“MODUL DISTOSIA”
3.8.Menjelaskan tentang partograf & hal-hal yang dapat dinilai pada partograf
A. SKENARIO
Wanita 24 tahun, hamil anak ke dua datang ke kamar bersalin jam 05.00 dengan
keluhan sakit perut tembus kebelakang sejak tadi malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital batas normal, tinggi fundus 3 jari dibawah prosessus xyphoideus, punggus di
kanan ibu,bagan terendah kepala dan penurunan 3/5, denyut jantung janin 148x/menit. HIS
2x dalam 10 menit dengan durasi 30-35 detik, pada pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 4 cm, ketuban utuh dan bagian terdepan kepala. Pemeriksaan 4 jam kemuadian
didapatkan DJJ 132x/menit, his 2x dalam 10 menit dengan durasi 30-35 detik,pembukaan dan
penurunan dan ketuban utuh.
B. KATA KUNCI:
1. Wanita 24 tahun
2. Keluhan utama sakit perut tembus kebelakang tadi malam
3. TTV normal
4. Tinggi fundus 3 jari dibawah proc. Xphyoideus
5. Punggung di kanan ibu, bagian rendah kepala dan penurunan 3/5
6. DJJ 148x/menit
7. HIS 2x dalam 10 menit , durasi 30-35 detik
8. Pembukaan 4 cm, ketuban utuh bagian terdepan kepala
9. Pemeriksaan 4 jam kemudian DJJ 1532x/menit, his2x dlm 10 menit,durasi 30-35 dtk.
10. Pembukaan dan penurunan tetap dan ketuban utuh
D. JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa yang menyebabkan ketuban tetap utuh saat proses inpartu
Faktor yang mempengaruhi proses persalinan
Faktor kekuatan his (Power)
Kesulitan dalam jalannya persalinan (distosia) karena kelainan tenaga hisa
adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga
menghambat kelancaran persalinan. Kelainan his sering dijumpai pada
pimigravida tua, sedangkan inersia uteri sering dijumpai pada multigravida
2. Mengapa setelah 4 jam kemudian pembukaan dan penurunan tetap dan tidak
ada perubahan ?
Dikatakan pada scenario, wanita tersebut sudah pernah melahirkan atau biasa
dikatakan sebagai multipara. Artinya, persalinan kedua ini harusnya lebih mudah
dan lebih cepat baginya. Namun, 4 jam kemudian tidak terjadi perubahan pada
pembukaan serviks dan pnurunan kepala bayi begitu juga dengan his yang
seharusnya sudah meningkat. Jadi, penyebab tidak terjadi perubahan pada
1. Situs/letak : Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu
terhadap 3 situs :
Situs memanjang atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan
sumbu panjang ibu
Situs melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu
panjang ibu
Situs miring/oblique adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu
panjang ibu
Bagian terendah tersebut dapat ububn ubun kecil untuk presentasi belakang
kepala ; ubun ubun besar untuk presentasi puncak kepala ; dahi untuk presentasi pada
dahi ; dagu untuk presentasi muka ; sacrum untuk presentasi bokong, dan acromion/
scapula untuk presentasi bahu (letak lintang)
Konsentrasi Ca2+ ekstra seluler adalah dalam kisaran mM, sedangkan reting
Ca2+ pada miometrium adalah sekitar 100 nM – 140 nM dan dapat meningkat
sampai dengan 300 nM – 800 nM selama periode stimulasi. Suatu variasi dari kanal
ion terbukti mengontrol Ca2+ entry kedalam miometrium. Suatu L–type voltage–
activated Ca2+ channels (L-VOCs) telah ditemukan pada miometrium manusia dan
aktif pada membrane potential yang fisiologis. Penelitian pada mammalia rendah
menunjukkan bahwa, densitas LVOCs meningkat selama periode kehamilan. Kanal
ini sensitive terhadap kerja dihydro pyridine dan seringkali merupakan target dari
terapi tokolitik dengan agen-agen seperti nifedipine dan ritrodrine. Apabila
degradasi diacylglycerol ini dicegah, maka rangsangan oksitosin pada jaringan
miometrium akan menghasilkan akumulasi diacylglycerol, dan terjadinya suatu
concentration –related inhibition dari aktivitas kontraksi secara keseluruhan.
8. Apakah DJJ pada scenario normal ? Berepakah nilai normal DJJ ? apakah
indikasi pemeriksaan DJJ ?
Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut per menit (dpm)
dens engan variasi normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata. Jadi, nilai
normal den denyr jantung janin antara 120 -160 dpm (beberapa penulis menganut
nilai normal jantung janin antara 120 150 dpm). Seperti telah diketahui bahwa
mekanisme re ngaturan denyut jantung janin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain melalui
Gambar : Tinggi Fundus Uteri (TFU) Dikonversikan dengan Usia Kehamilan (UK)
Keterangan:
Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis
Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat
Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat
Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat
Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat
Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus
Xipoideus
Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat
Jadi, pada scenario dikatakan bahwa TFU teraba 3 jari dibawah procesus
xiphoideus artinya usia kehamilan wanita tersebut adalah sekitar 36 minggu
10. Jelaskan perbedaan primipara dan multipara pada scenario dan hubungan
dengan usia ibu ?
Primipara akan mengalami penipisan serviks dalam 3 minggu terakhir
kehamilannya dan suatu penipisan serviks yang sempurna akan terjadi pada saat
memasuki persalinan. Multipara sering terjadi perlunakan serviks tanpa didahului
dengan penipisan dari serviks. Fase laten yang memanjang Primipara yang
melampaui waktu 20 jam. Fase laten yang memanjang Multipara adalah 14 jam
11. Bagaimana nilai normal his/power yang terjadi ? apakah pada wanita tersebut
hisnya normnal ?
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari
kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his
pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
pada kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan
nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar
dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksi
pendek dan tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan, malahan sering berkurang.
His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu bertentangan dengan
his persalinan yang makin lama makin kuat. Yang paling penting ialah bahwa his
pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada cerviks.
His persalinan :
Walaupun his itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis akan tetapi
bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Nyeri ini mungkin
disebabkan oleh anoxia dari sel-sel dalam cervix dan segmen bawah rahim oleh
serabut- serabut otot-otot yang berkontraksi, regangan dari cervix karena kontraksi
atau regangan dan tarikan pada peritoneum waktu kontraksi. Perasaan nyeri
tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita yang ditentukan oleh keadaan
jiwanya. Kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemauan,
walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari
tangan dapat menimbulkan kontraksi. Seperti kontraksi jantung pada his juga ada
“pacemakers” yang memulai kontraksi dan mengontrol frekuensinya. Kontraksi
rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah :
o Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik.
o Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35
mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah
jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.
b) Pemeriksaan Leopold 2
kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang
c) Pemeriksaan Leopold 3
d) Pemeriksaan Leopold 4
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
dan beberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalamm pintu atas
panggul
Kala I (kalapembukaan)