MODUL 1
“AMENORE SISTEM REPRODUKSI”
KELOMPOK X
A. SKENARIO
Ny. Rina, 22 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan amenore sejak 4 bulan yang
lalu. Riwayat haid sebelumnya teratur, siklusnya 28 – 30 hari. Riwayat menarke 14
tahun .
B. KATA SULIT
1. Menarke
Haid yang pertama terjadi yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang
wanita yang sehat dan tidak hamil (Mitayani & Sartika, 2010, hlm. 75).
Biasanya menarke rata – rata terjadi pada usia 11 – 13 tahun.
2. Amenore
Tidak haid selama 3 bulan atau secara berturut – turut.
D. PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi dari organ reproduksi wanita!
2. Jelaskan definisi haid, amenore, dan klasifikasi amenore!
3. Jelaskan fisiologi haid!
4. Jelaskan hormon – hormon yang berperan pada saat haid!
5. Sebutkan jenis – jenis kelainan menstruasi!
6. Jelaskan keadaan seorang wanita mengalami amenore!
7. Jelaskan patofisiologi amenore!
8. Jelaskan bagaimana proses kehamilan!
9. Jelaskan perubahan anatomi dan fisiolohi akibat kehamilan!
10. Jelaskan keluhan – keluhan yang ditemukan kehamilan akibat perubahan
– perubahan tersebut!
11. Sebutkan jenis – jenis kelainan kehamilan!
12. Jelaskan langkah – langkah diagnosis!
13. Bagaimana penatalaksanaan dari skenario!
E. PEMBAHASAN
1. Jelaskan anatomi dari organ reproduksi wanita!
Organa Genitalia Externa (Feminina)
Mons Pubis
Mons pubis adalah suatu penonjolan yang berada di sebelah
ventral symphysis osseum pubis, dibentuk oleh jaringan lemak. Pada
usia pubertas mons pubis (= mons veneris) ditumbuhi rambut yang
kasar dan membentuk batas cranial yang horizontal2.
Labium Majus Pudendi
Terdiri dari dua buah labia majora, dibentuk oleh lipatan kulit, yang
terletak (mengarah) caudo-dorsal, mulai dari mons pubis. Kedua labia
majora ini membatasi suatu celah yang dinamakan rima pudendi2.
Pada facies externa terdapat banyak pigmen, ditumbuhi rambut
pada usia pubertas,mengandung banyak kelenjar sebacea dan kelenjar
keringat. Facies internanya licin dan tidak ditumbuhi rambut2.
Labium majus pudendi sinister dan labium majus pudendi dexter bertemu
di bagian anterior membentuk commissura labiorum anterior. Di bagian
posterior ujung labia majora bertemu dengan penonjolan centrum
tendineum perinei membentuk commissura labiorum posterior2.
Jaringan subcutaneus mengandung banyak lemak, mempunyai
hubungan dengan jaringan subcutaneus regio urogenitale, mons pubis dan
dinding ventral abdomen2.
Pada labium majus pudendi melekat ligamentum teres uteri, dan
labium majus pudendi homolog dengan scrotum2.
Clitoris
Organ ini homolog dengan penis. Terdiri dari jaringan erectil, dapat
ereksi, tidak dilalui oleh urethra. Ukuran panjang 2,5 cm, dibentuk oleh
dua buah corpora cavernosa. Terletak di sebelah dorsal commissura
labiorum anterior, ditutupi oleh kedua labia minora2.
Corpus cavernosum ke arah dorso-lateral melekat pada arcus pubicus
melalui crus clitoridsi. Crus clitoridis ditutupi oleh m.ischiocavernosus,
dan m.bulbospongiosus melekat pada radix clitoridis. M.bulbospongiosus
melekat pada centrum tendenium, lalu membungkus pars caudalis
vaginae dan orificium vaginae, melekat pada radix clitoridis, selanjutnya
melekat pada sisi arcus pubis2.
Kedua crus clitoridis saling bertemu dan melanjutkan diri menjadi dua
buah corpora cavernosa clitoridis (corpus cavernosus clitoridis sinistrum
et dextrum) membentuk corpus clitoridis. Kedua corpora cavernosa ini
dibungkus oleh fascia clitoridis. Antara corpus cavernosus kiri dan kanan
terdapat septum corporum cavernosum. Ujung anterior corpus clitoridis
membentuk glans clitoridis, suatu tonjolan yang bundar dan sangat
sensitif. Radix clitoridis difiksasi pada facies ventralis symphysis osseum
pubis oleh ligamentum suspensorium clitoridis2.
Bulbus Vestibuli
Ada sepasang jaringan erectil yang memanjang, terletak pada sisi
ostium vaginae, ditutupi oleh m.bulbospongiosus. di bagian dorsal
bentuknya besar dan di bagian anterior kecil dan saling bertemu (bersatu),
berada di sepanjang tepi caudal corporis clitoridis sampai pada glans
clitoridis. Bulbus vestibuli homolog dengan bulbus penis dan corpus
spongiosus penis2.
Vagina
Saluran vagina mempunyai hubungan dengan cavitas uteri, dan ke
arah caudal bermuara pada vestibulum vaginae, suatu ruangan yang
terletak di antara kedua labia minora pudendi, melalui ostium vaginae2.
Kedudukan vagina adalah caudo-ventral pada satu bidang yang
kira-kira paralel dengan apertura pelvis superior, membentuk sudut
sebesar 60 derajat dengan bidang horizontal. Apabila vesica urinaria
dalam keadaan kosong, maka axis vagina membentuk sudut kira-kira 90
derajat dengan sumbu uterus. Dengan bertambahnya volume vesica
urinaria maka sudut tersebut tadi menjadi bertambah besar2.
Vagina sangat elastis, terutama bagian yang berada disebelah
cranial diaphragma pelvis. Lumen vagina berbentuk huruf “H” pada
penampang melintang. Facies interna dinding anterior (= paries anterior)
dan facies interna dinding posterior (= paries posterior) letak saling
bersentuhan. Baik pada paries anterior maupun paries posterior terdapat
tonjolan longitudinal, disebut columna rugarium anterior dan columna
rugarium posterior. Ujung caudal columna rugarium anterior membentuk
penonjolan yang disebut carina urethralis vaginae. Mucosa dinding
vagina membentuk lipatan-lipatan horizontal yang dinamakan rugae
vaginales2.
Uterus
Gambar 5. Uterus1
Uterus dibagi menjadi 4 bagian sebagai berikut:
1. Fundus uteri yang letaknya dibagian cranial dan mempunyai
permukaan yang bundar2;
2. Corpus uteri, merupakan bagian yang palaing utama, terletak
menghadap ke arah caudal dan dorsal. Facies vesicalis uteri
dipisahkan dari vesica urinaria oleh spatium uterovesicalis. Facies
intestinalis uteri dipisahkan dari colon sigmoideum di bagian
cranial dan dorsal oleh excavatio rectouterina. Pada margo lateralis
melekat ligamentum latum uteri2;
3. Isthmus uteri, bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada
waktu gravid bagian ini menjadi bagian dari corpus uteri, yang
klinik disebut “lower uterina segment“2;
4. Cervix uteri, letak mengarah ke caudal dan dorsal. Merupakan
bagian yang terletak di antara isthimus uteri dan vagina. Dibagi dua
bagian oleh dinding anterior vagina menjadi portio supravaginalis
(cervicis) dan portio vaginalis (cervicis)2.
(a) Portio supravaginalis dipisahkan dari vesica urinaria oleh
jaringan ikat longgar, dan dari rectum oleh excavatio
rectouterina (= cavum Douglassi). disebelah lateralnya terdapat
ureter dan arteria uterina2.
(b) Portio vaginalis meluas kedalam vagina. Di ujungnya terdapat
orificium externum uteri. Bagian anteriornya membentuk
labium anterius dan bagian posterior membentuk labium
posterius2.
Gambar 6. Uterus1
Tuba Uterina
Ovarium
Ada dua buah yang memproduksi oocyte sesudah usia pubertas.
Selain itu ovarium menghasilkan dua jenis hormon, yaitu:
1. Oestrogen (= follicular hormone) yang dihasilkan oleh sel-sel
follicle pada ovarium; hormon ini mempengaruhi tanda-tanda sex
secunder, seperti pembesaran mamma, timbunan lemak pada regio
glutea, pertumbuhan rambut pada pubis dan axilla, selain itu juga
mempengaruhi pertumbuhan endomentrium selama siklus
menstruasi berlangsung2;
2. Progesteron (hormon copus luteum), dihasilkan oleh corpus luteum,
yang berperan pada saat implantasi aacyte yang telah mengalami
fertilisasi, serta pertumbuhan awal dari embryo2.
Produksi kedua hormon tersebut di atas dipengaruhi oleh hormon
gonadotropin yang dihasilkan oleh hypophyse pars distalis. Masih ada
hormon yang ketiga, yakni relaxin, yang dihasilkan oleh ovarium pada
masa hamil. Hormon ini berfungsi menghalangi otot uterus berkontraksi
sebelum waktunya2.
Ovarium adalah suatu organ yang homolog dengan testis. Pada
wanita nullipara ovarium terletak di dalam fossa ovarica, yang berada
pada dinding lateral pelvis. Letaknya setinggi spina iliaca anterior
superior, difiksasi pada uterus, sehingga posisinya dapat berubah
mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi pada uterus. Fossa ovarica
dibatasi di bagian anterior sisa arteria umbilicalis, di bagian dorsal oleh
ureter dan arteria iliaca interna2.
Sebelum mengalami ovulasi pertama, permukaan ovarium halus
dan berwarna pink, setelah mengalami beberapa kali ovulasi maka
permukaannya menjadi kasar oleh karena jaringan ikat yang mengisi
follicle terkait, berwarna abu-abu2.
Ukuran panjang ovarium adalah kira-kira 4 cm, lebar 2 cm dan
tebal 1 cm, berat 7 gram, dipengaruhi oleh usia dan cyclus menstruasi2.
Sumbu panjang ovarium terletak hampir vertikal, mempunyai facies
medialis dan facies mesovaricus. Facies lateralis ditutupi oleh peritoneum
parietale, dan di antara keduanya ini terdapat jaringan extraperitoneal,
yang sekaligus membungkus vasa obturatoria dan nervus obturatorius.
Facies medialis ditutupi oleh tuba uterina2.
Margo anterior atau margo mesovaricus melekat pada mesovarium
dan menghadap ke arah sisa arteria umbilicalis. Pada margo tersebut
terdapat hilum ovarii, yaitu tempat masuk keluarnya vasa ovarica,
pembuluh lymphe dan nervus ovaricus2.
Margo liber atau margo posterior berhubungan dengan tuba uterina
dan ureter. Extremitas tubaria (tubale) atau extramitas superior
mempunyai hubungan erat dengan tuba uterina melalui ligamentum
suspensorium ovarii. Di dalam ligamentum tersebut terdapat vasa ovarica
dan plexus nervosus. Extramitas uterina atau extramitas inferior difiksasi
oleh ligamentum ovarii proprium pada tempat bermuara tuba uterina pada
corpus uteri2.
Ovarium mendapatkan vascularisasi dari2:
1. Arteria ovarica, berjalan di dalam ligamentum suspensorium ovarii,
berada di antara kedua lembaran ligamentum latum uteri, mencapai
mesovarium dan masuk kedalam ovarium melalui hilus;
2. Ramus ovaricus a.uterina, berjalan ke arah lateral di dalam
ligamentum latum uteri menuju ke mesovarium, dan mengadakan
anatomose dengan arteria ovarica;
3. Vena ovarica sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra;
4. Vena ovarica dextra bermuara kedalam vena inferior.
Pembuluh lymphe dari ovarium berjalan bersama-sama dengan vasa
ovarica menuju ke lymphnodus lumbalis2.
Ovarium mendapat persarafan dari percabangan plexus ovaricus
yang mengandung komponen vasomotoris2.
Anatomi Panggul
Tulang Panggul
Gambar 8. Tulang Panggul1
Dinding Abdomen
Dinding depan abdomen terdiri atas kulit, pennikulus adiposus
(lapisan lemak) yang kadang-kadang cukup tebal, fasia, dan otot-otot
yaitu muskulus rectus abdominis, muskulus oblikus eksternus abdominis,
muskulus oblikus internus abdominis, serta muskulus transversus
abdominis dan aponeurosis.3
Dasar Panggul
Karena manusia berdiri dan berjalan tegak, maka dasar panggul
harus mempunyai kekuatan ntuk menahan semua beban yang ada
diatasnya, khususnya isi rongga perut dan tekanan intraabdominal. Beban
ini ditahan oleh lapisan otot-otot dan fasia yang ada di dalam dasar
panggul. Pada persalian lapisan-lapisan otot dan fasia ini mengalami
tekanan dan dorongan, sehingga dapat menyebabkan prolapsus genitalis.3
Gambar 11. Lapisan Otot Paling Luar dari Pintu Bawah Panggul1
B. HIPOFISIS
Kelenjar hipofisis terletak dibawah hipotalamus dan chiasma
nervus optikus dan berada didalam sella tursika pada dasar tulang
cranium. Kelenjar hipofisi dibagi menjadi lobus
anterior/adenohipofisi dan lobus posterior/neurohipofisis. Hipofisis
anterior menghasilkan beberapa hormone yaitu: GH, prolaktin,TSH,
gonadotropin (LH dan FSH),adrenocorticotropin,MSH.
Gonadotropin (LH dan FSH)
Sel gonadotropin mengandung LH dan FSH,meskipun bukti
menunjukan bahwa beberapa sel lebih cenderung hanya
mengeluarkan satu jenis hormone gonadotropin. FSH merupakan
hormon yang sangat berperan dalam terjadinya haid. Sintesis dan
sekresi hormon gonadotropin berada dibawah pengaruh sekresi
pulsatile GnRH dari hipotalamus.
C. OVARIUM
Ovarium menghasilkan hormone steroid,terutama estrogen dan
progesterone. Estrogen bersama hormon hipofisis
gonadotropin,memiliki efek stimulator pada proliferasi sel granulosa
dan terutama pada pertumbuhan folikuler dan kemungkinan
perkembangan oosit. Efek utama estrogen pada sel gonadotrop yang
paling penting pada terjadinya lonjakan LH yang memastikan
terjadinya ovulasi. Meskipun kadar fisiologis estrogen memelihara
aksis hipotalamus hipofisis didalam siklus normal,namun kadar
suprafisiologis estrogen sistemik akan menghambat system ini,dan
potensi reproduksi menjadi hilang oleh karena akan terjadi efek
inhibitor langsung estrogen pada hipotalamus dan kelenjar hipofisis
anterior. Efek utama estrogen pada jaringan genitalia adalah :
menginduksi terjadinya proliferasi endometrium dalam
uterus,mempengaruhi produksi lendir serviks samapai mencapai
maksimum pada pertengahan siklus,dan menjaga mukosa vagina tetap
sehat dengan terjadinya maturasi epitelium vagina.
Efek ekstragenital meliputi: perkembangan karakteristik seksual
sekunder estrogen merupakan stimulus terbesar terjadinya
perkembangan payudara saat puber,menginduksi sintesis protein (sex
hormone binding globulin dan subtract renin),dan memelihara struktur
tulang dan mencegah osteoporosis.
Progesteron lebih fokus memelihara kehamilan dan terutama
mempengaruhi endometrium. Sebagian besar progesteron diproduksi
dikorpus luteum dan menginduksi terjadinya perubahan stromal
(pseudo desidualisasi) dan hiper sekresi glanduler yang penting untuk
keberhasilan nidasi konseptus. Bila terjadi gangguan produksi
progesteron dapat menyebabkan abortus berulang. Progesteron juga
berperan penting dalam perkembangan payudara dengan
mempengaruhi pertumbuhan komponen alveolar dari lobules
payudara. Progesteron juga berperan dalam menginduksi frekuensi
denyut sekresi GnRH selama fase luteal dalam siklus haid. Selain itu
terjadi sedikit peningkatan sekresi progesteron pada pertengahan
siklus haid tampaknya dapat meningkatkan lonjakan LH preovulatori.
Sindrom Asherman
Tumor ovarium
Amenorea galaktorea
Amenore hipotalamik
5. Amenore.
B. Amenorea sekunder
yaitu keadaan dimana tidak terjadi haid untuk sedikitnya selama 3
bulan berturut-turut pada perempuan yang sebelumnya pernah haid.
Dapat disebabkan oleh kelainan pada tingkat hipotalamus (Amenorea
Hipotalamus, sindroma kallmann), hipofisis (Adenoma hipofisis,
Empty Sella Syndrome, Sindroma Sheehan), ovarium (Sinroma
Turner, Premature Ovarian Failure), dan Uterus (Sindroma Asherman,
Endometritis tuberkulosa, Agenesis Duktis Mulleri). Adanya amenore
sekunder lebih merujuk pada sebab yang timbul pada kehidupan
wanita seperti ganggian gizi, gangguan metabolism, tumor, infeksi,
dan lain-lain
Keadaan ini juga bisa disebabkan kemungkinan adanya kehamilan.
Kompartemen I : gangguan pada uterus dan patensi (outflow
tract)
Kompartemen II : gangguan pada ovarium
Kompartemen III : gangguan pada hipofisis
Kompartemen IV: gangguan pada hipotalamus/susunan saraf
pusat
Patofisiologi:
Nidasi
Plasentasi
1. Sistem Reproduksi
Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, Plasenta, amnion) sampai
persalinan. Uterus mempunyai kemampuan untuk bertambah
besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali ke
keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada
akhir kehamilan volume totalnya 1100 g.
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6 – 7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang
relative minimal.
Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga aka
mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan namastriae gravidarum.Pada multipara selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau
yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
Payudara
2. Sistem Cardiovasculer
3. Sistem Respirasi
4. Traktus Digestivus
5. Traktus Urinarius
Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi kanan akan lebih
membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureter
kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan danya tekanan yang kuat pada
sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi
uterus.Ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan
juga diperkiran sebagai factor penyebabnya.Penyebab lainnya diduga
karena pengaruh hormone progesterone.
6. System Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±
135%. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan
dapat berjalan dengan lancer. Hormone prolactin akan meningkat 10x
lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan
konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan
pada ibu-ibu yang menyusui.
7. Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar
0,5 kg dan 0,3 kg.
a) Trimester I
1. Nyeri uluhati
Biasanya terjadi karena peningkatan hormon estrogen dan
progesteron sehingga motilitas otot polos Gastri Interstinal terjadi
peningkatan asam lambung yang akhirnya menyebabkan ulkus
dan nyeri epigastrik ( ulu hati).
2. Rasa mual dan muntah
Terjadi pada awal kehamilan,timbul pada pagi hari yaitu saat perut
kosong, penyebabnya belum diketahui secara paasti, kemunkinan
ditimbulkan dari perubahan hormon, rasa mual dan muntah ini
dapat kita jumpa pad 50-70% kehamilan.
3. Mengidam
Peningkatan asupan kalori terjadi karena perubahan psikologis
selama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan semakin tuanya
kehamilan.
4. Gangguan berkemih
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin selalu
buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang semakin membesar, selain itu juga dipengaruhi oleh
hormon aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi
pembuluh darah.
5. Obstipasi
Kesulitan BAB yang di alami ibu hamil di sebabkan oleh kekuatan
otot traktus digstivus menurun yang mengakibatkan motilitas
saluran pencernaan berkurang. Feses yang lebih lama di usus akan
menyebabkan absorbsi air meningkat , dan terjadi pengeringan
dari fases serta penekann uterus terhadap kolon dan rectum.
6. Varises
Timbulnya varises di timbulkan oleh faktor keturunan masa
kehamilan , selain itu juga faktor hormonal. Seperti bendungan
vena dalam panggul.
7. Flour albus
Flour albus meningkat karena serviks dirangsang oleh hormon
estrogen dan progesteron sehingga menjadi hipertrofi dan
hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa.
