Anda di halaman 1dari 16

TELAAH JURNAL

PENATALAKSANAAN PADA PENYAKIT ANEMIA DAN LEUKEMIA

Oleh :

Kelas A Tk III Semester V

NI PUTU ASRI ERNADI 17C10042

NI MADE HEMI NURMANINGSIH 17C10043

NI KADEK SRI AGUSTINI 17C10045

SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2019/202


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Tugas ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi
tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun pembaca demi penyempurnaan tugas ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran
yang membangun agar tugas selanjutnya akan jauh lebih baik dan sempurna.

Demikian akhir kata dari kami, semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan tugas ini di
waktu selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 4


1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1. 3 Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Anemia ......................................................................................................... 6
2. 2 Leukemia...................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1. Saran ........................................................................................................... 15


3.2. Kesimpulan ................................................................................................. 15

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ pembentukdarah
dan penyakitnya. Khususnya jumlah dan morfologi sel-sel darah, serta sumsum tulang.Darah
adalah jaringan khusus yang berbeda dengan organ lain, karena berbentuk cairan. Jumlahdarah
dalam tubuh adalah 6-8% berat tubuh total. Empat puluh lima sampai 60% darah terdiri darisel-
sel, terutama eritrosit, leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah adalah sebagai
mediatransportasi, serta memelihara suhu tubuh dan keseimbangan cairan (Atul dan Victor, 2008)
Anemia merupakan masalah gizi mikro yang banyak terjadi di seluruh dunia terutama di negara
berkembang yang diperkirakan terjadi pada 30% populasi penduduk dunia. Data Kemenkes tahun
2013 menunjukkan prevalensi anemia gizi pada kelompok usia remaja (≥15 tahun) adalah 22.2%.
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja usia
subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan,
kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Angka kejadian leukemia akut adalah 30-40 % dari kejadian keganasan pada anak, dimana
puncak kejadian pada usia 2-5 tahun, rata- rata 4-4,5 / 100.000 anak per tahun. (American cancer
society,2013). Angka kematian leukemia di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) dan
RSKD (Rumah Sakit Kanker “Dharmais”) tahun 2006- 2010 adalah sebesar 20-30% dari seluruh
kanker pada anak Leukemi. Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang
dikarakteristikan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi. Leukemia
dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit yang menyebar mendahului sumsum tulang.
Kata leukemia diturunkan dari Bahasa Yunani leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah”
yang mengacu pada peningkatan abnormal dari leukosit.
Pada remaja Anemia perlu tambahan suplemntasi. Suplementasi merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja sehingga kadar hemoglobin dapat
meningkat, terutama diberikan saat menstruasi. Pada anak Leukemia yang menjalani prosedur
kemoterapi memiliki kebutuhan rasa nyaman, dimana reaksi mual muntah akibat kemoterapi dapat
berkurang bahkan mungkin dihilangkan.

4
Dari urainan diatas, kami tertarik mentelaah jurnal penatalaksanaan pada penyakit Anemia
dan Leukemia. Tujuan mentelaah jurnal ini untuk mengetahui penatalaksanaan yang tepat pada
penyakit anemia dan Leukemia.

1. 2 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana pengaruh pemberian suplemen zat penambah darah terhadap kadar hemoglobin
pada wanita menstruasi?
b. Apakah pemberian tablet tambah dara pada remaja efektif?
c. Apakah pemberian swedish massage therapy berpengaruh terhadap kualitas hidup
penderita leukemia pada usia sekolah?
d. Apakah pengaruh hipnoterapi dan akupresur terhadap mual muntah akut akibat kemoterapi
pada anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia?

1. 3TUJUAN
a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian suplemen zat penambah darah
terhadap kadar hemoglobin pada wanita menstruasi.
b. Untuk mengetahui efektivitas program pemberian suplemen tablet tambah darah pada
remaja putri.
c. Untuk mengetahui pengaruh swedish massage therapy terhadap tingkat kualitas hidup
penderita leukemia pada usia sekolah.
d. Untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi dan akupresur terhadap mual muntah akut akibat
kemoterapi pada anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. ANEMIA
A. Ringkasan Materi

Anemia merupakan masalah gizi mikro yang banyak terjadi di seluruh dunia terutama di negara
berkembang yang diperkirakan terjadi pada 30% populasi penduduk dunia. Anemia banyak
terjadi pada semua kelompok usia terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni hemogobin (Hb) dalam darah
jumlahnya kurang dari kadar normal. Batas kadar Hb remaja putri menurut WHO untuk
mendiagnosis anemia adalah apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dL. Anemia pada remaja putri
sampai saat ini masih cukup tinggi. Data Kemenkes tahun 2013 menunjukkan prevalensi anemia
gizi pada kelompok usia remaja (≥15 tahun) adalah 22.2%.1 Remaja putri (10-19 tahun)
merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami anemia.

Menstruasi adalah proses fisiologis pelepasan endometrium yang banyak terdapat pembuluh
darah dan terjadi setiap 1 bulan sekali. Dampak dari menstruasi adalah timbulnya resiko anemia.
Hal ini disebabkan karena secara fisiologis jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Khusus untuk wanita menstruasi di sebabkan karena kehilangan darah (Gunawan, 2002).
Menstruasi mengakibatkan kehilangan sejumlah darah dari tubuh yang ditandai dengan penurunan
kadar hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan gejala anemia. Akibat dari anemia meliputi
pertumbuhan anak akan lambat, pembetukan sel otot kurang sehingga otot menjadi lemas, daya
tahan tubuh akan menurun, dan mengakibatkan muka pucat

6
B. Jurnal 1 “Pengaruh Pemberian Suplemen Zat Penambah Darah Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Wanita Menstruasi”

No P I C O T
1. Remaja putri berusia Intervensinya - Kadar hemoglobin sebelum pemberian suplemen Penelitian ini
19-20 tahun dari dengan pemberian zat penambah darah pada wanita menstruasi pada hari dilakukan pada
Akademi Analis obat TTD (tablet ke 2 menunjukan bahwa kadar Hb 10 gr/dl sebanyak 5 tanggal penelitian 11
Kesehatan Delima tambah darah) responden (25%), kadar Hb 11 gr/dl sebanyak 10 april hingga 25 april
Husada Gresik yang yang dikonsumsi responden (50%), dan kadar Hb 12 gr/dl sebanyak 5 2017
dengan total 20 1 tablet sehari responden (25%).
mahasiswa yang selama 2 hari. Dan sesudah pemberian suplemen zat penambah
sedang mengalami Yang dibentuk 1 darah pada wanita menstruasi menunjukan dengan
menstruasi. kelompok kadar Hb 12 gr/dl sebanyak 5 responden (25%), kadar
penelitian. Hb 13 gr/dl sebanyak 10 responden (50%), kadar Hb
14 gr/dl sebanyak 4 responden (20%). dan kadar Hb
15 gr/dl sebanyak 1 responden (5%).

KESIMPULAN

Setelah dilakukan suplementasi selama 2 hari yang diminum sebanyak 1 tablet dalam sehari, kadar Hb remaja putri mengalami peningkatan
dibandingkan dengan kadar Hb sebelumnya di karenakan di dalam kandungan obat penambah darah terdapat Fe gluconate. Didalam kandungan
obat penambah darah terdapat zat besi. Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh untuk menghasilkan energi.

7
C. Jurnal 2 “Efektivitas Program Suplementasi Zat Besi pada Remaja Putri di Kota Bogor”

No P I C O T
1. Remaja putri Intervensi berupa - Prevalensi anemia sebelum pemberian Penelitian ini
berusia 11-18 dari pemberian suplemen besi intervensi suplementasi sebesar 20.9% dari 172 dilakukan pada bulan
SMP dan SMA di bentuk tablet (60 mg besi subjek. Prevalensi anemia menurun menjadi September 2016
Kota Bogor elemental dan 0.25 mg 15.7% setelah program pemberian suplementasi hingga Januari 2017.
dengan total 172 asam folat) selama 16 besi yakni mengalami penurunan sebesar 5.2%.
siswi. minggu pemberian. Subjek Selain itu juga 79.7% subjek mengalami
diberi suplementasi besi peningkatan kadar Hb dengan rata-rata
dengan periode mingguan peningkatan sebesar 0.89 ± 1.32 g/dl, rata – rata
dan 10 tablet selama kadar Hb setelah diberikan suplementasi yakni
menstruasi. Total tablet 13.75 ± 1.63 g/dl. Hasil rata-rata kadar Hb baik
yang harus dikonsumsi sebelum maupun sesudah terdapat perbedaan
yakni sebanyak 52 tablet. yang signifikan (p<0.05)

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa prevalensi anemia pada subjek remaja putri mengalami penurunan setelah diberikan intervensi. Faktor yang
paling berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hb pada penelitian ini adalah status Hb awal. Program pemberian TTD secara mingguan dan 10
tablet selama menstruasi mengalami peningkatan kadar Hb sebanyak 0.48±1.04 g/dl.

8
2.2. LEUKEMIA
A. Ringkasan Materi

Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) merupakan salah satu jenis leukemia dengan
karekteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali dan kegagalan organ (Nurarif & Kusuma, 2015). Regimen terapi
kanker ALL jenis OAINS dan agens kemoterapi pada umumnya menimbulkan efek samping yang
menyebabkan nyeri. Di samping harga obat yang umumnya mahal, adanya ketidakpuasan
pengobatan konvensional sehingga banyak masyarakat yang menggunakan terapi komplementer
sebagai alternatif pengobatan.

Penatalaksanaan pada ALL bersifat conservative therapy yang berarti suatu perawatan yang
dilakukan untuk menghindari prosedur operasi dan juga bersifat supportive care yang artinya
perawatan yang diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penyakit
serius atau mengancam kehidupan. Swedish Massage Therapy merupakan pijat klasik dasar dari
semua metode pijatan yang dikembangakan sejak abad ke-19 untuk peningkatan kesehatan dan
terapi membantu orang sakit. Terapi komplementer dengan Swedish Massage Therapy menjadi
pilihan yang direkomendasikan khususnya pada ALL sebagai pengobatan pendamping mengatasi
gejala kanker dan gejala efek samping akibat kemoterapi, sehingga memperkuat kerja terapi utama
pengobatan kanker.

Intervensi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah adalah dengan terapi
komplementer. Terapi komplementer secara efektif dapat membantu dalam manajemen mual
muntah akibat kemoterapi diantaranya yaitu relaksasi, guide imagery, distraksi, hypnosis,
akupresure dan akupuntur (Lee at al., 2008).Akupresur merupakan salah satu bentuk fisioterapi
dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik- titik tertentu pada tubuh. Akupresur adalah
tindakan yang sangat sederhana tetapi cukup efektif, mudah dilakukan, memiliki efek samping
yang minimal, dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan pada pasien dan aplikasi prinsip
healing touch pada akupresur menunjukan perilaku caring yang dapat nendeteksi hubungan
terapeutik antara perawat dan pasien

9
B. Jurnal 1 “ Pengaruh Swedish Massage Therapy Terhadap Tingkat Kualitas Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah ”

NO P I C O T
1 Populasi Intervensi yang dapat Perbandingan yang didapat : Hasil yang didapat : Penelitian ini
sample diberikan Hasil uji t-dependent Rata-rata kualitas hidup dilalukan pada
penelitian ini Swedish Massage menunjukkan tidak ada responden sebelum dan tanggal 2
berusia 8-12 Therapy. Peneliti perbedaan nilai kualitas hidup setelah pengukuran PedsQL. Agustus 2017
tahun di mengelompokkan responden pada kelompok Cancer Module pada
Rumah Cinta responden menjadi control dengan nilai p>0,05 kelompok intervensi adalah
Anak Kanker kelompok intervensi pada kedua pengukuran. senilali 8,5 dan rata-rata
Bandung yang dan kelompok kontrol Apabila dibandingkan kualitas hidup responden
berjumlah 34 kelompok intervensi sebelum sebelum dan setelah
orang dan sesudah terapi Swedish pengukuran PedsQL dan
responden. massage, uji Wilcoxon General Score pada kelompok
menunjukkan terdapat pebedaan intervensi adalah senilai
nilai kualitas hidup responden 28,39. Hal ini
dan diperoleh nilai p > 0,000 menggambarkan bahwa nilai
pada kedua pengukuran yang rata– rata kualitas hidup
artinya terdapat pengaruh sebelum dan sesudah pada
pemberian terapi Swedish kelompok intervensi memiliki
massage. nilai yang lebih tinggi jika
dibandingkan pada
kelompok kontrol.

10
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh swedish massage therapy terhadap tingkat kualitas hidup penderita leukemia usia
sekolah di Rumah Cinta Anak Kanker Bandung. Sebagian besar responden berada pada rentang usia anak usia 8-12 tahun, dan sebagian
besar responden berjenis kelamin laki–laki. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup
terutama pada fungsi fisik, fungsi emosional dan sosial anak penderita leukemia, sehingga swedish massage therapy ini bermanfaat
sebagai asuhan paliatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup anak akibat gejala kanker dan efek pengobatan kanker dalam jangka
waktu yang lama.

C. Jurnal 2 “Pengaruh Hipnoterapi dan Akupresur terhadap Mual Muntah Akut Akibat Kemoterapi Pada Anak dengan Acute
Lymphoblastic Leukemia (ALL) di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tanggerang Tahun 2017
NO P I C O T
1 Populasi dalam Intervensi dibagi Perbandingan yang didapat Hasil yang didapatkan : Waktu
penelitian ini menjadi 3 : 1. Akupresur penelitian ini
adalah anak usia kelompok yang Hasil penelitian a. Dan frekuensi muntah dibuat yaitu 14
sekolah yang masing-masing menunjukkan penurunan sebelum intervensi 3-4 Juli 2017
menderita kanker kelompok terdiri rata-rata mual muntah kali (33,3%) dan setelah
ALL yang sedang dari 9 orang yang setelah akupresur. intevensi tidak
menjalani diberikan intervensi Penurunan kejadian mual mengalami muntah
kemoterapi dan : dan muntah tersebut (55,6%).

11
dirawat di Ruang 1. Hipnoterapi disebabkan karena b. Frekuensi mual yang
Rawat anak 2. Akupresur pemberian terapi akupresur sering terjadi pada anak
kemuning dan 3. Hipnoterapi dilakukan segera ketika sebelum dilakukan
anyelir RSU dan anak mengalami muntah akupresure adalah 1-2
Kabupaten akupresure saat menjalani kemiterapi. kali (44,4%) dan setelah
Tangerang dengan Dari penelitian ini dapat dilakukan akupresure
jumlah 27 orang disimpulkan bahwa tidak mual 66,7%.
yang dibagi dalam akupresur dapat 2. Hipnoterapi
3 kelompok. menurunkan mual muntah a. Dan frekuensi muntah
lambat akibat kemoterapi yang sering terjadi
pada anak usia sekolah sebelum intervensi 1-2
yang menderita kanker. kali (43,75%) dan setelah
Pemberian tindakan dilakukan intervensi
akupresur pada titik p6 dan tidak mengalami muntah
St 36 yang mengurangi (27,5%).
terjadinya mual dan b. Frekuensi mual yang
muntah. Hipnoterapi sering terjadi pada anak
merupakan seni sebelum dilakukan
komunikasi untuk hipnoterapi adalah 1-2
mempengaruhi seseorang kali (50%) dan setelah
sehingga mengubah tingkat dilakukan intervensi
kesadarannya yang dicapai hipnoterapi menunjukkan

12
dengan cara tidak mengalami mual
mengendalikan emosional (30%).
seseorang dengan 3. Akupresure dan Hipnoterapi
serangkaian aktifitas. a. Frekuensi mual yang
Pemberian intervensi sering terjadi pada anak
gabungan antara sebelum dilakukan
hipnoterapi dan akupresur akupresure dan
juga menunjukkan hipnoterapi adalah 1-2
terjadinya penurunan mual kali (62,5%) dan setelah
dan muntah pada anak dilakukan intervensi
ALL yang mendapatkan akupresure dan
kemoterapi. hipnoterapi adalah tidak
mual (75%).
b. Dan frekuensi muntah
sebelum dilakukan
intervensi 1-2 kali (62,5)
sedangkan setelah
intervensi adalah tidak
ada muntah (62,5%).

13
KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata-rata mual muntah setelah akupresur. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa akupresur dapat menurunkan mual muntah lambat akibat
kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita kanker. Pemberian tindakan akupresur pada
titik p6 dan St 36 yang mengurangi terjadinya mual dan muntah. Hipnoterapi merupakan seni
komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang
dicapai dengan cara mengendalikan emosional seseorang dengan serangkaian aktifitas. Pemberian
intervensi gabungan antara hipnoterapi dan akupresur juga menunjukkan terjadinya penurunan
mual dan muntah pada anak ALL yang mendapatkan kemoterapi. Hasil penelitian ini signifikan
secara statistik bahwa hipnoterapi dan akupresur berpengaruh terhadap penurunan mual dan
muntah.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni
hemogobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Dari hasil jurnal pertama dan
kedua memdapatkan hasil yang saling mendukung. Kedua jurnal diatas diatas menyimpulkan
bahwa penatalaksanaan dengan pemberian TTD pada anak remaja dapat meningkatkan kadar Hb.

Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang dikarakteristikan oleh


perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi. Kedua jurnal diatas menggunakan
terapi komplementer yang mana kedua jurnal saling mendukung. Pada jurnal pertama swedish
massage therapy yang menunjukkan dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup
terutama pada fungsi fisik, fungsi emosional dan sosial anak penderita leukemia. Pada jurnal kedua
menggunakan terapi akupresur yang dapat menurunkan mual muntah lambat akibat kemoterapi
pada anak usia sekolah yang menderita kanker

3.2. SARAN

Diharapkan tenaga kesehatan dapat mengaplikasikan intervensi seperti di jurnal pada pasien
anemia dan leukemia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fikry, Annisa. 2017. Hematologi “Eritrosit Dan Interpretasi Data”. Jakarta: Progam Studi Farmasi
Fakultas Farmasi Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta

Iriani, Restu dan Evi Vestabilvy. 2017. “Pengaruh Hipnoterapi dan Akupresur Terhadap Mual
Muntah Akut Akibat Kemoterapi Pada Anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia
(ALL) di Rumah Sakit Umum Tanggerang Tahun 2017. Jurnal Persada Husada. Vol 4
No 14, Juli 2017 (halaman 53-66)

Kuslum, Dewi Umu dkk. 2017. “Pengaruh Swedish Massage Therapy Terhadap Tingkat Kualitas
Hidup Penderita Leukemia Usia Sekolah”. JKP. Volume 5 No 2, Agustus 2017

Permatasari, Tyas dkk. 2018. “Efektifitas Program Suplementasi Zat Besi Pada Remaja Putri di
Kota Bogor. Jurnal MKMI. Vol 14 NO 1, Maret 2018

Rosidah dkk. 2017. “Pengaruh Pemberian Suplemen Zat Penambah Darah Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Wanita Menstruasi”. Jurnal of Ners Community. Vol 8 No 2 Tahun
2017 (halaman 152-158)

16

Anda mungkin juga menyukai