Anamnesis:
Pemeriksaan Fisik:
Vital Sign
TD: 120/70 mmHg [Batas Normal]
HR: 84X/menit [Batas Normal]
o
T: 39 C [Febris]
RR: 20x/menit, kuat angkat.
Pemeriksaan Spesifik :
Abdomen : Hati dan limpa tidak teraba [tidak teraba adanya pembesaran
hati dan limpe pada palpasi daerah abdominal]
Nyeri ketok costovertebra : (-/++) [kemungkinan karena adanya kelainan
pada ginjal kiri]
Pielonefritis Akut
Reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielun dan parenkim ginjal. Pada
umumnya kuman yang menyebabkan infeksi ini berasal dari saluran kemih bagian bawah
yang naik ke ginjal melalui ureter.
Purnomo B. Basuki. 2012. Dasar-dasar UROLOGI. Malang: CV Sagung Seto (hal. 58)
Epidemiologi
Infeklsi traktus urinarius (UTI) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa
memandang usia terutama perempuan. UTI bertanggung jawab atas sekita 7 juta
kunjungan pasien kepada dokter setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Price A. Sylvia, dan Lorraine M. Wilson. 2003. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (hal. 918)
Etiologi
Price A. Sylvia, dan Lorraine M. Wilson. 2003. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (hal. 919)
Patofisiologi
1. Bakteri mungkiin sangat virulen dan mempunyai vili yang memungkinkan bakteri
untuk menempelkan dirinya pada ureter dan bermigrasi ke atas, atau
2. Pasien mempunyai refluks ke pelvis renalis yang memungkinkan refluks
intrarenal dan merusak parenkim ginjal.
3. Adanya kelainan seperti neurologic blader, katup uretra posterior, refluk
vesicouretra dan obstruksi ureteropelvic junction.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari pielonefritis akut adalah demam tinggi dengan disertai
menggigil, nyeri di daerah perut dan pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang-kadang
terdapat gejala iritasi pada buli-buli, yaitu berupa disuri, frekuensi atau urgensi.
Pada pemeriksaan fisis terdapat nyeri pada pinggang dan perut, suara usus
melemah seperrti ileus paralitik.padda pemeriksaan darah menunjukan adanya
leukositosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria, bakteriuria,
dan hematuria. Pada pelonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal, terjadi penurunan
keddua faal ginjal; dan pada kultur urin terdapat bakteriuria.
Pemeriksaan foto polos terjadi adanya kekaburan dari bayangan otot polos dan
mungkin terdapat bayangan radio-opak dari batru saluran kemih. Pada PIV terdapat
bayangn ginjal membesar dan terdapat keterlambatan pada fase nefrogram. Perlu dibuat
diagnosis banding dengan inflamasi pada organ di sekitar ginjal antara lain: pankreatitis,
appendisitis, kolesistitis, devertikulitis, pneumonitis, dan inflamasi pada organ pelfis.
Purnomo B. Basuki. 2012. Dasar-dasar UROLOGI. Malang: CV Sagung Seto (hal. 58-
59)
Terapi
Terapi ditujukan untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah dan
memperbaiki kondisi pasien, yaitu berupa terapi suportif dan pemberian antibiotika.
Antibiotik yang dipegunakan pada keadaan ini adalah yang bersifat bakterisidal, dan
berspektrum luas, yang secara farmakologis mampu mengadakan penetrasi ke jaringan
ginjal dan kadarnya di dalam urin cukup tinggi. Golongan obat-obatan itu adalah:
aminoglikosida yang dikombinasikan dengan golongan amino penisilin (ampisilin atau
amoksilin), aminopenisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat atau sulbaktam,
karboksipenisilin, sefalosporin, atau fluoroquinolone.
Purnomo B. Basuki. 2012. Dasar-dasar UROLOGI. Malang: CV Sagung Seto (hal. 59)
Pielonefritis Kronik