DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………… 1
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Dinas Kesehatan Ponorogo pada tahun 2016 salah satu penyebab
rendahnya kunjungan antenatal pada ibu hamil dikarenakan ada yang pindah
tempat tinggal, keinginan ibu yang malas untuk melakukan kunjungan antenatal
care dan juga ibu berpindah tempat periksa atau pindah bidan.
1.4 Manfaat
Pada kehamilan, akan terjadi banyak perubahan pada ibu hamil yang
terjadi secara fisiologis. Hal ini terjadi sebagai efek sekunder dari progesteron
dan estrogen yang diproduksi secara dominan oleh ovarium pada 12 minggu
pertama kehamilan dan selanjutnya diproduksi oleh plasenta. Perubahan ini
memungkinkan untuk pertumbuhan janin dan plasenta, serta persiapan ibu
untuk kelahiran bayi. Kehamilan merupakan suatu proses yang dinamis yang
berhubungan dengan terjadinya perubahan pada sistem kardiovaskuler secara
fisiologis.
1. Labia majora
Anda juga bisa menyebut salah satu organ reproduksi wanita ini sebagai bibir
besar karena fungsinya melindungi organ luar lainnya.
Pada masa puber, area kulit di labia majora akan tumbuh bulu atau rambut yang
juga mengandung kelenjar penghasil minyak.
2. Labia minora
Labia minora atau bibir kecil merupakan alat reproduksi wanita yang
mempunyai berbagai ukuran.
Letaknya tepat di dalam labia majora, mengelilingi bukaan ke vagina dan uretra
(saluran pembawa urine). Kulitnya sangat halus, mudah teriritasi, dan bengkak.
3. Kelenjar Bartholin
Kelenjar ini berada di setiap sisi sebelah lubang vagina dan bisa mengeluarkan
sekresi cairan (lendir) untuk melumasi area miss V.
4. Klitoris
Organ reproduksi wanita yang satu ini merupakan tonjolan kecil dan sensitif.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit disebut sebagai preputium, mirip dengan
kulup di ujung penis.
Perlu diketahui pula bahwa klitoris sensitif terhadap rangsangan dan menjadi
area ereksi. Oleh karena itu, klitoris kerap menjadi salah satu titik rangsang
wanita saat berhubungan intim.
Alat reproduksi wanita bagian dalam
Setelah membahas bagian luar, sekarang Anda perlu tahu apa saja organ
reproduksi wanita bagian dalam.
1. Vagina
Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks (bagian bawah rahim)
dengan bagian luar tubuh. Letaknya di dalam tubuh, belakang kandung kemih,
lebih rendah dari rahim.
Fungsi vagina sebagai alat reproduksi wanita adalah menjadi jalan keluar darah
saat menstruasi, jalan lahir bayi, serta jalan masuk sperma menuju rahim.
2. Ovarium
Ovarium, atau indung telur, berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang
bersebelahan dengan bagian rahim atas.
Alat atau organ reproduksi wanita yang satu ini bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon seperti estrogen, progesteron dan ovum atau yang biasa
disebut sel telur.
3. Tuba falopi
Tuba falopi memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-masing
membentang dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium.
Organ reproduksi yang satu ini mempunyai fungsi untuk mengangkut ovum dan
membawanya ke dalam infundibulum (bagian ujung tuba falopi) menuju rahim.
Pembuahan sel telur dengan sperma juga terjadi di tuba falopi. Kemudian, telur
yang sudah dibuahi pindah dan ditanamkan pada lapisan rahim.
4. Rahim (uterus)
Rahim (uterus) adalah organ reproduksi wanita yang berongga dan bentuknya
seperti buah pir. Ini merupakan rumah bagi janin yang sedang berkembang. Ada
dua bagian rahim, yaitu sebagai berikut.
Serviks, merupakan leher rahim yang berada di bagian bawah dan menjadi jalan
menuju vagina serta tubuh utama rahim yaitu korpus.
Korpus, area fleksibel karena bisa mengembang sesuai perkembangan bayi. Ini
juga merupakan saluran untuk darah menstruasi dan sperma.
Selain itu, rahim menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-
otot dinding rahim berkontraksi persalinan normal untuk mendorong janin
melewati jalan lahir.
5. Leher rahim (serviks)
Leher rahim atau serviks adalah organ berbentuk silinder atau tabung yang
menghubungkan vagina dengan rahim.
Serviks terdiri dari dua bagian, yaitu ektoserviks (dinding luar leher rahim) dan
endoserviks (bagian dalam leher rahim).
Pastikan bra yang Anda kenakan tidak terlalu ketat atau longgar namun.
tetap bisa menopang payudara Anda.
Pilih bra yang terbuat dari bahan katun atau serat alami. Bahan katun atau
bahan serat alami bisa menyejukkan sekaligus melancarkan sirkulasi
udara sehingga kulit payudara bisa bernapas.
Jika Anda ingin berolahraga, gunakan bra khusus yang bisa menopang
payudara Anda secara pas.
Anda bisa membeli bra baru dengan ukuran yang lebih besar seiring
membesarnya payudara.
Kenakan bra selalu pada pagi, siang bahkan saat Anda tidur guna mengurangi
ketidaknyamanan. Khusus bra yang dipakai saat tidur, pilih bra berbahan katun
lembut yang tidak membatasi ruang gerak payudara.
Anda juga bisa menaruh saputangan katun atau kain kasa ke dalam
setiap cup bra untuk menyerap cairan kolostrum yang keluar dari puting. Ganti
saputangan atau kain kasa secara rutin untuk mencegah iritasi kulit.
Hindari membersihkan payudara dengan sabun atau produk keras karena zat
yang terkandung di dalamnya bisa membuat kulit kering. Cukup gunakan air
hangat untuk membersihkan payudara ibu hamil.
2.2 Fisiologi Persalinan
2.2.1Pengertian Persalinan
2) Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3) Keregangan Otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Demikian pula dengan Rahim, maka dengan majunya kehamilan makin
teregang otot- otot Rahim makin rentan.
4) Pengaruh Janin
5) Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin
F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra adan extramnial menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu
maupun janin.
Persalinan Normal (Spontan) Adalah proses lahirnya bayi pada Letak Belakang
Kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
6. Rotasi eksterna : kepala janin melakukan gerakan rotasi dari posisi anteropos
terior kembali ke posisi diagonal atau melintang.
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu
setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir
setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil
sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses
persalinan.
Postpartum (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pulih seperti semula. Selama masa
pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik
yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidaknyamanan pada awal
postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila
tidak diikuti dengan perawatan yang baik.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan memastikan
involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau
busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik. Selain itu, pada fase ini ibu sudah memiliki
keinginan untuk merawat dirinya dan diperbolehkan berdiri dan berjalan untuk
melakukan perawatan diri karena hal tersebut akan bermanfaat pada semua
sistem tubuh.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu) Pada periode ini bidan tetap
melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. 2, 16
Periode immediate postpartum dan early postpartum merupakan periode yang
sering terjadi komplikasi pada ibu.17 Periode masa nifas yang beresiko terhadap
kematian ibu terutama terjadi pada periode immediate postpartum (50%), pada
masa early postpartum (20%) dan masa late postpartum (5%). 7, 8 Resiko sering
terjadi ketika satu minggu pertama post partum (Early postpartum) karena
hampir seluruh sitem tubuh mengalami perubahan secara drastis.
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
postpartum. 19 Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah
melahirkan antara lain: 1. Perubahan sistem reproduksi a. Uterus Involusi
merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk
meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus Uteri).
b. Lokhea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita.
Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea
mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi.
Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1) Lokhea rubra Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi),
dan mekonium.
4) Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat
berlangsung selama 2-6 minggu post partum. Lokhea yang menetap pada awal
periode post partum menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder
yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea
alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis,
terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi
infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan “lokhea
purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.
c. Perubahan Vagina
6. Perubahan Tanda-tanda Vital Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus
dikaji antara lain :
a. Suhu badan Dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu badan akan naik sedikit
(37,50 – 380C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan
kelelahan. Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa.
Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan ASI.
Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
b. Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut
nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi
100x/ menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan
postpartum.
3.2 Saran