Anda di halaman 1dari 21

A.

Latar Belakang
Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol atau
trigliserida serum di atas batas normal (Sylvia & Wilson, 2005).
Patofisiologi hiperlipidemia yaitu peningkatan kolesterol total dan LDL
dan penurunan kolesterol HDL (Sukandar et al, 2008). Untuk
mendiagnosa adanya hiperlipidemia salah satunya dengan pemeriksaan
laboratorium yang ditandai adanya penurunan HDL, kadar HDL dikatakan
rendah jika kurang dari 40 mg/dL (Dipiro et al., 2008).
Penatalaksanaan hiperlipidemia meliputi pengaturan diet dan
pemberian obat. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional
cenderung meningkat dengan adanya krisis berkepanjangan yang
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern
yang lebih mahal harganya (Suyatna, 2008). Obat tradisional secara umum
dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal tersebut
dikarenakan obat tradisional mempunyai efek samping yang relatif sedikit
dibanding dengan obat modern (Sari, 2006)
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai anti hiperlipidemia
adalah temulawak (Mursito, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh
Rahardjo (2010) menunjukkan bahwa temulawak memiliki efek
hipolipidemik dengan cara menurunkan serum kolesterol total dan
kolesterol LDL serta menaikkan HDL kolesterol. Tanaman temulawak
mengandung kurkumin 1 - 2% dan minyak atsiri sebanyak 5% (Mursito,
2002). Penelitian Goel et al (2007) menunjukkan bahwa kurkumin
memiliki efek hipokolesterolemik dengan cara menurunkan serum
kolesterol total dan kolesterol LDL serta menaikkan HDL kolesterol.
Pelarut yang digunakan untuk menyari kandungan kurkumin di dalam
temulawak adalah etanol. Hal ini telah diteliti oleh Paryanto dan Srijanto
(2006) bahwa kurkumin larut dalam etanol, dimethylsulfoxide, dan aseton.
Berdasarkan sifat kepolarannya kurkumin dapat larut baik pada pelarut
etanol (Wahyudi & Dinarlita, 2009), sehingga pada penelitian ini
digunakan etanol sebagai pelarut untuk ekstraksi temulawak. Penggunaan
ekstrak temulawak dengan pelarut etanol 50% sebagai hipolipidemik yang
dilihat dari kadar HDL belum dibuktikan secara ilmiah. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak etanol rimpang
temulawak terhadap peningkatkan kadar HDL pada tikus putih
hiperlipidemia.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2008
prevalensi global hiperlipidemia meningkat pada orang dewasa yaitu 37%
untuk pria dan 40% untuk wanita. Secara global, rata-rata kolesterol total
berubah sedikit antara tahun 1980 dan 2008, turun kurang dari 0,1 mmol/L
per dekade pada pria dan wanita. Prevalensi meningkat total kolesterol
tertinggi yaitu di wilayah Eropa Barat sekitar 54% untuk kedua jenis
kelamin, diikuti oleh wilayah Amerika 48% untuk kedua jenis kelamin.
Daerah Afrika dan Asia tenggara menunjukkan persentase terendah yaitu
23% dan 30% (WHO, 2010). Menurut WHO tahun 2008, prevalensi
hiperlipidemia di Indonesia pada pria sebesar 32,8% dan pada wanita
sebesar 37,2% (WHO, 2011).
Menurut penelitian oleh National Health and Nutrition Examination
Survey (NHANES 2009-2010), orang dewasa di Amerika yang berumur ≥
20 tahun memiliki kadar HDL ≤ 40 mg/dL, yaitu 31,4 % untuk pria dan
11,9% untuk wanita (NCHS, 2012). Menurut penelitian diketahui bahwa
kasus hiperlipidemia di Indonesia cukup tinggi pada lansia. Pada
penelitian yang dilakukan pada empat kota besar di Indonesia didapatlan
hasil kadar kolesterol pada lansia yang ditemukan di Padang dan Jakarta >
56%, diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung 52,2% dan Yogyakarta
27,7% (Kamso et al, 2005).
B. Tujuan Umum :
- Mampu memahami penyakit hiperlipidemia pada usia lanjut
Tujuan Khusus :
- Setelah penyuluhan sasaran dapat :
a. Menjelaskan pengertian dari Hiperlipidemia.
b. Menyebutkan penyebab dari Hiperlipidemia pada usia lanjut.
c. Menyebutkan tanda-tanda dari Hiperlipidemia pada usia lanjut.
d. Menyebutkan akibat dari Hiperlipidemia pada usia lanjut.
e. Menyebutkan cara mencegah Hiperlipidemia pada usia lanjut.
f. Menyebutkan cara penanggulangan Hiperlipidemia pada usia
lanjut.
g. Memperagakan/mempraktekkan.
C. Materi :
1. Pengertian Hiperlipidemia.
2. Penyebab Hiperlipidemia pada usia lanjut.
3. Tanda-tanda Hiperlipidemia pada usia lanjut.
4. Akibat dari Hiperlipidemia pada usia lanjut.
5. Cara menjegah Hiperlipidemia pada usia lanjut.
6. Cara penanggulangan Hiperlipidemia pada usia lanjut.
D. Sasaran
Lansia sejumlah 20 orang, di Balai Banjar Desa Kesiman.
E. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Peragakan
F. Media
- Poster.
- Leaflet.
- Lembar balik.
- Lembar biodata.
- LCD.
- Lembar pre-test, post-test.
G. Kegiatan Belajar/Pembelajaran
Kegiatan Belajar
No Waktu Metode Media Tempat
Penyuluh Sasaran
1. 08.00- Pembukaan : Ceramah PPT Balai
08.15 o Mengucapkan  Menjawab dan tanya Banjar
WITA salam. salam. jawab Kesiman
o  Memperkenalk  Mendengark
an diri. an.
o Menjelaskan  Memperhati
tujuan dari kan.
kegiatan
penyuluhan.
o Menyebutkan
08:15- materi yang
08:25 akan
WITA disampaikan.
o Pre-test.  Menjawab Menjawa Lembar

pre-test. b soal pre-test


pre-test
2. 08.25- Penyampaian  Memperhat Ceramah PPT
09:00 Materi ikan dan tanya
WITA o Pengertian  Bertanya jawab
Hiperlipidemia dan
o Penyebab menjawab
Hiperlipidemia pertanyaan
o Tanda-tanda yang
Hiperlipidemia diberikan
o Akibat oleh
Hiperlipidemia penyuluh.
o Cara
pencegahaan
Hiperlipidemia
o Cara
penaggulangan
Hiperlipidemia
3. 09:00- Post-test Menjawab Menjawb Lembar
09:10 Post-test soal post- post-test
WITA test.

4. 09:10- Evaluasi : Menjawab Tanya


09:20 Menanyakan pertanyaan. jawab
WITA kepada sasaran
tentang materi yang
telah disampaikan.
5. 09:20- Menyampaikan Mendengarkan Ceramah
09:30 kesimpulan dan
WITA memperhatika
n
6. 09-30- Terminasi :  Mendengar Ceramah
09:45  Mengucapkan kan dan
WITA terimakasih atas membalas
waktu yang ucapan
diluangkan, terimakasih
perhatian serta .
peran aktif  Menjawab
sasaran selama salam.
mengikuti
kegiatan
penyuluhan.
o Salam penutup.

H.
H. Evaluasi.
Hal yang akan di evalusi dalam penyuluhan ini adalah tingkat
pengetahuan dari sasaran penyuluhan dan sejauh mana masyarakat lansia
di Desa Kesiman mengantisipasi penyakit Hiperlipidemia. Metode
evaluasi yang digunakan adalah dengan melihat antusias dan partisipasi
aktif dari sasaran penyuluhan baik pada saat proses penyuluhan
berlangsung maupun pada saat proses tanya jawab berlangsung.
SUMATIF
1. Apa yang di maksud hiperlipidemia ?
a. Peningkatan kadar kolesterol atau trigliserid dalam darah diatas
normal.
b. Penurunan kadar gula pada tubuh.
c. Penurunan kadar kolesterol dalam darah diatas normal.
d. Peningkatan kadar gula pada tubuh.
2. Apa yang dimaksud hiperlipidemia primer ?
a. Hiperlipidemia yang terjadi akibat predisposisi genetika atau
keturuan.
b. Akibat penyakit lain misalnya diabetes mellitus,
hipotiroidisme.
c. Akibat virus yang menyerang tubuh.
d. Terjadi karena penularan penyakit.
3. Berapakah kadar kolesterol total yang ideal ?
a. 100-150 mg/dL.
b. 40-100 mg/dL.
c. 140-200 mg/dL.
d. > 200 mg/dL.
4. Apa tanda umum dari hiperlipidemia pada usia lanjut ?
a. Katarak pada mata.
b. Terdapat bintik hitam di sekitar tangan.
c. Penglihatan kabur.
d. Pertumbuhan lemak kekuningan di sekitar mata dan
persendian.
5. Apa yang dilakukan untuk mencegah hiperlipidemia ?
a. Sering begadang.
b. Malas berolahraga.
c. Makan junk food.
d. Mengubah gaya hidup seperti mengonsumsi makanan sehat dan
rutin berolahraga.
6. Mana dibawah ini yang dapat menanggulangi hiperlipidemia pada
usia lanjut ?
a. Merokok.
b. Mengonsumsi junk food.
c. Menerapkan gaya hidup yang sehat dan obat medis.
d. Mengonsumsi gorengan.
7. Berapakah kadar kolesterol ideal untuk LDL ?
a. > 130 mg/dL.
b. < 170 mg/dL.
c. ≤ 200 mg/dL.
d. ≤ 130 mg/dL.
8. Berapakah kadar kolesterol ideal untuk HDL ?
a. ≥ 40 mg/dL.
b. ≤ 100 mg/dL
c. < 40 mg/dL.
d. > 100 mg/dL.
FORMATIF
1. Apa saja penyebab dari hiperlipidemia pada usia lanjut ?
2. Penyakit apa sajakah yang dapat diakibatkan oleh hiperlipidemia ?
Kunci Jawaban :
SUMATIF
1. A. Peningkatan kadar kolesterol atau trigliserid dalam darah diatas normal.
2. A. Hiperlipidemia yang terjadi akibat predisposisi genetika atau keturuan.
3. C. 140-200 mg/dL.
4. D. Pertumbuhan lemak kekuningan di sekitar mata dan persendian.
5. D. Mengubah gaya hidup seperti mengonsumsi makanan sehat dan rutin
berolahraga.
6. C. Menerapkan gaya hidup yang sehat dan obat medis.
7. D. ≤ 130 mg/dL.
8. A. ≥ 40 mg/dL.
FORMATIF
1. Hiperlipidemia bisa menjadi kondisi keturunan. Namun penyebab paling
umumnya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti: Terlalu banyak
mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti susu dan
daging, Kurang olahraga, Merokok, Minum alkohol.
2. Kadar kolesterol dan trigliserida yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
sumbatan atau plak pada dinding pembuluh darah. Seiring waktu, plak
tersebut dapat meluas dan menyumbat arteri, sehingga menyebabkan
penyakit jantung, penyakit kardiovaskuler dan stroke.
I. Pembiayaan
No Alat/Bahan Jumlah Biaya
1 Poster 2 Rp 40.000
2 Leaflet 20 Rp 200.000
3 Lembar biodata 20 Rp 10.000
4 Lembar Post-test 20 Rp 10.000
Total Rp 260.000
Lampiran materi penyuluhan.
1. Pengertian Hiperlipidemia.
Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai dengan
peningkatan kadar lemak dalam darah diatas normal. Yang termasuk
dalam kadar lemak darah, yaitu : kolesterol, trigliserida, atau
keduanya. Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi,
yang berfungsi sebagai zumber energi utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di
dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi
tubuh dari hawa dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap
cedera. Lemak merupakan komponen penting dari sekaput sel,
selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf, serta empedu. Lemak
juga berfungsi untuk membentuk sel, sintesis hormon steroid, dan
prekursor prostaglandin. Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi
darah (terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka
panjang. Risiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri koroner
atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki
kadar kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya
lebih baik dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi
kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang
ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang, jika kadar kolesterol total
mendekati 300 mg/dL, maka risiko terjadinya serangan jantung adalah
lebih dari 2 kali.
Tidak semua kolesterol meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh Low Density
Lipoprotein (LDL, atau disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan
meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung. Sedangkan kolesterol
yang dibawa oleh High Density Lipoprotein (HDL, atau disebut juga
kolesterol baik) menyebabkan menurunnya risiko dan menguntungkan.
Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan
kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL
harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol total.
Mengenai kadar trigliserida dalam darah, sampai sekarang
masih belum jelas apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung atau stroke. Kadar trigliserida darah
diatas 250 mg/dL dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak
selalu meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit
arteri koroner. Kadar trigliserida yang sangat tinggi ( sampai lebih dari
800 mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.
Hiperlipidemia adalah kondisi terjadinya peningkatan
kolesterol dan atau trigliserid darah. Hiperlipidemia dibedakan menjadi
dua yaitu hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder.
Hiperlipidemia primer merupakan hiperlipidemia yang terjadi akibat
predisposisi genetika atau keturuan (Sylvia & Wilson, 2005).
Hiperlipidemia sekunder merupakan akibat penyakit lain misalnya
diabetes mellitus, hipotiroidisme. Hiperkolesterolemia adalah
gangguan yang paling terjadi. Sekitar 5% kasus bersifat familial, tetapi
sebagian besar kasus tidak diketahui penyebabnya (Neal, 2005).
Sejarah lengkap dan pemeriksaan fisik hiperlipidemia harus
menggambarkan ada atau tidaknya faktor resiko penyakit jantung,
sejarah keluarga penyakit jantung prematur atau gangguan lipid, ada
atau tidaknya faktor sekunder hiperlipidemia termasuk pengobatan
bersama, ada atau tidaknya xantoma, nyeri abdominal atau sejarah
pangkreatitis dan lain-lain (Sukandar et al., 2008). Menurut Sukandar
et al (2002) klasifikasi kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan
trigliserid dapat ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida
Kolesterol Total
<200 mg/dL Diinginkan
200-239 mg/dL Cukup Tinggi
≥240 mg/Dl Tinggi
Kolesterol LDL
Optimal
<100 mg/dL Jauh atau diatas optimasi
100-129 mg/dL Cukup tinggi
130-159 mg/dL Tinggi
160-189 mg/dL Sangat tinggi
≥190 mg/dL
Kolesterol HDL
< 40 mg/dL Rendah
≥ 60 mg/Dl Tinggi
Trigliserida
< 150 mg/dL Normal
150-199 mg/dL Cukup Tinggi
200-499 mg/dL Tinggi
≥ 500 mg/dL Sangat Tinggi

