Oleh :
b. Manifestasi Klinik
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi,
hemotoma dan edema.
2. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
3. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering salingmelengkapi satu sama
lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1-2 inci)
4. Krepitasi akibat gesekan antra fragmen satu dnegan yang lainnya
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya terjadi setelah beberapa
jam atau hari setelah cedera.
c. Patofisiologi
Fraktur pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam
tubuh,yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolik patologik.Kemampuan otot
mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh
darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun
maka terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan
poliferasi menjadi edemlokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau
tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat 13 menimbulkan gangguan rasa
nyaman nyeri. Selain itu, dapat mengenai tulang dan terjadi neurovascular yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Disamping itu, fraktur
terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi
terkontaminasi dengan udara luar dan kerusakan jaringan lunak dapat mengakibatkan
kerusakan integritas kulit (Andra&Yessie, 2013)
d. Penatalaksanaan Medis
Menurut Long (1996), ada beberapa terapi yang digunakan untuk pada pasein fraktur
antara lain:
1. Debridemen luka untuk membuang kotoran, bendaasing, jaringan yang rusak
dan tulang yang nekrose
2. Memberikan toksoid tetanus
3. Pengobatan dengan antibiotik
4. Memantau gejala osteomyelitis, tetanus, gangrene gas
5. Menutup luka bila tidak ada gejala infeksi
6. Reduksi fraktur
7. Imobilisasi fraktur
8. Kompres dingin boleh dilaksanakan untuk mencegah perdarahan, edema,dan
nyeri
9. Obat penawar nyeri
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiografi pada dua bidang (carilusensi dan diskontinuitas pada konteks
tulang)
2. Tomografi, CT scan, MRI (jaringan)
3. Ultrasonografi dan scan tulang dengan radioisotope (scan tulang terutama
berguna ketika radiografi/CT scan memberikan hasil negative pada kecurigaan
fraktur secara klinis)
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :