Anda di halaman 1dari 36

Nama:Kadek Dewi Tirta Adriyani Bukian

Nim :18089014018

Kelas: Semester 4 A

Mata kuliah: KMB II

1.Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat di ruang bedah orthopedic dengan keluhan
patah tulangnya tidak sembuh-sembuh. Hasil pengkajian pasien mengalami patah tulang
tertutup pada daerah lengan kiri sejak 4 bulan yang lalu dan berobat kedukun tulang tetapi
tidak kunjung sembuh dan lama-kelamaan ototnya mengalami pengecilan, saat dikaji
kekuatan otot pasien: ekstremitas pasien hanya ada kontraksi kecil saja.
Pertanyaan soal
berapakah nilai kekuatan otot pada pasien diatas
Pilihan jawaban

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

Pembahasan

Skala Kekuatan Otot


Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk berkontraksi dan menghasilkan gaya.
Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi kekuatan otot, seperti operasi, cedera, atau penyakit
tertentu. Malas berolahraga juga dapat menurunkan kekuatan otot yang dapat membuat Anda
rentan mengalami cedera saat beraktifitas.

Cara Mengukur Kekuatan Otot :


Fisioterapis mengukur kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT) atau
dinamometer. MMT dan dinamometer adalah metode yang paling sering digunakan di
klinikklinik fisioterapi untuk mengukur kekuatan otot. Manual Muscle Testing (MMT)
adalah metode pengukuran kekuatan otot paling populer.dalam pemeriksaan MMT,
fisioterapis akan mendorong tubuh klien ke arah tertentu dan klien diminta menahan
dorongan tersebut, lalu fisioterapis mencatat score atau nilai kekuatan otot klien, besarnya
tergantung pada seberapa banyak klien mampu menahan dorongan tersebut.
Nilai Kekuatan Otot :
dalam Manual Muscle Testing (MMT), kekuatan diukur dengan skala lima poin yaitu"

1. Nilai otot 0
Berarti otot tidak dapat melakukan kontraksi yang bisa terlihat. hal ini terjadi ketika
otot yang lumpuh, seperti setelah cedera tulang belakang atau radikulopati servikal
atau lumbal.Kadang kadang nyeri dapat menghalangi otot berkontraksi sama sekali.
2. Nilai otot 1
Artinya terjadi kontraksi otot namun tidak ada gerakan. otot tidak cukup kuat untuk
mengangkat bagian tubuh tertentu.
3. Nilai otot 2
Artinya otot Anda dapat berkontraksi tetapi tidak bisa menggerakkan bagian tubuh
melawan gravitasi, namun ketika gravitasi dihilangkan dengan perubahan posisi
tubuh, otot dapat menggerakkan bagian tubuh secara penuh.
4. Nilai otot 3
Artinya otot dapat berkontraksi dan menggerakkan bagian tubuh secara penuh
melawan gaya gravitasi. Tapi ketika fisioterapis memberikan dorongan melawan
gerakan tubuh Anda (memberikan resistensi), otot tidak mampu melawan.
5. Nilai otot 4
Artinya otot mampu berkontraksi dan menggerakkan tubuh melawan tahanan
minimal. Anda mampu melawan dorongan yang diberikan fisioterapis, namun tidak
maksimal
6. Nilai otot 5
Berarti otot berfungsi normal dan mampu melawan tahanan maksimal. Anda mampu
mempertahankan kontraksi ketika dorongan maksimal diterapkan fisioterapis pada
bagian tubuh Anda.

Alasan :
Alasan kenapa jawaban dari pertanyaan diatas nilai kekuatan otot 1 adalah.
Karena dalam soal disebutkan bahwa Hasil pengkajian pasien mengalami patah tulang
tertutup pada daerah lengan kiri sejak 4 bulan yang lalu dan berobat kedukun tulang tetapi
tidak kunjung sembuh dan lama-kelamaan ototnya mengalami pengecilan, saat dikaji
kekuatan otot pasien: ekstremitas pasien hanya ada kontraksi kecil saja. Jadi setelah
memahami pengertian dari tiap nilai ekstremitas tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan
otot pasien 1.
Karena pada skala 1 dijelaskan bahwa otot mampu berkontraksi tetapi kecil dan otot
tidak mampu mengangkat bagian tubuh yg lain

Sumber : https://id.scribd.com/doc/264373132/Skala-Kekuatan-Otot

2..Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri dengan
skala 7. Pasien mengalami fraktur tertutup segmental radius 1/3 media sinistra sejak 1 hari
yang lalu, saat ini pasien terpasang bidai pada area fraktur dan direncanakan tindakan operasi
fiksasi internal.
Pertanyaan soal
Intervensi yang paling tepat untuk diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas adalah
Pilihan jawaban

a. Kolaborasi analgetik
b. Nafas dalam
c. Massas
d. Distraksi
e. Kolaborasi morfin

Pembahasan :

1) PENGERTIAN FRAKTUR TERTUTUP


Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit
sehingga tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. (Sjamsuhidajat,1997)
2) PENYEBAB
a) Trauma Langsung
Benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur pada area benturan
b) Trauma Tidak Langsung
Fraktur tidak terjadi pada tempat benturan tapi ditempat lain oleh karena kekuatan
trauma diteruskan oleh sumbu tulang ke tempat lain.
c) Etiologi Lain
 Trauma tenaga fisik (tabrakan benturan)
 Penyakit pada tulang (proses degenerative kanker tulang)
 Degenerasi spontan
3) PATOFISIOLOGI
Trauma langsung dan tidak langsung serta faktor etiologi lain akan menyebabkan
terjadinya tekanan eksternal pada tulang. Tekanan ini lebih besar dari kemampuan
menahan yang dimiliki oleh tulang sehingga timbulah fraktur salah satunya fraktur
tertutup. Pada tulang yang mengalami fraktur tertutup akan terdapat diskontinuitas
tulang dan biasannya disertai cedera jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot,
tendon, pembuluh darah dan syaraf. Diskontinuitas tulang juga dapat mengakibatkan
deformitas tulang.Dimana deformitas tulang dan juga cedera pada ligament, otot, dan
tendon akan memunculkan masalah Kerusakan Mobilitas Fisik. Kerusakan atau
cedera yang mengenai pembuluh darah sekitar akan menimbulkan masalah Risiko
terhadap Perubahan Perfusi Jaringan Perifer dan PK(Potensial Komplikasi):
Emboli Lemak.Dan kerusakan atau cedera yang terjadi pada ligament, otot,dan
tendon serta jaringan syaraf sekitar akan merangsang reseptor nyeri sehingga dapat
memunculkan masalah Nyeri Akut. Terjadinya fraktur tertutup itu sendiri akan
membawa perubahan pada status kesehatan klien yang mengakibatkan
masalah Ansietas.
4) TANDA DAN GEJALA
a. Deformitas
b. Fungtiolaesia
c. Nyeri tekan
d. Nyeri bila digerakkan
e. Bengkak akibat trauma jar lunak dan perdarahan
f. Spasme otot
WOC :
 
                
5) Cara Menghitung Skala Nyeri
a. Visual Analog Scale (VAS)

b. Verbal Rating Scale


c. Numeric Rating Scale

d. Work-Baker Pain Rating Scale

 Penjelasan
- Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
- Golongan obat analgesik di bagi menjadi dua yaitu analgesik opioid/narkotik
dan analgetik nonnarkotik. Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan
untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktura dan
kanker. Contoh : Metadon, Fentanil, Kodein. Obat Analgesik Non-Narkotik
dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/ Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik),
yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
- Karena pasien merasakan nyeri dengan Skala 7, yang berarti nyeri sudah
membuat pasien tidak bisa melakukan aktivitas. Maka dari itu
dilakukannya kolaborasi pemberian analgetik sebagai pereda nyeri yang
dialami pada pasien.

Sumber :

- https://doktersehat.com/skala-nyeri/
- https://www.google.com/search?
q=pathway+fraktur+tertutup&safe=strict&sxsrf=ALeKk02soGJuPFN-
ZlW1hEOdCsTIZahS2w:1587461761585&source=lnms&tbm=isch&sa=X
&ved=2ahUKEwjt75Lzm_noAhWReX0KHefyBRkQ_AUoAXoECAwQA
w&biw=1366&bih=625#imgrc=dA2AZ4CAESNkyM
- https://www.academia.edu/11282223/SKEN_2_FRAKTUR_TERTUTUP
- https://www.google.com/search?
q=pathway+nyeri&oq=pat&aqs=chrome.1.69i59l2j69i57j0l2j69i60j69i61j6
9i60.3353j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
- file:///C:/Users/USER/Downloads/14873-40639-1-PB.pdf

3. Seorang laki-laki berusia 50 tahun, sedang dirawat di ruang penyakit bedah dengan
keluhan tidak bisa menggerakan tangan kirinya setelah menjalani operasi. Tangan kiri
pasien terpasang elastic bandage. Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarganya. Diagnosa
medis Post ORIF hari ke-0 o/k Fraktur Humerus Sinistra. Therapi yang didapat IVFD RL
20 tetes/menit Ceftriaxone 2 x 1 gram.

Pertanyaan soal

Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?

Pilihan jawaban

A. Nyeri
B. Resiko infeksi
C. Intoleransi aktifitas
D. Kerusakan mobilitas fisik
E. Kerusakan integritas kulit

Pembahasan :

Tulang humerus merupakan tulang terbesar pada lengan dan penyusun satu-
satunya lengan atas. Fraktur humerus adalah cedera yang terjadi pada tulang humerus
akibat benturan keras yang menyebabkan trauma langsung atau tidak langsung.
Saat mengalami fraktur humerus, beberapa gejala berikut dapat Anda rasakan, antara lain:

1. Terbatasnya pergerakan tulang, Hal ini muncul akibat adanya nyeri tulang yang
parah bila mencoba gerakan di bahu atau sendi siku.
2. Dapat terdeteksi melalui sentuhan tangan bahwa tulang mengalami perubahan
bentuk atau struktur setelah terjadi trauma.
3. Munculnya gerakan asimetris yang tidak biasa dan spontan
4. Tubuh gemetar untuk beberapa saat sebagi sinyal alami bahwa tubuh sedang
menenangkan dirinya termasuk melakukan pertahanan spontan terhadap kondisi
otot, saraf, serta jaringan lain disekitar tubuh yang terkena cedera.
5. Timbul efek hangat pada area yang terkena cedera dan muncul denyutan lembut
akibat tekanan hantaman yang telah merusak jaringan lunak tulang. Bengkak,
memar, dan kengiluan dapat diterjadi 2-3 jam setelah cedera.

Pada kasus di atas pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan nya karena pasien
mengalami fraktur humerus. Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan yaitu kerusakan
mobilitas fisik.

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara mudah,
bebas dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan hanya dengan bantuan alat
(Widuri, 2010). Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu kedaaan dimana individu yang
mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik. Individu yang mengalami
atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik

Faktor penyebab terjadinya gangguan mobilitas fisik yaitu :

a. Penurunan kendali otot


b. Penurunan kekuatan otot
c. Kekakuan sendi
d. Kontraktur
e. Gangguan muskuloskletal
f. Gangguan neuromuskular
g. Keengganan melakukan pergerakan (Tim Pokja DPP PPNI, 2017)

Tanda dan Gejala Gangguan Mobilitas Fisik Adapun tanda gejala pada gangguan mobilitas
fisik yaitu :

 Gejala dan Tanda Mayor


1. Subjektif
a. Mengeluh sulit menggerakkan ektremitas
2. Objektif
a. Kekuatan otot menurun
b. Rentang gerak (ROM) menurun.
 Gejala dan Tanda Minor
1. Subjektif
a. Nyeri saat bergerak
b. Enggan melakukan pergerakan
c. Merasa cemas saat bergerak
2. Objektif
a. Sendi kaku
b. Gerakan tidak terkoordinasi
c. Gerak terbatas
d. Fisik lemah (Tim Pokja DPP PPNI, 2017).

Sumber :

https://www.slideshare.net/fatin05/fraktur-humerus

https://www.guesehat.com/fraktur-humerus-patah-tulang-lengan-atas

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/394/3/BAB%20II

4.Seorangperempuanberusia 61 tahun di rawat di ruangbedahdengan post operasi ORIF


karenafraturcollum femur (s).
Pasiendankeluargamengatakankurangtahutentangperawatanluapascapembedahan.Pasienmeng
atakantakutkalaulukanyatidaksembuh.Pasiendankeluargatampakbanyakberanyatentanglukany
akepadaperawat.

PertanyaanSoal :

Penjelasanmanakah yang urangtepatdiberikanperawatkepadapasien ?

a. ProsedurPerawatan Luka

b. NutrisiUntukPenyembuhan Luka

c. TerapiUntukPenyembuhan Luka

d. AktivitasUntukPenyembuhan Luka

e. Alat-AlatUntukPerawatan Luka

Pembahasan :

1. PENGERTIAN RAWAT LUKA

Luka adalahrusaknyastrukturdanfungsianatomi normal akibat proses patologis yang


berasaldari internal maupuneksternaldanmengenai organ tertentu.(laren et al, 1994). Ada
duajenislukayaitulukadenganjaringan yang hilangdanlukatanpajaringan yang hilang.

2. CARA MERAWAT LUKA

Cara perawatanluka, alat yang digunakansepertiKassasteril, Plester, LarutanNacl/air hangat,


kantongtahan air untuktempatbalutandanalat-alat lain: ekstrabalutan, salepdangunting.

Langkah-langkahperawatanlukayaitu:

1. Cucitangan 6 langkah ( Hand Hygiene)

2. Lepaskankassa/balutandengancaramenyentuhbagianluarnyasaja.

3. Jikakassa/balutanmenempelpadaluka, basahidenganlarutanNacl,
bukajikasudahlonggar

4. Buangkassa/balutan yang kotorkedalamkantong


5. Bukakassasteriltanpamenyentuhbagiandalam, lalusiram/basahidenganlarutanNacl

6. Gunakansarungtangansteril

7. Bersihkanlukadenganhati-hati,
mulaidaribagianterdekatlukasampaiterluarlukadengansekaliusapansaja

8. Tekanpinggirlukauntukmengeluarkannanah

9. Buangkassa yang digunakansetiapsekalimembersihkanluka

10. Setelahselesai, keringkanlukadengankassakering

11. Tutuplukadengankassa/balutan

12. Eratkandenganplester

13. Cucitangansetelahmelakukanrawatluka

Dan adajugauntukdapatmembantupenyembuhanlukaantara lain dengancara,


makanmakananbergizi, mengikutiterapidokter, minumobatsecarateratur.
Cucitangansebelumdansetelahmerawatluka.Berhentimerokokatauminumalkoholsertahindari
Stress.Lakukanlahcaramerawatlukadenganbenar.

Dan kenapajawabannyaAktivitasUntukPenyembuhan Lukakarena yang sudahsayajelaskan di


prosedurtadikarenapxtidakmengertitentangperawataluka.
makadariitusayamengambiljawabantersebutkarena di dalamprosedurtidakterdapat ATIVITAS
UNTUK PENYEMBUHAN LUKA.

5. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa medis
dislokasi. Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri sekujur tubuh, mual, muntah,
nafsu makan menurun, merasa sulit tidur dan kurang istirahat, serta rambut rontok. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan kulit tampak kering, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 98 x/menit, frekuensi napas 25 x/menit, suhu 37,20C, dan berat badan menurun 4 kg.
Pasien mendapat kemoterapi yang ke7.

Pertanyaan soal

Apakah masalah keperawatan utama pasien?

Pilihan jawaban
A. Nyeri akut

B. Gangguan pola tidur

C. Kerusakan integritas kulit

D. Kekurangan volume cairan

E. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Pengertian

Dislokasi adalah cedera struktur ligameno di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau
memutar / keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,
secara anatomis (tulang lepas dari sendi). (Brunner & Suddarth. 2002). Dislokasi adalah
keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, 2000).

Dislokasi merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang
mengelilingi sebuah sendi. Biasanya kondisi ini terjadi sesudah gerakan memuntuir yang
tajam (Kowalak, 2011). Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini terdapat hanya kepada komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).

Etiologi

1.Umur

Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan.
Misalnya pada umur 30- 40 tahun kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan
ligamen menurun pada usia 30 tahun.

2.Terjatuh atau kecelakan

Dislokasi dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga lutut mengalami
dislokasi.

3.Pukulan

Dislokasi lutut dapat terjadi apabila mendapat pukulan pada bagian lututnya dan
menyebabkan dislokasi.
Tidak melakukan pemanasan

Pada atlet olahraga sering terjadi keseleo karena kurangnya pemanasan.

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan

dislokasi.

4.Cedera olahraga.

Pemain basket dan kiper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan
dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

Terjatuh. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang

licin.

5.Kongenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

Jenis-jenis Dislokasi Sendi

Dislokasi sendi dapat dibedakan sebagai berikut:

1.Dislokasi kongenital

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan

2. Dislokasi patologik

Terjadi akibat penyakit sendi dan jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor, infeksi, atau
osteoporosis tulang. Hal ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.

3. Dislokasi traumatic

Kedaruratan orteoprodi( pasokan darh, susunan saraf rusuk dan mengalami stres berat,
kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena mengalami pengerasan) terjadi
karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya
dan merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan sistem vaskular. Kebanyakan terjadi pada
orang dewasa.

Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari
adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena
adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut,
menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan
tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi,
perlu dilakukan adanya reposisi.

Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan
dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan serabut
dari rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan ligamen
yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh
darah akan terputus dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa
sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3 jam setelah
cedera akibat membengkak dan pendarahan yang terjadi maka menimbulkan masalah yang
disebut dengan dislokasi.

Sumber: https://www.academia.edu/36020240/ASKEP_DISLOKASI

6.Seorang perempuan usia 32 tahun mengalami fraktur femur dan dipasang gips,setelah satu
jam pemasangan gips pasien mengeluh nyeri pada bagian distal area pemasangan,area
pemasangan tampak bengkak dan pasien mengalami penurunan denyut nadi.Apakah tindakan
keperawatan yang dapat segera dilakukan pada kasus tersebut?

A.Observasi tanda vital

B.Kolaborasi analgesic

C.Kerusakan pembukaan gips

D.Menganjurkan teknik distraksi

E.Mengatur posisi tungkai lebih tinggi

.DEFNISI:
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat
trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak
dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang
cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 2005:543)

Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), kelelahan
otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis. Ada 2 tipe dari
fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul  dan kapsula.
a. Melalui kepala femur (capital fraktur)
b. Hanya di bawah kepala femur
c. Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;
a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhanter kecil

.ET
IOLOGI:
Menurut Sachdeva (2000), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Cedera traumatic
2. Fraktur patologik
3. Secara spontan, disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas di kemiliteran.

C.PATOFISIOLOGI
.KLASIFIKASI:

Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis , dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu:

a. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).


1) Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa
komplikasi (Soedarman, 2000 )
2) Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.

b. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.


1) Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui
kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
2) Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang
seperti:
a) Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)
b) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan
kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
c) Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya
yang terjadi pada tulang panjang.

c. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya dengan mekanisme trauma.


1) Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan
akibat trauma angulasi atau langsung.
2) Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu
tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga.
3) Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan
trauma rotasi.
4) Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
5) Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot
pada insersinya pada tulang.
d. Berdasarkan jumlah garis patah.
1) Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
2) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
3) Fraktur Multiple : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama.

e. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.


1) Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi kedua fragmen
tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
2) Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut
lokasi fragmen, terbagi atas:
a) Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan
overlapping).
b) Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).
c) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).

f. Berdasarkan posisi frakur Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :


1) 1/3 proksimal
2) 1/3 medial
3) 1/3 distal

g. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.

h. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang. Pada
fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak
sekitar trauma, yaitu:
1) Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak
sekitarnya.
2) Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
3) Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam
dan pembengkakan.
4) Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman
sindroma kompartement.
PENJELASAN:Karena tekanan eksternal pada gips maka akan terjadi penyumbatan aliran
darah,maka posisi tungkai harus ditinggikan untuk membantu aliran darah menjadi lebih
lancar sehingga dapat mengurangi pembengkakan dan menurunkan denyut nadi karena nyeri
pada fraktur tersebut

Soal No. 7

Seorang laki-laki usia 38 tahun damputasi diatas lutut kanan karena kecelakaan, setelah sadar
klien menolak untuk melihat kakinya dan menolak untuk dikunjungi keluarganya. Masalah
keperawatan yang di alami pasien adalah Gangguan Citra Tubuh

Pembahasan :

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar,
meliputi performance, potensi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan
bentuk tubuh (Sunaryo,2014). Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan menyukai
bagian tubuh akan member rasa aman, terrhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga
diri. Persepsi dan penglaman individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara
dinamis.

Gangguan citra tubuh gangguan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran bentuk, struktur fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan
tubuh. Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negative tentang
penampilan fisik mereka.

Dari soal tersebut gangguan citra tubuh dari pasien tersebut disebabkan karena kecelakaan
dan kaki yang harus di amputasi karena perbuhan bentuk tubuh nya menyebabkan pasien
tersebut terganggu psikologis nya perasaan malu dengan keadaan fisiknya.

Kondisi Patofisiologi dan Psikopatofisiologi dan Prosedur Terapeutik yang dapat


menimbulkan Gangguan citra tubuh adalah :

1. Eksisi bedah
2. Amputasi pembedahan atau traumatic
3. Gangguan Muskuluskeletal
4. Gangguan Integument
5. Kehilangan atau pengurangan fungsi
6. Nyeri
7. Perubahan psikososial dan kehilangan
8. Defisit pengetahuan

Penatalaksanaan :

Dukungan keluarga dapat memberikan dampak positif terhadap pembentukan citra tubuh
lelaki yang mengalami amputasi pembedahan. Hal ini dikarenakan pengaruh keluarga yang
memberikan perhatian positif terhadap penderita dapat membantu menstabilkan emosi dan
psikologis serta memberikan motivasi dan dukungan positif terhadap penderita.

Kondisi emosi psikologis berpengaruh sangat besar pembentukan citra tubuh pasien. Adapun
upaya terkait dukungan keluarga ini dapat berupa upaya menstabilkan emosi pasien, menjaga
gaya hidup selama penyembuhan, memberikan dukungan sosial, dan membantu pemahaman
pengetahuan terkait proses penyembuhan pada pasien pasca pembedahan Amputasi.
Sumber :

eprints.umm.ac.id.jiptummpp-gdl-ismailumar-51685-2-babi.pdf (di unduh pada tanggal 20


april pukul 21.00)

8. Seoranglakilakiusia 40 tahundatangkepoliortopediuntuk control luka post of frakturangkle,


padasaatberkunjungpasiensudah 3 minggu yang lalumengalamifraktur,
daripemeriksaansudahterdapatkalus, termasukdalamfaseapakahfrakturtersebut?

Pilihanjawaban

A. Inflamasi

B. Maturasi

C. Pembentukankalus

D. Penulangankalus

E. Remodeling

Pembahasan :

PengertianFraktur Ankle

Fraktur (patahtulang) padaujung distal fibula dan tibia merupakanistilah yang


digunakanuntukmenyatakanfrakturpergelangan kaki (ankle fracture).
Frakturinibiasanyadisebabkanolehterpuntirnyatubuhketika kaki sedangbertumpu di
tanahatauakibatsalahlangkah yang menyebabkantekanan yang berlebihan (overstressing)
padasendipergelangan kaki. Fraktur yang parahdapatterjadipadadislokasipergelangan kaki.
Fraktur ankle itusendiri yang dimaksudkanadalahfrakturpadamaleoluslateralis (fibula)
dan/ataumaleolusmedialis. Pergelangan kaki merupakansendi yang
kompleksdanpenopangbadandimana talus duduk
dandilindungiolehmaleoluslateralisdanmedialis yang diikatdengan ligament. Dahulu,
fraktursekitarpergelangan kaki disebutsebagaifraktur Pott. Frakturpadapergelangan kaki
seringterjadipadapenderita yang mengalamikecelakaaan (kecelakaanlalulintasataujatuh).
Bidanggeraksendipergelangan kaki hanyaterbataspada 1
bidangyaituuntukpergerakandorsofleksidan plantar fleksi.
Makamudahdimengertibilaterjadigerakan-gerakandiluarbidangtersebut,
dapatmenyebabkanfrakturataufrakturdislokasipadadaerahpergelangan kaki.Bagian-
bagianyang seringmenimbulkanfrakturdanfrakturdislokasiyaitugayaabduksi, adduksi,
endorotasidaneksorotasi.

Etiologi

1. Frakturpergelangan kaki paling seringterjadipada trauma akut, sepertijatuh,


salahlangkah, ataucederasaatberolahraga
2. Lesipatologisjarangmenyebabkanfrakturpergelangan kaki

Kondisi yang BerkaitandenganFrakturPergelangan Kaki

1. Keseleopergelangan kaki (sprain ankle)


2. Keseleo PTT (sprain PTT)

Patofisiologi
Penyelidikan-penyelidikan mekanisme trauma pada sendi talocrural ini telah
dilakukan sejak lama sekali. Tapi baru setelah tahun 1942 oleh penemuan-penemuan
berdasarkan penyelidikan eksperimentil pada preparat-preparat anatomik, Lauge Hansen dari
Denmark berhasil melakukan pembagian dari jenis-jenis trauma serta berdasarkan pembagian
ini hampir semua fraktur serta trauma dapat dibagi dalam 5 dasar mekanismenya.
1. Trauma supinasi/Eversi
Dalam jenis ini termasuk lebih dari 60% dari fraktur sekitar sendi talocrural.
2. Trauma Pronasi/Eversi
Tidak begitu sering, hanya kurang lebih 7 -- 8% fraktur sekitar senditalocrural.
3. Trauma Supinasi/Adduksi
Antara 9 -- 15% dari fraktur sendir talocrural termasuk golongan ini.
4. Trauma Pronasi/Abduksi
Sekitar 6 -- 17% fraktur sendi talocrural.
5. Trauma Pronasi/Dorsifleksi
Sangat jarang terjadi tapi perlu disebutkan.
Banyak pengarang telah melakukan penyelidikan pada material klinis mereka
berdasarkan pembagian dari Lauge Hansen ini. Satu hal yang penting yang dapat selalu
ditarik dari dasar pembagian ini adalah kita dapat mengenal mekanismenya dari trauma dan
kemudian setelah melihat penemuan radiologik , menghubungkan trauma yang terdapat pada
ligamen-ligamennya. Mengenai trauma inversi juga telah dilakukan penyelidikan-
penyelidikan eksperimentil dan memang dapat dihasilkan secara eksperimentil tapi suatu
trauma inversi hampir tidak pernah akan ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Perlu
ditekankan kembali bahwa sprain , robekan ligamen serta patah tulang pada sendi talocrural
adalah suatu kesatuan etiologi. Kekuatan-kekuatan indirek yang sama, tergantung dari
kedudukan kaki pada saat itu serta arah rotasi sendi talocrural/yang bekerja pada setiap jenis
trauma. Kekuatan indirek ini sebenarnya kecil, dibanding dengan panjang lever yang
misalnya satu meter sudah dapat menimbulkan fraktur.
Lesis menemukan bahwa untuk fulcrum 1 m cukup kekuatan sebanyak 5 -- 8 kg saja.
Sedangkan suatu kekuatan direk yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan yang sama,
harus kurang lebih 100 kali lebih kuat.

Gambar 3. Posisi Kaki Dorsofleksi


Pada gambar di atas, kaki dalam keadaan netral atau dorsifleksi. Bila trauma
menimbulkan rotasi eksternal yang hebat maka ligamentum tibiofibular anterior akan
teregang. Bila rotasi terjadi terus menerus maka kerusakan ligamentum deltoid dapat terjadi.
Gambar 4. Posisi Kaki Plantar Fleksi Maksimal
Pada gambar di atas, kaki dalatn keadaan plantar fleksi maksimal. Bila trauma
menimbulkan rotasi eksterna yang hebat maka dapat tcrjadi ruptur dari ligamentum
talofibular, disertai luxasi antcrior dari talus.

Gambar 5. Fraktur Maleolus Lateralis


Pada gambar di atas, fraktur maleolus lateralis yang terjadi bila trauma menimbulkan
rotasi eksterna dan abduksi yang hebat memutar os talus dan mendorong melcolus latcral ke
posterior Bila trauma cukup kuat ruptur dari ligamentum dcltoid anterior (tibiotalar dan tibio
navicular) serta ligamentum tibiofibular anterior dapat terjadi.
Penjelasan:
Jadipasien yang datanguntuk control luka post of frakturangkle yang suud dipasangdari 3
minggu yang lalu, sehinggatermasukdalamTahapPenulanganKalus (Osifikasi),
pembentukankalusmulaimengalamipenulangandalamduasampaitigaminggupatahtulang,
melalui proses penulanganendokondral. Patahtulangpanjang orang dewasa normal,
penulanganmemerlukanwaktutigasampaiempatbulan. Mineral
terusmenerusditimbunsampaitulangbenar-benartelahbersatudengankeras.
Permukaankalustetapbersifatelektronegatif (Miller, 2008).

Sumber: https://www.scribd.com/doc/86842151/Fraktur-Ankle (diaksespada 22 april 2020)

9.Seorang perempuan datang ke igd dengan mengalami pendarahan hebat, dan dari
pemeriksaan terdapat fraktur pada femur sebelah kanan, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80 x/menit, akral teraba dingin, apakah komplikasi fraktur yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Syok emboli
b. Sindrom kompartemen
c. Syok hipovolemik
d. Tromboemboli
e. Nekrosis avaskuler
Pembahasan:

1. Pengertian
Emboli adalah suatu kondisi di mana aliran darah terhambat akibat benda
asing (embolus), seperti bekuan darah, udara, lemak, ketuban dan kolestrol. Benda
asing  yang  berada  di  dalam  aliran  darah  akan  ikut  bersirkulasi  sampai
terhambat  pada salah  satu  pembuluh  darah.  Hambatan  ini  menyebabkan  aliran
darah  menjadi  tidak lancer  dan  jaringan  tubuh  kekurangan  oksigen  sehingga
menyebabkan kegagalan fungsi  organ.
Emboli lemak (Fat Embolism Syndrome) adalah gangguan aliran darah yang
disebabkan oleh gelembung lemak di pembuluh darah. Emboli lemak terjadi ketika
tetesan lemak dilepaskan ke dalam aliran darah. Kondisi ini paling sering dikaitkan
dengan trauma, seperti fraktur tulang.
Emboli lemak adalah Sebuah proses dimana jaringan lemak masuk ke dalam
aliran darah.  Istilah  emboli  lemak menunjukan  gambaran  klinis  yang
spesifik akibat
trauma khususnya fraktur yang mengenai orang dewasa dan jarang ditemukan pada
anak-anak. Emboli lemak merupakan komplikasi yang fatal dan menyebabkan
kematian sebesar  20% dari seluruh kematian akibat fraktur.
1. Etiologi
Sindrom emboli lemak paling sering terjadi pada fraktur tertutup, fraktur dan 
multiplefraktur dari tulang panjang, pelvis, dan tulang rusuk. Tetapi ada banyak penye
bab lain, yaitu :
1. Prosedur ortopedi
2. Cedera jaringan lunak yang besar
3. Luka bakar yang parah
4. Biopsi sumsum tulang
5. Sedot lemak
6. fatty liver
7. Terapi kortikosteroid berkepanjangan
8. Pankreatitis akut
9. Osteomyelitis
10. Kondisi menyebabkan infark tulang, terutama penyakit sel sabit
2. Patofisiologi
Emboli berasal dari lemak sumsum tulang dan jaringan lemak, kemudian
melalui robekan  vena  masuk  ke  sirkulasi  dan  paru-paru,  bersama  gelembung-
gelembung lemak  melewati  kapiler  paru  masuk  ke  sirkulasi  sistemik  dan  menuju
ke otak, ginjal, jantung dan kulit. Menurut penelitian menyatakan bahwa lemak netral
merupaka sumber emboli  kecil, yang merupakan penyebab utama gangguan
metabolisme lemak. Pada trauma yang luas terjadi penurunan karbohidrat dan lemak
secara cepat, berupa lipolisis pada jaringan lemak dan sejumlah besar asam lemak 
bebas.  
Pada saat terjadi fraktur femur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh
darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena
katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak
dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.

Jawaban:

Dari jawaban diatas yang benar adalah syok emboli karena merupakan salah
satu komplikasi dari fraktur femur. Ketika terjadi fraktur femur dapat terjadi emboli
yang  berasal dari lemak sumsum tulang dan jaringan lemak, kemudian melalui
robekan vena masuk  ke  sirkulasi  dan  paru-paru. Emboli lemak tersebut yang akan
menumpuk di daerah paru sehingga dapat mengahambat pernapasan bahkan gagal
napas.

Sumber: https://id.scribd.com/doc/168305049/Sindrom-emboli-lemak

10. Seorang perawat melakukan pemeriksaan pada pasien post op fraktur femur, pasien
mengeluh nyeri, mengalami keterbatasan gerak, dan dari hasil pemeriksaan kekuatan
otot mengalami penurunan. Apakah diagnose keperawatan yang diangkat berdasarkan
data tersebut?
a. Nyeri
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Ketidakmampuan pemenuhan ADL
d. Kerusakan integritas kulit
e. Kelemahan
Pembahasan:
Fraktur femur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang
paha yang ditandai adanya deformitas yang jelas yaitu pemendekan tungkai
yang mengalami fraktur dan hambatan mobilitas fisik yang nyata (Brunner &
Suddarth, 2008). Akibat adanya fraktur mengakibatkan terjadinya keterbatasan
gerak (hambatan mobilitas), terutama di daerah sendi yang terjadi fraktur dan
sendi yang ada di daerah sekitarnya. Karena keterbatasan gerak tersebut
mengakibatkan terjadinya keterbatasan lingkup gerak sendi dan
mengakibatkan terjadinya gangguan pada fleksibilitas sendi, Terjadinya
gangguan fleksibilitas sendi akibat suatu keadaan kelainan postur, gangguan
perkembangan otot, kerusakan system saraf pusat, dan trauma langsung pada
system musculoskeletal, misalnya fraktur yang menimbulkan respon nyeri
pada daerah yang sakit (Potter & Perry, 2008).
Fraktur dapat menyebabkan kecacatan fisik pada anggota gerak yang
mengalami fraktur, untuk itu diharuskan segera dilakukan tindakan untuk
menyelamatkan klien dari kecacatan fisik. Sedangkan kecactan fisik dapat
dipulihkan scara bertahap melalui latihan rentang gerak yaitu dengan latihan
Range of Motion (ROM) yang dievaluasi secara aktif, yang merupakan
kegiatan penting pada periode post operasi guna mengembalikan kekuatan otot
pasien (Brunner & Suddarth, 2008).

Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul  dan
kapsula.
b. Melalui kepala femur (capital fraktur)
c. Hanya di bawah kepala femur
d. Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;
a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang
lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.
b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhanter kecil
 Etiologi
Menurut FKUI (2010), penyebab fraktur adalah trauma yang terbagimenjadi dua,
yaitu;
a. trauma langsung: berarti benturan pada tulang dan
mengakibatkanfraktur di tempat itu.
b.  b.Arauma tidak langsung: bila mana titik tumpuh benturan
denganterjadinya fraktur berjauhan.

 patofisiologi
Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, 
m a k a  periosteum, pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnyar u s
a k . Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas
untukmenahan tekanan (Apley, A. Graham,
1993).F r a k t u r   b i a s a n y a d i s e b a b k a n oleh trauma atau tenaga
f i s i k . K e k u a t a n d a n s u d u t d a r i t e n a g a tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tidak lengkap.fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,
sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
tersebut kekuatannya melebihi kekuatantulang ada 2 faktor yang mempengaruhi
terjadinya frakturnya itu ekstrinsik  (meliputi kecepatan sedangkan durasi trauma
yang mengenai tulang, arah,
dankekuatan), sedangkan intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorbsi 
energi trauma, kelenturan, kekuatan adanyadensitas tulang-
t u l a n g   y a n g   d a p a t menyebabkan terjadinya patah tulang bermcam
- m a c a m ,   m i s a l n y a   t r a u m a langsung dan tidak langsung, akibat keadaan
patologi secara spontan (sylvia, etal., 2005) Tapi apabila tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada
tulang yang mengakibatkanrusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito,
Lynda Juall, 1995). Setelah terjadifraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, marrow , dan jaringan lunakyang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklahhematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.
Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi
yangditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel
darah putih. inimerupakan dasar penyembuhan tulang (Black, J.M, et al, 1993)
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/52318/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
(diunduh pada tanggal 21 april pukul 20.26 wita)

11. Seorangperempuandatangkeigddengankeluhannyerinhebat, skalanyeri 7


danwajahtampakmeringis, daripemeriksaantampaklukapendarahanakibatfraktur,
apakah diagnose keperawatanutama yang tepatuntukkasusdiatas?
a. Nyeri
b. Kerusakanmobilitasfisik
c. Ketidakmampuanpemenuhan ADL
d. Kerusakanintegritaskulit
e. Kelemahan
 PengertianNyeri

Nyeriadalahpengalamansensoridanemosional yang
tidakmenyenangkanakibatdarikerusakanjaringan yang
aktualataupotensial.Nyeriadalahalasanutamaseseoranguntukmencaribantuanperawatankeseh
atan.Nyeriterjadibersamabanyak proses
penyakitataubersamaandenganbeberapapemeriksaandiagnostikataupengobatan.
Nyerisangatmengganggudanmenyulitkanlebihbanyak orang
dibandingsuatupenyakitmanapun (Smeltzer, 2001).

Intensitasnyerigambaranseberapaparahnyeriysngdirasakanindividu.Pengukuranintensitasnye
risangatsubyektifdan individual, dankemungkinannyeridalamintensitas yang
samadirasakansangatberbedaolehdua orang yang berbeda.
Pengukurannyeridenganpendekatanobyektif yang paling
mungkinadalahmenggunkanresponfisiologiktubuhterhadapnyeriitusendiri (Tamsuri, 2006).
 Tanda&Gejala

Nyeriseringdidefinisikansebagainyeri yang berlangsunglebihdari 12 minggu. Rasa


sakitdapatdigambarkansebagai:

a. Nyeriringanatauberat.
b. Rasa terbakar, sakit, ataunyeri di sebagianatauseluruhtubuh.
c. Nyeri yang menyebabkanketidaknyamanan, ngilu, sesak, ataukaku.

 SKALA NYERI 0-10


By.MuhammadImron,S.Kep,Ns

SKALA NYERI ( COMPARATIVE PAIN SCALE )


0 = Tidakada rasa nyeri yang dirasakan.

1 = Nyeriringanatauhampirtidakterasadankadanglupaakannyeri yang dirasa

2 = Nyeriringan yang tidakmenyenangkansepertinyeriketikadicubit


3 = Nyeri yang nyataterasanamundapatditoleransisepertimendapatkanpukulandihidung

4 = Nyeri yang dalamdankuatsepertisakitgigi

5 = Nyerikuatdalamdanmenusuksepertiterkilir

6 = Nyeri yang intens, membuatandatidakfokus.

7 = Nyeri yang sangatintens, danmendominasisehinggamembuatsusahberaktifitas

8 = Nyeri yang mengerikan, kuatdantermasukparah

9 = Nyeri yang menyiksataktertahankan, 

10 = Nyeri yang takdapatdiungkapkan.

SkalaNyeri dari 0 hingga 10 tersebutdiataskemudiandikelompokkanmenjadi 3, yatiu :

SkalaNyeri 1-3 = Ringan

SkalaNyeri 4-6 = Sedang

SkalaNyeri 7-10 = Berat

SkalaNyeri yang ringanditandaidenganmasihbisaditahandanaktifitastidakterganggu
SkalaNyeri yang sedangditandaidenganaktifitas yang terganggu.
SkalaNyeri yang beratditandaidengantidakdapatmelakukanaktifitassecaramandiri.

 KlasifikasiNyeri

MenurutSmeltzer (2001), nyeridapatdiklasifikasikansebagaiberikut :


a. Nyeriakut 
Nyeriakutbiasanyaawitannyatiba-
tibadanumumnyaberkaitandengancederaspesifik.Nyeriakutmengindikasikanbahwakerusakan
ataucederatelahterjadi.Hal
inimenarikperhatianpadakenyataanbahwanyeriinibenarterjadidanmengajarkankepadakitaunt
ukmenghindarisituasiserupa yang secarapotensialmenimbulkannyeri.Jikakerusakantidak
lama terjadidantidakadapenyakitsistematik,
nyeriakutbiasanyamenurunsejalandenganterjadipenyembuhan;
nyeriiniumumnyaterjadikurangdarienambulandanbiasanyakurangdarisatubulan.Untuktujuan
definisi, nyeriakutdapatdijelaskansebagainyeri yang
berlangsungdaribeberapadetikhinggaenambulan.

b. Nyerikronik 

Nyerikronikadalahnyerikonstanatauintermiten yang
menetapsepanjangsuatuperiodewaktu.Nyeriiniberlangsung di luarwaktupenyembuhan yang
diperkirakandanseringtidakdapatdikaitkandenganpenyebabataucederaspesifik.Nyerikronisda
pattidakmempunyaiawitan yang
ditetapkandengantetapdanseringsulituntukdiobatikarenabiasanyanyeriinitidakmemberikanre
sponsterhadappengobatan yang diarahkanpadapenyebabnya.Meskinyeriakutdapatmenjadi
signal yang sangatpentingbahwasesuatutidakberjalansebagaimanamestinya,
nyerikronisbiasanyamenjadimasalahdengansendirinya.

 MekanismeNeurofisiologiknyeri

Strukturspesifikdalamsistemsyarafterlibatdalammengubah stimulus
menjadisensasinyeri.Sistem yang
terlibatdalamtransmisidanpersepsinyeridisebutsebagaisistemnoniseptik.Sensivitasdarikompo
nensistemnoniseptikdapatdipengaruhiolehsejumlahfaktordanberbedadiantaraindividu.Tidaks
emua orang yang terpajanterhadap stimulus yang samamengalamiintensitasnyeri yang sama.
Sensasi yang sangatnyeribagiseseorangmungkinhampirtidakterasabagi orang lain.
Lebihjauhlagi, suatu stimulus
dapatmengakibatkannyeripadasuatuwaktutetapitidakpadawaktu lain. Sebagaicontoh,
nyeriakibatartritiskronisdannyeripascaoperatifseringterasalebihparahpadamalamhari
(Smeltzer, 2002).
Salah satu neuromodulator nyeriadalahendorfin (morfin endogen),
merupakansubstansisejenismorfin yang disuplaiolehtubuh yang terdapatpadaotak, spinal
dantraktus gastrointestinal yang memberiefekanalgesik, padasaat neuron
nyeriperifermengirimkansinyalkesinaps, terjadisinapsisantaranyeriperiferdan neuron yang
menujukeotaktempatseharusnyauntuksubstansinyeri,
padasaattersebutendorfinakanmemblokirlepasnyasubstansinyeritersebut (Tamsuri, 2007).

 Pathway nyeri
 Patofisiooginyeri

 Alasankenapajawabanyanyeriyaitu, karenadisoalterteraskalanyeri 7 jadi di


skalanyeri 7 itupxsudahtidakbisamelakukanaktivitassecaramandiri. Skalanyeri7itu =
nyeriberat. Sehingga diagnose utamaadalahnyeri.

Sumber
:https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/issues/spring11/articles/spring11pg5-6.html

http://www.emedicinehealth.com/chronic_pain/article_em.htm
http://www.painmed.org/patientcenter/facts_on_pain.aspx#chronic

http://www.webmd.com/pain-management/guide/pain-management-overview-facts

http://www.everydayhealth.com/pain-management/know-your-risk-for-chronic-
pain.aspx

http://www.instituteforchronicpain.org/understanding-pain/complications

Anda mungkin juga menyukai