Semua nilai dalam miligram per desiliter. HDL (High density


lipoprotein): LDL (Low density lipoprotein) (Dipiro et al., 2008). Data
uji klinis mendukung perluasan manfaat terapi penurunan lipid untuk
pasien beresiko tinggi yang memiliki faktor resiko lipid utama berupa
penurunan kadar kolesterol HDL (Robert & Thomas, 2001). Prinsip
utama pengobatan hiperlipidemia ialah mengatur diet yang
mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid
plasma (Suyatna, 2008).

2. Penyebab Hiperlipidemia pada usia lanjut.


Tidak semua kolesterol itu penyebab hiperlipidemia. Hanya
kolesterol ‘buruk’ saja yang menjadi penyebabnya. Ada dua jenis
kolesterol, yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density
lipoprotein (HDL). LDL dianggap sebagai kolesterol jahat dan HDL
adalah kolesterol baik.
HDL diubah di dalam hati menjadi garam empedu bila
kadarnya berlebih, sedangkan LDL tidak demikian. Kadar LDL tinggi
akan menumpuk pada dinding pembuluh darah.
Hiperlipidemia bisa menjadi kondisi keturunan. Namun
penyebab paling umumnya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti:
 Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak
jenuh dan trans, seperti susu dan daging.
 Kurang olahraga
 Merokok
 Minum alkohol
Tingkat kolesterol abnormal juga ditemukan pada beberapa orang
dengan kondisi kesehatan tertentu, di antaranya:
 Penyakit ginjal
 Diabetes
 Sindrom ovarium polikistik
 Tiroid kurang aktif
 Kegemukan (obesitas)
Kadar kolesterol juga mungkin terpengaruh oleh obat-obatan
tertentu, seperti pil KB, obat diuretik, dan beberapa obat antidepresan.

3. Tanda-tanda Hiperlipidemia pada usia lanjut.


Karena kolesterol tinggi tidak memiliki gejala yang khas, maka
sering terabaikan oleh kita dan teranggap tidak berbahaya. Padahal,
jika dibiarkan kolesterol bisa mengakibatkan beberapa penyakit
berbahaya hingga terjadi komplikasi.
Hiperlipidemia bukanlah penyakit, namun sebuah serangkaian
kondisi. Umumnya hiperlipidemia tidak menimbulkan gejala sampai
stadiumnya sudah berat, Namun pada hiperlipidemia turunan, bisa
muncul gejala seperti pertumbuhan lemak kekuningan di sekitar mata
dan persendian.
Jadi, satu-satu cara untuk mendeteksi hiperlipidemia adalah
dengan melakukan tes darah yang disebut panel lipid atau profil lipid.
Tes ini menentukan kadar total kolesterol, kadar HDL, kadar LDL, dan
trigliserida dari sampel darah.
Umumnya, kadar kolesterol di atas 200 miligram per desiliter
dinilai tinggi. Namun, tingkat kolesterol yang aman pada setiap orang
itu berbeda bergantung pada riwayat kesehatan dan masalah kesehatan.
4. Akibat dari Hiperlipidemia pada usia lanjut.
Kolesterol menjadi masalah ketika kadar kolesterol jahat terlalu
tinggi dan kadar kolesterol baik yang terlalu rendah. Biasanya, orang
dengan hiperlipidemia memiliki kadar kolesterol jahat dan trigliserida
yang terlalu tinggi. Kadar kolesterol dan trigliserida yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan sumbatan atau plak pada dinding pembuluh darah.
Seiring waktu, plak tersebut dapat meluas dan menyumbat arteri,
sehingga menyebabkan penyakit jantung, penyakit kardiovaskuler dan
stroke.

5. Cara mencegah Hiperlipidemia pada usia lanjut.


Perubahan gaya hidup adalah kunci untuk merawat dan mencegah
hiperlipidemia. Bahkan jika kondisi ini diwariskan sekalipun, bila gaya
hidup Anda sehat dan tetap mengonsumsi obat yang diresepkan oleh
dokter maka kondisi ini tidak akan kambuh.
Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayuran serta
produk gandum utuh dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh
darah. Hindari konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan
beralih ke produk susu bebas lemak atau rendah lemak. Selain itu,
pertahankan berat badan sehat dengan rutin berolahraga.

6. Cara penanggulangan Hiperlipidemia pada usia lanjut.


Pada usia lanjut penanggulangan nya dapat dimulai dosis lebih
rendah dan meningkatkan perlahan untuk meminimalkan efek
samping. Wanita manula penderita PJK beresiko terkena osteoporosis :
memilih terapi diet (asupan kalsium, olahraga, dan ERT ( Estrogen
Replacement Therapy).
Penanganan hiperlipidemia bisa beragam. Kebanyakan kasus
hiperlipidemia bisa diatasi dengan mengubah dan memperbaiki gaya
hidup. Dalam beberapa kasus, hiperlipidemia harus ditangani dengan
mengonsumsi obat-obatan medis. Berikut ini beberapa cara untuk
menurunkan kadar kolesterol yang terlalu tinggi:
 Menerapkan gaya hidup yang sehat.
Menjalani pola hidup sehat dan pola makan sehat dengan
menu rendah lemak dan kaya serat, menjaga berat badan, rajin
berolahraga, berhenti merokok, dan membatasi konsumsi minuman
beralkohol, dapat menurunkan kadar kolesterol Anda.
 Obat medis
Ada beberapa jenis obat untuk mengatasi kondisi
hiperlipidemia. Obat kolesterol yang sering diresepkan dokter
adalah obat golongan statin. Obat ini ampuh untuk menurunkan
kadar kolesterol dalam darah. Asam nikotinat juga dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat dan kadar trigliserida tinggi.
Fibrat adalah jenis obat lain untuk menurunkan kadar trigliserida
dan meningkatkan kadar kolesterol baik. Ada pula jenis obat baru
yang dapat menghambat penyerapan kolesterol dari makanan, obat
tersebut disebut penghalang penyerapan kolesterol selektif
(selective cholesterol absorption inhibitor).
Untuk mengatasi hiperlipidemia, selain menjalani pola hidup sehat,
Anda perlu rutin melakukan pemeriksaan darah berkala untuk
memonitor kadar lemak dalam tubuh. Anda juga dapat
berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah
penanganan hiperlipidemia yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
J. Kesimpulan
1. Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai dengan peningkatan
kadar lemak dalam darah diatas normal. Yang termasuk dalam kadar
lemak darah, yaitu : kolesterol, trigliserida, atau keduanya. Lemak
(disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi
sebagai zumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh.
2. Tidak semua kolesterol meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung. Kolesterol yang dibawa oleh Low Density Lipoprotein (LDL,
atau disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya risiko
terjadinya penyakit jantung. Sedangkan kolesterol yang dibawa oleh
High Density Lipoprotein (HDL, atau disebut juga kolesterol baik)
menyebabkan menurunnya risiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar
kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol
HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi
lebih dari 25% dari kadar kolesterol total.
3. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang,
jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka risiko
terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali.
4. Hiperlipidemia bisa menjadi kondisi keturunan. Namun penyebab
paling umumnya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti: Terlalu banyak
mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti susu dan
daging, Kurang olahraga, Merokok, Minum alkohol.
5. Hiperlipidemia bukanlah penyakit, namun sebuah serangkaian kondisi.
Umumnya hiperlipidemia tidak menimbulkan gejala sampai
stadiumnya sudah berat, Namun pada hiperlipidemia turunan, bisa
muncul gejala seperti pertumbuhan lemak kekuningan di sekitar mata
dan persendian.
6. Kadar kolesterol dan trigliserida yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan sumbatan atau plak pada dinding pembuluh darah.
Seiring waktu, plak tersebut dapat meluas dan menyumbat arteri,
sehingga menyebabkan penyakit jantung, penyakit kardiovaskuler dan
stroke.
7. Perubahan gaya hidup adalah kunci untuk merawat dan mencegah
hiperlipidemia. Bahkan jika kondisi ini diwariskan sekalipun, bila gaya
hidup Anda sehat dan tetap mengonsumsi obat yang diresepkan oleh
dokter maka kondisi ini tidak akan kambuh, Hindari konsumsi
makanan yang mengandung lemak jenuh dan beralih ke produk susu
bebas lemak atau rendah lemak. Selain itu, pertahankan berat badan
sehat dengan rutin berolahraga.
8. Penanganan hiperlipidemia bisa beragam. Kebanyakan kasus
hiperlipidemia bisa diatasi dengan mengubah dan memperbaiki gaya
hidup. Dalam beberapa kasus, hiperlipidemia harus ditangani dengan
mengonsumsi obat-obatan medis.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008). Profil kesehatan Indonesia
2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI., 60-62.
Badan Perencanaan Pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah. (2011). Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Jawa Tengah 2011.
Puspita, Dian. Hiperlipidemia.
http://www.academia.edu/4576166/HIPERLIPIDEMIA (Diakses pada 3
November 2018)
Anonim. 2016. Hiperlipidemia Pada Lanjut Usia.
https://karyatulisilmiah.com/hiperlipidemia-pada-lanjut-usia/ (Diakses
pada 3 November 2018)
Puji, Aprinda. 2018. Apa Itu Hiperlipidemia dan Kenapa Kita Harus Waspada?
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/hiperlipidemia-kadar-
kolesterol-tinggi/ (Diakses pada 3 November 2018)
Anonim.
http://repository.wima.ac.id/5050/2/Bab%201.pdf (Diakses pada 3
November 2018)
Scribd. Penanganan Hiperlipidemia.
https://id.scribd.com/doc/85223839/PENANGANAN-HIPERLIPIDEMIA
(Diakses pada 3 November 2018)
Alodokter. Hiperlipidemia : Ketidakseimbangan Lemak Darah Pemicu Penyakit
Jantung.
https://www.alodokter.com/hiperlipidemia-ketidakseimbangan-lemak-
darah-pemicu-penyakit-jantung (Diakses pada 3 November 2018)
Anonim. Hiperlipidemia: Ketidakseimbangan Lemak Darah Pemicu Penyakit
Jantung.
https://hellosehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/hidup-
sehat/tips-sehat/hiperlipidemia-kadar-kolesterol- tinggi/amp/?
usqp=mq331AQECAFYAQ%3D%3D&amp_js_v=0.1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fhellosehat.com%2Fhidup-sehat%2Ftips-sehat%2Fhiperlipidemia-kadar-
kolesterol-tinggi%2F (Diakses pada 4 November 2018)
Ramdhani, Gilar. 2017. Akibat Kolesterol Tinggi dan Cara Menjaganya
Agar Tetap Normal.
https://m-liputan6-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.liputan6.com/amp/3154036/akibat-kolesterol-
tinggi-dan-cara-menjaganya-agar-tetap-normal?usqp=mq331AQECAFYAQ%3D
%3D&amp_js_v=0.1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.liputan6.com%2Fhealth%2Fread%2F3154036%2Fakibat-kolesterol-
tinggi-dan-cara-menjaganya-agar-tetap-normal (Diakses pada 4 November 2018
TUGAS PENDIDIKAN DAN
KONSELING GIZI (PKG)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERLIPIDEMIA PADA LANSIA

Dosen Pembimbing :
A.A. Gede Raka Kayanaya, SST,M.Kes.
Oleh:
Komang Dyah Ayu Suryaningrat (P07131217037)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas asungkerta wara nugraha-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Penyuluahan Hiperlipidemia Pada Lansia”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Denpasar, Februari 2019

Hormat Saya,

Anda mungkin juga menyukai