Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam
taraf halusinasi menuju industrialisasi, tentunya akan mempengaruhi
peningkatan mobilisasi masyarakat/mobilitas masyarakat yang meningkat
otomatisasi terjadi peningkatan penggunaan alat-alat transportasi/kendaraan
bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga
menambah “kesemerawutan” arus lalulintas. Arus lalulintas yang tidak teratur
dapat meningkatkan kecendrungan kecelakaan kendaraan bermotor.
Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut
fraktur.
Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita
perhatian masyarakat. Kecelakaan kendaraan dan keadaan alam yang tidak
terduga yang banyak menyebabkan fraktur.
Dengan mobilitas yang tinggi disektor lalulintas dan faktor kelalaian
manusia sebagai salah satu penyebab sering terjadinya kecelakaan yang dapat
mengakibatkan ternjadinya fraktur. Penyebab yang lain dapat juga terjadi
karena oleh raga.
femur merupakan tulang yang panjang yang paling sering mengalami
cedera sehingga sering terjadi fraktur terbuka.
Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Penanganan segera pada pasien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah
dengan mengmobilisasi bagian fraktur. Salah satu metode mobilisasi fraktur
adalah fiksasi interna melalui operasi orif (Smeltzer 2001 : 2361). Penanganan
tersebut dilakukan untuk mencegah terjadingnya komplikasi. Komplikasi
umumnya oleh ekibat tiga fraktur utama yaitu : penekanan lokal, traksi yang
berlebihan, dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363).

1
B. Tujuan
Menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
fraktur tibia baik itu cara penanganannya maupun solusi dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
Perawat mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan kegawat
daruratan pada pasien dengan fraktur khusus. Dan perawat mampu
menjelaskan konsep metodologi asuhan keperawatan kegawat daruratan pada
pasien fraktur.
Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung pada pasien yang mengalami fraktur, sebagai pendidik
memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai
peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada
pasien fraktur melalui metode ilmia

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Medis
1. Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai jenis
dan luasnya yang terjadi jika tulang di kenai stress yang lebih besar seperti
trauma atau tenaga fisik (Brunner & Suddarth, 2001).
2. Etiologi
a. Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur
pada tempat tersebut
b. Trauma tidak langsung: dimana jarak antara titik tumpul benturan
dengan terjadinya fraktur berjauhan
c. Proses penyakit: kanker dan riketsia
d. Compresion : klien yang melompat dari tempat ketinggian dapat
mengakibatkan fraktur kompresi.
e. Muscle (otot): akibat injuri/sakit terjadi regangan otot yang kuat
sehingga dapat menyebabkan fraktur (misal: elektrik shock dan tetani)
3. Tanda dan gejala / gejala klinis
a. Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang
diimobilisasi. spasme otot akibat reflek involunter pada otot, trauma
langsung pada jaringan, peningkatan tekanan pada saraf sensori,
pergerakan pada daerah fraktur dan dapat diminimalkan dengan bidai
alamiah
b. Deformitas, akibat dari pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau
tungkai (perbedaan fungsi normal otot pada integritas tulang)
c. Pemendekan tulang yang terjadi karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat fraktur
d. Krepitus, bunyi derik tulang yang dapat diperiksa dengan tangan. Hal
ini terjadi karena gesekan antara fragmen satu dengan yang lain. Uji

3
krepitus ini dapat berdampak kurang baik, terjadinya kerusakan
jaringan lunak yang lebih berat
e. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit, terjadi akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur yang timbul beberapa
jam setelah kejadian.
f. Echimosis, ekstravasasi darah dalam jaringan subkutan (Brunner &
Suddarth, 2001)
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi/ luas fraktur dan trauma
b. Scan tulang, tomogram, scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga
untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
c. Arteriogram : dilakukan jika di curigai adanya kerusakan vaskuler
d. Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi),
atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh
pada trauma multiple). SDP meningkat yang merupakan respon stres
normal setelah trauma
e. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens
ginjal
f. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
tranfusi darah, tranfusi multipel atau cedera hati

4
5. Patofisiologi

6. Penatalaksanaan medis
a. Rekognisi, mengenal jenis fraktur, lokasi dan keadaan secara umum;
riwayat kecelakaan, parah tidaknya luka, diskripsi kejadian oleh
pasien, menentukan kemungkinan tulang yang patah dan adanya
krepitus.

5
b. Reduksi, mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis normal
untuk mencegah jarinagn lunak kehilangan elastisitasnya akibat
infiltrasi karena edema dan perdarahan. Reduksi ada 3 (tiga), yaitu:
1) Reduksi tertutup (close reduction), dengan cara manual/
manipulasi, dengan tarikan untuk menggerakan fragmen tulang/
mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya
saling berhubungan)
2) Traksi, digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan
imobilisasi, dimana beratnya traksi di sesuaikan dengan spasme
otot. Sinar X digunakan untuk memantau reduksi fraktur dan
aproksimasi fragmen tulang
3) Reduksi terbuka, dengan memasang alat untuk mempertahankan
pergerakan, yaitu fiksasi internal (kawat, sekrup, plat, nail dan
batang dan implant logam) dan fiksasi ekterna (pembalutan, gips,
bidai, traksi kontinue, pin dan tehnik gips
c. Reposisi, setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang harus di
imobilisasi atau dipertahankan dalam posisi penyatuan yang tepat.
Imobilisasi dapat dilakukan dengan cara fiksasi internal dan eksternal.
d. Rehabilitasi, mempertahankan dan mengembalikan fungsi, dengan
cara:
1) Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
2) Meninggikan ekstremitas untuk meminimalkan pembengkakan
3) Memantau status neorovaskular
4) Mengontrol kecemasan dan nyeri
5) Latihan isometrik dan setting otot
6) Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
7) Kembali keaktivitas secara bertahap

6
B. Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu pendekatan yang sistematika untuk
mengumpulkan data atau informasi dan menganalisanya sehingga dapat
diketahui kebutuhan pasien.
a. Identitas Pasien
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan suatu faktor yang penting bagi petugas kesehatan dalam
menegakkan diagnosis atau menentukan kebutuhan pasien.
Nyeri pada daerah Fraktur, Kondisi fisik yang lemah, tidak bisa
melakukan banyak aktivitas, mual, muntah, dan nafsu makan
menurun,(Brunner & suddarth, 2002)
c. Riwayat Penyakit dahulu
Ada tidaknya riwayat DM pada masa lalu yang akan mempengaruhi
proses perawatan post operasi, (Sjamsuhidayat & Wim Dejong,
1998)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Fraktur bukan merupakan suatu penyakit keturunan akan tetapi
adanya riwayat keluarga dengan DM perlu di perhatikan karena
dapat mempengaruhi perawatan post operasi, (Sjamsuhidayat &
Wim Dejong, 1998)
e. Riwayat Psikologis
Biasanya dapat timbul rasa takut dan cemas terhadap fraktur, selain
itu dapat juga terjadi ganggguan konsep diri body image, jika terjadi
atropi otot kulit pucat, kering dan besisik. Dampak psikologis ini
dapat muncul pada pasien yang masih dalam perawatan dirumah
sakit. Hal ini dapat terjadi karena adanya program immobilisasi serta
proses penyembuhan yang cukup lama, (Doenges, 2000)
f. Riwayat Sosial
Dampak sosial adalah adanya ketergantungan pada orang lain dan
sebaliknya pasien dapat juga menarik diri dari lingkungannya karena

7
merasa dirinya tidak berguna (terutama kalau ada program
amputasi), (Doenges, 2000)
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat kesehatan
dikumpulkan, pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dimulai
secara berurutan dari kepala sampai kejari kaki.
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
h. Aktivitas / istirahat
Tanda : Keterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yang
terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi
secara skunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri)
i. Sirkulasi
Tanda :
- Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap
nyeri,
- Anxietas
- Hipotensi
- Tachikardi (respon stres, hipovolemi)
- Penurunan/ tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera,
- Pengisian Kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena
- Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera
j. Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan/ sensasi, spasme otot, Kebas/
kesemutan (parastesis)
Tanda : Deformitas local, angulasi abnormal, pemendekan,
rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan/ hilang
fungsi, Agitasi

8
k. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (terlokalisasi
pada area jaringan, kerusakan tulang, dapat berkurang
pada imobilisasi), tidak ada nyeriakibat kerusakan
saraf, Spasme/ kram otot (setelah imobilisasi)
l. Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan
warna Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara
bertahap/ hati-hati)
m. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Lingkungan cedera rencana pemulangan : panggul/
pelvis 6-7 hari, lain-lain 4 hari (bila perawatan dirumah
sakit memerlukan bantuan dengan transportasi,
2. Diagnosa Keperawatan
Pre op:
a. Risiko tinggi terjadi trauma berhubungan dengan kehilangan
integritas tulang
b. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang;
edema dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi/ mobilisasi, stress,
anxietas
c. Risiko tinggi disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah, edema, pembentukan thrombus,hypovolemia
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
e. Kerusakan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan cedera
tusuk/ fraktur terbuka.
f. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer; kerusakan kulit; trauma jaringan; prosedur
invasive;
g. Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
Intra op:

9
h. Cidera posisi operatif berhubungan denganKebutuhan posisi
pembedahan dan pemasangan elektro medic
Post op
i. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
j. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

3. Intervensi keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM

HERMINA BITUNG IDENTITAS PASIEN


Jln. Serang km 10 pos bitung kec. (LABEL RAWAT INAP)
Curug tangerang banten

DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


PERIOPERATIF
PADA KLIEN DENGAN BEDAH ORTHOPEDI

TGL PERENCANAAN
DITEGAK
NO
DIAGNOSA KAN dan KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX TUJUAN
NAMA HASIL TINDAKAN
PERAWAT
Pre Operasi Setelah  Memperrtaha  Kaji integritas Untuk
 Resti  Aktual dilakukan nkan pada alat mengetehui
Trauma berhubungan tindakaan stabilitas dan fiksasi stabilitas dan
dengan kehilangan keperawatan posisi fraktur. eksternal. posisi fraktur
integritas tulang selama  Menunjukkan  Pertahankan Meningkatkan
Ditandai dengan : ..... x ..... mekanisme tirah baring/ stabilitas,
DS : jam tubuh yang ekstremitas menurunkan
 Klien mengatakan diharapkan meningkatkan sesuai dengan kemungkinan
nyeri tidak ada resiko tinggi stabilitas indikasi , gangguan
 ………………… terhadap posisi fraktur. berikan posisi/
………… trauma  Menunjukkan sokongan sendi penyembuhan
DO : tulang tidak pembentukan diatas dan
 Keadaan umum : terjadi kalus mulai dibawah fraktur
………… penyatuan bila bergerak
 Kesadaran : fraktur atau membalik. Mencegah
………………… dengan tepat  Sokong fraktur gerakan yang
 TD :  ...................... dengan guling/ tidak perlu dan
………………… ..... bantal atau perubahan
… mmhg selimut, posisi. Posisi
 Nadi : …………… pertahankan yang tepat dari
x / menit posisi netral bantal juga
 Suhu : pada bagian dapat
……………… º C yang sakit mencegah
 RR : dengan bantal tekanan

10
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
……………… x / pasir, pembebat deformitas
menit papan kaki. pada gip yang
 Posisi fiksasi pada kering.
fraktur …………  Evaluasi Fiksasi
 Ekspresi wajah eksternal memungkinkan
tampak kesakitan fiksasi pada tarikan pada
 Hasil Rontgen ekstremitas aksis panjang
………… terhadap fraktur tulang
edema. dan mengatasi
 Beri penjelasan tegangan otot/
ke pasien untuk pemendekan
mempertahanka untuk
n posisi yang memudahkan
sudah diatur posisi/
penyatuan
 Kaji ulang foto Untuk
Rontgen menentukan
tindakan yang
akan dilakukan
 Libatkan Peran keluarga
keluarga saat sangat baik
penjelasan untuk proses
tentang penyembuhan
pertahanan pasien
posisi netral
 Resti  Aktual Setelah  Klien  Kaji keluhan Untuk
Nyeri berhubungan dilakukan menyatakan nyeri/ ketidak memulihkan
dengan tindakaan nyeri hilang/ nyamanan, pengawasan
 Spasme otot keperawatan berkurang. perhatikan keefektifan
 Gerakan fragmen selama  Klien lokasi dan intervensi,
tulang ..... x ...... menunjukkka karakteristik tingkat ansietas
 Alat eksterna jam n sikap nyeri, intensitas dapat
fiksasi diharapkan santai/ (skala 0-10) mempengaruhi
Ditandai dengan : nyeri dapat mampu Perhatikan persepsi atau
DS : teratasi berpartisipasi petunjuk nyeri reaksi terhadap
 Klien mengatakan dengan tepat. non verbal nyeri.
nyeri daerah  Menunjukkan (perubahan
fraktur ketrampilan tanda vital/
DO : relaksasi emosi). Mengurangi
 Expresi wajah dengan tepat.  Pertahankan nyeri dan
tampak tegang  ...................... posisi pergerakan.
 Tampak klien ...... Imobilisasi
kesakitan pada bagian
 Skala nyeri yang sakit
………… dengan tirah Meningkatkan
 Sikap tubuh yang baring, gips, aliran balik
kaku pembebat dan Vena,
 Memegang daerah traksi. menurunkan
nyeri  Tinggikan dan oedema, dan
 Sulit tidur / dukung menurunkan
istirahat ekstremitas nyeri

11
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
 ……….. yang terkena/ Membantu
fraktur. untuk
 Dorong klien menghilangkan
untuk ansietas, pasien
mengungkapka dapat
n/ merasakan
mendiskusikan kebutuhan
masalah untuk
sehubungan menghilangkan
dengan rasa pengalaman
nyeri cedera
Mempetahanka
 Lakukan dan n kekuatan otot
awasi latihan yang sakit dan
rentang gerak memudahkan
aktif/ pasif. resolusi,
imflamasi pada
jaringan yang
 Berikan cedera
alternatif Meningkatkan
tindakan sirkulasi
kenyamanan perifer.
(contoh pijatan
punggung). Membantu
 Dorong Mengurangi
penggunaan rasa nyeri
tehnik
manajemen
stress
(relaksasi,
latihan nafas
dalam,
imajinasi,
visualisasi,
sentuhan Membantu
terapeutik mengurangi
 Berikan obat rasa nyeri
terapi sesuai
dengan indikasi Keluarga bisa
nyeri mengingatkan
 Libatkan jika psien lupa
keluarga saat
penjelasan cara
mengurangi
nyeri
 Resti  Aktual Setelah  Mempertahan  Lakukan Untuk
Disfungsi dilakukan kan perfusi pengkajian mengetahui
neuromuskuler tindakan jaringan yang neurovaskuler, sejauh mana
berhubungan dengan keperawatan adekuat perhatikan perubahan
penurunan aliran darah. selama dibuktikan : perubahan fungsi motorik
Ditandai dengan : ..... x ......  nadi fungsi motorik dan sensorik

