Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1/S17C
1. Annisa Nurani Dewi (S17112)
2. Arsita Indah Setianingrum (S17114)
3. Dewa Samudra Harmula P (S17119)
4. Dinarikasari Baskara Putri (S17121)
5. Handynie Ymas Aninditya (S17128)
6. Meilinda Kartikasari (S17137)
7. Nadilla Amelia Hafid (S17140)
8. Novia Rinaningtyas Muji S (S17141)
9. Siti Lestari (S17153)
10. Susi Narasari (S17154)
11. Tri Astuti Chandra D (S17155)
12. Endang Novianti ( S17124)
13. Ramadhani Dea Putri U (S17145)
14. Minda Dewi indah (S17138)
15. Pratamajaya sintrias (S17144)
16. Winda Puji (S17159)
17. Muhammad fernanda (S17139)
18. Habib Muh shidiq (S17127)
19. Rosit Dani S (S17149)
20. Wahyu Eka P (S17158)
21. Melvon umbu h (S16164)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain di
sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesama manusia.
Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan
individu untuk interaksi dengan orang lain (Azizah, 2010).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang lain.
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai
dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan,
kesukaan dan menarik diri (Stuart dan Laraia, 2006).
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok  penderita
bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas
kesehatan yang telah dilatih (Keliat, 2009). Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah
psikoterapi dengan sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok
yaitu agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai
dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien dapat berinteraksi dengan
orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain (Bayu, 2011).
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Wilson dan Kneisl
menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk
memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan repon social dan harga diri (Keliat,
2009).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk
persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan,
nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Keliat,
2011).
Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri merupakan perasaaan yang
berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan,
kegagalan, tetap merasa penting dan berharga (Struart, 2007).Pada pasien dengan gangguan jiwa
dengan kasus gangguan harga diri sulit menerimadirisendiri dan menjalin hubungan personal
dengan orang lain. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri
rendah yang sangat kronis. Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr. Aminogondohutomo dari 24
klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3 orang. Rata-rata dari mereka berkisar antara
usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR yang ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan
khawatir pada diri sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang
disebabkan oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan ekonomi menduduki
prosentase 67% (Purwaningsih&Karlina, 2009).
Penatalaksanaan klien dengangan gguan konsep diri :harga diri rendah dapat dilakukan
dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : harga diri rendah. Terapi aktivitas
kelompok merupakan bagian dari therapy modalitas yang berupa meningkatkan psikoterapi
dengan sejumlah klien (7-10 orang per-kelompok), dalam gejala yang sama, jenis kelamin sama,
usia yang hamper sama, dan dalam waktu yang bersamaan.

B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Klien dapat menunbuhkan rasa percaya dirinya
2. TujuanKhusus
a. Klien dapat mengenal dirinya
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan masalah pribadinya kepada
orang lain

C. METODE
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi tanya jawab.
3. Bermain peran atau stimulasi.

D. PERLENGKAPAN
1. Papan nama
2. Speaker musik
3. Alat tulis ( kertas / buku , pensil , bolpoin ).

E. KRITERIA DAN KLARIFIKASI KLIEN


No Nama Umur Tanda gejala klarifikasi keterangan
.
1. Tn. F 25 Klien merasa tidak Healt KU Baik
berguna Promotion
2. Tn. H 26 Pikiran kosong Healt KU Baik
Promotion
3. Tn. M 21 Merasa minder Healt KU Baik
Promotion

F. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 7 Januari 2020
Waktu : 15.00-selesai
Tempat : Rumah Sakit Jiwa STIKes Kusuma Husada Surakarta

G. Pengorganisasian
Leader : Dewa
Co Leader : Pratama
Observer : Endang
Operator : Annisa
Fasilitator : 1. Winda
1. Minda
2. Arsita

Peran Tugas
Leader a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
Co Leader a. Membantu leader mengkoordinasikan semua kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang meyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan
d. Menggantikan leader jika ada berhalangan

Operator Menjalakan musik


Observer a. Mengobservasi kegiatan
b. Mencatat hasil diskusi
c. Menyampaikan hasil diskusi
Fasilitator a.Memotivasi peserta dalam kegiatan kelompok
b. Membimbing kelompok dalam diskusi
c. Membantu mengatur posisi dalam kelompok

H. Setting Tempat

Keterangan :
1. Leader

2. Co Leader

3. Fasilitator

4. Operator
5. Pasien

6. Observer

I. Prosedur Pelaksanaan
SESI I : Identifikasi positif pada diri

1. Tujuan:
a. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
b. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
2. Setting
a. Terapis danklien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang.
3. Alat
a. Spidol/ bolpensebanyak sejumlah klien yang mengikuti TAK
b. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
4. Metode
a. Diskusi
b. Permainan
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan gangguan harga diri
rendah.
2) membuat kontrak dengan klien
3) memprsiapkan alat dan tempat pertemuan
b. TahapOrientasi
1) salam terapeutik
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
c. evaluasi dan validasi
menanyakan perasaan klien saat ini
d. kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri
sendiri.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
a) jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,Harus meminta izin kepada
terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tahap kerja
1) Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama
2) Terapis membagi kertas dan spidol pada klien.
3) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
4) Terapis meminta pujian atas peran serta klien
5) Terapis membagikan kertas yang kedua
6) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri:Kemampuan
yang dimiliki,Kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan dirumah sakit
7) Terapis memintan klien membaca hal posistif yang sudah ditulis secara bergiliran
sampai semua klien mendapat giliran.
8) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
f. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan dirmah sakit dan dirumah.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
g. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi :
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.Untuk TAK
harga diri rendah sesi 1,Kemampuan klien yang diharapkan adalh menuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan aspek positif (Kemampuan) yang
dimiliki.Formulir evaluasi sebagai berikut (Samoke2012pdf.3).

N NamaKlien MenulisPengalaman Yang Menulis Hal


o TidakMenyenangkan PositifDiriSendiri

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang
tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri.Beri tanda centang jika klien
mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien
SESI II: Menghargai positif orang lain

1. Tujuan
a. Klien dapatmemahami pentingnya menghargai orang lain.
b. Klien dapat mengidentifikasi hal-hal positif orang lain.
c. Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain.
2. Setting
a. Klien duduk melingkar
b. Tempat tenang dan nyaman
3. Alat
a. Spidol sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
b. Kertas sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
4. Metode
a. Diskusi
b. Permainan
5. Langkah-lanmgkah kegiatan
a. Persiapan
1) Terapis mempersiapkan alat dan tempat
2) Terapis mengigatkan kontrak dengan klien
b. Orientasi
Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
c. Evaluasi atau validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis mennayakan apakah klien pernah menghargai orang lain.
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK.
2) Terapi menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien mengukkuti TAK dari awal sampai akhir
b) Jika ada klien yang akan keluar dari kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
c) Kegiatan akan berlangsung selamaa 30 menit.
e. TahapKerja
1) Terapis membagikan kertas dan spidol, masing-masing sebuah untuk
setiap klien
2) Terapis meminta klien untuk membagi kertas menjadi sejumlah klien yang
ikut TAK
3) Terapis meminya klien menulis nama klien yang lain di sudut knan atas
kertas. Satu kertas untuk satu klien
4) Terapis meminta klien menuliskan hal-hal positif temannya,
sebanyakbanyaknya yang bisa ditulis.
5) Terapis meminta klien menyerahkan hasuil tulisannya ke klien sesuai
nama dimasing-masing kertas
6) Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah jarum jam,
dimulai dari klien yang ada dikiri terapis membacakan kertas yang telah
diberikan dan mengungkapkan perasaaan klien setelah membaca kertas
tersebut.
7) Terpis memberikan pujian, dan meminta klien bertepuk tangan, setiap satu
klien selesai membacakan kertas yang ada ditangannya.
f. TahapTerminasi
1) Evaluasi::
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK.
b) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
2) Tindak lanjut
Meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan membaca ulang ika
sedang muncul rendah dirinya
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
b) Terapis menyepakati tempat, dan waktu TAK.

g. Evaluasi dan Dokumentasi


No Aspek Yang di Nilai NamaPeserta TAK
1 Mengikiuti kegiatan dari awal
sampai akhir
2 Membagi kertas menjadi
sejumlah klien yang ikut TAK.
3 Menuliskan nama klien lain
dimasingmasing kertas.
4 Menuliskan hal-hal positif
klien lain dimasing-masing
kertas.
5 Menyerahkan kertas yang diisi
keteman sesuai namanya
6 Membaca kertas yang telah
dibagikan.
7 Mengungkapkan perasaan
setelah membaca hal-hal
positif diri.

Petunjuk :
Dilakukan=1
Tidak Dilakukan =0

SESI III PENINGKATAN HARGA DIRI

1. Tujuan
a. Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup
b. Klien menetapkan tjuan hidup yang realistis
2. Setting
a. Klien duduk melingkar
b. Klien berada diruangan yang tenang dan nyaman
3. Alat
a. Spidol sebanyak klien yang ikut TAK
b. Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK
4. Metode
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
5. Langah-langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Terapis menyiapkan alat dan tempat
2) Terapis meningkatkan kontrak dengan klien
b. Orientasi
Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
c. Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Apabila klien akan meninggalkan kelompok,harus meminta izin kepada
terpis.
c) Lama kegiatan 60 menit.

e. Kerja
1) Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah
untuk setiap klien
2) Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup; agar bersemangat
berusaha mewujudkan dan optimistis
3) Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup klien di
kertaas yang telah dibagikan
4) Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup yang telah
ditulisnya, berurutan dari klien yang beradadisebelah kiri terapis, searah
jarum jam samapai semua mendapat giliran
5) Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu
orang klien telah selesai membacakan
6) Terapis meminta klien melihat tujuan hidupnya, mencoret tujuan yang sulit
(tidak mungkin) dicapai
7) Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup yang benar-benar
realistis (seperti langkah d)
8) Terapis memberikan pujian kepada klien seperti selesai membacakan tujuan
hidupnya
f. Terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai TAK
b) Terapis memberikan pujian pada kelompok
2) tindak lanjut
terapis menganjurkan klien menuliskan lagi tujuan hidup yang mungkin
masih ada
3) kontrak yang akan datang
a) Terapis membutuan kesepakatan kegiatan TAK berikutnya
b) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
g. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK
1) Meyebutkan pentingnya tujuan hidup
2) Menuliskan tujuan hidup
3) Membacakan tujuan hidup
4) Memilih tujuan hidup yang realistis Petunjuk : Dilakukan = 1 Tidak
dilakukan = 0
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1) Menyebutkan
pentingnya tujuan
hidup
Menuliskan tujuan
hidup
Membacakan
Tujuan Hidup
Memilih tujuan
hidup yang realistis
Petunjuk : Dilakukan = 1

DAFTAR PUSTAKA

Fajariah N. 2012. Asuhan keperawatan dengan gangguan harga diri rendah.


Jakarta: Cv. Trans infomedia
Rekam medik RSJD Surakarta. Kasus harga diri rendah dalam rentan bulan
januari-maret 2012 didapat pada 10 mei 2012
Riyadi S & parwanto T. 2009. Asuhan jiwa. Yogyakarta: Graha ilmu
Depkes RI. 2008. Keperawatan jiwa: teori & tindakan keperawatan jiwa:
Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai