Nim :18089014018
Kelas: Semester 4 A
1.Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat di ruang bedah orthopedic dengan keluhan
patah tulangnya tidak sembuh-sembuh. Hasil pengkajian pasien mengalami patah tulang
tertutup pada daerah lengan kiri sejak 4 bulan yang lalu dan berobat kedukun tulang tetapi
tidak kunjung sembuh dan lama-kelamaan ototnya mengalami pengecilan, saat dikaji
kekuatan otot pasien: ekstremitas pasien hanya ada kontraksi kecil saja.
Pertanyaan soal
berapakah nilai kekuatan otot pada pasien diatas
Pilihan jawaban
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan
1. Nilai otot 0
Berarti otot tidak dapat melakukan kontraksi yang bisa terlihat. hal ini terjadi ketika
otot yang lumpuh, seperti setelah cedera tulang belakang atau radikulopati servikal
atau lumbal.Kadang kadang nyeri dapat menghalangi otot berkontraksi sama sekali.
2. Nilai otot 1
Artinya terjadi kontraksi otot namun tidak ada gerakan. otot tidak cukup kuat untuk
mengangkat bagian tubuh tertentu.
3. Nilai otot 2
Artinya otot Anda dapat berkontraksi tetapi tidak bisa menggerakkan bagian tubuh
melawan gravitasi, namun ketika gravitasi dihilangkan dengan perubahan posisi
tubuh, otot dapat menggerakkan bagian tubuh secara penuh.
4. Nilai otot 3
Artinya otot dapat berkontraksi dan menggerakkan bagian tubuh secara penuh
melawan gaya gravitasi. Tapi ketika fisioterapis memberikan dorongan melawan
gerakan tubuh Anda (memberikan resistensi), otot tidak mampu melawan.
5. Nilai otot 4
Artinya otot mampu berkontraksi dan menggerakkan tubuh melawan tahanan
minimal. Anda mampu melawan dorongan yang diberikan fisioterapis, namun tidak
maksimal
6. Nilai otot 5
Berarti otot berfungsi normal dan mampu melawan tahanan maksimal. Anda mampu
mempertahankan kontraksi ketika dorongan maksimal diterapkan fisioterapis pada
bagian tubuh Anda.
Alasan :
Alasan kenapa jawaban dari pertanyaan diatas nilai kekuatan otot 1 adalah.
Karena dalam soal disebutkan bahwa Hasil pengkajian pasien mengalami patah tulang
tertutup pada daerah lengan kiri sejak 4 bulan yang lalu dan berobat kedukun tulang tetapi
tidak kunjung sembuh dan lama-kelamaan ototnya mengalami pengecilan, saat dikaji
kekuatan otot pasien: ekstremitas pasien hanya ada kontraksi kecil saja. Jadi setelah
memahami pengertian dari tiap nilai ekstremitas tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan
otot pasien 1.
Karena pada skala 1 dijelaskan bahwa otot mampu berkontraksi tetapi kecil dan otot
tidak mampu mengangkat bagian tubuh yg lain
Sumber : https://id.scribd.com/doc/264373132/Skala-Kekuatan-Otot
2..Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri dengan
skala 7. Pasien mengalami fraktur tertutup segmental radius 1/3 media sinistra sejak 1 hari
yang lalu, saat ini pasien terpasang bidai pada area fraktur dan direncanakan tindakan operasi
fiksasi internal.
Pertanyaan soal
Intervensi yang paling tepat untuk diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas adalah
Pilihan jawaban
a. Kolaborasi analgetik
b. Nafas dalam
c. Massas
d. Distraksi
e. Kolaborasi morfin
Pembahasan :
Penjelasan
- Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
- Golongan obat analgesik di bagi menjadi dua yaitu analgesik opioid/narkotik
dan analgetik nonnarkotik. Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan
untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktura dan
kanker. Contoh : Metadon, Fentanil, Kodein. Obat Analgesik Non-Narkotik
dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/ Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik),
yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
- Karena pasien merasakan nyeri dengan Skala 7, yang berarti nyeri sudah
membuat pasien tidak bisa melakukan aktivitas. Maka dari itu
dilakukannya kolaborasi pemberian analgetik sebagai pereda nyeri yang
dialami pada pasien.
Sumber :
- https://doktersehat.com/skala-nyeri/
- https://www.google.com/search?
q=pathway+fraktur+tertutup&safe=strict&sxsrf=ALeKk02soGJuPFN-
ZlW1hEOdCsTIZahS2w:1587461761585&source=lnms&tbm=isch&sa=X
&ved=2ahUKEwjt75Lzm_noAhWReX0KHefyBRkQ_AUoAXoECAwQA
w&biw=1366&bih=625#imgrc=dA2AZ4CAESNkyM
- https://www.academia.edu/11282223/SKEN_2_FRAKTUR_TERTUTUP
- https://www.google.com/search?
q=pathway+nyeri&oq=pat&aqs=chrome.1.69i59l2j69i57j0l2j69i60j69i61j6
9i60.3353j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
- file:///C:/Users/USER/Downloads/14873-40639-1-PB.pdf
3. Seorang laki-laki berusia 50 tahun, sedang dirawat di ruang penyakit bedah dengan
keluhan tidak bisa menggerakan tangan kirinya setelah menjalani operasi. Tangan kiri
pasien terpasang elastic bandage. Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarganya. Diagnosa
medis Post ORIF hari ke-0 o/k Fraktur Humerus Sinistra. Therapi yang didapat IVFD RL
20 tetes/menit Ceftriaxone 2 x 1 gram.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
A. Nyeri
B. Resiko infeksi
C. Intoleransi aktifitas
D. Kerusakan mobilitas fisik
E. Kerusakan integritas kulit
Pembahasan :
Tulang humerus merupakan tulang terbesar pada lengan dan penyusun satu-
satunya lengan atas. Fraktur humerus adalah cedera yang terjadi pada tulang humerus
akibat benturan keras yang menyebabkan trauma langsung atau tidak langsung.
Saat mengalami fraktur humerus, beberapa gejala berikut dapat Anda rasakan, antara lain:
1. Terbatasnya pergerakan tulang, Hal ini muncul akibat adanya nyeri tulang yang
parah bila mencoba gerakan di bahu atau sendi siku.
2. Dapat terdeteksi melalui sentuhan tangan bahwa tulang mengalami perubahan
bentuk atau struktur setelah terjadi trauma.
3. Munculnya gerakan asimetris yang tidak biasa dan spontan
4. Tubuh gemetar untuk beberapa saat sebagi sinyal alami bahwa tubuh sedang
menenangkan dirinya termasuk melakukan pertahanan spontan terhadap kondisi
otot, saraf, serta jaringan lain disekitar tubuh yang terkena cedera.
5. Timbul efek hangat pada area yang terkena cedera dan muncul denyutan lembut
akibat tekanan hantaman yang telah merusak jaringan lunak tulang. Bengkak,
memar, dan kengiluan dapat diterjadi 2-3 jam setelah cedera.
Pada kasus di atas pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan nya karena pasien
mengalami fraktur humerus. Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan yaitu kerusakan
mobilitas fisik.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara mudah,
bebas dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan alat
(Widuri, 2010). Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu kedaaan dimana individu yang
mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik. Individu yang mengalami
atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik
Tanda dan Gejala Gangguan Mobilitas Fisik Adapun tanda gejala pada gangguan mobilitas
fisik yaitu :
Sumber :
https://www.slideshare.net/fatin05/fraktur-humerus
https://www.guesehat.com/fraktur-humerus-patah-tulang-lengan-atas
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/394/3/BAB%20II
PertanyaanSoal :
a. ProsedurPerawatan Luka
b. NutrisiUntukPenyembuhan Luka
c. TerapiUntukPenyembuhan Luka
d. AktivitasUntukPenyembuhan Luka
e. Alat-AlatUntukPerawatan Luka
Pembahasan :
Langkah-langkahperawatanlukayaitu:
2. Lepaskankassa/balutandengancaramenyentuhbagianluarnyasaja.
3. Jikakassa/balutanmenempelpadaluka, basahidenganlarutanNacl,
bukajikasudahlonggar
6. Gunakansarungtangansteril
7. Bersihkanlukadenganhati-hati,
mulaidaribagianterdekatlukasampaiterluarlukadengansekaliusapansaja
8. Tekanpinggirlukauntukmengeluarkannanah
11. Tutuplukadengankassa/balutan
12. Eratkandenganplester
13. Cucitangansetelahmelakukanrawatluka
5. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa medis
dislokasi. Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri sekujur tubuh, mual, muntah,
nafsu makan menurun, merasa sulit tidur dan kurang istirahat, serta rambut rontok. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan kulit tampak kering, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 98 x/menit, frekuensi napas 25 x/menit, suhu 37,20C, dan berat badan menurun 4 kg.
Pasien mendapat kemoterapi yang ke7.
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
A. Nyeri akut
Pengertian
Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau
memutar / keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,
secara anatomis (tulang lepas dari sendi). (Brunner & Suddarth. 2002). Dislokasi adalah
keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, 2000).
Dislokasi merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang
mengelilingi sebuah sendi. Biasanya kondisi ini terjadi sesudah gerakan memuntuir yang
tajam (Kowalak, 2011). Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini terdapat hanya kepada komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Etiologi
1.Umur
Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan.
Misalnya pada umur 30- 40 tahun kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan
ligamen menurun pada usia 30 tahun.
Dislokasi dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga lutut mengalami
dislokasi.
3.Pukulan
Dislokasi lutut dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian lututnya dan
menyebabkan dislokasi.
Tidak melakukan pemanasan
dislokasi.
4.Cedera olahraga.
Pemain basket dan kiper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan
dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
Terjatuh. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang
licin.
1.Dislokasi kongenital
2. Dislokasi patologik
Terjadi akibat penyakit sendi dan jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor, infeksi, atau
osteoporosis tulang. Hal ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan orteoprodi( pasokan darh, susunan saraf rusuk dan mengalami stres berat,
kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena mengalami pengerasan) terjadi
karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya
dan merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan sistem vaskular. Kebanyakan terjadi pada
orang dewasa.
Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari
adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena
adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut,
menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan
tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi,
perlu dilakukan adanya reposisi.
Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan
dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan serabut
dari rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan ligamen
yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh
darah akan terputus dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa
sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3 jam setelah
cedera akibat membengkak dan pendarahan yang terjadi maka menimbulkan masalah yang
disebut dengan dislokasi.
Sumber: https://www.academia.edu/36020240/ASKEP_DISLOKASI
6.Seorang perempuan usia 32 tahun mengalami fraktur femur dan dipasang gips,setelah satu
jam pemasangan gips pasien mengeluh nyeri pada bagian distal area pemasangan,area
pemasangan tampak bengkak dan pasien mengalami penurunan denyut nadi.Apakah tindakan
keperawatan yang dapat segera dilakukan pada kasus tersebut?
B.Kolaborasi analgesic
.DEFNISI:
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat
trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak
dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang
cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 2005:543)
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), kelelahan
otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis. Ada 2 tipe dari
fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan kapsula.
a. Melalui kepala femur (capital fraktur)
b. Hanya di bawah kepala femur
c. Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhanter kecil
.ET
IOLOGI:
Menurut Sachdeva (2000), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Cedera traumatic
2. Fraktur patologik
3. Secara spontan, disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas di kemiliteran.
C.PATOFISIOLOGI
.KLASIFIKASI:
Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis , dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
h. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang. Pada
fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak
sekitar trauma, yaitu:
1) Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak
sekitarnya.
2) Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
3) Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam
dan pembengkakan.
4) Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman
sindroma kompartement.
PENJELASAN:Karena tekanan eksternal pada gips maka akan terjadi penyumbatan aliran
darah,maka posisi tungkai harus ditinggikan untuk membantu aliran darah menjadi lebih
lancar sehingga dapat mengurangi pembengkakan dan menurunkan denyut nadi karena nyeri
pada fraktur tersebut
Soal No. 7
Seorang laki-laki usia 38 tahun damputasi diatas lutut kanan karena kecelakaan, setelah sadar
klien menolak untuk melihat kakinya dan menolak untuk dikunjungi keluarganya. Masalah
keperawatan yang di alami pasien adalah Gangguan Citra Tubuh
Pembahasan :
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar,
meliputi performance, potensi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan
bentuk tubuh (Sunaryo,2014). Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan menyukai
bagian tubuh akan member rasa aman, terrhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga
diri. Persepsi dan penglaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara
dinamis.
Gangguan citra tubuh gangguan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran bentuk, struktur fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan
tubuh. Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negative tentang
penampilan fisik mereka.
Dari soal tersebut gangguan citra tubuh dari pasien tersebut disebabkan karena kecelakaan
dan kaki yang harus di amputasi karena perbuhan bentuk tubuh nya menyebabkan pasien
tersebut terganggu psikologis nya perasaan malu dengan keadaan fisiknya.
1. Eksisi bedah
2. Amputasi pembedahan atau traumatic
3. Gangguan Muskuluskeletal
4. Gangguan Integument
5. Kehilangan atau pengurangan fungsi
6. Nyeri
7. Perubahan psikososial dan kehilangan
8. Defisit pengetahuan
Penatalaksanaan :
Dukungan keluarga dapat memberikan dampak positif terhadap pembentukan citra tubuh
lelaki yang mengalami amputasi pembedahan. Hal ini dikarenakan pengaruh keluarga yang
memberikan perhatian positif terhadap penderita dapat membantu menstabilkan emosi dan
psikologis serta memberikan motivasi dan dukungan positif terhadap penderita.
Kondisi emosi psikologis berpengaruh sangat besar pembentukan citra tubuh pasien. Adapun
upaya terkait dukungan keluarga ini dapat berupa upaya menstabilkan emosi pasien, menjaga
gaya hidup selama penyembuhan, memberikan dukungan sosial, dan membantu pemahaman
pengetahuan terkait proses penyembuhan pada pasien pasca pembedahan Amputasi.
Sumber :
Pilihanjawaban
A. Inflamasi
B. Maturasi
C. Pembentukankalus
D. Penulangankalus
E. Remodeling
Pembahasan :
PengertianFraktur Ankle
Etiologi
Patofisiologi
Penyelidikan-penyelidikan mekanisme trauma pada sendi talocrural ini telah
dilakukan sejak lama sekali. Tapi baru setelah tahun 1942 oleh penemuan-penemuan
berdasarkan penyelidikan eksperimentil pada preparat-preparat anatomik, Lauge Hansen dari
Denmark berhasil melakukan pembagian dari jenis-jenis trauma serta berdasarkan pembagian
ini hampir semua fraktur serta trauma dapat dibagi dalam 5 dasar mekanismenya.
1. Trauma supinasi/Eversi
Dalam jenis ini termasuk lebih dari 60% dari fraktur sekitar sendi talocrural.
2. Trauma Pronasi/Eversi
Tidak begitu sering, hanya kurang lebih 7 -- 8% fraktur sekitar senditalocrural.
3. Trauma Supinasi/Adduksi
Antara 9 -- 15% dari fraktur sendir talocrural termasuk golongan ini.
4. Trauma Pronasi/Abduksi
Sekitar 6 -- 17% fraktur sendi talocrural.
5. Trauma Pronasi/Dorsifleksi
Sangat jarang terjadi tapi perlu disebutkan.
Banyak pengarang telah melakukan penyelidikan pada material klinis mereka
berdasarkan pembagian dari Lauge Hansen ini. Satu hal yang penting yang dapat selalu
ditarik dari dasar pembagian ini adalah kita dapat mengenal mekanismenya dari trauma dan
kemudian setelah melihat penemuan radiologik , menghubungkan trauma yang terdapat pada
ligamen-ligamennya. Mengenai trauma inversi juga telah dilakukan penyelidikan-
penyelidikan eksperimentil dan memang dapat dihasilkan secara eksperimentil tapi suatu
trauma inversi hampir tidak pernah akan ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Perlu
ditekankan kembali bahwa sprain , robekan ligamen serta patah tulang pada sendi talocrural
adalah suatu kesatuan etiologi. Kekuatan-kekuatan indirek yang sama, tergantung dari
kedudukan kaki pada saat itu serta arah rotasi sendi talocrural/yang bekerja pada setiap jenis
trauma. Kekuatan indirek ini sebenarnya kecil, dibanding dengan panjang lever yang
misalnya satu meter sudah dapat menimbulkan fraktur.
Lesis menemukan bahwa untuk fulcrum 1 m cukup kekuatan sebanyak 5 -- 8 kg saja.
Sedangkan suatu kekuatan direk yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan yang sama,
harus kurang lebih 100 kali lebih kuat.
9.Seorang perempuan datang ke igd dengan mengalami pendarahan hebat, dan dari
pemeriksaan terdapat fraktur pada femur sebelah kanan, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80 x/menit, akral teraba dingin, apakah komplikasi fraktur yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Syok emboli
b. Sindrom kompartemen
c. Syok hipovolemik
d. Tromboemboli
e. Nekrosis avaskuler
Pembahasan:
1. Pengertian
Emboli adalah suatu kondisi di mana aliran darah terhambat akibat benda
asing (embolus), seperti bekuan darah, udara, lemak, ketuban dan kolestrol. Benda
asing yang berada di dalam aliran darah akan ikut bersirkulasi sampai
terhambat pada salah satu pembuluh darah. Hambatan ini menyebabkan aliran
darah menjadi tidak lancer dan jaringan tubuh kekurangan oksigen sehingga
menyebabkan kegagalan fungsi organ.
Emboli lemak (Fat Embolism Syndrome) adalah gangguan aliran darah yang
disebabkan oleh gelembung lemak di pembuluh darah. Emboli lemak terjadi ketika
tetesan lemak dilepaskan ke dalam aliran darah. Kondisi ini paling sering dikaitkan
dengan trauma, seperti fraktur tulang.
Emboli lemak adalah Sebuah proses dimana jaringan lemak masuk ke dalam
aliran darah. Istilah emboli lemak menunjukan gambaran klinis yang
spesifik akibat
trauma khususnya fraktur yang mengenai orang dewasa dan jarang ditemukan pada
anak-anak. Emboli lemak merupakan komplikasi yang fatal dan menyebabkan
kematian sebesar 20% dari seluruh kematian akibat fraktur.
1. Etiologi
Sindrom emboli lemak paling sering terjadi pada fraktur tertutup, fraktur dan
multiplefraktur dari tulang panjang, pelvis, dan tulang rusuk. Tetapi ada banyak penye
bab lain, yaitu :
1. Prosedur ortopedi
2. Cedera jaringan lunak yang besar
3. Luka bakar yang parah
4. Biopsi sumsum tulang
5. Sedot lemak
6. fatty liver
7. Terapi kortikosteroid berkepanjangan
8. Pankreatitis akut
9. Osteomyelitis
10. Kondisi menyebabkan infark tulang, terutama penyakit sel sabit
2. Patofisiologi
Emboli berasal dari lemak sumsum tulang dan jaringan lemak, kemudian
melalui robekan vena masuk ke sirkulasi dan paru-paru, bersama gelembung-
gelembung lemak melewati kapiler paru masuk ke sirkulasi sistemik dan menuju
ke otak, ginjal, jantung dan kulit. Menurut penelitian menyatakan bahwa lemak netral
merupaka sumber emboli kecil, yang merupakan penyebab utama gangguan
metabolisme lemak. Pada trauma yang luas terjadi penurunan karbohidrat dan lemak
secara cepat, berupa lipolisis pada jaringan lemak dan sejumlah besar asam lemak
bebas.
Pada saat terjadi fraktur femur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh
darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena
katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak
dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.
Jawaban:
Dari jawaban diatas yang benar adalah syok emboli karena merupakan salah
satu komplikasi dari fraktur femur. Ketika terjadi fraktur femur dapat terjadi emboli
yang berasal dari lemak sumsum tulang dan jaringan lemak, kemudian melalui
robekan vena masuk ke sirkulasi dan paru-paru. Emboli lemak tersebut yang akan
menumpuk di daerah paru sehingga dapat mengahambat pernapasan bahkan gagal
napas.
Sumber: https://id.scribd.com/doc/168305049/Sindrom-emboli-lemak
10. Seorang perawat melakukan pemeriksaan pada pasien post op fraktur femur, pasien
mengeluh nyeri, mengalami keterbatasan gerak, dan dari hasil pemeriksaan kekuatan
otot mengalami penurunan. Apakah diagnose keperawatan yang diangkat berdasarkan
data tersebut?
a. Nyeri
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Ketidakmampuan pemenuhan ADL
d. Kerusakan integritas kulit
e. Kelemahan
Pembahasan:
Fraktur femur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang
paha yang ditandai adanya deformitas yang jelas yaitu pemendekan tungkai
yang mengalami fraktur dan hambatan mobilitas fisik yang nyata (Brunner &
Suddarth, 2008). Akibat adanya fraktur mengakibatkan terjadinya keterbatasan
gerak (hambatan mobilitas), terutama di daerah sendi yang terjadi fraktur dan
sendi yang ada di daerah sekitarnya. Karena keterbatasan gerak tersebut
mengakibatkan terjadinya keterbatasan lingkup gerak sendi dan
mengakibatkan terjadinya gangguan pada fleksibilitas sendi, Terjadinya
gangguan fleksibilitas sendi akibat suatu keadaan kelainan postur, gangguan
perkembangan otot, kerusakan system saraf pusat, dan trauma langsung pada
system musculoskeletal, misalnya fraktur yang menimbulkan respon nyeri
pada daerah yang sakit (Potter & Perry, 2008).
Fraktur dapat menyebabkan kecacatan fisik pada anggota gerak yang
mengalami fraktur, untuk itu diharuskan segera dilakukan tindakan untuk
menyelamatkan klien dari kecacatan fisik. Sedangkan kecactan fisik dapat
dipulihkan scara bertahap melalui latihan rentang gerak yaitu dengan latihan
Range of Motion (ROM) yang dievaluasi secara aktif, yang merupakan
kegiatan penting pada periode post operasi guna mengembalikan kekuatan otot
pasien (Brunner & Suddarth, 2008).
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan
kapsula.
b. Melalui kepala femur (capital fraktur)
c. Hanya di bawah kepala femur
d. Melalui leher dari femur
2. Fraktur Ekstrakapsuler;
a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhanter kecil
Etiologi
Menurut FKUI (2010), penyebab fraktur adalah trauma yang terbagimenjadi dua,
yaitu;
a. trauma langsung: berarti benturan pada tulang dan
mengakibatkanfraktur di tempat itu.
b. b.Arauma tidak langsung: bila mana titik tumpuh benturan
denganterjadinya fraktur berjauhan.
patofisiologi
Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur,
m a k a periosteum, pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnyar u s
a k . Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas
untukmenahan tekanan (Apley, A. Graham,
1993).F r a k t u r b i a s a n y a d i s e b a b k a n oleh trauma atau tenaga
f i s i k . K e k u a t a n d a n s u d u t d a r i t e n a g a tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tidak lengkap.fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,
sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
tersebut kekuatannya melebihi kekuatantulang ada 2 faktor yang mempengaruhi
terjadinya frakturnya itu ekstrinsik (meliputi kecepatan sedangkan durasi trauma
yang mengenai tulang, arah,
dankekuatan), sedangkan intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorbsi
energi trauma, kelenturan, kekuatan adanyadensitas tulang-
t u l a n g y a n g d a p a t menyebabkan terjadinya patah tulang bermcam
- m a c a m , m i s a l n y a t r a u m a langsung dan tidak langsung, akibat keadaan
patologi secara spontan (sylvia, etal., 2005) Tapi apabila tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada
tulang yang mengakibatkanrusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito,
Lynda Juall, 1995). Setelah terjadifraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, marrow , dan jaringan lunakyang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklahhematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi
yangditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel
darah putih. inimerupakan dasar penyembuhan tulang (Black, J.M, et al, 1993)
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/52318/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
(diunduh pada tanggal 21 april pukul 20.26 wita)
Nyeriadalahpengalamansensoridanemosional yang
tidakmenyenangkanakibatdarikerusakanjaringan yang
aktualataupotensial.Nyeriadalahalasanutamaseseoranguntukmencaribantuanperawatankeseh
atan.Nyeriterjadibersamabanyak proses
penyakitataubersamaandenganbeberapapemeriksaandiagnostikataupengobatan.
Nyerisangatmengganggudanmenyulitkanlebihbanyak orang
dibandingsuatupenyakitmanapun (Smeltzer, 2001).
Intensitasnyerigambaranseberapaparahnyeriysngdirasakanindividu.Pengukuranintensitasnye
risangatsubyektifdan individual, dankemungkinannyeridalamintensitas yang
samadirasakansangatberbedaolehdua orang yang berbeda.
Pengukurannyeridenganpendekatanobyektif yang paling
mungkinadalahmenggunkanresponfisiologiktubuhterhadapnyeriitusendiri (Tamsuri, 2006).
Tanda&Gejala
a. Nyeriringanatauberat.
b. Rasa terbakar, sakit, ataunyeri di sebagianatauseluruhtubuh.
c. Nyeri yang menyebabkanketidaknyamanan, ngilu, sesak, ataukaku.
5 = Nyerikuatdalamdanmenusuksepertiterkilir
SkalaNyeri yang ringanditandaidenganmasihbisaditahandanaktifitastidakterganggu
SkalaNyeri yang sedangditandaidenganaktifitas yang terganggu.
SkalaNyeri yang beratditandaidengantidakdapatmelakukanaktifitassecaramandiri.
KlasifikasiNyeri
b. Nyerikronik
Nyerikronikadalahnyerikonstanatauintermiten yang
menetapsepanjangsuatuperiodewaktu.Nyeriiniberlangsung di luarwaktupenyembuhan yang
diperkirakandanseringtidakdapatdikaitkandenganpenyebabataucederaspesifik.Nyerikronisda
pattidakmempunyaiawitan yang
ditetapkandengantetapdanseringsulituntukdiobatikarenabiasanyanyeriinitidakmemberikanre
sponsterhadappengobatan yang diarahkanpadapenyebabnya.Meskinyeriakutdapatmenjadi
signal yang sangatpentingbahwasesuatutidakberjalansebagaimanamestinya,
nyerikronisbiasanyamenjadimasalahdengansendirinya.
MekanismeNeurofisiologiknyeri
Strukturspesifikdalamsistemsyarafterlibatdalammengubah stimulus
menjadisensasinyeri.Sistem yang
terlibatdalamtransmisidanpersepsinyeridisebutsebagaisistemnoniseptik.Sensivitasdarikompo
nensistemnoniseptikdapatdipengaruhiolehsejumlahfaktordanberbedadiantaraindividu.Tidaks
emua orang yang terpajanterhadap stimulus yang samamengalamiintensitasnyeri yang sama.
Sensasi yang sangatnyeribagiseseorangmungkinhampirtidakterasabagi orang lain.
Lebihjauhlagi, suatu stimulus
dapatmengakibatkannyeripadasuatuwaktutetapitidakpadawaktu lain. Sebagaicontoh,
nyeriakibatartritiskronisdannyeripascaoperatifseringterasalebihparahpadamalamhari
(Smeltzer, 2002).
Salah satu neuromodulator nyeriadalahendorfin (morfin endogen),
merupakansubstansisejenismorfin yang disuplaiolehtubuh yang terdapatpadaotak, spinal
dantraktus gastrointestinal yang memberiefekanalgesik, padasaat neuron
nyeriperifermengirimkansinyalkesinaps, terjadisinapsisantaranyeriperiferdan neuron yang
menujukeotaktempatseharusnyauntuksubstansinyeri,
padasaattersebutendorfinakanmemblokirlepasnyasubstansinyeritersebut (Tamsuri, 2007).
Pathway nyeri
Patofisiooginyeri
Sumber
:https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/issues/spring11/articles/spring11pg5-6.html
http://www.emedicinehealth.com/chronic_pain/article_em.htm
http://www.painmed.org/patientcenter/facts_on_pain.aspx#chronic
http://www.webmd.com/pain-management/guide/pain-management-overview-facts
http://www.everydayhealth.com/pain-management/know-your-risk-for-chronic-
pain.aspx
http://www.instituteforchronicpain.org/understanding-pain/complications