Anda di halaman 1dari 5

INTERPRETASI PEMERIKSAAN

Anamnesis:

Tn. Parto, laki-laki, usia 79 tahun


Kel. Utama: Nyeri perut sebelah kiri yang semakin hebat sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit: Neri pinggang kiri yang hilang timbul sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit tapi tidak mengganggu aktivitas, sejat 1 hari ini nyeri
bertambah lebar, menjalar ke perut sehingga mengganggu aktivitas.
Riwayat Pekerjaan: Supir angkut barang kargo Jakarta-Sumbawa Besar.
Keluhan Penyerta: Demam, menggigil, mual, dan muntah.
Riwayat Kebiasaan: Merokok, minum kopi, dan jarang minum air putih
Riwayat hematuria (+) [adanya eritrosit pada urin]
Pernah keluar butiran seperti pasie saat BAK [Kemungkinan menandakan
adanya endapan kristal batu saluran kemih pada urin]

Pemeriksaan Fisik:

Vital Sign
TD: 120/70 mmHg [Batas Normal]
HR: 84X/menit [Batas Normal]
o
T: 39 C [Febris]
RR: 20x/menit, kuat angkat.
Pemeriksaan Spesifik :
Abdomen : Hati dan limpa tidak teraba [tidak teraba adanya pembesaran
hati dan limpe pada palpasi daerah abdominal]
Nyeri ketok costovertebra : (-/++) [kemungkinan karena adanya kelainan
pada ginjal kiri]

Dari hasil pemeriksaan, keluhan kemungkinan terjadi karena adanya kelainan


pada ginjal sebelah kiri. Penyebabnya bisa Karena adanya proses pengendapan mineral
yang terkandung dalam urin pada ginjal kiri hingga menjadi batu saluran kemih pada
ginjal kiri. Batu yang tercipta dari hasil endapan tersebut mengakibatkan perlukaan pada
ginjal bagian kiri yang mengakibatkan terjadinya trauma dan dapat mengakibatkan
keadaan infeksius pada penderitanya.
Pielonefritis

Pielonefritis Akut

Reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielun dan parenkim ginjal. Pada
umumnya kuman yang menyebabkan infeksi ini berasal dari saluran kemih bagian bawah
yang naik ke ginjal melalui ureter.

Purnomo B. Basuki. 2012. Dasar-dasar UROLOGI. Malang: CV Sagung Seto (hal. 58)

Epidemiologi

Infeklsi traktus urinarius (UTI) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa
memandang usia terutama perempuan. UTI bertanggung jawab atas sekita 7 juta
kunjungan pasien kepada dokter setiap tahunnya di Amerika Serikat.

Price A. Sylvia, dan Lorraine M. Wilson. 2003. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (hal. 918)

Etiologi

Organisme penyebab pada infeksi saluran kemih yang tersering adalah


Escherichia Coli, yang menjadi penyebab pada lebih dari 80% kasus. Organisme lain
yang juga dapat menimbulkan infeksi adalah golongan Proteus, Klebsiella, Enterobacter,
dan Pseudomonas.

Organisme gram positif kurang berperan dalam UTI kecuali Staphylococus


saprophyticus, yang menyebabkan 10-15% UTI pada perempuan muda.

Price A. Sylvia, dan Lorraine M. Wilson. 2003. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (hal. 919)

Patofisiologi

Pielonefritis etiologinya multifaktorial dan secara jelas menunjukan tidak


seimbangnya antara penjamu dan patogen. Kelainan anatomi yang abnormal
menyebabkan penyebaran dan efek pielinefritis. Penyebaran bakteri secara hematogen
pada saluran kemih mungkin dapat muncul meskipun sangat jarang. Kebanyakan
pielonefritis berrasal dari kandung kemih kemudian asenden sehingga menyebabkan
pielonefritis. Infeksi asenden yang berasal dari kandung kencing berdasarkan
mekanisme :

1. Bakteri mungkiin sangat virulen dan mempunyai vili yang memungkinkan bakteri
untuk menempelkan dirinya pada ureter dan bermigrasi ke atas, atau
2. Pasien mempunyai refluks ke pelvis renalis yang memungkinkan refluks
intrarenal dan merusak parenkim ginjal.
3. Adanya kelainan seperti neurologic blader, katup uretra posterior, refluk
vesicouretra dan obstruksi ureteropelvic junction.

Gambaran Klinis

Gambaran klinis dari pielonefritis akut adalah demam tinggi dengan disertai
menggigil, nyeri di daerah perut dan pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang-kadang
terdapat gejala iritasi pada buli-buli, yaitu berupa disuri, frekuensi atau urgensi.

Pada pemeriksaan fisis terdapat nyeri pada pinggang dan perut, suara usus
melemah seperrti ileus paralitik.padda pemeriksaan darah menunjukan adanya
leukositosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria, bakteriuria,
dan hematuria. Pada pelonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal, terjadi penurunan
keddua faal ginjal; dan pada kultur urin terdapat bakteriuria.

Pemeriksaan foto polos terjadi adanya kekaburan dari bayangan otot polos dan
mungkin terdapat bayangan radio-opak dari batru saluran kemih. Pada PIV terdapat
bayangn ginjal membesar dan terdapat keterlambatan pada fase nefrogram. Perlu dibuat
diagnosis banding dengan inflamasi pada organ di sekitar ginjal antara lain: pankreatitis,
appendisitis, kolesistitis, devertikulitis, pneumonitis, dan inflamasi pada organ pelfis.

Purnomo B. Basuki. 2012. Dasar-dasar UROLOGI. Malang: CV Sagung Seto (hal. 58-
59)

Terapi
Terapi ditujukan untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah dan
memperbaiki kondisi pasien, yaitu berupa terapi suportif dan pemberian antibiotika.
Antibiotik yang dipegunakan pada keadaan ini adalah yang bersifat bakterisidal, dan
berspektrum luas, yang secara farmakologis mampu mengadakan penetrasi ke jaringan
ginjal dan kadarnya di dalam urin cukup tinggi. Golongan obat-obatan itu adalah:
aminoglikosida yang dikombinasikan dengan golongan amino penisilin (ampisilin atau
amoksilin), aminopenisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat atau sulbaktam,
karboksipenisilin, sefalosporin, atau fluoroquinolone.

Jika dengan pemberian antibiotik itu keadaan klinis membaik, pemberian


parenteral diteruskan selama 1 minggu dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian
peroral selama 2 minggu berikutnya. Akan tetapi jika dalam waktu 48-72 jam setelah
pemberian antibiotika keadaan klinis tidak menunjukan perbaikan, mungkin kuman tidak
sensitif terhadap antibiotika yang diberikan.

Purnomo B. Basuki. 2012. Dasar-dasar UROLOGI. Malang: CV Sagung Seto (hal. 59)

Pielonefritis Kronik

Cedera ginjal progresif yang menunjukan pembentukan jaringan prut parenkimal


pada pemeriksaan IVP, disebabkan oleh infeksi berulang atau infeksi yang menetap pada
ginjal. Akhir-akhir ini menunjukan bahwa pielonefritis kronik terjadi pada pasien UTI
yang juga mempunyai kelainan anatomi utama pada saluran kemih, seperti refluks
vesikoureter (VUR), obstruksi, batu, atau neurogenik vesika urinaria. Diperkirakan
bahwa kerusakan ginjal padda pielonefritis kronik yang juga disebut nefropati reflaks,
diakibatkan oleh reflaks urin terinfeksi ke dalam ureter yang kemudian masuk ke dalam
parenkim ginjal (refluks intrarenal). Pielonefritis akibat VUR adalah penyebab utama
gagal ginjal tahap akhir pada anak-anak, dan secara teoritis dapat dicegah dengan
mengendalikan UTI dan memperbaiki kelainan struktural dari saluran kemih yang
menyebabkan obstruksi. Sayangnya VUR mungkin tidak ditemukan pada masa kanak-
kanak, dan kerusakan ginjal progresif dapat tidak diketahui sampai timbul gejala dan
tanda ESRD pada masa dewasa.
Price A. Sylvia, dan Lorraine M. Wilson. 2003. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (hal. 919)

Anda mungkin juga menyukai