Anda di halaman 1dari 21

REFRAT

REHABILITASI MEDIK
FRAKTUR HUMERI

Pembimbing:
dr. K. Kusumawati , Sp.KFR


Oleh:
JAKA HERMAWAN
J500100092
DEVI HANDAYANI
J500100080

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
Fraktur humerus merupakan diskontinuitas
jaringan tulang humerus. Fraktur tersebut umumnya
disebabkan oleh trauma. Setiap fraktur dan kerusakan
jaringan lunak sekitar tulang tersebut harus
ditanggulangi sesuai dengan prinsip penanggulangan
cedera muskuloskeletal. Prinsip tersebut meliputi
rekognisi (mengenali), reduksi (mengembalikan),
retaining (mempertahankan), dan rehabilitasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi

DEFINISI
Fraktur humerus adalah hilangnya kontinuitas
tulang , tulang rawan sendi, tulang rawan epifisial baik
yang bersifat total maupun parsial pada tulang humerus.
ETIOLOGI

Kebanyakan fraktur dapat saja terjadi karena
kegagalan tulang humerus menahan tekanan terutama
tekanan membengkok, memutar, dan tarikan.
Trauma dapat bersifat
2
:
Langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada
tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang
terjadi biasanya bersifat kominutif dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan.
Tidak langsung
Trauma tidak langsung terjadi apabila trauma dihantarkan
ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur
KLASIFIKASI

Fraktur humerus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Fraktur Proximal Humerus
Fraktur Shaft Humerus
Fraktur Distal Humerus

1. Fraktur Proximal Humerus
Pada fraktur jenis ini, insidensinya meningkat pada usia yg lebih tua yang terkait
dengan osteoporosis. Perbandingan wanita dan pria adalah 2:1. Gejala klinis pada
fraktur ini adalah nyeri, bengkak, nyeri tekan, nyeri pada saat digerakkan, dan
dapat teraba krepitasi. Ekimosis dapat terlihat dinding dada dan pinggang setelah
terjadi cedera.
Klasifikasi menurut Neer, antara lain:
One-part fracture : tidak ada pergeseran fragmen, namun terlihat garis fraktu
Two-part fracture :
anatomic neck
surgical neck
Tuberculum mayor
Tuberculum minor
Three-part fracture :
Surgical neck dengan tuberkulum mayor
Surgical neck dengan tuberkulum minus
Four-part fracture
Fracture-dislocation
Articular surface fracture

2. Fraktur Shaft Humerus
Fraktur ini adalah fraktur yang sering terjadi. 60% kasus adalah fraktur sepertiga
tengah diafisis, 30% fraktur sepertiga proximal diafisis dan 10% sepertiga distal
diafisis. Mekanisme terjadinya trauma dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Gejala klinis pada jenis fraktur ini adalah nyeri, bengkak, deformitas,
dan dapat terjadi pemendekan tulang pada tangan yang fraktur. Pada
pemeriksaan fisik terdapat krepitasi pada manipulasi lembut.
Deskripsi klasifikasi fraktur shaft humerus :
Fraktur terbuka atau tertutup
Lokasi : sepertiga proksimal, sepertiga tengah, sepertiga distal
Derajat : dengan pergeseran atau tanpa pergeseran
Karakter : transversal, oblique, spiral, segmental, komunitif
Kondisi intrinsik dari tulang
Ekstensi artikular

3. Fraktur Distal Humerus
Fraktur ini jarang terjadi pada dewasa. Kejadiannya hanya sekitar 2% untuk
semua kejadian fraktur dan hanya sepertiga bagian dari seluruh kejadian fraktur
humerus.Mekanisme cedera untuk fraktur ini dapat terjadi karena trauma
langsung atau trauma tidak langsung. Gejala klinis dari fraktur ini antara lain
pada daerah siku dapat terlihat bengkak, kemerahan, nyeri, kaku sendi dan
biasanya pasien akan mengeluhkan siku lengannya seperti akan lepas. Kemudian
dari perabaan (palpasi) terdapat nyeri tekan, krepitasi, dan neurovaskuler dalam
batas normal.
Klasifikasi:
-Suprakondiler Fraktur
- Trankondiler Fraktur
- Interkondiler Fraktur
- Kondiler Fraktur
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lokal (Look, Feel, Move)
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Laboratorium

PENATALAKSANAAN
1. Reduksi
adalah restorasi fragmen fraktur sehingga didapati posisi yang dapat
diterima.
2 Macam Reduksi
- Reduksi tertutup
-Reduksi terbuka
2. Traksi
Digunakan untuk efek reduksi dan imobilisasi.
2 macam Traksi:
- Skin Traksi
- Skeletal Traksi
3. Imobilisasi
KOMPLIKASI
1. Tulang
a. Delayed Union
b. Non-Union
c. Mal union
d. Avasculer necrosis
2. Sendi
a. Adhesi
b. Sudecks Atrophy
c. Stiffnes
3. Otot dan Tendo
a. Post raumatic tendinitis
b. Muscle wasting
c. Myositis ossificant
4. Nervus
a. Neuropraxia
b. Axonotmesis
c. Neurotmesis
5. Artery
a. Gangguan suplai arteri
BAB III
REHABILITASI MEDIK
Tujuan umum :
mobilisasi segera untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring yang lama
mencegah disabilitas
penderita dapat kembali ke tingkat fungsional sebelum terjadinya fraktur
Tujuan khusus :
meningkatkan ambulasi
mengurangi nyeri
meningkatkan lingkup gerak sendi-sendi di sekitar fraktur maupun daerah yang berjauhan
dari daerah fraktur pada anggota gerak yang sama memulihkan kekuatan otot.
Goal Rehabilitasi medik:
Mengatasi nyeri
Memperbaiki deformitas
Melindungi jaringan yang cedera
Mencegah komplikasi
Mengembalikan gerakan sendi (ROM)
Memperbaiki kekuatan otot
Problematika Rehabilitasi medik yang sering muncul
pada pasca operasi fraktur humeri meliputi impairment,
functional limitation dan disability.
Waktu Konservatif Operatif
1 minggu -gerak aktif jari-jari dan
pergelangan tangan secara
penuh untuk mencegah
bengkak
-tidak boleh latihan LGS dan
penguatan sendi siku dan
bahu.
Gerak pasif sendi siku dan
bahu dalam batas nyeri
masih bisa ditolerir
2 minggu -Gerak pasif pasif sendi siku
dan bahu dalam batas nyeri
bisa ditolerir.
-tidak boleh latihan
penguatan.
-latihan LGS sendi siku dan
bahu
-latihan pendulum sendi
bahu
-tidak boleh ada beban.
4-6
minggu
-lat. Peningkatan LGS sendi
siku dan bahu.
-latihan penguatan(isometrik
dan isotonik)
-latihan beban ringan
-gunakan tangan untuk
aktivitas sehari-hari.
-lat. Peningkatan LGS sendi
siku dan bahu.
-latihan penguatan ringan
(isometrik dan isotonik)
-latihan beban ringan

8-12
Minggu
-Full Weight Bearing
( push up)
-lat. Peningkatan LGS sendi
siku dan bahu.
-latihan penguatan dengan
beban ditingkatkan.
Aktifitas penuh

Terapi Latihan
1. ROM
2. Latihan Kekuatan
Okupasi Terapi
1. Aktifitas sehari-hari
2. Aktifitas rumah tangga
3. Aktifitas di waktu luang
Edukasi
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1.

2.


3.


4.
Fraktur Humeri adalah terputusnya kontinuitas tulang humerus dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur pada humerus dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena trauma
tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang.
Problematika fisioterapi yang sering muncul pada pasca operasi fraktur humeri
sepertiga tengah meliputi impairment, functional limitation dan disability.
Penanganan rehabilitasi medik seperti fisioterapi harus segera dilakukan sehingga
komplikasi yang sifatnya menetap dapat dicegah. Penanganan fisioterapi berupa
meningkatkan kekuatan otot, menambah lingkup gerak sendi dengan modalitas
terapi berupa latihan. Dimulai dari gerakan isometric, dilanjutkan gerakan
isotonic secara bertahap berupa ROM exercise, dan latihan gerak fungsional
berupa latihan duduk, latihan berdiri, dan latihan berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Rasjad, C., dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC, 2010, Bab 42;
Sistem Muskuloskeletal.
2. Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone,
2007, Bab. 14; Trauma.
3. Tortora G.J. & Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 12
th

Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, 2009, Chapter 8; The Skeletal
System: The Appendicular Skeleton.
4. Tortora G.J. & Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 12th
Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, 2009, Chapter 11; The Muscular
System.
5. Standring, S. Grays Anatomy 39
th
Edition. USA: Elsevier, 2008, Chapter 48;
General Organization and Surface Anatomy of The Upper Limb.
6. Wang, E.D. & Hurst, L.C. Netters Orthopaedics 1
st
Edition. Philadelphia:
Elsevier, 2006, Chapter 15; Elbow and Forearm.
7. Emedicine. 2012. Humerus Fracture. Accessed: 2
nd
February 2012. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/825488-overview
8. Aaron N., Michael D.M., et.al., 2011. Distal Humeral Fractures in Adults.
Accessed: 2
nd
February 2012. Available from:
http://www.jbjs.org/article.aspx?articleid=35415
9. Egol, K.A., Koval, K.J., Zuckerman, J. D. Handbook Of Fractures.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins. 2010:p. 193-229;604-614
10. Thompson, J.C. Netters: Concise Otrhopaedic Anatomy 2
nd
ed. Philadelphia:
Elsevier Inc. 2010:p. 109-116.
11. Noffsinger, M. A. Supracondylar Humerus Fractures. Available at
www.emedicine.com. Accessed on 4
th
March 2012
12. Reksoprodjo, S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher, 2009, Bab 9; Orthopaedi.
13. Purwadianto A, Budi S. Kedaruratan Medik. Jakarta: Binarupa Aksara, 2000,
Bab 7; Kedaruratan Sistim Muskuloskeletal.
14. Aston, M., Hughes, S. 1983. Kapita Selekta Traumatologik dan Ortopedik
(Astons Short Textbook of Orthopedics and Traumatology). EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai