Anda di halaman 1dari 34

MIKROBIOLOGI

SISTEM RESPIRASI
Bakteriologi

Virologi

Mikologi
Flora Normal pada
Saluran Nafas

Di saluran pernapasan bagian atas (nasofaring,


rongga mulut,
dan tenggorokan) mikroorganisme tinggal di daerah
dimandikan
dengan sekresi dari selaput lendir.
Saluran pernapasan bagian bawah (trakea,
bronkus, dan paru- paru) normalnya tidak
terdapat mikroflora, meskipun sejumlah besar
organisme mampu berpotensi mencapai daerah
ini saat bernafas.
Kehadiran populasi mikroorganisme normal
Hidung
- Bakteri yang paling
sering
Staphylococcus
aureus dan
epidermidis,
- Paling ujung pangkal
hidung dijumpai
Branhamella catarrhalis
(Coccus Gram negatif)
dan haemophilus
ifluenzae (Batang Gram
negatif).
- Kuman yang menetap
dihidung dan mungkin
Pengaturan
Keseimbangan

Sekresi khusus pada lendir hidung menahan dan


menyapu sekitar 80-90% mikroorganisme
Cilia, bulu halus pada saluran nafas mengeluarkan mikroba
patogen/racun keluar
tubuh
Cairan mukus yg lengket pada saluran nafas dan pencernaan,
mengandung enzim lisosim yg membunuh bakteri gram positif
Mikroba yang berhasil mengatasi rintangan ini dan sampai di
alveoli akan dimakan
oleh fagosit.
Bakteri tsb (flora normal) memproduksi bacteriocidin, defensin,
protein kation,
dan laktoferin membunuh bakteri lain untuk berkompetisi hidup
dlm tubuh
Bila terjadi ketidak seimbangan jumlah bakteri dalam tubuh, maka
Upper respiratory tract
infections
Laryngitis: S. pneumoniae, S.
pyogenes, viruses
Tonsillitis: S. pyogenes, S.
pneumoniae, viruses
Sinusitis: Bacteria, fungi
Epiglottitis: H. influenzae

Sinusitis in right maxillary sinus in a CT scan (Ilana Seligman)

23
Diphtheria
Corynebacterium diphtheriae
Gram-positif
Diphtheria (Greek: kulit) pseudomembran
fibrin, dead tissue, and bacteria
Toksin difteri diproduksi oleh lysogenised C.
diphtheriae
Menghentikan sistesis protein dalam sel mati
Infeksi lokal tetapi toksin dapat menyebar
secara sistemik
Gagal ginjal, gagal jantung
Dicegah dengan DTaP dan vaksin Td
(Diphtheria toxoid)
Figure
Figure
Morphology (Colony)
PERTUSIS
Bordetella pertussis
Gram-negative coccobacillus
Capsule
Jenis racun dan faktor patogen :
Tracheal cytotoxin
Kerusakan selektif sel silia pernapasan
Aksi lokal
Pertussis toxin
Stimulasi sel berlebih yang mengarah
ke disfungsi
Lokal + sistemik
Bordetella pertussis
Influenza virus

Segmented RNA
virus
8 separate
segments
Enveloped
Hemagglutinin (H)
spikes used for
attachment to host
cells
Neuraminidase
(N) spikes used
Penyakit Saluran Pernapasan
Bawah yg Disebabkan oleh
Mikroorganisme

Diseases that affect the bronchi,


bronchioles,
and lungs
Tuberculosis and pneumonia
Penyebab tuberculosis
Mycobacteria
Acid-fast rods
Lipid rich cell wall
M. tuberculosis
Primary cause
Transmitted from human to
human
20 h generation time: slow
growth
M. bovis
<1% U.S. cases
not transmitted from human to
human
infects people with late stage HIV
Attenuated strain used in BCG
infection
vaccine 5
Faster growing 9
Karakteristik...
Morfologi :
- Bentuk basil, panjang : 2-4 m,
lebar : 0.2-0.5 m
- Non spora
- Non kapsul
- Non motil
- Dinding sel kaya akan lipid (60%) :
mycolic acids,cord factor,and wax-D
Pertumbuhan (kultur) :
Lambat (2-8 minngu)
Suhu optimum 37 C (25-40 C)
Media :

- Lowenstein-Jensen (LJ)
- Ogawa
- Kudoh
- Middle brook (7H9 / 7H10)
Sifat :
aerob obligat
tahan asam pada pewarnaan ZN
Parasit fakultatif intraseluler
Pertumbuhan lambat (15-20 jam)
Sensitif terhadap sinar matahari
Tahan di tempat yang lembab dan gelap
Diagnosis
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Pewarnaan
sputum Kultur
(mikrobiologis)

Pemriksaan Foto toraks


Radiologis

Pemeriksaan PCR
Bactec
Penunjang TST/Mantoux Test
lainnya Serologi : Elisa, ICT Tb, PAP.
Diagnosa pasti:
Klinis(+)
Radiologis(+)
Bakteriologis(+):
-Pewarnaan (+)
-Kultur(+)
Pneumomoccal
Pneumonia
Streptococcus
pneumoniae
Gram-positive
encapsulated
diplococci
Over 90 serotypes
Symptoms
High fever
Difficulty breathing
Chest pain
Diagnosis by
6
culturing 8
Figure

Anda mungkin juga menyukai