8. Mudah lelah, malaise, fatique.
Tidak diketahui penyebnya dengan jelas, mungkin adanya
peningkatan estrogen dan progesteron, hcg,dan asupan nutrisi
yang kurang.
9. Perubahan payudara dan perasaan nyeri.
Disebabkan oleh hipertrofi kelenjar payudara dan peningkatan
vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan puting susu
oleh stimulasi hormon malanophose stimulating hormon (MSH).
b) Trimester II
1. Kram otot
Kram otot yang dialami oleh ibu haml dengan usia kehamilan
sekitar 16 – 27 minggu atau trimester kedua disebakan karena
tekanan saraf pada ekstremitas bawah oleh uterus yang besar.
2. Anemia
Berkurangnya nutrisi, zat besi, asam folat, serta hemoglobinopati.
Penangan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut
antara lain pemberian zat besi,vitamin c, pemberian diet,
mencukupi kebutuhan nutrisnya serta istirahat yang cukup.
3. Perubahan libido.
Perubahan libido yang terjadi di karenakan pengaruh psikologis,
hormonal,maupun perubahn emosi.
c) Trimester III
1. Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid bisa
bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah
dalam rongga panggul, relaksasi dari otot halus pada bowel,
memperberat konstipasi dan tertahannya gumpalan.
2. Pegal-pegal
Ibu akan sering mengalami pegal-pegal biasanya penyebabnya
bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium atau karena ketegangan
otot. Pada kehamilan trimester ketiga ini dapat dikatan ibu
membawah beban yang berlebih seiring peningkatan berat badan
bayi didalam rahim. Otot-otot tubuh yang mengalami
pengenduran sehingga mudah merasa lelah.
3. Sering buang air kecil
Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih
ibu, akibatnya kapasitas kandung kemih terbatas,sehingga ibu
sering BAK.
4. Kram dan nyeri pada kaki
Menjelang akhir kehamilan, ibu akan sering mengalami ketakutan
dan pembengkakan pada tangkai dan kaki,akibatnya syaraf
menjadi tertekan. Tekanan ini menimbulkan rasa nyeri seperti
ditusuk-tusuk jarum, sehingga tangan dan kaki tidak merasakan
apa-apa dan otot menjadi lemah, akan terasa ketika bangun di pagi
haridan akan membaik di siang hari.
5. Gangguan pernapasan
Napas dangkal terjadi pada 50% ibu hamil, ekspansi diafragma
terbatas karen apembesaran uterus,rahim mendesak diafragma.
6. Edema
Di karenakan kurangnya aktivitas ibu(terlalu banyak diam)
7. Perubahan libido
Terjadi karena ibu mungkin mengalami sakit ulu hati dan
gangguan pencernaan. Mungkin juga hemoroid atau hal lain yang
mengurangi hasrat seksualnya, kelelahan dan perubahan yang
berhubungan dengan tuanya kehamilan mungkin terjadi pada
trimester ketiga, rasa letih yang berlebihan disebabkan oleh
perubahan hormon yang dapat mengurangi daya tarik seksual, bila
pada kehamilan yang lalu perna mengalami perdarahan yang
berulang maka aktivitas seksual di pandang sebagai ancaman
terhadap janin.
1. Paulsen F, Waschke J. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Ed. 15. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Basri MI, Djayalangkara H, Lisal JI, dkk. 2016. DIKTAT Anatomi Biomedik 2.
Makassar: Departemen Anatomi FK UNHAS.
3. Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. 2017. Ilmu Kandungan Ed. 3. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Prawirohardjo Sarwono,2007. Ilmu kandungan . Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
5. Erna, Suparman, Eddy Suparman. 2017. Jurnal Biomedik. Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
6. Buku Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga. Hal-174
7. Prawihardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta. P.T. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
8. Sinaga, ernawati.,dkk, buku manajemen kesehatan menstruasi. Universitas
nasional IWWASH Global One.
9. Efa ari andriani, asuhan kebidanan komprensif. Kebidanan DIII UMP.2015