Anda di halaman 1dari 6

PROBLEM BASED LEARNING 1

POST ORIF FRAKTUR FEMUR DEXTRA

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III
Dosen pengampu: Ns. Ahmad Asyrofi, M. Kep., Sp. KMB., dan tim

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Alvita Desma Fitriani (SK120004)
2. Dani Aris Setiawan (SK120011)
3. Fina Zidalutfiyani (SK120018)
4. Khavimayta Chentivolia F.S (SK120024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL


TAHUN AJARAN 2022/2023
KASUS 3

Pasien perempuan umur 23 tahun dirawat di ruang rawat bedah post ORIF plat screw ec fraktur femur
dextra 1/3 distal hari ke -1. Pasien mengatakan nyeri daerah fraktur, sedih melihat kondisi kakinya, takut
bergerak. Hasil pemeriksaan : tampak balutan luka operasi pada femur dextra, wajah merintih nyeri,
tampak tegang, posisi baring statis, frekuensi nadi 92/menit, tekanan darah 130/80 mmHg. Frekuensi
napas 24/menit, hasil X-ray sebelum operasi menunjukkan fraktur femure dextra 1/3 distal undisplaced.

1. Identifikasi Istilah Asing

Open Reduction Internal Fixation (ORIF) merupakan suatu tindakan pembedahan untuk
memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah atau kembali ke letak asalnya. Internal fiksasi
melibatkan penggunaan plat, skup, paku maupun suatu intramedullary (IM) dalam posisisnya sampai
penyembuhan tulang yang solid terjadi (Smeltzer,2013). Penanganan pasca ORIF klavikula hari ke-1
terdapat luka jahit yang harus mendapatkan tindakan dengan prinsip steril. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan dilakukannya ORIF
untuk:
1) Memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilisasi
2) Mengurangi nyeri
3) Klien dalam melakukan ADL dengan bantuan yang minimal dan dalam lingkup keterbatasan
klien.
4) Sirkulasi yang adekuat dipertahankan pada ekstremitas yang terkena
5) Tidak ada kerusakan kulit

2. Pathway
Fraktur

Sindroma, Fraktur terbuka, ujung Perubahan fragmen tulang, kerusakan Kurang


Kompementen, tulang menembus otot jaringan dan pembuluh darah pengetahuan
Keterbatasan,
Aktivitas
Luka Pendarahan lokal Ansietas
Defisit perawatan diri

Traumatic jaringan Aliran darah ke


Hematoma pada daerah fraktur
Nyeri akut daerah distal
berkurang
Terputusnya Warna jaringan pucat, nadi lemah, Kerusakan
Kerusakan saraf
kontinuitas sianosis, kesemutan neuromuskular
perifer
jaringan

Stimulasi Gangguan
neurotrasmitter Kerusakan integritas fungsi organ Hambatan
(histamine, prostagladin, kulit distal mobilitas fisik
bardikinin)
3. Penatalaksanaan Medis

1) Penatalaksanaan fraktur tertutup


a. Informasikan pasien mengenai metode pengontrolan edema dan nyeri yang tepat (mis,
meninggikan ekstremitas setinggi jantung, menggunakan analgesik sesuai resep)
b. Ajarkan latihan latihan untuk mempertahankan kesehatan otot yang tidak terganggu dan
memperkuat otot yangdiperlukanuntuk berpindah tempat dan untuk menggunakan alat
bantu (mis, tongkat, alat bantu berjalan atau walker
c. Ajarkan pasien tentang cara menggunakan alatbantu dengan aman
d. Alat bantu pasien memodifikasi lingkungan rumah mereka sesuai kebutuhan dan mencari
bantuan personal jika diperlukan
e. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien mengenai perawatan dir, informasi,
medikasi, pemantauan kemungkinan komplikasi, dan perlunya supervisi layanan
kesehatan yang berkelanjutan

2) Penatalaksanan fraktur terbuka


a. Sasaran penatalaksanan adalah untuk mencegah infeksi luka, jaringan lunak, dan tulang
serta untuk meningkatkan pemulihan tulang dan jaringan lunak. Pada kasus fraktur
terbuka, terdapat resiko osteomielitis, tetanus, dan gasgangren.
b. Berikan antibiotik IV dengan segera saat pasien tiba dirumah sakit bersama dengan
tetanus toksoid jika diperlukan
c. Lakukan irigasi luka dan debridemen
d. Tinggikan ekstremitas untuk meminimalkan edema
e. Kaji status neourovaskular dengan sering
f. Ukur suhu tubuh pasien dalam interval teratur, dan pantau tanda-tanda infeksi

4. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, Pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no
register, tanggal MRS, diagnose medis
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri daerah fraktur, sedih melihat kondisi kakinya, takut bergerak, wajah
merintih nyeri, tampak tegang, posisi baring statis.
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bias akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan. Untuk
memeperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri pasien digunakan :
1) Provoking incident: apakah ada pristiwa yang menjadi factor presipitasi nyeri.
2) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region: radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (scale) of pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau pasien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam
hari atau siang hari
3. Riwayat Kesehatan sekarang
Frekuensi nadi 92/menit, Tekanan darah 130/80 mmHg. Frekuensi napas 24/menit, hasil X-
ray sebelum operasi menunjukkan fraktur femure dextra 1/3 distal undisplaced.

4. Riwayat kesehatan dahulu


Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi
petunjuk berapa lama tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit
tertentu seperti kanker tulang dan penyakit paget’s yang menyebabkan
fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung

5. Riwayat kesehatan keluarga


Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan
salah satu factor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes,
osteoporosis, yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang
yang cendrung diturunkan secara genetik.

Data Fokus:

DS :

a) Pasien mengatakan nyeri pada daerah fraktur Skala nyeri 7


b) Pasien mengatakan sedih atas kondisinya sekarang
c) Pasien mengatan kesulitan untuk beraktivitas

DO :

a) Pasien nampak sedih melihat kondisi kakinya


b) Terdapat balutan luka operasi pada femur dextra
c) Pasien terlihat merintih nyeri
d) Pasien tampak tegang
e) TD : 130/80 mmHg
f) N : 92 x/menit
g) RR : 24 x/menit
h) X- ray : sebelum operasi menunjukkan fraktur femur dextra 1/3 distal undispaced

5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d Agen pencederaan fisik, ditandai dengan nyeri bagian fraktur femur dextra,
wajah tampak merintih, nadi 92x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nafas
24x/menit
b. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal, ditandai dengan rentang gerak
(ROM) menurun, takut bergerak, dan posisi baring statis
c. Gangguan Integritas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas, ditandai dengan tampak balutan
luka operasi femur dextra
d. Ansietas b.d krisis situasional, ditandai dengan klien tampak tegang dan merasa sedih melihat
kondisinya
6. Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Nyeri Akut b.d Agen 1. Tingkat nyeri (I. 1. Manajemen 1) Untuk
Pencederaan Fisik 08066) nyeri (I. 08238) mengetahui
sejauh mana nyeri
Kriteria hasil: 1) Identifikasi lokasi, terjadi
1) Merintih menurun karakteristik, 2) Untuk
2) Keluhan nyeri durasi, frekuensi, mengetahui
menurun kualitas, intensitas respon nyeri
3) TTV dalam batas nyeri 3) Untuk
normal 2) Identifikasi mengetahui
respon nyeri non keadaan umum
verbal klien
3) Monitor TTV
2 Gangguan mobilitas 1. Mobilitas fisik (I. 1. Dukungan
fisik b.d gangguan 05042) ambulasi (I. 1) Untuk
muskuloskeletal 06171) mengetahui
Kriteria hasil: 2. Dukungan keadaan umum
1) Rentang gerak mobilisasi (I. klien
(ROM) meningkat 05173) 2) Untuk
2) Gerakan terbatas melancarkan
menurun 1) Monitor TTV peredaran darah
3) Kekuatan otot 2) Ajarkan 3) Untuk membantu
meningkat mobilisasi klien dalam
4) Kelemahan fisik sederhana pergerakan
menurun 3) Libatkan keluarga
untuk membantu
klien dalam
pergerakan
3 Gangguan integritas 1. Integritas kulit & 1. Perawatan 1) Untuk
kulit/jaringan b.d jaringan (I. 14125) integritas kulit mengetahui
penurunan mobilitas 2. Pemulihan pasca (I. 111353) penyebab
bedah (I. 14129) 2. Perawatan luka gangguan
(I. 14564) 2) Untuk
Kriteria hasil: menghindari
1) Kerusakan jaringan 1) Identifikasi tekanan dan
menurun penyebab melancarkan
2) Kenyamanan gangguan aliran darah
meningkat intrgritas kulit 3) Untuk
3) Mobilitas meningkat 2) Ubah posisi tiap 2 mempercepat
jam proses
3) Ajarkan penyembuhan
perawatan luka 4) Untuk mencegah
mandiri infeksi
4) Pertahankan
teknik steril dalam
perawatan luka
4. Ansietas b.d krisis 1. Tingkat ansietas (I. 1. Reduksi ansietas 1) Untuk
situasional 09093) (I. 09314) mengurangi
kekhawatiran
Kriteria hasil: 1) Anjurkan klien
1) Kekhawatiran akan keluarga untuk 2) Untuk
kondisinya menurun tetap bersama mengalihkan
2) Perilaku tegang klien ketegangan
menurun 2) Alihkan perhatian
klien

7. Daftar Pustaka

Arviyani. (2019). Penerapan Perawatan Luka Pasca Open Reduction Internal Fixiation (ORIF)
Klavikula Hari Ke-2. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti. Vol. 5, nomor 1, hal 14-18.
https://bit.ly/3DW5tCA
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Smeltzer. S. C, 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 12. Edisi 12.
Jakarta. Kedokteran . EGC

Anda mungkin juga menyukai