Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

INTERVENTION USING ROSE AROMATHERAPY TO LOWERING BLOOD


PRESSURE OF ELDERLY WITH HYPERTENSION

OLEH :
KELAS A TK III

NI KADEK SRI AGUSTINI 17C10045


NI KOMANG PRIMAYANTI 17C10046

SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
RESUME JURNAL
INTERVENSI MENGGUNAKAN AROMATERAPI MAWAR UNTUK MENURUNKAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA

Secara global, populasi lanjut usia diperkirakan terus meningkat. Populasi lansia di
Indonesia diperkirakan akan meningkat lebih tinggi daripada populasi lansia di dunia setelah 2010.
Indonesia akan memasuki masa penuaan, di mana 10% dari populasi akan berusia 60 tahun ke atas
(Depkes, pusat data dan informasi, 2016). Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor utama
untuk pengembangan penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah pada orang tua, karena
ketegangan tinggi di arteri yang mengarah ke hipertensi. Lansia sering dipengaruhi oleh hipertensi
disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat. Hipertensi
sering disebut sebagai penyakit silent killer, karena sering pasien hipertensi selama bertahun-tahun
tanpa merasa adanya gangguan atau gejala.
Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, atau
ginjal. Gejala hipertensi, seperti pusing, penglihatan penurunan nilai, dan sakit kepala, sering
terjadi ketika hipertensi maju bila tekanan darah mencapai angka yang bermakna tertentu
(Triyanto, 2014). Hipertensi pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit
untuk kontrol, baik dengan tindakan pengobatan atau dengan langkah-langkah medis lainnya.
Hipertensi menjadi memburuk jika kondisi hipertensi tidak terkontrol, dapat menyebabkan infark
jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan kerusakan mata (Triyanto, 2014).
Terapi Nonpharmacological relatif praktis dan efisien dan dapat membantu menurunkan
tekanan darah. Salah satunya adalah aromaterapi mawar. Saat aromaterapi dengan sangat
berkembang pesat selain sebagai parfum aromaterapi telah mulai digunakan sebagai pengobatan
yang dapat mencegah atau menyembuhkan tanpa efek samping yang berbahaya. Selain itu,
aromaterapi murah dan mudah digunakan. masalah yang terkait dengan stres seperti hipertensi,
sakit kepala.

METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan
Kelompok Kontrol Pre-test dan Post-test Design. Dalam desain ini, kelompok eksperimen
menggunakan aromatheraphy sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok
melakukan pre-test sebelum pengobatan, dan post-test setelah pengobatan (Nursalam, 2013).
penelitian eksperimental adalah studi yang dimaksudkan untuk menentukan ada atau tidak adanya
hasil dari "sesuatu" yang dikenakan pada subjek penyelidikan. Caranya adalah dengan
membandingkan satu atau lebih eksperimental kelompok diobati dengan satu atau lebih kelompok
tidak menerima pengobatan
Teknik Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling, dengan metode yang
digunakan adalah purposive sampling. Sampel dibagi menjadi 15 kelompok intervensi dan 15
kelompok kontrol. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menerapkan pre-test
untuk mengukur tekanan darah responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sebelum aromaterapi dilakukan. Kemudian kelompok intervensi diberikan naik aromaterapi
dengan cara menghirup jaringan yang telah dijatuhkan aromaterapi oleh 2 tetes dengan 3 hari
berturut-turut. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Setelah
intervensi selama tiga hari berturut-turut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bedasarkan data yang diperoleh bahwa sebagian besar responden baik kelompok kontrol
dan kelompok intervensi termasuk dalam kategori lanjut usia (60-74) (73,3%). Sementara untuk
status pendidikan responden persentase tertinggi adalah SD 14 orang (93,3%). Jenis kelamin
responden sebagian besar perempuan 22 orang (80%). Sementara status pekerjaan, sebagian besar
responden yaitu 25 orang (83,3%) tidak bekerja.
Perbedaan Tekanan Darah Hipertensi Pasien Sebelum dan kemudian Intervensi
menggunakan Rose Aromaterapi di Intervensi dan Kelompok Kontrol. Ada perbedaan tekanan
darah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah naik aromaterapi pada kelompok
intervensi. . Efektivitas aromaterapi mawar tidak hanya fokus tapi aromaterapi dapat
menumbuhkan tenang (fisik, pikiran dan spiritual) perasaan, yang dapat menciptakan suasana
damai.

KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang intervensi menggunakan naik
aromaterapi untuk menurunkan tekanan darah lansia dengan hipertensi menunjukkan di kelompok
intervensi 8 orang (53,3%) memiliki hipertensi ringan (140-159 / 90-99), maka 7 orang (46, 7%)
memiliki hipertensi sedang (160-179 / 100-109). Pada kelompok Intervensi setelah diberi naik
pengobatan aromaterapi hipertensi menjadi lebih rendah dari moderat ke tingkat normal.
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perubahan terlalu signifikan. Ada perbedaan yang
signifikan pada tekanan darah pada orang tua dengan hipertensi sebelum dan sesudah aromaterapi
naik.
SARAN
Aromaterapi mawar dapat direkomendasikan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien lansia dengan hipertensi. saran untuk lebih lanjut peneliti untuk dapat mengeksplorasi
terapi komplementer yang aman, efektif dan efisien dalam menurunkan hipertensi pada orang tua.
Terutama dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah tersedia dari alam atau dapat
selfcultivated untuk tindakan pencegahan atau menjaga tekanan darah stabil.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Pencegahan Hipertensi


Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Media Elektronik ( Power Point )
Waktu : 30 menit
Tempat : Banjar ITEKES BALI
Hari/Tanggal : Sabtu, 28 September 2019

A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah melakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia mengerti
tentang pencegahan hipertensi.
B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus)
Setelah proses penyuluhan tentang Pencegahan Hipertensi, diharapkan lansia mampu:
1. Memahami definisi hipertensi
2. Memahami penyebab hipertensi pada lansia
3. Memahami cara pencegahan hipertensi
4. Memahami cara penggunaan aromatherapy untuk menurunkan hipertensi
C. Sasaran
Lansia di Banjar ITEKES BALI
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Powerpoint
2. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1 3 menit Pembukaan Memperhatikan
2 15 menit Pelaksanaan : Memperhatikan
1. Menjelaskan definisi
hipertensi
2. Menjelaskan penyebab
hipertensi pada lansia
3. Menjelaskan cara
pencegahan hipertensi
4. Menjelaskan cara
penggunaan aromatherapy
untuk menurunkan
hipertensi
3 10 menit Evaluasi :
Memperhatikan dan bertanya
Tanya Jawab
4 2 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih
Memperhatikan
atas perhatiannya
2. Mengucapkan salam penutup
G. Materi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten, di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi meningkatkan beban kerja jantung dan pembuluh darah. Secara umum,
hipertensi tidak memiliki penyebab spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Pada orang tua, penyebab hipertensi
disebabkan oleh perubahan dinding aorta menurun elastisitas, katup jantung menebal dan
menjadi kaku, kemampuan jantung untuk memompa darah, hilangnya elastisitas pembuluh
darah, dan meningkatkan daya tahan pembuluh darah.
2. Penyebab Hipertensi
Meskipun hipertensi primer belum diketahui pasti penyebabnya, namun beberapa
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi,
yaitu:
a. Ciri Perseorangan: Usia
Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah
pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah anda saat muda
akan sama ketika anda bertambah tua. Namun anda dapat mengendalikan agar jangan
melewati batas atas yang normal. Jenis kelamin; laki - laki lebih mudah terkena hipertensi
dari pada perempuan. Ras; ras kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi daripada ras kulit
putih.
b. Kebiasaan Hidup: Konsumsi garam tinggi (lebih dari 30 gram)
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang,
khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan
mereka yang berkulit hitam.
Makan berlebihan (kegemukan); orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah
menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Stres; stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah
tinggi. Merokok; merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi.
Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke.
Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah
tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit- penyakit
yang berkaitan dengan jantung dan darah.
Alkohol; konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah
tinggi. Minum obat - obatan (aphidrine, prednison, epinefrin).
3. Pencegahan Hipertensi
a. Mengubah pola makan
Pola makan yang buruk sangat mungkin menyebabkan tekanan darah melonjak.
Maka itu, Anda harus mengurangi makanan yang tinggi natrium yang banyak terkandung
dalam garam dapur serta makanan olahan, supaya tekanan darah tetap normal.
Sebaliknya, untuk mencegah hipertensi Anda dapat memilih makanan yang tinggi
kalium yang dapat membantu menjaga tekanan darah stabil. Kalium dapat Anda temukan
dalam kentang, pisang, alpukat, ikan, dan susu.
Tak hanya itu, makanan rendah lemak serta makanan berserat seperti buah-buahan,
sayur, serta biji-bijian utuh juga dianjurkan untuk dikonsumsi. Selain itu, mengonsumsi
asupan serat yang tinggi, sumber protein dengan kandungan lemak yang rendah, membatasi
natrium, serta menghindari makanan dengan kolesterol tinggi. Jangan lupa juga untuk
minum air putih yang cukup, karena kekurangan cairan akan memengaruhi jumlah natrium
di dalam tubuh.

b. Olahraga rutin
Saat ini olahraga sudah jadi kebutuhan semua orang karena dapat menjaga
kesehatan tubuh secara umum, termasuk mencegah hipertensi. Faktanya, orang yang
berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang tidak
melakukan olahraga sama sekali. Untuk menjaga tekanan darah tetap normal, sebaiknya
lakukan olahraga selama 2 jam hingga 30 menit per minggu. Tak perlu olahraga yang
terlalu sulit, cukup jalan santai, jogging, atau bersepeda saja sudah dapat mencegah
hipertensi. Sementara anak-anak dan remaja dianjurkan untuk berolahraga selama satu jam
setiap hari supaya tubuhnya tetap bugar dan terhindar dari risiko hipertensi.

c. Mengurangi minum alkohol


Terlalu banyak dan sering minum alkohol dapat membuat tekanan darah melonjak.
Tak hanya itu, kebanyakan minuman beralkohol memiliki kandungan kalori yang tinggi
dan bisa menyebabkan berat badan juga naik.
d. Berhenti merokok
Hipertensi adalah salah satu efek samping buruk yang bisa ditimbulkan dari
kebiasaan merokok. Merokok juga dapat membuat Anda terkena berbagai penyakit kronis
seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.

e. Kelola stres dengan baik


Stres dapat membuat tekanan darah naik sesaat. Namun, jika Anda tidak mengelola
stres dengan baik maka tekanan darah akan terus tinggi dan bisa menimbulkan kondisi
hipertensi. Stres memang wajar terjadi, tapi yang paling penting bagaimana Anda
mengelolanya dengan baik. Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda rileks, seperti
mendengarkan musik, meditasi, atau yoga.

f. Cek tekanan darah secara berkala


Memeriksa tekanan darah dengan rutin itu penting dilakukan untuk mengetahui
tekanan darah dan untuk mencegah hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan
di Puskesmas maupun Rumah Sakit.

4. Penggunaan Aromatherapy
Aromaterapi ialah salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan
cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa
aromatik lainnya dari tumbuhan. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa aromaterapi
adalah terapi komplementer saat mengambil obat karena pengobatan nonfarmakologi tidak
dapat berdiri sendiri tanpa farmakologis sebuah pengobatan. Tambahan, stres terkait
masalah seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan
relaksasi, relaksasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien
hipertensi.
Penelitian membuktikan bahwa menggunakan aromaterapi dapat membuat
seseorang merasa lebih tenang, bahagia, dan memiliki tensi darah yang lebih stabil.
Beberapa minyak esensial yang dipakai dalam aromaterapi, seperti minyak bunga lavender,
sandalwood, kamomil, hingga minyak pala, memiliki wangi menenangkan yang bisa
mengendalikan sistem saraf simpatis yang bertanggung jawab mengatur respon stres dan
menurunkan kadar hormon kortisol. Sementara itu, minyak lemon, jahe, chiral, dan daun
mint justru bersifat merangsang kerja jantung untuk memompa darah yang bisa menaikkan
tekanan darah.
Sebagai gantinya, efek relaksasi dari aromaterapi akan mengaktifkan sistem saraf
parasimpatis yang membuat denyut jantung perlahan menurun stabil. Selain itu,
aromaterapi lavender juga mengandung komponen linalyl asetat yang berperan dalam
relaksasi otot. Ketika digunakan sebagai minyak pijat, minyak esensial dilaporkan mampu
membantu merangsang darah mengalir lebih lancar dan mengaktifkan sistem limfatik yang
bisa mengurangi rasa nyeri, tegang dan bad mood.
Selain itu, manfaat penggunaan aromaterapi untuk hipertensi juga dipercaya turut
membantu seseorang bisa tidur lebih nyenyak. Stres sudah lama dikaitkan dengan masalah
sulit tidur alias insomnia, yang pada gilirannya malah makin memperparah stres sebagai
akibat dari kurang tidur. Tidur nyenyak itu sendiri menjadi salah satu cara untuk
mengurangi stres, yang akhirnya juga dapat membantu mengendalikan tensi.
Minyak esensial dapat dimanfaatkan untuk aromaterapi dalam berbagai macam cara,
sebagai berikut:

a. Menggunakan alat diffuser yang mengubah minyak esensial menjadi uap wangi.
b. Menghirup minyak melalui hidung, dengan diteteskan dulu ke pakaian, baskom berisi
air hangat, atau langsung dari botol kemasan.
c. Pijat badan dengan menggunakan minyak esensial.
d. Berendam air hangat yang telah dicampur dengan minyak esensial.
e. Mengoleskan minyak esensial secara langsung pada kulit Anda.
f. Menghirup dengan membakar lilin aromaterapi
Daftar Pustaka

Astuti, Reini dan Fitriani Nugrahwati. 2018. “Intervention Using Rose Aromatherapy To
Lowering Blood Pressure Of Elderly With Hypertension”. Jurnal Internasional Ilmiah &
Teknologi Penelitian Volume 7, Edisi 4, April 2018 (halaman 245-250)

Firdaus, dr Yustra.2019. ”Menguak Manfaat Aromaterapi Bagi Penderita Hipertensi”. Dalam


https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/manfaat-
aromaterapi-untuk-hipertensi/. Diunduh 25 September 2019

Ibrahim. 2010.” Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi Nursing Care with
Hypertension in the Elderly”. Idea Nursing Journal, Vol. II No. 1 (halaman 60-70)

Mita, Nimas. 2018. “Cara Sederhana untuk Mencegah Darah Tinggi (Hipertensi)”. Dalam
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/7-cara-mudah-
mencegah-hipertensi/. Diunduh 26 September 2019

Anda mungkin juga menyukai