Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdri.

T DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA

NYERI AKUT PADA PASIEN POST OP FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA

DI RUANG SERUNI RSUD PROF Dr MARGONO SOEKARJO

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran Praktek

Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :

Chaerul Arfan

A32020020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2021
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total
maupun sebagian.
Fraktur merupakan putusnya jaringan tulang yang pada umumnya penyebab
utamanya oleh tekanan atau trauma. Fraktur merusak kontinuitas tulang dimana penyebabnya
yaitu tekanan dari luar yang berlebih dibandingkan yang diserap oleh tulang.
Klavikula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung
lebih besar menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke
posterior. Ujung medial klavikula disebut ekstremitas sternalis, membentuk persendian
dengan sternum dan ujung lateral disebut ekstremitas acromalis membentuk persendian
dengan akromion.
Fraktur klavikula merupakan hilangnya kontinuitas tulang klavikula,salah satu tulang
pada sendi bahu
B. Etiologi
Penyebab fraktur klavikula antara lain:
1. Fraktur klavikula tertutup
Disebabkan oleh trauma langsung atau kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang
(osteoporosis) dan tumor atau keganasan tulang klavikula yang menyebabkan fraktur
patologis. (Arif Muttaqin, 2011)
C. Tanda dan Gejala
1. Nyeri
Terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang dimobilisasi. Spasme otot
yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirncang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Gerakan luar biasa
Bagian –bagian yang tidak dapat digunkan cendrung bergerak secara tidak alamiah
bukannya tetap rigid seperti normalnya.
3. Pemendekan tulang
Terjadi pada fraktur panjang. Karena kontraksi otot yang melekat di atas dan dibawah
tempat fraktur.
4. Krepitus tulang (derik tulang)
Akibat gerakan fragmen satu dengan yang lainnya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna tulang
Akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini terjadi setelah beberapa
jam atau hari. (Brunner Suddarth, 2010)
D. Patofisiologis dan Pathway Keperawatan
1. Patofisiologis
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), trauma dan kondisi patologis yang terjadi pada
tulang yang menyebabkan fraktur. Fraktur menyebabkan diskontinuitas jaringan tulang
yang dapat membuat penderita mengalami kerusakan mobilitas fisiknya. Diskontinuitas
jaringan tulang dapat mengenai 3 bagian yaitu jaringan lunak, pembuluh darah dan saraf
serta tulang itu sendiri. Jika mengenai jaringan lunak makan akan terjadi spasme otot
yang menekan ujung saraf dan pembuluh darah dapat mengakibatkan nyeri, deformitas
serta syndrome compartement. Fraktur adalah semua kerusakan pada kontinuitas tulang,
fraktur beragam dalam hal keparahan berdasarkan lokasi dan jenis fraktur. Meskipun
fraktur terjadi pada semua kelompok usia, kondisi ini lebih umum pada orang yang
mengalami trauma yang terus-menerus dan pada pasien lansia. Fraktur dapat terjadi
akibat pukulan langsung, kekuatan tabrakan, gerakan memutar tiba-tiba, kontraksi otot
berat, atau penyakit yang melemahkan tulang. Dua mekanisme dasar yang fraktur:
kekuatan langsung atau kekuatan tidak langsung. Dengan kekuatan langsung, energi
kinetic diberikan pada atau dekat tempat fraktur. Tulang tidak dapat menahan kekuatan.
Dengan kekuatan tidak langsung, energi kinetik di transmisikan dari titik dampak ke
tempat tulang yang lemah. Fraktur terjadi pada titik yang lemah. Sewaktu tulang patah,
pendarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang
tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi pendarahan biasanya
timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan
peningkatan aliran darah ke tempattersebut aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk
tulang baru umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorpsi dan sel-sel tulang baru
mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. Insufisiensipembuluh darah atau
penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan pembekakan yang tidak ditangani dapat
menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Bila
tidak terkontrol pebekakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi
darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun
jaringan otot.
2. Pathway

E. Pemeriksaan Penunjang
1. X-ray : untuk menentukan luas/lokasi fraktur.
2. Scan tulang untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan
jaringan lunak.
3. Arteriogram, dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.
4. Pemeriksaan darah lengkap, homokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada
perdarahan : peningkatan leukosit sebagai respon terhadap peradangan.
5. Kretinin : trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal.
6. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi atau cedera hati.
F. Penatalaksanaan
1. Fraktur Klavikula 1/3 Tengah
Untik fraktur klavikula 1/3 tengah dapat dilakukan manajemen non operatif yaitu dengan
pemakaian simple sling untuk kenyamanan. Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3
minggu) dan pasien disarankan untuk menggerakkan lengannya.
2. Fraktur Klavikula 1/3 Distal
Sebagian besar fraktur klavikula 1/3 distal mengalami pergeseran minimal dan ekstra-
artikular. Ligamentrum korakoklavikula yang intak mencegah pergeseran jauh dan
manajemen non operatif biasanya dipilih. Penalataksanaannya meliputi pemakaian sling
selama 2-3 minggu sampai nyeri menghilang, dianjurkan untuk mobilisasi dalam batas
nyeri yang dapat diterima.
3. Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal
Sebagian besarfraktur yang jarang terjadi ini adalah ekstra-artikular. Penatalaksanaan
yang dilakukan sebagian besar adalah non operatif kecuali jika pergeseran fraktur
mengancam struktur mediastinal. Fiksasi pada fraktur berhubungan dengan komplikasi
yang mungkin terjadi seperti migrasi dari implan ke mediastinum, terutama pada
penggunaan K-wire. Metode stabilisasi lain yang digunakan yaitu penjahitan dan teknik
graft dan yang terbaru adalah locking plates.
G. Masalah Keperawatan Yang Muncul
1. Nyeri Akut b.d Agen cedera fisik di buktikan dengan pasien tampak meringgis, gelisah
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan integritas kulit
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang dibuktikan dengan
pasien tanpak nyeri saat bergerak
4. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d kelembapan di buktikan pasien dengan kerusakan
jaringan / lapisan kulit nyeri, pendarahan, hematoma.
5. Risiko Disfungsi Neorovaskuler perifer b.d fraktur, penekanan klinis (balutan)
6. Resiko pedarahan b.d trauma dan tindakan pembedahan
7. Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi di tandai dengan klien tanpak
menunjukan perilaku tidak sesuai dengan anjuran dan menunjukan perilaku berlebihan.
H. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan criteria hasil Intervensi Keperawatan
. Keperawata (SLKI) (SIKI)
n (SDKI)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
b.d agen Keperawatan 3x24 jam Observasi
cedera fisik diharapkan nyeri menurun - Identifikasi nyeri
dengan kriteria hasil : local, karakteristik, durasi,
Tingkat Nyeri (L.08066) frekuensi, kualitas,
- Keluhan nyeri menurun. intensitas nyeri.
Awal : 1, tujuan : 5 - Identifikasi respon
- Gelisah menurun. nyeri non verbal.
Awal : 1, tujuan : 5 - Identifikasi factor
- Meringis menurun. yang memperberat dan
Awal 1 : tujuan : 5 memperingan nyeri
- Kesulitan tidur - Monitor efek samping
menurun. penggunaan analgetik.
Awal : 1, tujuan : 5
Terapeutik
- Pola tidur membaik.
- Berikan teknik
Awal : 1, tujuan : 5 nonfarmakologis untuk
Kontrol Nyeri (L.08063) mengurangi rasa nyeri
- Kemampuan (mis.tarik napas dalam,
mengunakan kompres hangat/dingin).
teknik non- - Kontrol lingkungan
farmakologis yang memperberat rasa
meningkat. nyeri Fasilitasi istirahat dan
Awal : 1, tujuan : tidur
5 - Pertimbangkan jenis dan
- Dukungan orang sumber nyeri dalam
terdekat meningkat. pemilihan strategy
Awal : 1, tujuan : 5 meredakan nyeri
- Pengunaan Edukasi
analgetik - Jelaskan penyebab,
menurun. periode, dan pemicu nyeri
Awal : 1, tujuan : - Jelaskan strategi
5 meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
- Anjurkan mengunakan
analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri.

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)


infeksi b.d keperawatan selama 3x 24 Observasi
prosedur jam maka integritas kulit - Monitor tandadan
invasive meningka kriteria hasil : gejala infeksi local dan
Tingkat Infeksi (L.14137) sistemik.
- Nyeri menurun. Terapeutik
Awal : 1, tujuan : 5 - Batasi jumlah
- Kemerahan pengunjung.
menurun. - Berikan perawatan kulit
Awal : 1, tujuasn : 5 pada area edema
- Bengkak menurun. - Cuci tangan sebelum dan
Awal : 1, tujuan : 5 sesudah kontak dengan
Integritas kulit dan pasien dan lingkungan
jaringan (L.14125) pasien.
- Perfusi - Pemberian teknik
jaringan meningkat. aseptik pada pasien beresiko
Awal : 1, tujuan : 5 tinggi.
- Kerusakan Edukasi
jaringan menurun. - Jelaskan tanda dan gejala
Awal : 1, tujuan : 5 infeksi.
- Kerusakan - Ajarkan cara mencuci
lapisan kulit tangan dengan benar.
menurun. - Ajarkan etika batuk.
Awal : 1, tujuan : 5 - Anjurkan meningkatkan
- Nyeri menurun. asupan nutrisi.
Awal : 1, tujuan : 5 - Anjurkan meningkatkan
- Suhu kulit membaik. asupan cairan.
Awal : 1, tujuan : 5 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu.
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi (I.05173)
mobilitas keperawatan selama 3x 24 Observasi
fisik b.d jam maka mobilitas fisik - Identifikasi adanya nyeri atau
kerusakan meningkat kriteria hasil : keluhan fisik lainnya
integritas Mobilitas Fisik (L.05042) - Identifikasi toleransi fisik
struktur - Pergerakan eksremitas melakukan kegiatan
tulang meningkat. - Monitor kondisi umum selama
Awal : 1, tujuan : 5 melakukan mobilisasi
- Nyeri menurun. Terapeutik
Awal : 1, tujuan : 5 - Fasilitasi aktivitas mobilisasi
- Kecemasan menurun. dengan alat bantu, (misal.
Awal : 1, tujuan : 5 pagar tempat tidur)
- Gerakan terbatas menurun. - Libatkan keluarga untuk
Awal : 1, tujuan : 5 membantu pasien
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur dan pindah
dari tempat tidur ke kursi)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Analisa Data
No Data Fokus Masalah Etiologi
.
1. Ds : Nyeri akut Agen cedera fisik
Klien mengatakan bahu kirinya sakit
P : Nyeri bertambah saat bergerak dan
nyeri akan berkurang saat
diimobilisasi
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Bahu sinistra
S : Skala nyeri 8
T : Nyeri yang disaraskan klien hilang
timbul
Do :
Pasien post op klavikula
Px rongten fraktur klavikula
TD : 130/80 mmHg
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,80C
2. Ds : Gangguan mobilitas Kerusakan integritas
Klien mengatakan bahu kirinya sakit fisik struktur tulang
apabila digerakkan
Do :
Klien tampak kesakitan apabila
menggerakan badannya.
Klien tampak hanya berbaring di
tempat tidur.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang
C. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Observasi
agen cedera tindakan Keperawatan (I.08238) - Untuk
fisik 3x24 jam diharapkan Observasi mengetahui
nyeri menurun dengan - Identifikasi nyeri yang
kriteria hasil : nyeri local, dirasakan
Tingkat Nyeri karakteristik, pasien
(L.08066) durasi, - Untuk
- Keluhan nyeri frekuensi, mengetahui
menurun. Awal : 1, kualitas, respon pasien
tujuan : 5 intensitas nyeri. jika nyeri
- Gelisah menurun. - Identifikasi - Untuk
Awal : 1, tujuan : 5 respon nyeri mengetahui
- Meringis menurun. non verbal. factor yang
Awal 1 : tujuan : 5 - Identifikasi dapat
- Kesulitan tidur factor yang memperberat
menurun. memperberat dan
Awal : 1, tujuan : 5 dan mengurangi
- Pola tidur membaik. memperingan nyeri
Awal : 1, tujuan : 5 nyeri - Untuk
Kontrol Nyeri - Monitor efek mengawasi
(L.08063) samping efek dari
- Kemampuan penggunaan penggunaan
mengunakan analgetik. analgetik
teknik non- Terapeutik Terapeutik
farmakologis - Untuk
- Berikan teknik
meningkat. mengurangi
nonfarmakologi
Awal : 1, nyeri yang
s untuk
tujuan : 5 dirasakan
mengurangi
- Dukungan rasa nyeri pasien
orang terdekat (mis.tarik napas - Untuk
meningkat. dalam, kompres memberikan
Awal : 1, tujuan : 5 hangat/dingin). rasa nyaman
- Pengunaan kepada pasien
analgetik - Kontrol - Untuk
menurun. lingkungan memenuhi
Awal : 1, yang kebutuhan
tujuan : 5 memperberat istirahat
rasa nyeri pasien
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur Edukasi
Edukasi - Untuk
- Jelaskan mengetahui
penyebab, periode, karakteristik
dan pemicu nyeri nyeri
- Jelaskan - Untuk
strategi meredakan mengurangi
nyeri. nyeri
- Anjurkan - Untuk
memonitor nyeri memonitor
secara mandiri. nyeri
- Ajarkan teknik - Untuk
nonfarmakologis mengurangin
untuk mengurangi nyeri
nyeri. Kolaborasi
- Untuk
Kolaborasi
mengurangi
- Kolaborasi nyeri pasien
pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi Observasi
mobilitas fisik tindakan keperawatan (I.05173) - Untuk
b.d selama 3x 24 jam Observasi mengetahui
kerusaakan maka mobilitas fisik - Identifikasi adanya keluhan
integritas meningkat kriteria hasil : nyeri atau keluhan pasien
struktur - Pergerakan fisik lainnya - Untuk
tulang eksremitas - Identifikasi mengetahui
meningkat. toleransi fisik batas fisik
Awal : 1, tujuan : 5 melakukan kegiatan pasien
- Nyeri menurun. - Monitor kondisi - Untuk
Awal : 1, tujuan : 5 umum selama memonitor
- Kecemasan melakukan kondisi fisik
menurun. mobilisasi pasien
Awal : 1, tujuan : 5 Terapeutik Terapeutik
- Gerakan terbatas - Fasilitasi aktivitas - Untuk
menurun. mobilisasi dengan membantu
Awal : 1, tujuan : 5 alat bantu, (misal. pasien dalam
pagar tempat tidur) melakukan
- Libatkan keluarga mobilisasi
untuk membantu ringan
pasien - Untuk
meningkatkan membantu
pergerakan pasien dalam
Edukasi melakukan
- Ajarkan mobilisasi mobilisasi
sederhana yang Edukasi
harus dilakukan - Untuk
(mis. duduk di membantu
tempat tidur, duduk pasien dalam
di sisi tempat tidur melakukan
dan pindah dari mobilisasi
tempat tidur ke
kursi)
D. Implementasi Keperawatan
Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf
30 Maret Mengkaji pasien, menukur ttv TD : 130/80 mmHg
2021 S : 36,70C
14.30 N : 88x/menit
WIB RR :20x/menit

15.30 Mengkaji nyeri (PQRST) P : Nyeri bertambah saat


WIB bergerak dan nyeri akan
berkurang saat diimobilisasi
Q : Nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : Bahu sinistra
S : Skala nyeri 8
T : Nyeri yang disaraskan
klien hilang timbul

15.50 Mengganti cairan infus Pasien mampu melakukan


WIB Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas dalam
(jika terasa nyeri) yang diajarkan perawat

16.30 Memberikan obat antibiotik Pasien diberikan antibiotik


WIB ceftriaxone 1gr.
30 Maret Mengukur ttv TD : 100/70 mmHg
2021 S : 36,50C
09.00 N : 84x/menit
WIB RR : 20x/menit

10.00 Memberikan obat analgesik dan antibiotic Pasien diberikan obat


WIB ketorolac 30mg, ceftriaxone
1gr

10.10 Mengkaji nyeri (PQRST) Pasien mengatakan masih


WIB terasa nyeri akan tetapi sudah
berkurang
P : Nyeri bertambah saat
bergerak dan nyeri akan
berkurang saat diimobilisasi
Q : Nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : Bahu sinistra
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri yang disaraskan
klien hilang timbul

10.15 Menganjurkan pasien untuk melakukan Pasien mengerti apa yang


WIB teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri dianjurkan perawat
dating

11.00 Menganjurkan pasien untuk melakukan Pasien mengatakan belum


WIB mobilisasi sederhana (duduk di tempat bisa mobilisasi dikarenakan
tidur) nyeri saat bergerak

11.00 Menganjurkan keluarga pasien untuk Keluarga pasien mengerti apa


WIB membantu pasien dalam meningkatkan yang disampaikan perawat
pergerakan

E. Evaluasi
Tgl/Jam No. Dx Implementasi Paraf
30 Maret 1. S : Pasien mengatakan masih terasa nyeri apabila bergerak
2021 P : Nyeri bertambah saat bergerak dan nyeri akan berkurang
14.00 saat diimobilisasi
WIB Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Bahu sinistra
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri yang disaraskan klien hilang timbul
O : Pasien tampak masih merasa kesakitan saat bergerak
TD : 100/70 mmHg
S : 36,50C
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam apabila terasa nyeri
-
Kolaborasikan pemberian analgesik
30 Maret 2. S : Pasien mengatakan masih belum bisa untuk mobilisasi
2021 sederhana (duduk ditempat tidur) dikarenakan masih terasa nyeri
14.00 saat bergerak
WIB O : Pasien tampak hanya terbaring di tempat tidur
A : Masalah keperawatan Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Anda mungkin juga menyukai