Anda di halaman 1dari 22

FRAKTUR

(Keperawatan Medikal Bedah III)

Chandra Buana,SST,MPH
Definisi
• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa
(Sjamsuhidajat, 2005).
• Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,
2005).
• Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang itu sendiri dan dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price, A dan L.
Wilson, 2006).
Klasifikasi
Menurut (Brunner & suddart, 2005), jenis- jenis fraktur
adalah :
 Complete fracture (fraktur komplet)
 Closed fracture (simple frakltur)
 Open fracture (compound fraktur/komplikata/kompleks)
Fraktur terbuka digradasi menjadi :
a. Grade I : luka bersih, kurang dari 1 cm panjangnya
b. Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan
lunak yang ekstensif
c. Grade III : luka sangat terkontaminasi, dan
mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif
 Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah
sedang lainnya membengkok.
Continue...
 Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.
 Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tulang
 Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang
 Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa
fragmen
 Depresi, fraktur dengan fagmen patahan terdoorong kedalam
(sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah).
 Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi
pada tulang belakang)
 Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit
(kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor)
 Epifisial, fraktur melalui epifisis
 Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen
tulang lainnya.
Etiologi
Menurut Oswari E, (2000), penyebab fraktur adalah :
1. Kekerasan langsung.
2. Kekerasan tidak langsung
3. Kekerasan akibat tarikan  

Menurut (Brunner & Suddarth, 2005) fraktur dapat


disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk,
gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot
ekstremitas, organ tubuh dapat mengalami cedera akibat
gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen
tulang.
Patofisiologi
Jejas yang ditimbulkan karena adanya fraktur menyebabkan
rupturnya pembuluh darah sekitar yang dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan. Karena ada cedera, respon terhadap
kurangnya volume darah yang akut adalah peningkatan detak
jantung sebagai usaha untuk menjaga output jantung, pelepasan
katekolamin endogen meningkatkan tekanan darah diastolic
tahanan pembuluh perifer. Pada syok perdarahan masih dini,
mekanisme kompensasi sedikit mengatur pengembalian darah
(venous return) dengan cara kontraksi volume darah vena sistemik.
Pembengkakan reticulum endoplasmic merupakan tanda ultra
structural pertama dari hipoksia seluler setelah itu tidak lama lagi
akan diikuti cedera mitokondrial. (Purwadinata, 2000)
Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Doengoes, 2000) pemeriksaan diagnostik fraktur


diantaranya:
1. Pemeriksaan rontgent
2. Scan tulang, tonogram, scan CT/MRI
3. Arteriogram
4. Hitung darah lengkap
5. Kreatinin
6. Profil koagulasi
Penatalaksanaan
Prinsip penanganan fraktur dikenal dengan empat R, yaitu:
1. Rekognisi adalah menyangkut diagnosis fraktur
pada tempat kejadian dan kemudian di rumah sakit.
2. Reduksi adalah usaha dan tindakan memanipulasi
fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat
mungkin untuk kembali seperti letak asalnya.
3. Retensi adalah aturan umum dalam pemasangan
gips, yang dipasang untuk mempertahankan
reduksi harus melewati sendi di atas fraktur dan di
bawah fraktur.
4. Rehabilitasi adalah pengobatan dan penyembuhan
fraktur (Price, 2006).
Continue...

Tahap-tahap penyembuhan fraktur menurut Brunner &


Suddarth (2005):
1. Inflimasi
2. Proliferasi sel
3. Pembentukan kalus
4. Opsifikasi
5. Remodelling
 
Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut (Price, A dan L. Wilson,
2006).
6. Malunion
7. Delayed union
8. Nonunion,
Asuhan Keperawatan Teoritis
Pengkajian
1. Identitas klien
1. Meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,
tanggal MRS, diagnosa medis, nomor registrasi.
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
 Pola nutrisi dan metabolisme
 Pola eliminasi
 Pola istirahat dan tidur
 Pola aktifitas dan latihan
Continue...
 Pola persepsi dan konsep diri
 Pola sensori kognitif
 Pola hubungan pasien
 Pola penanggualangan stress
 Pola reproduksi seksual
 Pola tata nilai dan kepercayaan

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan suplai darah ke jaringan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskular
5. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan
volume darah akibat trauma (fraktur)
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
NOC:
a. Pain level
b. Pain control
c. Comfort level
Kriteria hasil:
d. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri)
e. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
f. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
g. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
6. Pilih dan lakukan tehnik penanganan nyeri (farmakologi,
nonfarmakologi, dan interpersonal)
7. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
8. Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
10. Tingkatkan istirahat
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan penurunan suplai darah ke jaringan
NOC:
a. Circulation status
b. Tissue perfusion: cerebral
Kriteria hasil:
1. Mendemonstrasikan status sirkulasi
2. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif
3. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh:
tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan-
gerakan involunter
NIC
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya paretase
3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi jika kulit
ada isi atau laserasi
4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
5. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
6. Monitor kemampuan BAB
7. Kolaborasi pemberian analgetik
8. Monitor adanya trombopeblitis
9. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur
terbuka
NOC:
a. Tissue integrity: skin and mucous
b. Membranes
c. Hemodylisis akses
Kriteria hasil:
d. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
e. Perfusi jaringan baik
f. Menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang
g. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC
Pressure management
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2. Hindari kerutan pada tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan
7. Monitor status nutrisi pasien
Insision site care
8. Membersihkan, memantau, dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan
9. Monitor proses kesembuhan area insisi
10. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau bahkan
luka tetap terbuka sesuai program
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
rangka neuromuskular
NOC:
a. Joint movement
b. Mobility level
c. Self care: ADL’s
Kriteria hasil:
d. Klien meningkat dalam aktivitas fisik
e. Mengerti tentang tujuan dan peningkatan mobilitas
f. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah
g. Bantu untuk mobilisasi (walker)
NIC
Exercise therapy: ambulation
1. Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan
2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
sesuai dengan kebutuhan
3. Ajarkan pasien tentang tehnik ambulasi
4. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
5. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL’s secara
mandiri sesuai kemampuan
6. Dampingi dan bantu pasien dalam mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADL’s pasien
7. Berikan alat bantu jika klien memerlukan
8. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
 
5. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan klehilangan
volume darah akibat trauma (fraktur)
NOC:
a. Syok prevention
b. Syok management
Kriteria hasil:
c. Nadi dalam batas yang diharapkan
d. irama jantung dalam batas yang diharapkan
e. Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan
f. Irama pernafasan dalam batas yang diharapkan
g. Natrium serum dbn
h. Kalium serum dbn
i. Klorida serum dbn
j. Magnesium serum dbn
k. PH darah serum dbn
NIC
1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung,
HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill
2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
3. Monitor suhu dan pernafasan
4. Monitor input dan output
5. Pantau nilai labor: HB, HT, AGD, dan elektrolit
6. Monitor hemodinamik invasi yang sesuai
7. Monitor tanda dan gejala asites
8. Monitor tanda awal syok
9. Tempatkan pasien pada posisi supune, kaki elevasi untuk
peningkatan preload dengan tepat
10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
11. Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
12. Berikan vasodilator yang tepat
13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya
syok
14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala
syok
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai