Anda di halaman 1dari 6

ANAMNESA GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL

BY : MEI MELDA NAPITUPULU ( 180207008 )


D3-KEPERAWATAN

Pengkajian sistem muskuloskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang, persendian, dan otot-
otot. Pengkajian pada system ini rumit, karena :
1. Bagian-bagian ini bertanggungjawab untuk pergerakan penunjang dan sistem
stabilitas tubuh.
2. Fungsinya sangat terintegrasi dengan sistem intergumen dan neurologi. Oleh
karenanya sebelum melakukan pemeriksaan fisik seorang perawat terlebih dahulu harus
mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal dan integrasinya dengan
sistem neurologi dan integument. Adapun tehnik-tehnik utama yang di gunakan dalam
pemeriksaan sistem muskuloskeletal adalah IPPA.
Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti,dan terarah. Data yang dikumpulkan
meliputi data subjektif dan objektif dengan cara melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan diagnostik.

1. Pengkajian Umum Sistem Muskuloskeletal


Perawat menggunakan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik untuk memperoleh data
tentang pola pergerakan yang biasa dilakukan seorang. Data tersebut dikoordinasikan dengan
riwayat perkembangan dan informasi tentang latar belakang sosial dan psikososial
pasien.Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang aktivitas hidup sehari-hari, pola
ambulasi, alat bantu yang digunakan (misal; kursi roda, tongkat, walker), dan nyeri (jika ada
nyei tetapkan lokasi, lama, dan faktor pencetus) kram atau kelemahan.
Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti,dan terarah. Data yang dikumpulkan
meliputi data subjektif dan objektif dengan cara melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan diagnostik.

2. Anamnesa / Wawancara
Keluhan Utama (PQRST)
1. Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang sering ditemukan pada masalah sistem muskuloskeletal
yang perlu diketahui secara lengkap tentang sifa-sifat nyeri. Kebanyakan klien dengan
penyakit atau kondisi traumatik, baik yang terjadi pada otot, tulang, dan sendi biasanya
mengalami nyeri. Nyeri tulang biasanya di gambarkan sebagai nyeri dalam tumpul yang
bersifat menusuk sedangkan nyeri otot di gambarkan sebagai adanya rasa pegal. Nyeri fraktur
bersifat tajam dan menusuk dan dapat di hilangkan dengan imobilisasi. Nyeri tajam juga di
timbulkan oleh infeksi nyeri tulang akibat spasme otot atau penekanan pada syaraf sensoris.
Kebanyakan nyeri muskuloskeletal dapat dikurangi dengan istirahat. Memar sendi atau
otot menimbulkan nyeri akan bertambah karena aktivitas. Nyeri pada satu titik yang terus
bertambah menunjukan proses infeksi osteomielitis tumor ganas, atau komplikasi faskula
nyeri menyebar terdapat pada keadaan yang menimbulkan tekanan pada serabut syaraf nyeri
bisa berbeda-beda dan pengkajian maupun penanganan keperawatannya harus di bedakan
pula untuk masing-masing klien.
Rasa nyeri berbeda antara satu individu dengan individu yang lain berdasarkan ambang
nyeri dan toleransi nyeri masing-masing klien sifat-sifat nyeri perlu diketahui dapat dikaji
menggunakan PQRST.

2. Deformitas
Deformitas atau kelainan bentuk menimbulkan suatu keluhan yang menyebabkan klien
meminta pertolongan layanan kesehatan. Perawat perlu menanyakan berapa lama keluhan di
rasakan kemana klien pernah meminta pertolongan sebelum ke rumah sakit apakah pernah ke
dukun urut atau patah tulang pada beberapa kasus iyang menyebabkan deformitas setelah
terjadi trauma atau patah tulang adalah karena intervensi dukun patah, atau apakah tidak ada
tindakan setelah mengalami trauma pengkajian juga untuk mengetahui apakah keadaan atau
masalah kelainan bentuk pada dirinya menyebabkan perubahan citra diri klien.

Provoking incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri, apakah nyeri
berkurang apabila beristirahat, apakah nyeri bertambah berat bila beraktifitas,pada aktivitas
mana nyeri bertambah (apakah pada saat batuk, bersin, berdiri, dan berjalan). Pada umumnya
nyeri akan bertambah berat apabila ada gerakan setempat dan berkurang apabila beristirahat.
Pada kondisi nyeri otot, tulang dan sendi biasanya disebabkan oleh adanya kerusakan
jaringan saraf akibat suatu trauma atau merupakan respon dari peradangan local.
Quality off paint: seperti apa rasa nyeri dirasakan / digambarkan klien. Apakah seperti
terbakar, berdenyut, tajam, / menusuk
Dalam hal ini perlu ditanyakan kepada pasien apa maksud dari keluhan-keluhannya.
Apakah keluhan nyeri bersifat menusuk, tajam, atau tumpul menusuk.
Ingat : Bahwa kebanyakan deskripsi sifat dari nyeri sulit ditafsirkan oleh karena itu pengkaji
harus bisa menerangkan dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh pasien sehingga
pasien akan lebih mudah mendeskripsikanras nyeri tersebut.
Region, radiation, relief: dimana lokasi nyeri harus ditunjukan dengan tepat oleh klien,
apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar / menyebar, dan dimana rasa sakit
terjadi tekanan pada saraf / radiks saraf akan memberi gejala nyeri yang disebut radiating
paint, misalnya pada skiatika yang nyerinya menjalar mulai dari bokong sampai anggota
gerak bawah sesuai dengan distribusi saraf. Nyeri lain yang disebut nyeri kiriman / referred
paint adalah nyeri pada suatu tempat yang sebenarnya akibat kelainan dari tempat lain,
misalnya nyeri lutut akibat kelainan pada sendi panggul.
Severity (scale) off pain :seberapa hebat rasa nyeri yang dirasakan klien, dapat berdasarkan
scala nyeri / gradasi dan klien menerangkan seberapa hebat rasa sakit mempengaruhi
fungsinya.
Pengkajian ini juga menjadi parameter penting dalam menentukan keberhasilan suatu
intervensi.
Sebagai contoh : pasien yang mengalami fraktur sebelum dilakukan intervensu imobilisasi
mempunyai derajat skala nyeri 3 (0-4) atau nyeri berat, maka setelah mendapat intervensi
apakah skala nyeri mengalami penurunan, misalnya 1(0-4) atau nyeri ringan.
Berat ringannya suatu keluhan nyeri bersifat subjektif oleh karena itu pada pengkajian
tersebut estimasi harus ditentukan oleh pasien sendiri. Teknik pengkajian dilakukan dengan
cara; Pasien bisa ditanya dengan menggunakan rentang 0-4 dan pasien akan menilai seberapa
jauh rasa nyeri yang dirasakan.
0 = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
3 = nyeri berat
4 = nyeri berat sekali
Time :beberapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam
hari / siang hari.Sifat mula timbulnya (onset), tentukan apakah gejala timbul mendadak,
perlahan-lahan, atau seketika itu juga. Tanyakan apakah gejala-gejala timbul secara terus
menerus atau hilang timbul (Intermiten). Tanyakan apa yang sedang dilakukan pasien saat
gejala timbul.Lama timbulnya (durasi). Tanyakan kapan gejala tersebut pertama kali timbul
dan usahakan menghitung tanggalnya seteliti mungkin.
3. Kekakuan / Ketidakstabilan Sendi

Kekakuan atau ketidakstabilan sendi adalah suatu keluhan yang dirasakan klien
menggunakan aktivitasnya sehari-hari dan menyebabkan klien meminta pertolongan
kesehatan. Perawat perlu menanyakan berapa lama keluhan dirasakan serta sejauh mana
keluhan menyebabkan gangguan pada aktivitas klien.

Kelainan ini bisa bersifat umum (misalnya pada artritis reumatoid, spondilitis
ankilosan) atau bersifat lokal pada sendi-sendi tertentu locking merupakan suatu kekauan
sendi yang terjadi secara tiba-tiba akibat block mekanis pada sendi oleh tulangj rawan atau
meniskus. Perlu diketahui apakah kelainan pada menyebabkan ketidakstabilan sendi dan
diteluri pula penyebabnya apakah karean kelemahan otot atau kelemahan atau robekan pada
ligamen dan selaput sendi.

4. Pembengkakan atau Benjolan

Keluhan adanya pembengkakaan ekstrmitas merupakan suatu tanda adanya bekas


trauma yang terjadi pada klien. Pembekaan dapat terjadi pada jaringan lunak sendi atau
tulang hal yang perlu ditanyakan adalah lokasi spesifik pembekaan sudah berapa lama proses
terjadinya trauma sudah meminta pertolongan kepada siapa saj untuk mengatasi keluhan, dan
apakah terjadi secara perlahan misalnya pada hematoma progresif pembekakaan juga dapat
disebabkan oleh infeksi tumor jinak atau ganas.

5. Kelemahan Otot

Keluhan adanya kelemahan otot biasanya dapat bersifat umum (misalnya pada peyakit
distrofi muskular) atau bersifat lokal karena gangguan neurologis gangguan otot (misalnya
pada morbushansen, peroneaparalisis, atau pada penyakitpoliomielitis).

1.Waktu dan sifat kemampuan otot, apakah keluhan terjadi secara bertahap atau tiba-tiba
tanpa adanya sebab.
2.Lokasi bagian tubuh yang mengalami kelemahan otot, apakah keluhan kelemahan otot
mengenal seluruh badan atau hanya ekstremitas bawah, apakah keluhan dirasakan sebagian
atau bilateral.
3.Apakah disertai dengan kelainan sensorik, misalnya parastesia, hipoestesia, atau
hipersetesia.
4.Adanya riwayat kelemahan otot akibat pengobatan sebelumnya.

6. Gangguan Sensinilitas

Keluhan adanya gangguan sensibilitas muncul apabila terjadi kerusakan saraf pada
upper/lower motor neuron, baik bersifat total maupun menyeluruh. Gangguan sensibilitas
dapat pula terjadi bila ada trauma atau penekanan pada syaraf. Gangguan sensorik sering
berhubungan dengan masalah muskuluskeletal. Klien mungkin menyatakan mengalami
parestesia (perasaan terbakar atau kesemutan) dan kebas. Perasaan tersebut mungkin akibat
penekanan pada serabut saraf ataupun gangguan peredaraan darah. Pembengkakan jaringan
lunak atau trauma langsung terhadap struktur tersebut dapat menganggu fungsinya.
Kehilangan fungsi dapat terjadi akibat gangguan struktur saraf dan peredaraan darah yang
terletak sepanjang sistem muskuluskeletal. Status neurofaskular di daerah muskuluskeletal
yang terkena harus dikaji guna memperoleh informasi untuk perencanaan intervensi. Hal ini
yang perlu ditanyakan adalah apakah klien mengalami perasaan yang tidak normal atau
kebas; apakah gangguan ini bertambah berat atau malah makin berkurang dari permulaan
keluhan muncul sampai pada saat wawancara,apakah keluhan lain yang dirasakan seperti
nyeri atau edema; apakah ada perubahan warna kulit bagian distal dari daerah yang terkena
seperti pucat atau sianotik.

7. Gangguan atau Kehilangan Fungsi

Keluhan gangguan dan hilangnya fungsi organ muskulskeletal merupakan gejala yang
sering menjadi keluhan utama. Gangguan atau hilangnya fungsi baik pada sendi maupun
anggota gerak mungkin disebabkan oleh nyeri, kekakuan sendi, atau kelemahan otot.
Anamnesis yang dilakukan perawat untuk menggali keluhan utama klien adalah berapa lama
keluhan muncul, lokasi atau organ yang mengalami gangguan atau kehilangan fungsi, dan
apakah ada keluhan lain yang menyertai.

3. Riwayat Kesehatan

Pengkajian selanjutnya adalah mengenai riwayat kesehatan klien. Dalam wawancara


awal, perawat berusaha memperoleh gambaran umum status kesehatan klien.

1. Identitas Klien

Meliputi nama, usia (pengkajian usia klien) gangguan muskulusekeletal penting karena
berhubungan dengan status anastesi dan pemeriksaan diagnostik tambahan, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan , asuransi kesehatan, agama,bahasa yang dipakai, status
perkawinan,suku bangasa,tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor
register,diagnosis medis, dan golongan darah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang mencakup masalh klien mulai keluhan utama sampai
pengkajian. Keluhan utama nyeri dapat dikaji dengan menggunakan metode PQRST. Pada
klien yang dirawat di rumah sakit, penting untuk ditanyakan apakh keluhan utama masih
sama seperti pada saat masuk rumah sakit,kemudian tindakan yang sudah dilakukan
terhadapnya. Perawat mengetahui apakh klien pernah mengalami trauma yang menimbulkan
gangguan muskuluskeletal, baik berupa kelainan maupun komplikasi yang dialami saat ini.
Pengkajian lainnya yang juga penting adalahpengkajian status kesehatan secara umum saat
ini.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Perlu ditanyakan penyakit-penyakit yang dialami sebelumnya kemungkinan mempunyai
hubungan dengan masalah klien sekarang, seperti apakah klien pernah mengalami fraktur
atau trauma, apakah klien pernah mengalami peningkatan kadar gula darah, apkah klien
pernah mempunyai tekanan darah tinggi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Penulusuran riwayat keluarga sangat penting karena beberapa penyakit


muskuluskeletal berkaitan dengan kelainan genetik dan dapat diturunkan. Perlu
ditanyakan apakah pada generasi terdahulu ada yang mengalami keluhan sama
dengan keluhan klien saat ini.

TERIMAKASIH …

Anda mungkin juga menyukai