Anda di halaman 1dari 12

Lampiran1

FRAKTUR

1. Pengertian
Frakturadalahterputusnyakontinuitasjaringantulangyangumumnyadisebabkano
leh rudapaksa(Mansjoer,Arif,etal, 2000).
Menurut Linda Juall (2001) fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang
yangdisebabkanoleh tekanan eksternalyang datang lebih besar dariyang dapat
diserapolehtulang.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebab etiologinya strikturdi bagi menjadi 3 jenis:
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
terjadinya kekerasan . Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah
dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya ,dan penarikan
d. Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah
oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis.
(Price &Wilson,2005).

3. Klasifikasi
a. Complete fraktur, patah tulang pada seluruh garis tengah tulang, luas dan
melintang .Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
b. Closed fraktur, tidak menyebabkan robeknya kulit, imtegritas kulit masih utuh.
c. Open fraktur, merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulitrusak
danujung tulang menonjol samapai menembus kulit) ataumembran mukosa
sampai kepatahan tulang.
d. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok.
e. Tranversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang
f. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.
g. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
h. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tulang tengah.
i. Depresi,fraktur dengan fragmen patah anter dorong kedalam(sering terjadi pada
tulang tengkorak dan wajah).
j. Kompresi,fraktur dimana tulang mengalami kompresi.
k. Patologik,fraktur yang terjadi pada daerah tulang yang berpenyakit(kista tulang,
paget, metastasis tulang, tumor, dsb).
l. Avulsi,tertarik nya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya.
m. Epifisial, fraktur melalui epifisis.
n. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

4. Tanda dan Gejala


a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di
imobilisasi, hematoma, dan edema.
b. Perubahan bentuk (deformitas) karena adanya pergeseran fragmen tulang yang
patah .
c. Hilang nya fungsi.
d. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontrak si otot yang melekat di
atas dan dibawah tempat fraktur.
e. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
f. Pembengkakan dan perubahan warnalocal padakulit.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan foto radiology dari fraktur : menentukan lokasi dan luasnya
1) X-ray
2) CTscan
3) Bonescanning
4) MRI(magneticResonance Imaging)
5) EMG (Elektromyogarfi).
b. Pemeriksaan darah lengkap
c. Arteriografi, dilakukan bila kerusakan di curigai.
d. Kreatinin, trauma otot meningkatkan bebean kreatinin untuk klirens ginjal.
6. Penata laksanaan
a. Penata laksanaan segera setelah cidera adalah imobilisasi bagian yang cidera
apabila klien akan di pindahkan perlu di sangga bagian bawah dan atas tubuh yang
mengalami cidera tersebut untuk mencegah terjadinya rotasi atau angulasi.
b. Selanjut nya prinsip penanganan fraktur adalah reduksi. Reduksi fraktur berarti
mengembalikan fragmen tulang pada ke sejajaran nya dan rotasi anatomis Reduksi
tertutup, mengembalikan fragmen tulang keposisi nya (ujung ujungnya saling
berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. Alat yang digunakan
biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya. Reduksi terbuka, dengan pendekatan
bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin , kawat, sekrup, plat, paku.
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksterna dan interna.
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
c. Pemberian analgetik untuk mengerangin yeri
d. Status neurovaskuler selalu dipantau meliputi peredaran darah, nyeri, perabaan,
gerakan.
e. Fisioterapi
Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak
tubuh baik secara active maupun passive untuk pemeliharaan dan perbaikan
kekuatan, ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas,
stabilitas, rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional
(Kisner, 1996). Teknologi intervensi Fisioterapi yang dapat digunakan antara lain:
Positioning : Dengan mengelevasikan tungkai yang sakit maka dengan posisi ini
bermanfaat untuk mengurangi oedem.
Rileks passive movement :Merupakan gerakan yang murni berasal dari luar atau
terapis tanpa di sertai gerakan dari anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan
untuk melatih otot secara pasif, oleh karena gerakan berasal dari luar atau terapis
sehingga dengan gerak rilekspassivemovement ini diharapkan otot yang dilatih
menjadi rilek maka menyebabkan efek pengurangan atau penurunan nyeri akibat
incisi serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas otot
(Kisner, 1996).

Latihan jalan : Aspek terpenting pada penderita fraktur tungkai bawah adalah
kemampuan berjalan , latihan yang yang di laksanakan adalah ambulasi non
weightbearing, dengan menggunakan alat bantu berupa 2 buah kruk, caranya
kedua kruk dilangkahkan kemudian diikuti kaki yang sehat sementara kaki yang
sakit menggantung (Cash, 1966). Syarat berjalan dengan alat Bantu (1) Otot-otot
lengan harus kuat, (2) Harus mempertahankan keseimbangan dalam posisi berdiri
dengan alat bantu, (3)Bisa berdiri lama minimal 15 menit.
f. Penata laksanaan dengan konservatif dan operatif
1) Cara konservatif: Dilakukan pada anak-anak dan remaja di mana masih
memugkinkan terjadinya pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan
karena adanya infeksi atau di perkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang
dilakukan adalah gips dantraksi
a. Gips
Indikasi pemasangan gips adalah:
(1) Perlu immobilisasi dan penyangga fraktur
(2) Mengistirahatkan dan stabilisasi bagian tubuh yang fraktur
(3) Koreksideformitas
(4) Mengurangi aktifitas bagian tubuh yang fraktur
(5) Membuat cetakan tubuh yang orthotic
b. Traksi
Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali
pada ekstremitas pasien.Tempat tarikan di sesuaikan sedemikian rupa
sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulan goyang

patah. Tujuan penggunaan traksi mekanik adalah perbaikan dislokasi,


mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergensi.
Kegunaan pemasangan traksi, antara lain: Mengurangi nyeri akibat
spasmeotot, Memperbaiki dan mencegah deformitas, Immobilisasi, Di
fraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi),
Mengencangkan pada perlekatannya.
2) Operatif: Pada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak
keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut
fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umum nya insisi dilakukan pada
tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomic
menuju tempat yang mengalami fraktur. Sesudah direduksi, fragmen-fragmen
tulang ini di pertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat,
dan paku.
DAFTAR PUSTAKA
Apley,A.Graham,1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, Widya
Medika,Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.
EGC, Jakarta
Hudak and Gallo, 1994. Keperawatan Kritis, Volume I EGC, Jakarta Ignatavicius,
DonnaD, 1995. Medical Surgical Nursing: ANursing Process Approach,W.B. Saunder
Company
Long, BarbaraC,1996.Perawatan Medikal Bedah,Edisi3EGC,Jakarta
Mansjoer,Arif,etal, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Medika Aesculapius FKUI.
Jakarta
Price, Evelyn C, 1997. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia,Jakarta
Lampiran2

LATIHAN AKTIF DAN PASIF/


RANGEOFMOTION (ROM)

1. Pengertian
Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia
untuk melakukan pergerakan dimana pergerakan tersebut dilakukan secara bebas.
Latihan aktif dan pasif / ROM dapat dilakukan kapan saja dimana keadaan fisik tidak
aktif dan di sesuaikan dengan keadaan pasien.
Rangeofmotion (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun,dkk,2008). Latihan rangeofmotion (ROM)
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry,2005).
Latihan ROM biasa nya dilakukan pada pasien semi komadan tidak sadar,
pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua
latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisisekstermitas total.

2. Tujuan
a. Untuk memelihara fungsi sendi dan mencegah kemunduran.
b. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan dari persendian.
c. Untuk memperlancar sirkulasi darah.
d. Untuk mencegah kelainan bentuk.
e. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

3. Jenis-jenis ROM (RangeOf Motion)


ROM di bedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energy sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75%.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya scara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
Adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.
b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien
sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).Kekuatan otot 50%.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif missal nya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM
pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu
dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

4. Langkah-langkah Latihan Aktif dan Pasif/ROM


Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian
sebagai berikut :
a. Leher,Spina,Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang45°
Hiperektensi Menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin, rentang40-45°
Fleksilateral Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh rentang40-45°
Mungkin ke arah setiap bahu,
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam rentang180°
Gerakan sirkuler,

b. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh Rentang 180°
Ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di samping Rentang 180°
tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan ke belakang tubuh,siku Rentang 45-60°
Tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan keposisi samping di atas Rentang 180°
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala,
Adduksi Menurunkan lengan kesamping dan Rentang 320°
Menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan sikup leksi ,memutar bahu dengan Rentang 90°
menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadapkedalamdankebelakang,
Rotasiluar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan Rentang 90°
Sampai ibu jari keatas dan samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, Rentang 360°

c. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu Rentang 150°
Bergerak kedepan sendi bahu dantangan
sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, Rentang 150°

d. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga Rentang 70-90°
Telapak tangan menghadap keatas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak Rentang 70-90°
Tangan menghadap kebawah,

e. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan kesisi bagian Rentang 80-90°
Dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, Rentang 80-90°
tangan, lengan bawah berada dalam arah yang
sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsalke Rentang 89-90°
Belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu Rentang 30°
jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah Rentang 30-50°
Lima jari,

f. Jari-jaritangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman, Rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, Rentang 90°
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan kebelakang Rentang 30-60°
Sejauh mungkin,
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang satu Rentang 30°
Dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, Rentang 30°

g. Ibujari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang permukaan Rentang 90°
Telapak tangan,
Ekstensi Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari Rentang 90°
tangan,
Abduksi Menjauhkan ibu jari kesamping, Rentang 30°
Adduksi Mengerakan ibu jari kedepan tangan, Rentang 30°
Oposisi Menyentuh kan ibu jari kesetiap jari-jari –
Tangan pada tangan yang sama.

h. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai kedepan dan atas, Rentang 90-
120°
Ekstensi Menggerakan kembali kesamping tungkai Rentang 90-
Yang lain, 120°
Hiperekstensi Mengerakan tungkai kebelakang tubuh, Rentang 30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai kesamping menjauhi Rentang 30-50°
tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali keposisi media Rentang 30-50°
Dan melebihi jika mungkin,
Rotasidalam Memutar kaki dan tungkai kearah tungkai Rentang 90°
lain,
Rotasiluar Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai Rentang 90°
lain,
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar –

i. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit kearah belakang paha, Rentang 120-
130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, Rentang 120-
130°

j. Matakaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki Rentang 20-30°
Menekuk keatas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki Rentang 45-50°
Menekuk ke bawah,
k. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, Rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki kesamping luar, Rentang 10°

l. Jari-JariKaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki kebawah, Rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskanjari-jarikaki, Rentang 30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang Rentang 15°
lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, Rentang 15o

DaftarPustaka

Depkes R.I Pusdiknakes ,1995 .Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta: Depkes R.I.
Potter,PatriciaA. &Perry, Anne Griffin(2005). Buku Ajar Fundamenta lKeperawatan, Edisi
4. Jakarta:EGC
Warfield, Carol .1996 .Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis . Jakarta :
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai