Anda di halaman 1dari 4

ROLE PLAY

MOOD DISORDER
Dosen Pengampu : Nadya Puspita Adriana, M.Psi

Di Susun Oleh :

1.Dian Sukma (S17120)


2.Erika Muna (S17125)
3.Habib Muhammad (S17127)
4.Meilinda Kartikasari(S17137)
5.Minda Dewi(S17138)
6.Siti Lestari(S17153)
7.Umu Zulaihah(S17156)

SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2019/2020

Pemeran :
1. Dian Sukma Kenangasari (Vika)
2. Erika Muna Ferawati (Psikiater)
3. Habib Muhamad Sidiq (Ayah)
4. Meilinda Kartikasari (Ibu )
5. Minda Dewi Indah Gayatri (Narator)
6. Siti Lestari (Wali Kelas)
7. Umu Zulaikah Al Fitroh (Pembantu)

Vika adalah seorang remaja berusia 14tahun yang sekolah di salah satu SMP suasta di kota Solo.
Vika adalah salah satu anak yang berprestasi di sekolahnya, namun suatu ketika keluarga Vika
mengalami konflik orang tuanya terancam bercerai, Vika Merasa tertekan melihat kondisi
keluarganya terlebih hampir setiap hari orangtuanya selalu bertengkar. Semenjak kejadian itu
Vika menjadi anak murung dan cenderung pendiam mood nya sangat mudah berubah ubah . Vika
sering termenung sendirian dan mengunci dirinya di dalam kamar ia juga merasa tidak semangat
dan sulit berkonsentrasi bahkan ia kerap berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Akibatnya nilai-
nilai Vika menurun hingga wali kelas nya di sekolah menghubungi ibu Vika untuk menanyakan
mengapa Vika bisa seperti itu.
Ditelepon..
Wali Kelas :Selamat siang ibu, dengan orang tuaVika Calista
Ibu Vika : Selamat siang, saya ibunya
Wali Kelas : Saya ibu Eni wali kelas Vika ibu, saya ingin memberitahukan nilai Vika
menurun drastis, dia lebih sering murung dan menyendiri. Terkadang ia terlihat baik baik saja
tetapi juga saya sering menjumpai Vika marah ektrim kepada temannya meskipun
permasalahannya saya kira hanya masalah sepele. Apakah ibu mengetahui tentang perubahan
sikap Vika?
Ibu Vika : Baik ibu, sebelumnya terimakasih atas perhatian dan pemberitahuannya,
sebenarnya kondisi keluarga saya sedang tidak baik sudah 4bulan terakhir, tetapi nanti saya akan
mencoba berbicara dengan anak saya bu
Wali Kelas : Baiklah kalau begitu ibu, dimohon kerjasamanya ya bu Selamat siang
Ibu Vika : Baik bu, terimaksih atas pemberitahuannya Selamat siang.
Ibu Vika ingin mengetahui kondisi anaknya yang sedang berada di dalam kamar.
Ibu Vika : Vika Lagi ngapain nak?
Vika : Lagi main hp bu (jawabnya santai sambal tersenyum)
Ibu Vika : tadi wali kelas Vika telfon ibu, katanya Vika di sekolah sering murung
Vika : Ih apasih bu, nggak kok vika tuh baik baik aja yaa.
Ibu Vika : Ibu tau Vika sedih karena Ibu dan ayah, tapi ibu tidak mau itu berpengaruh ke
nilai nilai Vika
Vika : Ibu tu ngomong apa sih, Vika tu nggakpapa ibu (Seketika mood nya berubah dan
hamper mengamuk)
Ibu Vika : yasudah jika Vika merasa seperti itu. Vika istirahat saja, ibu keluar dulu ya
Vika tidak menjawab pernyataan ibunya. Sang ibu membicarakan kepada suaminya dan
mereka sepakat ayah Vika akan membawa Vika ke Psikiater, untuk mengetahui kondisi anaknya
karena orangtuanya juga merasakan perubahan sikap Vika terlebih ibu Vika menemukan Pisau
dapur dikamar mandi di kamar anaknya dan itu menambah kekhawatiran kepada anaknya.
Ayah Vika : Vika sayang
Vika : Yaa yah (Jawabnya dengan senyum manisnya)
Ayah Vika : Besok Vika ikut ayah yaa, kita bertemu dengan teman ayah
Vika : Teman ayah yang mana?
Ayah Vika : Teman ayah seorang psikiater nak
Vika : Nggak mau, ngapain sih Vika tu nggak gila ya yah (Marah)
Ayah Vika : Bukan begitu nak, psikiater bukan untuk orang gila, ayah hanya ingin
mengetahui perkembangan Vika saja
Vika : Enggamau. Kalau Vika bilang enggak ya enggak
Ayah Vika : Yasudah kalau Vika tidak mau tidak apa apa, Vika tidak usah khawatir (Tutupnya
pergi meninggalkan anaknya
Pada malam hari terjadi pertengkaran keras antara orangtuanya, Vika merasa muak
dengan semuanya dan hidupnya sehingga ia menjerit dan ingin mengakhiri hidupnya dengan
menyayat urat nadinya beruntung ada pembantu rumah tangga yang mengetahuinya ketika
hendak mengantarkan susu hangat
Pembantu : Non Vikaa.. Non Vikaa (Sambil mengetuk Pintu berulangkali tetapi tidak ada
jawaban dan mala hiya mendengar anak majikannya menjerit tidak berpikir Panjang ia masuk ke
kamar tersebut)
Pembantu : Non Vika, apa yang non lakukan (Mengambil pisau tersebut)
Vika : Kembalikan bi, Vika mau mati saja orang tua Vika sibuk berantem terus mereka
tidak peduli dengan Vika
Pembantu : Orangtua non sayang dengan non Vika non jangan berpikir seperti itu
Vika : Sayang HAHaha sayang bibi bilang
Pembantu : Iya non, non Vika jangan seperti ini nanti orang tua non Vika sedih
Vika : Bibi pergi Vika tidak mau lihat bibi disini
Pembantu itupun pergi tetapi ia khawatir kepada anak majikannya, ia ingin memberitahu
majikannya teapi majikannya sedang bertengkar hebat sampai membanting barang barang
rumah. Tetapi ia memberanikan diri karena takut terjadi sesuatu pada anak majikannya. Ia
menceritakan semuanya dan setelah banyak adu argument orang tua Vika memutuskan untuk
membawa anaknya ke Psikiater

Keesokan harinya Vika mau diajak ke Psikiater berdasar bujukan orangtuanya, yang
berjanji akan memperbaiki hubungan mereka jika ia mau diajak ke psikiater. Sesampai di Rumah
sakit mereka langsung bertemu dengan psikiater yang kebetulan adalah istri teman Ayah Vika
yang kemarin sudah ditelfon untuk bertemu dan sudah menceritakan tentang permasalahan
keluarganya terutama anaknya.
Ayah Vika : Permisi, Selamat Siang
Psikiater : Selamat Siang, Pak Niko apa Kabar
Ayah Vika : Baik Bu Rika, perkenalkan ini istri saya Bela dan anak saya Vika
Psikiater : Hallo ibu, Vika Apa kabar
Ibu Vika : Baik ibu (Senyumnya, sementara Vika hanya tersenyum ramah)
Psikiater : Oh iya Vika ibu dengar Vika anak yang pintar di sekolah ya?
Vika : Hmm biasa saja bu hehe
Psikiater : Hehe, Vika sedang ada masalah? Ibu boleh tau kira kira Vika ada masalah apa
Vika : Tidak bu, (singkatnya, wajahnya langsung berubah)
Psikiater : Tidak masalah, Vika bisa menganggap ibu teman Vika dan Vika bisa
menceritakan permasalahan Vika tanpa sungkan
Vika : Vika muak sama semuanya, Vika sedih Vika marah (Lantangnya setelah terdiam
lama)
Psikiater : Ibu paham perasaan Vika, sekarang Vika bisa menceritakan perasaan Vika ke Ibu
apapun yang Vika mau
Vika : Vika suka tiba tiba sedih tiba tiba marah , Vika benci sama keadaan Vika benci
sama ayah Ibu dan Semuanya (Tambahnya, berteriak)
Orangtua Vika tercengang mendengar pernyataan anaknya yang biasanya manis dan baik
Ibu Vika :Vikaa (tercengang, dengan wajah kaget)
Vika : Apa bu, ibu sama ayah dirumah bertengkar terus kalian nggak peduli sama Vika
Ayah Vika : Tenang dulu bu, Vika tenang dulu ya sayang.
Psikiater : Sebelumya saya ingin bertanya dalu bapak dan ibu ada masalah apa didalam
keluarga sehingga vika menjadi seperti ini?.
Bapak Vika :Memang didalam keluarga sedikit ada beberapa masalah dalam rumah tangga kami
sehingga kami sering berantem didepan vika sehingga vika mendegarnya
(Ibu Vika terdiam sambil meneteskan air mata meratapi nasip dalam keluarganya)
Psikiater : Baik ibu dan bapak,sebaikanyan bila bertengkar jangan didepan vika dan jagan
mengeluarkan kata kata kasar dan didengar vika karena akan merusak pesikis dan mental
seorang anak itu sedikit saran dari saya mau dilaksanakan atau tidak itu hak bapak dan ibu
semuga ibu dan bapak bisa memperbaiki diri dalam keluarga dan lebih memberikan kasih sayang
dan perhatian dan meningkatkan komunikasi dalam keluarga.
(Selanjutnya vika mengutarakan perasaannya ke pesikiater yang selama ini dirasakan dan
dipendam)
Vika : Iya bu saya sedih mendengar dan melihat ibu dan ayah saya bertengkar setiap hari hingga
suatu saat ayah saya melontarkan kata-kata ingin berpisah dengan ibu saya dan mereka tidak
sedikitpun memperdulikan saya dan memperhatikan saya bu (vika bercerita sambal menaggis)
Psikiater :Baik dek vika tidak semua didalam keluarga itu berjalan tanpa masalah pasti semuanya
akan mendapat masalah mungkin saat ini keluarga dek vika baru di uji,pasti disetiap cobaan
dalam keluarga dek vika ada jalan keluarnya,untuk dek vika jangan terlalu memikirlan masalah
dalam keluarga dan jangan murung karena itu akan menganggu konsentarsi dek vika dan pesikis
sehingga perasaan dek vika sering berubah ubah.
Bapak,vika,ibu : baik ibu terimakasih.
( Dan akhirnya bapak ,ibu ,vika,mau mendengarkan nasehat pesikiater dan merubah sikapnya
dalam keluarga sehingga menjadi keluarga yang harmonis seperti dulu lagi )

Anda mungkin juga menyukai