respon Nyeri

dalam ± 0,5 cm.
Nyeri

5. Diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
tulang (fraktur)
6. Intervensi

Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Kaji intensitas 1. Melakukan S:
dan skala nyeri. pengkajian nyeri - klien
2. Berikan klien 2. Menganjurkan klien mengatakan
posisi posisi semiflower. nyeri yang
semifowler. 3. Mengajarkan klien dirasakan
3. Ajarkan klien teknik tehnik relaksasi berkurang
relaksasi nafas dalam. O:
nafas dalam. - klien tampak
  tenang sesekali
meringis
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/22579629/Laporan_Asuhan_Keperawatan_Gawat_Darurat_pada_Sdr
_A_dengan_diagnosa_medis_Close_Fracture_Manus_D_di_IGD_RS_Kristen_Mojowarno_Jom
bang

Anda mungkin juga menyukai