Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN MATERNITAS I

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL

Oleh :

Kelas A Tk III Semester V

NI KADEK SHINTA ANGGRENI 17C10040

NI PUTU ASRI ERNADI 17C10042

NI MADE HEMI NURMANINGSIH 17C10043

NI KADEK SRI AGUSTINI 17C10045

NI KOMANG PRIMAYANTI 17C10046

SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tugas ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi
tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun pembaca demi penyempurnaan tugas ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran
yang membangun agar tugas selanjutnya akan jauh lebih baik dan sempurna.

Demikian akhir kata dari kami, semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan tugas ini di
waktu selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 4


1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1. 3 Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Laporan Pendahuluan Post-Partum ...............................................................


2. 2 Teori Asuhan Keperawatan Post-Partum Normal.........................................
BAB III PENUTUP

3.1. Saran .............................................................................................................


3.2. Kesimpulan ...................................................................................................
Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Persalinan merupakan proses yang penting bagi seorang ibu. Secara ilmiah dalam proses
persalinan, ibu bersalin akan mengeluarkan banyak energi dan mengalami perubahan – perubahan
baik secara fisiologis dan psikologis sehingga dukungan pada pada ibu bersalin sangat diperlukan.
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan
besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini diidentifikasikan
sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur
yang terjadi sekurang – kurangnya setiap lima menit dan berlangsung sampai 60 detik (Aprillia,
2010)

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu atau janin. Keputusan yang diambil untuk menolong, harus
dipertimbangkan dengan hati – hati. Pertolongan yang diberikan tidak hanya membawa
keuntungan potensial, tetapi juga risiko potensial. Kasus penanganan yang terbaik dapat berupa
“observasi yang cermat” (Aprillia, 2010).

Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan ibu
dan anak. Peran perawat pada perawatan bayi setelah lahir (menghisap lendir, perawatan tali pusat,
menentukan apgar score, memandikan bayi, menimbang berat badan (BB) mengukur panjang
badan (PB), lingkar kepala, serta lingkar dada bayi) sangat diperlukan (Nursalam, 2008).

Kelahiran sekitar 6 – 10% adalah kurang bulan, yaitu terjadi sebelum kehamilan tiga puluh
tujuh minggu. Para ibu dengan kelahiran kurang bulan sebagian besar berisiko mengalami satu
atau beberapa faktor risiko berikut ini. Penting diketahui bahwa banyak wanita dengan faktor
risiko ini yang tidak mengalami persalinan kurang bulan. Persalinan kurang bulan dapat saja terjadi
pada wanita yang tidak mempunyai faktor risiko (Penny Simkin, Janet Whalley, & Ann Keppler).

Persalinan kurang bulan (premature) dapat terjadi ketika belum memasuki minggu ke 37
atau tiga minggu sebelum hari perkiraan lahir. Penyebab persalinan kurang bulan belum jelas.
Presdisposisi terjadinya adalah ketuban pecah sebelum waktunya, infeksi cairan ketuban, riwayat

4
persalinan kurang bulan, pembesaran uterus yang berlebihan, inkompeten serviks, AKDR in situ,
penyakit sistemik ibu, kelainan uterus atau hasil konsepsi (Sastrawinata, 2004).

Indikasi persalinan kurang bulan salah satunya adalah ketuban pecah dini (KPD) yaitu
pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi
In Partu, sebagian besar ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu,
sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2008).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menyebutkan Angka Kematian Ibu
di Indonesia 240/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010; hal. 181). Sumber
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menyebutkan pada tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar
102/100.000 kelahiran dan angka kematian bayi sebesar 23/1000 kelahiran hidup (Antara, 2013).
Penyebab AKI adalah perdarahan (28%), eklampsia (12%), abortus (13%), sepsis (15%), partus
lama (18%), dan penyebab lainnya (2%) (Antara, 2013).

1.2.Rumusan Masalah
a. Bagaimana laporan pendahuluan post-partum normal?
b. Bagaimana teori asuhan keperawatan post-partum normal?
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui laporan pendahuluan post-partum normal
b. Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan post-partum normal

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Laporan Pendahuluan


2.1.1. Definisi Post-Partum Normal

Postpartum (Masa Nifas) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa Nifas atau puerp- erium dimulai sejak 2
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah itu. Puerperium adalah
masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Masa nifas disebut juga masa postpartum atau purperium, adalah masa setelah
persalinan, masa, perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat
kandungan/reproduksi seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pasca
persalinan. Postpartum atau purpurium dimulai sejak 1 jam setelah lahir plasenta sampai dengan
6 minggu (42hari).

2.1.2. Etiologi

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital ini dalam
keseluruhannya disebut involusi.

Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan
menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga pembuluh
darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post partum (Manuaba,
1998 : 190).

6
2.1.3. Perubahan Fisiologi Dalam Masa Nifas
Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti sedia kala
sebelum hakil, sehongga pada masa nifas banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi,
diantaranya :

1. Perubahan dalam system reproduksi


a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)
b. Involusi tempat plasenta
c. Pengeluaran lochea
d. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina
2. Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu
Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga
merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone esdtrogen
menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone prolaktin dan
produksi ASI pun dimulai.
3. Perubahan system Pencernaan
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau 2
jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal dikarenakan
kekurangan bahan makanan selama persalinan dan pengendalian pada fase
defekasi.
4. Perubahan system perkemihan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami
kesukaran dalam buang air kecil, karena :
a. Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh
b. Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh
kepala bayi
c. Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring
5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan
sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena meregang
setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.

7
6. Perubahan Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan
chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah tidak
terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun dengan cepat
dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin
meningkat setelah bayi disusui.
7. Perubahan Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat
naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12 jam
pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat terjadi
bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan
berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa kasus ditemukan
hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-
penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa pengobatan
8. Perubahan system kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo
2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan
peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih menetap
namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
9. Perubahan Sistem Hematologik
Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama
persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi
patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.
10. Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.
2.1.4. Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas
Wanita banyak mengalami perubahan emosi pada awal masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Sangat penting bagi bidan untuk memantau
perkembangan penyesuaian psikologis yang normal sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu
memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini, suatu variasi atau penyimpangan dari
penyesuian yang normal yang umum terjadi.
Adaptasi psikologi ibu nifas dibagi 3 yaitu :

8
a. Fase taking in
Fase ini adalah fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan membuat
ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Pada
fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses pemulihannya.
b. Fase taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayinya. Selain
itu perasaannya mudah tersinggung dan komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu
ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk
menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa
percaya diri.
c. Fase leting go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung
10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini (Sunarsih dkk, 2011;
h. 65-66).
2.1.5. Tanda-tanda Bahaya Post-Partum
a. Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
d. Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan di wajah/tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama
i. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
j. Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri
k. Merasa sangat letih/nafas terengah-engah
2.1.6. Komplikasi

9
1. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post
partum. Perdarahan post partum adalah : kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah
kelahiran kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
a. Kehilangan darah lebih dai 500 cc
b. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
c. Hb turun sampai 3 gram % (novak, 1998).

Perdarahan post partum dapat diklasifikasi menurut kapan terjadinya perdarahan


dini terjadi 24 jam setelah melahirkan. Perdarahan lanjut lebih dari 24 jam setelah
melahirkan, syok hemoragik dapat berkembang cepat dan menadi kasus lainnya, tiga
penyebap utama perdarahan antara lain :

a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik
dan ini merupakan sebap utama dari perdarahan post partum. Uterus yang sangat
teregang (hidramnion, kehamilan ganda, dengan kehamilan dengan janin besar),
partus lama dan pemberian narkosis merupakan predisposisi untuk terjadinya
atonia uteri.
b. Laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
perdarahan yang banyak bila tidak direparasi dengan segera.
c. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebapkan
oleh gangguan kontraksi uterus.retensio plasenta adalah : tertahannya atau belum
lahirnya plasenta atau 30 menit selelah bayi lahir.
d. Lain-lain
1. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga
masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka
2. Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut pada
uterus setelah jalan lahir hidup.
3. Inversio uteri.
2. Infeksi puerperalis
Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden
infeksi puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari

10
selama 10 hari pertama post partum. Penyebap klasik adalah : streptococus dan
staphylococus aureus dan organisasi lainnya.
3. Endometritis
Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis.
Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko tinggi terjadinya
endometritis (Novak, 1999).
4. Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya puting
susu akibat kesalahan tehnik menyusui, di awali dengan pembengkakan, mastitis
umumnya di awali pada bulan pertamapost partum (Novak, 1999).
5. Infeksi saluran kemih
Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan meningkatkan resiko
infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram
negatif lainnya.
6. Tromboplebitis dan thrombosis
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya
status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis
(pembentukan trombus di pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan
thrombosis (pembentukan trombus) tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500 –
750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
7. Emboli
Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil menyebapkan
kematian terbanyak di Amerika (Novak. 1999).
8. Post partum depresi
Kasus ini kejadinya berangsur-angsur, berkembang lambat sampai beberapa
minggu, terjadi pada tahun pertama. Ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas,
kehilangan kontrol, dan lainnya. Wanita juga mengeluh bingung, nyeri kepala, ganguan
makan, dysmenor, kesulitan menyusui, tidak tertarik pada sex, kehilanagan semangat.

11
2.2. Teori Asuhan Keperawatan Post Partum
2.2.1. Pengkajian
a) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sejak klien masuk rumah sakit. Selama klien dirawat secara
terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi
data yang telah ada. Pengumpulan data meliputi
b) Identitas
Identitas klien yang perlu dikaji adalah identitas klien yang meliputi nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan, golongan darah, alamat,
diagnosa medis, tanggal masuk rumah sakit, tinggal pengkajian dan nomor medik. Selain
itu perlu juga dikaji identitas penanggung jawab yang meliputi nama, umur, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien dan alamat
c) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan sumber data subjektif tentang status kesehatan pasien yang
memberikan gambaran tentang masalah kesehatan aktual maupun potensial dan merupakan
penentuan pengkajian fisik yang berkaitan dengan imformasi tentang keadaan fisiologis,
psikologis, budaya dan psikososial. Ini juga berkaitan dengan status kesehatan pasien dan
faktor-faktor seperti gaya hidup hubungan pola dalam keluarga dan pengaruh budaya.
d) Keluhan Utama
Umumnya beberapa hari periode post partum pervagina ibu merasakan nyeri setelah
melahirkan, nyeri episiotomi atau laserasi dan pembengkakan payudara
e) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan menjabarkan keluhan utama dengan pendekatan P,Q,R,S,T Paliatif
yaitu faktor yang memperberat dan memperingan masalah, Quality yaitu kualitas nyeri,
Regional yaitu daerah yang dirasakan, Scale yaitu skala nyeri, dan Time yaitu waktu yang
dirasakan.
f) Riwayat Kesehatan Dahulu
Fokus pengkajian kesehatan dahulu. Klien adalah lentang faktor predisposisi ada atau
tidaknya masalah kesehatan yang pernah dialami misalnya demam riwayat alergi seperti
obat dan makanan, serta ada tidaknya penyakit menular pada klien.
g) Riwayat Kesehatan Keluarga

12
Hal yang perlu dikaji tentang kesehatan keluarga mengenal ada tidaknya riwayat kelahiran,
riwayat alergi, dan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan hipertensi.
h) Riwayat Genekologi dan Obstetri
Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Meliputi menarce, lama haid, siklus haid, sifat darah, ada tidaknya dismenarche, HpHt
dan taksiran partus.
2) Riwayat Perkawinan
3) Meliputi usia klien dan suami saat menikah, perkawinan keberapa bagi klien dengan
suami serta lamanya perkawinan.
4) Riwayat keluarga berencana
5) Meliputi jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan, lama penggunaan, keluhan
selama penggunaan, rencana mempunyai anak dan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan setelah bersalin.
Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan sekarang
Meliputi keluhan selama hamil, gerakan anak pertama kali dirasakan, imunisasi yang
diperoleh, penambahan berat badan selama hamil, pemeriksaan yang dilakukan teratur
atau tidak serta tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.
2) Riwayat Persalinan
Meliputi partus keberapa, tanggal partus, jam partus, jenis persalinan, lama persalinan,
jumlah pendarahan selama kehamilan, jenis kelamin bayi, berat badan bayi, panjang
badan bayi, dan apgar skor, menit pertama dan 5 menit pertama. Normalnya apgar score
7-10
2.2.2. Pemeriksaan Fisik Pada Ibu
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu post partum yaitu pemeriksaan fisik persistem.
a) Penampilan Umum
Meliputi status kesadaran, keadaan fisik klien.
b) Pemeriksaan fisik persistem terdiri dari :
1) Sistem Pernapasan

13
Hal yang perlu dikaji pada sistem pernapsan adalah: bentuk hidung simetris atau tidak,
terdapat pernapasan cuping hidung, riwayat alergi, sekret, bentuk ada, ada tidaknya
sekret, jenis pernapasan.
2) Sistem Cardiovaskuler
Yang harus dikaji pada sistem kardiovaskuler adalah: tekanan darah, nadi konjungtiva,
JVP, Capilary Reffil time, bunyi jantung, irama jantung.
3) Sistem Gastrointestinal
Penurunan tonus otot perut dan mortilitas usus, nafsu makan meningkat, ibu merasa
cepat lapar, biasanya didapatkan hemoroid pada usus, bising usus normal 8-12x /menit.
4) Sistem Perkemihan
Uretra dan ureatus urinarius oedema
5) Sistem Neurologis
Sakit kepala pada ibu post partum, mungkin disebabkan oleh perubahan kondisi akibat
hipetensi atau stress.
6) Sistem Endokrin
Adanya rangsangan hisap bayi, fundus akan mengeras jika dilakukan massase ringan,
hal ini berkaitan dengan pengeluaran oksitosin pembengkakan payudara.
7) Sistem Reproduksi
Mencakup bentuk payudara, pembengkakan payudara, pigmentasi aerola mammae,
terjadi pengeluaran kolostrum saat dipalpasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, jenis
lokhea pada hari 1-2, lokhea lubra berwarna merah, keadaan vagina dan vulva.
8) Sistem Muskuloskeletal
Tonus otot perut menurun, dinding abdomen lunak dan kendur.
9) Sistem Integumen
Hiperpigmentasi aerola mammae, linea nigra, kulit lembab.
2.2.3. Data Biologis
Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan yang lalu, masalah kesehatan yang
dialami dan masalah pola kebiasaan sehari-hari dan masalah yang beresiko untuk klien.
a) Pola Nutrisi
Mencakup kebiasaan makan, frekuensi, jumlah dan jenis makanan yang disukai,
pantangan, porsi makan, kebiasaan umum, frekuensi, jumlah, jenis.

14
b) Pola Eliminasi
Mencakup kebiasaan BAB, frekuensi, warna, konsistensi, keluhan, kebiasan BAK,
frekuensi, jumlah warna, konsistensi, keluhan.
c) Pola Istirahat dan Tidur
Mencakup tidur malam, waktu dan lama, tidur siang, waktu dan lama.
d) Pola Aktivitas dan latihan
Mencakup kegiatan yang dilakukan dirumah, dan saat dikaji, olahraga, aktivitas
rekreasi, waktu luang.
e) Pola Personal Hygiene
Mencakup frekuensi mandi, gosok gigi, dan mencuci rambut.
2.2.4. Data Psikososial
Mencakup Prilaku, pola emosi, konsep diri, gambaran diri, pola pemecahan
masalah, tingkat pengetahuan dan daya ingat, data sosial yang meliputi : Status
ekonomi, kegiatan rekreasi, bahasa, daya komunikasi, pengaruh budaya, sumber daya
masyarakat, faktor resiko lingkungan, hubungan sosial, hubungan dengan keluarga dan
pekerjaan.
2.2.5. Data Spiritual
Mencakup nilai-nilai dan norma, kegiatan keagamaan, dan moral.
2.2.6. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi pemeriksaan laboratorium seperti hemoglobin, golongan darah, leukosit,
hematokrit, dan trombosit.
2.2.7. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan pada klien post ektrasi forsep adalah obat analgetik dan
antibiotik.
2.2.8. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Menggunakan pendekatan head to toe :
a) Penampilan Umum
Meliputi pergerakan, berat badan normalnya 2500 – 4000 gram, panjang
badan normalnya 44 – 55 cm, tanda-tanda vital, suhu normal 36 – 37,5º C,
respirasi normal 40 – 60 x / menit, heat rate 110 – 160 x/ menit.
b) Kepala

15
Meliputi bentuk kesimetrisan ukuran lingkar kepala normalnya 23 – 37 cm,
penyebaran rambut merata atau tidak, fontanel anterior dan posterior yang
normalnya teraba hangat.
c) Wajah
Meliputi kesimetrisan, sekitar alis dan dahi terdapat rambut halus, adanya
tanda kemerahan di pipi.
d) Mata
Meliputi kesimetrisan pergerakan bola mata, konjungtiva dan seklera, kaji
reflek mata misalnya reflek mengedip dapat timbul dari beberapa rangsangan
seperti cahaya yang terang, sentuhan nyeri, dan usapan alis, reflek pupil timbul
sebagai akibat respon terhadap cahaya
e) Hidung
Meliputi bentuk, kesimetrisan, adanya tidaknya sekret
f) Telinga
Meliputi kesimetrisan, kebersihan, kesejajaran puncak telinga, ada tidaknya
lubang telinga, ada tidaknya cairan yang keluar, ada reflek terkejut reflek ini
timbul dengan suara keras secara mendadak atau dengan menepuk sternum.
g) Mulut
Adanya reflek oral atau reflek menyelidiki (mencari) mermupakan respon
terhadap rabaan feri oral, jika pipi bayi kontak dengan mammae ibu atau bagian
lain maka bayi akan mencari puting susu hal ini memungkinkan bayi
menemukan pappila mammae tanpa dibimbing ke tujuannya, jika mulut bayi
disentuh dengan ringan bibir bawah menurun pada sisi yang sama dan lidah
bergerak ke depan ke arah titik rangsangan, reflek rooting, bayi memutar kearah
pipi yang digores, reflek menghisap, bayi menghisap dengan kuat dalam
berespon terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa bayi dan mungkin
terjadi selama tidur.
h) Leher
Mengkaji kesimetrisan, kaji reflek tonik neck, bayi melakukan perubahan
posisi kepala diputar ke satu sisi, lengan dan tungkai, ekstensi ke arah sisi

16
putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan apakah ada kelenjar getah
bening atau tidak.
i) Abdomen
Meliputi bentuk keadaan kulit, keadaan tali pusat.
j) Genetalia
Pada laki-laki normalnya testis turun dan pada perempuan biasanya labia
mayora dan minora serta clitorisnya membengkak, kaji apakah pengeluaran
lendir atau tidak.
k) Ekstremitas
Pada ekstremitas kaji jumlah jari lengkap atau tidak, kaji reflek moro reflek
ini terdiri dari abduksi dan ekstensi lengan, tangan membuka jari seringkali
melengkung reflek ini ditemukan pada bayi prematur, kaji reflek menggenggam
telapak tangan dirangsang jari-jari akan fleksi dan menggenggam benda,
ekstremitas bawah, kaji kesimetrisan jari lengkap atau tidak, reflek jari kaki
mengembang dan ibu jari dorsoflexi.
2.2.9. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan. Resiko tinggi
infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan.
b. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara
perawatan payudara bagi ibu menyusui.
c. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya konstipasi.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan darah dan intake ke oral.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, proses
persalinan dan proses melelahkan.

2.2.10. Intervensi Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkuran
Kriteria Hasil :
a. Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4

17
b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur nyaman
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal : suhu 36-370 C, N 60-100 x/menit, RR 16-24
x/menit, TD 120/80 mmHg

Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST ( P : faktor penambah dan pengurang
nyeri, Q : kualitas atau jenis nyeri, R : regio atau daerah yang mengalami nyeri, S :
skala nyeri, T : waktu dan frekuensi )
Rasional : untuk menentukan jenis skala dan tempat terasa nyeri
2) Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri
Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan
keperawatan sesuai dengan respon klien
3) Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang dan tenang
Rasional : membantu klien rilaks dan mengurangi nyeri
4) Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan perhatian klien pada hal
lain
Rasional : beraktivitas sesuai kesenangan dapat mengalihkan
perhatian klien dari rasa nyeri
5) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : untuk menekan atau mengurangi nyeri

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan Vulva
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi,
pengetahuan bertambah
Kriteria hasil :
a. Klien menyertakan perawatan bagi dirinya
b. Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya secara mandiri
c. Perawatan pervagina berkurang
d. Vulva bersih dan tidak inveksi
e. Tidak ada perawatan
f. Vital sign dalam batas normal

18
Intervensi :
1) Pantau vital sign
Rasional : peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adnya infeksi
2) Kaji daerah perineum dan vulva
Rasioal : menentukan adakah tanda peradangan di daerah vulva dan perineum
3) pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post partum
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
4) Ajarkan perawatan vulva bagi pasien
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
5) Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang daerah vulvanya
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksi
6) Lakukan perawatan vulva
Rasional : mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasa nyaman bagi pasien

3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara perawatan
payudara bagi ibu menyusui
Tujuan : pasien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu
menyusui
Kriteria hasil :
a. Klien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui
b. Asi keluar
c. Payudara bersih
d. Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri
e. Bayi mau menetek
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan paien mengenai laktasi dan perawatan payudara
Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan untuk menentukan intervensi
selanjutnya.
2) Ajarkan cara merawat payudara dan lakukan cara brest care

19
Rasional : meningkatkan pengetahuan pasien dan mencegah terjadinya bengkak pada
payudara
3) Jelaskan mengenai manfaat menyusui dan mengenai gizi waktu menyusui
Rasional : memberikan pengetahuan bagi ibu mengenai manfaat ASI bagi bayi
4) Jelaskan cara menyusui yang benar
Rasional : mencegah terjadinya aspirasi pada bayi

4. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya konstipasi


Tujuan : kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Pasien mengatakan sudah BAB
b. Pasien mengatakan tidak konstipasi
c. Pasien mengatakan perasaan nyamannya

Intervensi :
1) Auskultasi bising usus, apakah peristaltik menurun
Rasional : penurunan peristaltik usus menyebapkan konstpasi
2) Observasi adanya nyeri abdomen
Rasional : nyeri abdomen menimbulkan rasa takut untuk BAB
3) Anjurkan pasien makan-makanan tinggi serat
Rasional : makanan tinggi serat melancarkan BAB
4) Anjurkan pasien banyak minum terutama air putih hangat
Rasional : mengkonsumsi air hangat melancarkan BAB
5) Kolaborasi pemberian laksatif ( pelunak feses ) jika diperlukan
Rasional : penggunana laksatif mungkan perlu untuk merangsang peristaltik usus
dengan perlahan atau evakuasi feses

5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
darah dan intake ke oral
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :

20
a. Menyatakan pemahaman faktor penyebap dan perilaku yang perlu untuk memenuhi
kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan pemberian cairan lewat IV.
b. Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh
haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa
lembab, turgor kulit baik

Intervensi :
1) Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital
Rasional : menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan
normal
2) Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok
Rasional : agar segera dilakukan rehidrasi maksimal jika terdapat tanda- tanda syok
3) Memberikan cairan intravaskuler sesuai program
Rasional : pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami difisit
volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan IV langsung masuk ke
pembuluh darah.

6. Gangguan polatidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, proses persalinan


dan proses melelahkan Kemungkinan dibuktikan oleh mengungkapkan laporan kesulitan
jatuh tidur / tidak merasa segera setelahistirahat, peka rangsang, lingkaran gelap di bawah
mata sering menguap
Tujuan : istirahat tidur terpenuhi
Kriteria hasil :
Mengidentifikaasikan penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang diperlukan dengan
kebutuhan terhadap anggota keluarga baru. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera
istirahat

Intervensi :
1) Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat. Catat lama persalinan dan jenis
kelahiran

21
Rasional : persalinan/ kelahiran yang lama dan sulit khususnya bila terjadi malam
meningkatkan tingkat kelelahan.
2) Kaji faktor-faktor bila ada yang mempengaruhi istirahat
Rasional : membantu meningkatkan istirahar, tidur dan relaksasi, menurunkan
rangsang
3) Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelah kembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi lebih awal serta
tidur lebih siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh serta menyadari
kelelahan berlebih, kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI
dan penurunan reflek secara psikologis

7. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang
mengenai sumber informasi
Tujuan : memahami parawatan diri dan bayi
Kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman perubahan fiiologis kebutuhan Individu

Intervensi :
1) Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama persalinan dan tingkat
kelelahan klien
Rasional : terdapat hubungan lama persalinan dan kemampuan untuk melakukan
tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatan dari atau perawatan bayi
2) Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar, bantu klien dan pasangan dalam
mengidentifikasi hubungan
Rasional : periode postnatal dapat merupakan pengalaman positif bila penyuluhan yang
tepat diberikan untuk membantu mengembangkan pertumbuhan ibu maturasi, dan
kompetensi
3) Berikan informasi tentang peran progaram latihan postpartum Progresif
Rasional : latiahn membantu tonus otot, meningkatkan sirkulasai, menghasilkan tubuh
yang seimbang dan meningkatkan perasaan sejahtera secara umum

22
4) Identifikasi sumber-sumber yang tersedia misal pelayanan perawat, berkunjung
pelayanan kesehatan masyarakat
Rasional : meningkatkan kemandirian dan memberikan dukunagan untuk adaptasi pada
perubahan multiple.

23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Postpartum (Masa Nifas) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Setelah bayi lahir, uterus yang selama
persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta.

Dengan perubahan fisiologi dalam masa nifas yaitu perubahan dalam system reproduksi,
laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan system pencernaan, perubahan system perkemihan,
penebalan system musculoskeletal, perubahan system endokrin, perubahan tanda-tanda vital,
perubahan system kardiovaskuler, perubahan system hematologic dan Hb, HCT. Pada proses
adaptasi psikologi ibu nifas terdapat fase taking in, fase taking hold, fase letting go. Ada banyak
tanda-tanda bahaya post-partum diantaranya pendarahan vagia yang hebat, pengeluaran vagina
yang baunya membusuk dan lain-lain. Komplikasi berupa perdarahan, infeksi puerperalis,
endometritis, matritis dan lainnya.

3.2. Saran
Diharapkan pembaca dapat mengkritik asuhan keperawatan diatas sehingga dapat di
aplikasikan oleh calon perawat atau perawat.

24
Daftar Pustaka

Bobak, Irene M, dkk (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Dewi dan Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Selatan: Salemba
Medik
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta:
Trans Info Media
Saleha, siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanaan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.

25

Anda mungkin juga menyukai