12
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
DS : jam resiko teraba dan sensorik.
 ………………… tinggi kuat  Kaji aliran Mengetahui
………… terhadap  Kulit kapiler, warna aliran kapiler
DO : disfungsi hangat kulit, dan
 Keadaan umum neuromuskul dan kehangatan
………… er tidak kering distal pada Untuk
 Kesadaran terjadi  Sensasi fraktur. mengetahui
…………… normal  Observasi perkembangan
 Tanda vital  Tanda tanda vital, kesehatan
TD : …………… vital perhatikan klien.
mmhg stabil tanda-tanda
Nadi : …………  pengelu pucat/ sianosis
x/menit aran umum, Kulit
Suhu : …………º urine dingin dan Menjaga fungsi
C adekuat. perubahan sensorik dan
RR : ……………  ...................... mental motorik
x/menit ................  Ajarkan pasien
 Klien tampak untuk rutin Peran keluarga
kesakitan latihan jari/ membantu
 Klien tampak sendi distal proses
memegang daerah yang cidera penyembuhan
yang nyeri  Libatkan pasien
 Klien tidak mau keluarga saat
melakukan mengajarkan
mobilisasi pada latihan jari /
daerah yang fraktur sendi distal

 Resti  Aktual Setelah  Mempertahan  Kaji derajat Informasiyang


Gangguan mobilitas dilakukan kan/ imobilisasi benar dapat
fisik berhubungan tindakan meningkatkan yang dihasilkan meningkatkan
dengan fraktur/ keperawatan mobilitas oleh cidera/ kemajuan
kerusakan rangka selama pada tingkat pengobatan dan kesehatan
neurovaskuler ..... x ...... paling tinggi perhatikan
DS : jam yang persepsi pasien
 Klien mengatakan Diharapkan mungkin. terhadap
takut melakukan gangguan  Mempertahan imobilisasi.
mobilisasi mobilitas kan posisi  anjurkan Meningkatkan
DO : fisik teratasi yang optimal. perawatan diri kekuatan otot
 Keadaan  Meningkatka dan kebersihan dan sirkulasi
umum :......... n kekuatan/ klien ; contoh ; serta kesehatan
 Kesadaran : ........... fungsi yang mandi, diri.
... sakit bercukur,
 TD : ..............  …………… makan dan Membantu
mmhg …………… minum. prose
 Nadi : .......... X / ……..  Berikan diet penyembuhan
menit tinggi protein, luka
 Suhu : ........ º C karbohidrat,
 RR : .......... X / vitamin dan
menit mineral. Meningkatkan
 Klien tampak  Ajarkan pasien aliran darah ke
kesakitan saat untuk otot, tulang dan

13
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
mobilisasi melakukan mencegah
 Klien tidak mampu aktifitas dengan kontraktur.
melakukan memperhatikan
aktifitas sehari – rentang gerak Berguna dalam
hari pada ektremitas pembuatan
yang sakit aktivitas
 Konsultasi program
dengan ahli latihan
therapi fisik mobilisasi.
atau rehabilitasi Peran keluarga
membantu
 Libatkan proses
keluarga dalam penyembuhan
therafi fisik
atau
rehabilitasi.
 Resti  Aktual Setelah  Menunjukkan  Monitor status Untuk
Kerusakan integritas dilakukan perilaku atau neurovaskuler menentukan
kulit/ jaringan tindakan tehnik untuk ekstremitas intervensi
berhubungan dengan keperawatan mencegah  Ajarkan pasien selanjutnya,
cidera tusuk/ fraktur selama kerusakan untuk mengetahui
terbuka. ..... x ...... kulit/ jaringan melakukan indikasi,
Ditandai dengan : jam resiko  Memudahkan aktifitas sesuai keefektifan
DS : tingi penyembuhan dengan intruksi intervensi dan
 ………………… kerusakan sesuai dengan atau indikasi terapi yang
… integritas indikasi.  Anjurkan diberikan.
DO : kulit/  Mencapai melakukan Meminimalkan
 Keadaan umum jaringan penyembuhan aktifitas sesuai risiko
………… tidak terjadi luka sesuai indikasi terjadinya
 Kesadaran dengan  Kolaborasi kerusakan kulit
…………… kriteia waktu. dengan dokter Meningkatkan
 Tanda vital  …………… bila timbul ; sirkulasi dan
TD : …………… …………… - Nyeri menurunkan
mmhg ……… menetap yang tidak pengumpulan
Nadi : ………… hilang dengan darah,
x/menit analgesik. khususnya
Suhu : …………º - Sianosis pada pada
C dasar kuku, hilang ekstremitas
RR : …………… sensasi bawah.
x/menit  Libatkan Mempercepat
 Adanya sianosis keluarga saat proses
 Klien tampak mengajarkan penyembuhan.
kesakitan aktifitas.
 Skala nyeri ………
Peran keluarga
membantu
proses
penyembuhan

14
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
 Resti  Aktual Setelah  Tanda vital  Kaji tanda vital Untuk
Infeksi berhubungan dilakukan klien dalam klien secara mengetahui
dengan tidak tindakan batas normal. rutin perkembangan
adekuatnya pertahanan keperawatan  Dapat (perhatikan kesehatan klien
primer, prosedur selama mencapai peningkatan Untuk
invasif. ..... x ...... penyembuhan suhu). mengetahui
Ditandai dengan : jam luka sesuai  Observasi tanda-tanda
DS : diharapkan dengan waktu adanya infeksi
 ………………… resiko tinggi  Bebas inflamasi dan Untuk
…… terhadap drainase pengeluaran mengetahui
DO : infeksi tidak purulen atau drainase adanya tanda-
 Tanda vital : terjadi eritema dan purulen. tanda infeksi
TD : edema  inspeksi kulit
……………  ...................... adanya iritasi Mencegah atau
mmhg ...... atau robekan membantu
Nadi : ………… kontuinitas. mengobati
x/menit  Pemberian infeksi
Suhu : ………… antibiotik Untuk
ºC topikal. mengetahui
RR :  Anjurkan tanda-tanda
…………… menyampaikan infeksi
x/menit kepada tim
 Tanda infeksi pada medis apabila
luka operasi ada keluhan Perawatan luka
 Hasil labolatorium tanda-tanda yang benar
meningkat infeksi mencegah
 Beri penjelasan terjadinya
ke pasien infeksi
tentang
perawatan luka Peran keluarga
untuk membantu
mencegah mengurangi
infeksi kecemasan
 Libatkan menghadapi
keluarga saat operasi
melakukan
persiapan
pembedahan
 Resti  Aktual Setelah  Tanda  Kaji tingkat Mendefinisika
Ansietas berhubungan dilakukan vital ansietas, catat n masalah dan
dengan tindakan dalam perilaku pasien pengaruh
 Kurangnya keperawatan batas (gelisah, tidak pilihan
pengetahuan selama normal. kontak mata, intervensi.
tentang prosedur ..... x ......  Pasien peka rangsang,
tindakan operasi, jam menunju menolak )
Inteprestasi diharapkan kkan  Berikan
informasi ansietas rileks. lingkungan Menenangkan
 Perpisahan pasien dapat  Melapor yang tenang, dan
dengan keluarga. berkuarang kan dan anjurkan menurunkan
Ditandai dengan : atau hilang ansietas tetap rileks ansietas
DS : dapat  Berikan

15
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
 ……………… ditangan kesempatan
DO : i untuk Menenangkan
 Tanda vital  Pasien mengungkapka dan
TD : ........... menyata n pertanyaan, menurunkan
mmhg kan siap dan berikan ansietas karena
Nadi : ......... untuk umpan balik ketidaktahuan
x/menit dioperas  Bantu pasien dan atau takut
Suhu : ......... º C i. dalam menjadi
RR : ...........  .............. menemukan kesepian.
x/menit ......... mekanisme Menenangkan
 Expresi wajah OT koping yang dan
klien tampak efektif untuk menurunkan
tegang menghadapi ansietas karena
 OT klien bertanya ansietas ketidaktahuan
tentang operasi  Libatkan dan atau takut
yang akan keluarga/ orang menjadi
dilakukan terdekat pasien kesepian.
untuk
memberikan Peran keluarga
perhatian. membantu
 Jelaskan mengurangi
mengenai ansietas
prosedur
persiapan
pembedahan, Membantu
dan berikan memfokuskan
penjelasan kembali
secara perhatian,
akurat,dan meningkatkan
nyata tentang relaksasi dan
tindakan yang dapat
akan dilakukan. meningkatkan
 Berikan obat kemampuan
sesuai dengan koping.
indikasi ;
sedative Membuat
 ......................... pasien lebih
................. relaksasi

Intra Operasi Setelah  Pasien bebas  Kaji apakah Mendefinisika


 Resti  Aktual dilakukan dari cidera pasien n masalah dan
Cidera posisi operatif tindakan selama mempunyai pengaruh
berhubungan dengan keperawatan operasi ; factor resiko pilihan
 Kebutuhan posisi selama seperti luka sebelumnya, intervensi.
pembedahan dan ..... x ...... bakar, injury, mis :
pemasangan jam pada dislokasi kedinginan,
elektro medik fase intra sendi,dll luka bakar,
 Kehilangan sensori operatif,  …………… injury. Mendefinisika
protektif sekunder diharapkan ……………  Kaji kondisi n masalah dan
terhadap anestesi. resiko tidak … pasien seperti pengaruh
Ditandai dengan : terjadi kemampuan pilihan

16
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
DS : rentang gerak, intervensi.
 ………………… abnormalitas
… fisik, status
DO : sirkulasi. Mendefinisika
 Adanya luka  Kaji ulang n masalah dan
bakar pada bagian keluhan pasien pengaruh
…………… post operasi pilihan
 Kehilangan intervensi.
sensori pada  Pindahkan Menghindari
bagian .......... pasien dengan terjadinya jatuh
 Terdapat brankart sesuai
kelemahan pada prosedur Menghindari
organ .........  Kurangi terjadinya
 Terpasangnya kerentaan cedera
alat- alat terhadap cidera
elektromedik jaringan/
 Posisi klien saat anggota tubuh :
operasi  Luruskan
……………… leher dan
 ...................... tulang
belakang
secara
bersamaan
 Jangan
abdusikan
sendi
lebih dari
90◦
 Pasang
alat
elektrome
dik;
eletrokoag
ulasi
sesuai Menghindari
dengan terjadinya
protocol cedera
 Selalu minta
ijin kepada ahli
anestesi, untuk
memindahkan
Pasien /
merubah posisi
pasien yang
sudah Mengetahui
dianestesi salah satu
 Jelaskan ke resiko dari
pasien tentang pembedahan
efek dari
penekanan
yang lama saat

17
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
pembaringan Keluar tahu
 Libatkan tentang kondisi
keluarga saat pasien pasca
penjelasan efek anathesi
anasthesi
 Resti  Aktual Setelah  Klien  Kaji nyeri, Untuk
Nyeri berhubungan dilakukan menyatakan catat lokasi, memulihkan
dengan tindakan nyeri hilang/ karakteristik, pengawasan
 Terputusnya keperawatan berkurang. beratnya (0- keefektifan
kontinuitas selama  Klien rilek, 10), selidiki intervensi,
jaringan efek ..... x ...... dapat tidur/ dan laporkan tingkat ansietas
incisi pembedahan jam istirahat perubahan dapat
 Spasme otot diharapkan dengan nyeri dengan mempengaruhi
 Alat interna Nyeri dapat tenang tepat. persepsi atau
fiksasi. hilang atu  Menunjukkan  Tinggikan dan reaksi terhadap
Ditandai dengan : terkontrol penggunaan dukung nyeri.
DS : ketrampilan ekstremitas Meningkatkan
 Klien mengatakan relaksasi yang terkena/ aliran balik
nyeri daerah luka dalam terpasang alat Vena,
operasi Aktivitas fiksasi (sesuai menurunkan
DO : terapeutik kebutuhan) oedema, dan
 Expresi wajah sesuai dengan  Pertahankan menurunkan
tampak tegang indikasi posisi nyeri
 Tampak klien untuk situasi imobilisasi Mengurangi
kesakitan individu pada Bagian nyeri dan
 Skala nyeri  ...................... yang Terpasang pergerakan
………… .. alat Fiksasi,
 Sikap tubuh yang terpasang
kaku bebat/ gips
 Memegang daerah  Dorong/ Bantu
operasi melakukan Mempetahanka
 Sulit tidur / ambulasi dini n kekuatan otot
istirahat sesuai kondisi/ yang sakit dan
program. memudahkan
resolusi,
 Berikan imflamasi pada
alternatif jaringan yang
tindakan cedera
kenyamnan, Meningkatkan
mis pijatan sirkulasi
pungggung, perifer.
perubahan
posisi. 
 Dorong
penggunaan
tehnik
manajemen
stress
(relaksasi,
latihan nafas
dalam,

18
TGL PERENCANAAN
NO DITEGAK
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA RASIONAL
DX KAN dan TUJUAN
HASIL TINDAKAN
NAMA
imajinasi,
visualisasi,
sentuhan
terapeutik)
 Berikan obat
sesuai dengan
indikasi ;
narkotik
analgesik non
narkotik,
NSAID injeksi,
dan relaksan
otot.
 Libatkan
keluarga saat
penjelasan cara
mengurangi
nyeri
 Resti  Aktual Setelah  Klien  Kaji tingkat Mendefinisikan
Kurang pengetahuan dilakukan memahami pengetahuan masalah dan
klien berhubungan tindakan proses klien (lihat pengaruh
dengan kurang keperawatan penyakit reaksi/ ekspresi pilihan
informasi selama  Klien wajah klien). intervensi.
Ditandai dengan : ...... x ...... memehai  Dorong  Menenangkan
DS : jam prosedur aktifitas sesuai dan
 ………………… diharapkan pengobatan toleransi menurunkan
……… Masalah  Klien dapat dengan periode ansietas
DO : kurang secara aktif/ istirahat  Menenangkan
 Tampak klien pengetahuan kooperatif  Diskusikan dan dan
bertanya terus dapat teratasi dalam ajarkan menurunkan
 Pernyataan salah melakukan perawatan luka ketidaktahuan
persepsi perawatan operasi,pertaha  Peran keluarga
 Kurang kooperatif pasca operasi. nan alat fiksasi membantu
saat mengikuti  ……………  Libatkan proses
instruksi …………… keluarga saat penyembuhan
 ………………… …… mengajarkan luka
……………… cara perawatn  dapat menilai
luka keadaan luka
 Jadwalkan
control ke
dokter sesuai
intruksi

BAB III.
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

19
FORMAT PENGKAJIAN KAMAR BEDAH
RUMAH SAKIT HERMINA JATINEGARA

1. Identitas Pasien
 Nama Pasien : Tn. H
 No. CM : A.45.53.51
 Tgl lahir/ Umur : 63 tahun / 12-02-1951
 Agama : Kristen
 Pendidikan : SMA
 Suku/ bangsa : Indonesia
 Alamat : Jl.Raya Otista, Jakarta Timur
2. Identitas Orang Tua/ Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 38 thn
c. Agama : Kristen
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Hubungan dengan pasien : Anak pasien
g. Alamat : Jl. Raya Otista, Jakarta Timur

Tanggal Pengkajian : 18-05-2021


Diagnosa Medis : Close fraktur femur 1/3 distal sinistra

PRE OPERASI
Keluhan Utama/alasan masuk :
Pasien mengatakan nyeri pada paha sebelah kiri dan lebam yang tulangnya
patah dan takut menghadapi operasi

20
Riwayat Penyakit : □ DM □ Asma Hepatitis □ Jantung □ Hipertensi □
HIV □non reaktif
Hipertensi : ada
Riwayat Operasi/anestesi : tidak ada
Komplikasi operasi/anestesi yang lalu :tidak ada
Riwayat Alergi : tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : □ DM □ Asma □ Hepatitis □ Jantung □
Hipertensi □ HIV □…………
Indikasi Operasi :
Closed Fracture femur 1/3 distal Sinistra
Jenis Operasi : 18.30
ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,7C Nadi : 90 x/mnt Respirasi :18 x/mnt
TD : 140/90 mmHg BB : 62 kg
TB : 165 Cm , Golongan Darah : O Rhesus : (+) /
positif

3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL
□ Status Emosional
□ Tenang  Bingung Kooperatif □ Tidak Kooperatif □ Menangis
□ Menarik diri
□ Data Kecemasan Pasien/Orang Tua terhadap kondisi pasien
Tingkat Kecemasan : □ Tidak Cemas  Cemas
Skala Cemas : □ 0 = Tidak cemas
□ 1 = Mengungkapkan kerisauan
 2 = Tingkat perhatian tinggi
□ 3 = Kerisauan tidak berfokus
□ 4 = Respon simpate-adrenal
□ 5 = Panik

21
Tingkat pengetahuan : □ Ps/OT jarang bertanya tentang kondisi
pasien
 Ps/OT sering bertanya tentang kondisi
pasien
□ Ps/OT sering mengulang-ulang pertanyaan
yang sama
□ Ps tampak terlihat bingung
Pengetahuan tentang penyakit :
□ Ps/OT mengerti tentang penyakit yang diderita,pengobatan,dan
perawatan
 Ps/OT tidak mengerti tentang penyakit yang diderita, pengobatan dan
perawatan
□ Ps/OT lupa dengan informasi yang pernah didapat tentang penyakit yang
diderita, pengobatan dan perawatan

Skala Nyeri menurut VAS ( Visual Analog Scale )

Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:


Normal
Jika Tidak normal, jelaskan
YA TIDAK
Kepala 
Leher 
Dada 
Abdomen 

22
Genitalia 
Integumen 
Ekstremitas  Terdapat fraktur di femur kiri

Hasil Data Penunjang

Laboratorium :

Haemoglobin : 11,7 g/dl


Hematokrit : 33,5 %
Leukosit : 6.800 /mm3
Trombosit : 164.000 /mm3
BT : 2’30’’
CT : 8’30’’
GDS : 143 ml/dl
Ureum : 28,9 mg/dl
Kreatinin : 1,0 mg/dl
Asam Urat : 5,2 mg/dl
Natrium : 135,10 mmol/L
Kalium : 3,84 mmol/L
Chlorida : 101,70 mmol/L

EKG : Sinus Rhytm


Rontgen : - Thorax : Tidak Tampak KP aktif
- femur : Fraktur pada os femur sinistra 1/3 distal
INTRA OPERASI

1. Anastesi dimulai jam 18.30 WIB


2. Pembedahan dimulai jam 18.45 WIB
3. Jenis anastesi :
 Spinal □ Umum/general anastesi □ Lokal □ Nervus blok □……………
4. Posisi operasi :

23
 terlentang □ litotomi □ tengkurap/knee chees □ lateral : □ kanan □ kiri □
lain lain…………….
5. Lokasi pemasangan patient plate :
□ di bawah bokong  Di bawah betis kanan □ ………………….
6. Integritas kulit sebelum pemasangan plate :
 utuh □ Tidak utuh…………………………
7. Catatan Anestesi :
8. Pemasangan alat-alat :
Airway : □ Terpasang ETT no :........ □ Terpasang LMA no:........ □ OPA 
O2 Nasal □ …………….
TTV : Suhu : 36,4C , Nadi : 122 x/mnt, ( Teraba  kuat, □
Lemah,  teratur, □ tidak teratur
RR : 18 x/mnt, TD : 131/92 mmHg, Saturasi O2 : 99%
9. Cairan Masuk Cairan Keluar
□ Infus : □ Kristaloid : 1000 cc □ Urine : 200 cc
□ Koloid : 0 cc □ Perdarahan : 100 cc □ Tranfusi : 0 cc
□ Total Cairan Keluar : 300 cc □ Balance Cairan : (+) 700cc

Perawat yang Mengkaji

( Br. A )

24
POST OPERASI

Pasien pindah ke :

 Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam___________Wib

 RR , jam 20.05 Wib

 Keluhan saat di RR : □ Mual □ Muntah □ pusing □ Nyeri luka operasi

 Kaki terasa baal □ Menggigil □………………

 Keadaan Umum : □ Baik  Sedang □ Sakit berat

 TTV :

 Suhu : 36,8oC, Nadi : 89 x/mnt, Rr : 18 x/mnt,

TD : 132/83 mmHg, Sat O2 : 99 %

 Kesadaran :  CM □ Apatis □ Somnolen □ Sopor □ Coma

Perawat RR

( Br. A )
B. Diagnosa keperawatan
Pre op
1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang; edema
dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi/ mobilisasi, stress, anxietas
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
3. Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
Intra op
4. Cidera posisi operatif berhubungan dengan Kebutuhan posisi pembedahan
dan pemasangan elektro medic
Post op
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan efek pembiusan

25
C. Perencanaan Keperawatan
TGL PERENCANAAN TGL
DITEGAKK TERATASI
NO
DIAGNOSA AN dan KRITERIA RENCANA dan
DX TUJUAN
NAMA HASIL TINDAKAN NAMA
PERAWAT PERAWAT
I  Resti  Aktual Br. A Setelah Klien Kaji keluhan nyeri/
Nyeri berhubungan dilakukan menyatakan ketidak nyamanan,
dengan Spasme otot tindakaan nyeri hilang/ perhatikan lokasi
Gerakan fragmen keperawatan berkurang. dan karakteristik
tulang selama Klien nyeri, intensitas
Alat eksterna fiksasi ..1... x ..1.... menunjukkkan (skala 0-10)
Ditandai dengan : jam sikap santai/ Perhatikan
DS : diharapkan mampu petunjuk nyeri non
Klien mengatakan nyeri dapat berpartisipasi verbal (perubahan
nyeri daerah fraktur teratasi dengan tepat. tanda vital/ emosi).
DO : Menunjukkan Pertahankan posisi
Expresi wajah tampak ketrampilan Imobilisasi pada
tegang relaksasi bagian yang sakit
Tampak klien dengan tepat. dengan tirah
kesakitan ........................ baring, gips,
Skala nyeri :5 .... pembebat dan
Sikap tubuh yang traksi.
kaku Tinggikan dan
Memegang daerah dukung ekstremitas
nyeri yang terkena/
Sulit tidur / istirahat fraktur.
……….. Dorong klien untuk
mengungkapkan/
mendiskusikan
masalah
sehubungan
dengan rasa nyeri
Lakukan dan awasi
latihan rentang
gerak aktif/ pasif.
Berikan alternatif
tindakan
kenyamanan
(contoh pijatan
punggung).
Dorong
penggunaan tehnik
manajemen stress
(relaksasi, latihan
nafas dalam,
imajinasi,
visualisasi,
sentuhan terapeutik
, kolaborasi dengan
dpjp untuk
pemberian obat

26
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL TINDAKAN
NAMA NAMA
anti nyeri.
Melibatkan
keluarga saat
penjelasan cara
mengurangi nyeri
II  Resti  Aktual Br. A Setelah Mempertahank Kaji derajat
Gangguan mobilitas dilakukan an posisi yang imobilisasi yang
fisik berhubungan tindakan optimal. dihasilkan oleh
dengan fraktur/ keperawatan Meningkatkan cidera/ pengobatan
kerusakan rangka selama kekuatan/ dan perhatikan
neurovaskuler ...1.. x ...2... fungsi yang persepsi pasien
DS : jam sakit terhadap
Klien mengatakan Diharapkan ……………… imobilisasi.
takut melakukan gangguan ……………… Bantu perawatan
mobilisasi mobilitas fisik .. diri dan kebersihan
DO : teratasi klien ; contoh ;
Keadaan umum : ps mandi, bercukur,
tampak kesakitan makan dan minum.
Kesadaran : cm Berikan diet tinggi
TD : ....140/90 mmhg protein,
Nadi : 90 X / menit karbohidrat,
Suhu : 36,7 º C vitamin dan
RR : 18X / menit mineral.
Klien tampak Ajarkan pasien
kesakitan saat untuk melakukan
mobilisasi aktifitas dengan
Klien tidak mampu memperhatikan
melakukan aktifitas rentang gerak pada
sehari – hari ektremitas yang
sakit
Konsultasi dengan
ahli therapi fisik
atau rehabilitasi
Libatkan keluarga
dalam therafi fisik
atau rehabilitasi.

III  Resti  Aktual Br. A Setelah Tanda vital Kaji tingkat


Ansietas berhubungan dilakukan dalam batas ansietas, catat
dengan tindakan normal. perilaku pasien
Kurangnya keperawatan Pasien (gelisah, tidak
pengetahuan tentang selama menunjukkan kontak mata, peka
prosedur tindakan ..... x ...... jam rileks. rangsang,
operasi, Inteprestasi diharapkan Melaporkan menolak )
informasi ansietas pasien ansietas dapat Berikan
Perpisahan dengan dapat ditangani lingkungan yang
keluarga. berkuarang Pasien tenang, dan
Ditandai dengan : atau hilang menyatakan anjurkan tetap
DS : siap untuk rileks
Ps sering bertanya dioperasi. Berikan
tentang oprasi yg akan ....................... kesempatan untuk

27
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL TINDAKAN
NAMA NAMA
dilakukan mengungkapkan
DO : pertanyaan, dan
Tanda vital berikan umpan
TD : 140/90 mmhg balik
Nadi : 90 x/menit Bantu pasien
Suhu : 36,7 º C dalam menemukan
RR : 18 x/menit mekanisme koping
Pasien dan keluarga yang efektif untuk
tampak sering menghadapi
bertanya tentang ansietas
tindakan oprasi yang Libatkan keluarga/
akan di lakukan. orang terdekat
pasien untuk
memberikan
perhatian.
Jelaskan mengenai
prosedur persiapan
pembedahan, dan
berikan penjelasan
secara akurat,dan
nyata tentang
tindakan yang akan
dilakukan.
Berikan obat sesuai
dengan indikasi ;
sedative
IV Intra Operasi Br. A Setelah Pasien bebas
 Resti  Aktual dilakukan dari cidera Kaji apakah pasien
Cidera posisi operatif tindakan selama operasi mempunyai factor
berhubungan dengan keperawatan ; seperti luka resiko sebelumnya,
Kebutuhan posisi selama bakar, injury, mis : kedinginan,
pembedahan dan ..... x ...... jam dislokasi luka bakar, injury.
pemasangan elektro pada fase intra sendi,dll Kaji kondisi pasien
medik operatif, ……………… seperti kemampuan
Kehilangan sensori diharapkan …………… rentang gerak,
protektif sekunder resiko tidak abnormalitas fisik,
terhadap anestesi. terjadi status sirkulasi.
Ditandai dengan : Kaji ulang keluhan
DS : pasien post operasi
Pasien mengatakan Pindahkan pasien
kaki tidak bias dengan brankart
digerakkan sesuai prosedur
DO : Kurangi kerentaan
Kehilangan sensori terhadap cidera
pada bagian jaringan/ anggota
extremitas bawah. tubuh :
Terpasangnya alat- Luruskan leher dan
alat tulang belakang
elektromedik(pasien secara bersamaan
plat,elektroda) Jangan abdusikan
Posisi klien saat sendi lebih dari 90◦

28
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA RENCANA
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL TINDAKAN
NAMA NAMA
operasi Pasang alat
elektromedik;
eletrokoagulasi
sesuai dengan
protocol
Selalu minta ijin
kepada ahli
anestesi, untuk
memindahkan
Pasien / merubah
posisi pasien yang
sudah dianestesi
Jelaskan ke pasien
tentang efek dari
penekanan yang
lama saat
pembaringan
Libatkan keluarga
saat penjelasan
efek anasthesi
V Resti Aktual Br A Setelah TTV dalam Observasi
Perdarahan dilakukan batas normal, TTV,observasi
berhubungan dengan tindakan konjungtiva intake output, cek
tendakan oprasi opratif selama ananemis,urine lab post op, kaji
DS : (-) 1x2 jam dalam batas perdarah intra
DO : kaki pasien diharapkan normal (130cc) oprasi,kolaborasi
tampak fraktur pada masalah dengan tim medis
1/3 distal sinistra, perdarahan untuk menyiapkan
perdarahan kurang intra opratif sediaan darah
lebih 300cc dapat teratasi
sebagiian
VI Post opratif Br A Setelah TTV dalam Observasi TTV
Resti Aktual dilakukan batas normal, dan KU
Intoleransi aktifitas tindakan konjungtiva Ajarkan untuk
berhubungan dengan keperawatan ananemis,urine rom,melibatkan
pembiusan (spinal selama 1x3 dalam batas keluarga untuk
anastesi) jam normal membantu ps
diharapkan (130cc),kaki dalam mobilisasi
intoleransi sudah bisa bertahap,kolaboras
aktifitas digerakkan i dengan tim medis
teratasi bila terjadi hal
sebagian yang tidak
diharapkan

D. Implemetasi Keperawatan

29
TGL PERENCANAAN TGL
DITEGAKK TERATASI
NO
DIAGNOSA AN dan KRITERIA TINDAKAN dan
DX TUJUAN
NAMA HASIL KEPERAWATAN NAMA
PERAWAT PERAWAT
 Resti  Aktual Setelah Klien  Mengkaji
Nyeri berhubungan dilakukan menyatakan keluhan nyeri/
dengan tindakaan nyeri hilang/ ketidak
Gerakan fragmen keperawatan berkurang. nyamanan,
tulang selama Klien perhatikan
1 x 24 jam menunjukkkan lokasi dan
Ditandai dengan : diharapkan sikap santai/ karakteristik
I DS : 19/05/2021 nyeri dapat mampu nyeri, intensitas 20/05/2021
Klien mengatakan 18.30 teratasi berpartisipasi (skala 0-10) 20.00
nyeri daerah Br. A dengan tepat. Perhatikan Br. A
fraktur Menunjukkan petunjuk nyeri
DO : ketrampilan non verbal
Expresi wajah relaksasi (perubahan
tampak tegang dengan tepat. tanda vital/
Tampak klien emosi).
kesakitan  Mempertahank
Skala nyeri 6-7 an posisi
Sikap tubuh yang Imobilisasi
kaku pada bagian
Memegang daerah yang sakit
nyeri dengan tirah
Sulit tidur / baring, gips,
istirahat pembebat dan
traksi.
 Meninggikan
dan dukung
ekstremitas
yang terkena/
fraktur.
 Mendorong
klien untuk
mengungkapka
n/
mendiskusikan
masalah
sehubungan
dengan rasa
nyeri
 Melakukan dan
awasi latihan
rentang gerak
aktif/ pasif.
 Memberikan
alternatif
tindakan
kenyamanan
(contoh pijatan
punggung).
 Melakukan
penkes dan

30
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA TINDAKAN
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL KEPERAWATAN
NAMA NAMA
Mendorong
penggunaan
tehnik
manajemen
stress
(relaksasi,
latihan nafas
dalam,
imajinasi,
visualisasi,
sentuhan
terapeutik
 Selidiki adanya
keluhan nyeri
yang tidak
biasa/ tiba-tiba
atau dalam,
lokasi
progresif,
buruk yang
tidak hilang
dengan
analgetik.
 Berikan obat
terapi sesuai
dengan indikasi
nyeri
 Libatkan
keluarga saat
penjelasan cara
mengurangi
nyeri
II  Aktual Setelah Mempertahanka  Mengkaji
Gangguan dilakukan n meningkatkan derajat
mobilitas fisik tindakan mobilitas pada imobilisasi
berhubungan keperawatan tingkat paling yang dihasilkan
dengan fraktur/ selama tinggi yang oleh cidera/
kerusakan rangka 1 x 24 jam mungkin. pengobatan dan
neurovaskuler Diharapkan Mempertahanka perhatikan
DS : gangguan n posisi yang persepsi pasien
Klien mengatakan 19/05/2021 mobilitas fisik optimal. terhadap
takut melakukan 18.30 tidak teratasi. Mampu imobilisasi.
mobilisasi Br. A melakukan  Membantu
DO : aktifitas perawatan diri
Keadaan umum : dan kebersihan
sedang klien
Kesadaran : CM  Mengajarkan
TD : 140/90 mmhg pasien untuk
Nadi : 97 X / menit melakukan
Suhu : 36,5 º C aktifitas dengan
RR : 18 X / menit memperhatikan

31
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA TINDAKAN
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL KEPERAWATAN
NAMA NAMA
Klien tampak rentang gerak
kesakitan saat pada ektremitas
mobilisasi yang sakit
Klien tidak mampu  Melibatkan
melakukan aktifitas keluarga dalam
sehari – hari therafi fisik
atau
rehabilitasi.
 Aktual  Mengkaji
Ansietas Setelah Tanda vital tingkat
berhubungan dilakukan dalam batas ansietas, catat
dengan tindakan normal. perilaku pasien
Kurangnya keperawatan Pasien (gelisah, tidak
pengetahuan selama menunjukkan kontak mata,
tentang prosedur 1 x 2 jam rileks. peka rangsang,
II tindakan operasi, 19/05/2021 diharapkan Melaporkan menolak ) 19/05/2021
Inteprestasi 18.30 ansietas pasien ansietas dapat  Memberikan 20.00
informasi Br. A dapat ditangani lingkungan Br. A
Perpisahan dengan berkuarang Pasien yang tenang,
keluarga. atau hilang menyatakan dan anjurkan
Ditandai dengan : siap untuk tetap rileks
DS : dioperasi.  Memberikan
Pasien mengatakan kesempatan
cemas akan untuk
dilakukan operasi mengungkapka
DO : n pertanyaan,
Tanda vital dan berikan
TD : 140/90 mmhg umpan balik
Nadi : 90 x/menit  membantu
Suhu : 36,5 º C pasien dalam
RR : 18 x/menit menemukan
Expresi wajah OT mekanisme
klien tampak koping yang
tegang efektif untuk
OT klien bertanya menghadapi
tentang operasi ansietas
yang akan  melibatkan
dilakukan keluarga/ orang
terdekat pasien
untuk
memberikan
perhatian.
 menjelaskan
mengenai
prosedur
persiapan
pembedahan,
dan berikan
penjelasan
secara
akurat,dan

32
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA TINDAKAN
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL KEPERAWATAN
NAMA NAMA
nyata tentang
tindakan yang
akan dilakukan.
Intra Operasi Setelah Pasien bebas  mengkaji
 Resti dilakukan dari cidera apakah pasien
Cidera intra tindakan selama operasi mempunyai
operatif keperawatan ; seperti luka factor resiko
berhubungan selama bakar, injury, sebelumnya,
dengan 1 x 2 jam pada dislokasi mis :
Kebutuhan posisi fase intra sendi,dll kedinginan,
pembedahan dan operatif, luka bakar,
III pemasangan 19/105/2021 diharapkan injury.
elektro medik 18.30 resiko tidak  mengkaji
Kehilangan sensori Br. A terjadi kondisi pasien
protektif sekunder seperti
terhadap anestesi. kemampuan
Ditandai dengan : rentang gerak,
DS : abnormalitas
Pasien mengatakan fisik, status
kaki tidak terasa sirkulasi.
dan tidak bisa  mengkaji ulang
digerakan keluhan pasien
DO : post operasi
Kehilangan sensori  memindahkan
pada bagian kaki pasien dengan
Terdapat brankart sesuai
kelemahan pada prosedur
organ kaki  mengurangi
Terpasangnya alat- kerentaan
alat elektromedik terhadap cidera
Posisi klien saat jaringan/
operasi supine anggota tubuh :
 Luruskan leher
dan tulang
belakang secara
bersamaan
 Jangan
abdusikan
sendi lebih dari
90◦
 Pasang alat
elektromedik;
eletrokoagulasi
sesuai dengan
protocol
 Selalu minta
ijin kepada ahli
anestesi, untuk
memindahkan
Pasien /
merubah posisi

33
TGL PERENCANAAN TGL
NO DITEGAKK TERATASI
DIAGNOSA KRITERIA TINDAKAN
DX AN dan TUJUAN dan
HASIL KEPERAWATAN
NAMA NAMA
pasien yang
sudah
dianestesi
 menjelaskan ke
pasien tentang
efek dari
penekanan
yang lama saat
pembaringan
 Melibatkan
keluarga saat
penjelasan efek
anasthesi
Observasi
Resti Aktual Setelah TTV dalam TTV,observasi
IV Perdarahan dilakukan batas normal, intake output, cek
berhubungan Br A tindakan konjungtiva lab post op, kaji
dengan tendakan opratif selama ananemis,urine perdarah intra
oprasi 1x2 jam dalam batas oprasi,kolaborasi
DS : (-) diharapkan normal (130cc dengan tim medis
DO : kaki pasien masalah untuk menyiapkan
tampak fraktur perdarahan sediaan darah
pada 1/3 distal intra opratif
sinistra, perdarahan dapat teratasi
kurang lebih 300cc sebagiian
Post opratif Setelah . Observasi TTV dan
Resti Aktual dilakukan TTV dalam KU
Intoleransi aktifitas tindakan batas normal, Ajarkan untuk
V berhubungan Br A keperawatan konjungtiva rom,melibatkan
dengan pembiusan selama 1x3 ananemis,urine keluarga untuk
(spinal anastesi) jam diharapkan dalam batas membantu ps dalam
intoleransi normal mobilisasi
aktifitas (130cc),kaki bertahap,kolaborasi
teratasi sudah bisa dengan tim medis
sebagian digerakkan bila terjadi hal yang
tidak diharapkan

E. Evaluasi Keperawatan

34
S : Pasien mengatakan sudah lebih tenang setelah operasi, luka operasi
mulai terasa nyeri, masih sulit untuk melakukan mobilisasi, tidak ada
keluhan nyeri sendi, dan tidak tahu tentang perawatan luka
O : K/U sedang kesadaran CM,GCS 15, pasien tampak lebih tenang, skala
cemas 0,tampak juga kadang-kadang meringis kesakitan, skala nyeri
4-5, tidak tampak adanya luka bakar dan nyeri sendi, pasien masih
perlu dibantu untuk mobilisasi, akral hangat, S:37 º c, nadi teraba kuat
teratur HR:98 x/mnt, TD:140/90 terdapat luka post orif di 1/3 femur
distal sinistra
A : Dx I. Nyeri pre op berhungan dengan gerakan fragmen tulang teratasi
Dx II. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
prosedur tindakan pembedahan teratasi Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan adanya fraktur/ kerusakan rangka teratasi
sebagian
Dx III. Resti cedera intra operasi berhubungan dengan pemasangan
alat elektromedik tidak terjadi
Dx IV. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan opratif.
Dx V. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan proses pembiusan
(spinal anastesi)

P : intervensi Dx II, V, VI dilanjutkan

35
BAB IV.
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Setelah kita membahas antara pengkajian teori dan pengkajian dalam kasus,
tidak ditemukan kesenjangan

B. Diagnosa keperawatan
Pada pembahasan diagnosa keperawatan didapatkan diagnosa keperawatan
sesuai kasus ada 5 diagnosa, sedangkan pada kasus teori ada 8 diagnosa. 3
diagnosa tidak muncul karena data tidak mendukung pada kasus, diantaranya:
- Risiko tinggi disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah, edema, pembentukan thrombus, hypovolemia
- Kerusakan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan cedera tusuk/
fraktur terbuka
- Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer; kerusakan kulit; trauma jaringan; prosedur invasive

C. Perencanaan
Pada perncanaan antara perencanaan teori dan kasus tidak ada kesenjangan.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang didapatkan di teori tidak ada kesenjangan karena dilakukan
sesuai dengan intervensi yang ada.

E. Evaluasi
Tidak semua masalah keperawatan dapat teratasi semua di kamar operasi.

36
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai
jenis dan luasnya yang terjadi jika tulang di kenai stress yang lebih besar
seperti trauma atau tenaga fisik. Fraktur disebabkan oleh trauma langsung,
trauma tidak langsung, proses penyakit, tekanan, otot. Penanganan fraktur
biasanya dilakukan dengan rekognisi, reduksi, reposisi, dan rehabilitasi
Fraktur adalah masalah yg akhir-akhir ini yang sangat banyak menyita
perhatian masyarakat, banyak terjadinya kecelakaan lalu lintas yang sebagian
korbannya banyak mengalami fraktur. Banyak juga kejadian alam yang tidak
terduga yang banyak menyebabkan fraktur. Banyak sekali untuk penanganan
fraktur ini tidak tepat, contohnya ada seorang yang mengalami fraktur tetapi
karena kurangnnya informasi untuk menanganinya ia akan pergi ke
pengobatan alternative atau dukun tulang, karena gejalanya mirip dengan
orang terkilir

B. Saran
1. Penatalaksanaan tindakan keperawatan hendaknya dapat melanjutkan dan
mempertahankan tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
2. Pasien dan keluarga diharapkan dapat mendukung proses keperawatan dan
pengobatan pada pasien dalam mematuhi pengobatan.
3. Untuk perawat
a. Dapat melaksanakan asuhan keperawatan pasien post op orif fraktur
Tibia, perawat harus rutin merawat luka agar tidak terjadi infeksi.
b. Disarankan untuk memberi nutrisi yang mencukupi, misalnya makanan
tinggi protein karena dapat mempercepat proser penyembuhan luka.
4. Untuk keluarga / orang tua
a. Dukungan keluarga sangat bagus untuk meningkatkan kesehatan dan
memberikan motifasi pasien dengan banyak makanan yang

37
mengandung protein dan tidak dianjurkan untuk menghindari
makanan-makanan tertentu.
b. Melanjutkan perawatan mandiri setelah pulang dari rumah sakit
dengan mengontrol kesehatan secara rutin, dan mematuhi dalam
minum obat sesuai advis dari dokter.
5. Informasikan kepada para calon peserta diklat agar mempersiap semua
perihal yang dibahas pada saat diklat
6. Untuk ujian post test diusahakan cukup satu kali

38

Anda mungkin juga menyukai