Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III
Dosen pengampu: Ns. Ahmad Asyrofi, M. Kep., Sp. KMB., dan tim
Pasien perempuan umur 23 tahun dirawat di ruang rawat bedah post ORIF plat screw ec fraktur femur
dextra 1/3 distal hari ke -1. Pasien mengatakan nyeri daerah fraktur, sedih melihat kondisi kakinya, takut
bergerak. Hasil pemeriksaan : tampak balutan luka operasi pada femur dextra, wajah merintih nyeri,
tampak tegang, posisi baring statis, frekuensi nadi 92/menit, tekanan darah 130/80 mmHg. Frekuensi
napas 24/menit, hasil X-ray sebelum operasi menunjukkan fraktur femure dextra 1/3 distal undisplaced.
Open Reduction Internal Fixation (ORIF) merupakan suatu tindakan pembedahan untuk
memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah atau kembali ke letak asalnya. Internal fiksasi
melibatkan penggunaan plat, skup, paku maupun suatu intramedullary (IM) dalam posisisnya sampai
penyembuhan tulang yang solid terjadi (Smeltzer,2013). Penanganan pasca ORIF klavikula hari ke-1
terdapat luka jahit yang harus mendapatkan tindakan dengan prinsip steril. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan dilakukannya ORIF
untuk:
1) Memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilisasi
2) Mengurangi nyeri
3) Klien dalam melakukan ADL dengan bantuan yang minimal dan dalam lingkup keterbatasan
klien.
4) Sirkulasi yang adekuat dipertahankan pada ekstremitas yang terkena
5) Tidak ada kerusakan kulit
2. Pathway
Fraktur
Stimulasi Gangguan
neurotrasmitter Kerusakan integritas fungsi organ Hambatan
(histamine, prostagladin, kulit distal mobilitas fisik
bardikinin)
3. Penatalaksanaan Medis
4. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, Pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no
register, tanggal MRS, diagnose medis
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri daerah fraktur, sedih melihat kondisi kakinya, takut bergerak, wajah
merintih nyeri, tampak tegang, posisi baring statis.
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bias akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan. Untuk
memeperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri pasien digunakan :
1) Provoking incident: apakah ada pristiwa yang menjadi factor presipitasi nyeri.
2) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region: radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (scale) of pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau pasien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam
hari atau siang hari
3. Riwayat Kesehatan sekarang
Frekuensi nadi 92/menit, Tekanan darah 130/80 mmHg. Frekuensi napas 24/menit, hasil X-
ray sebelum operasi menunjukkan fraktur femure dextra 1/3 distal undisplaced.
Data Fokus:
DS :
DO :
5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d Agen pencederaan fisik, ditandai dengan nyeri bagian fraktur femur dextra,
wajah tampak merintih, nadi 92x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nafas
24x/menit
b. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal, ditandai dengan rentang gerak
(ROM) menurun, takut bergerak, dan posisi baring statis
c. Gangguan Integritas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas, ditandai dengan tampak balutan
luka operasi femur dextra
d. Ansietas b.d krisis situasional, ditandai dengan klien tampak tegang dan merasa sedih melihat
kondisinya
6. Rencana Keperawatan
7. Daftar Pustaka
Arviyani. (2019). Penerapan Perawatan Luka Pasca Open Reduction Internal Fixiation (ORIF)
Klavikula Hari Ke-2. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti. Vol. 5, nomor 1, hal 14-18.
https://bit.ly/3DW5tCA
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Smeltzer. S. C, 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 12. Edisi 12.
Jakarta. Kedokteran . EGC