Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Komprehensif II Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Ns. Nur Rakhmawati, M.Kes
Disusun oleh :
1. Mila Kusumaningtyas (S17032)
2. Umu Zulaihah Al Fitroh (S17156)
3. Sellyana Susanti (S17082)
2. Etiologi
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes tipe II
Penyebab Diabetes Tipe II belum diketahui secara pasti
1) Usia (Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diabetes 65 tahun)
2) Obesitas dan riwayat keluarga
c. Tipe tipe lain
1) Pancreas seperti pankreatitis dan ca pancreas
2) Penyakit hormonal
3) Obat-obatan
a. Aloxan, Streptotokin untuk sititokin terhadap sel-sel beta
b. Derivat thiazide untk menurunkan sekresi insulin
(Wijaya dan Putri, 2013)
3. Manifestasi Klinik
a. Keluhan Klasik
1) Banyak Kencing (Poliuria)
Sifat gula darah yang tinggi akan meneybabkan banyak kencing. Kencing yang
sering dan dalam jumlah yang banyak akan sangat menganggu penderita,
terutama pada malam hari.
2) Banyak Minum (Polidipsi)
Rasa haus a,at sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalu kencing. Keadaan ini justru disalah definisikan, rasa haus ialah
disebabkan karena udara yang panas atau beban kerja yang banyak, sehingga
untuk menghiangkan rasa haus itu penderita perlu banyak minum.
3) Banyak Makan (Politaqia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Militus
karena pasien mengalami keseimbangan kalori negative, sehingga timbul rasa
lapar yang sagat besar.
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
Penurunan berat bandan yang relative cepat dan rasa lemas ang hebat harus
menimbulkan kecurigaan. Hal ini desebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk kedalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan
tenaga.
b. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi atau kesemutan
2) Gangguan pengelihatan
3) Gatal dan bisul
4) Gangguan eriksi
5) Keputihan
(Wijaya dan Putri, 2013)
4. Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO,1997 dalam Damayati, 2016)
Mengklasifikasikan Diabetes Militus menjadi 4 jenis, yaitu Diabetes Militus tupe I dan
Tipe II, serta Diabetes lain dan Diabetes Kehamilan.
a. Diabetes Militus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Militus (IDDM)
Diabetes Militus tipe I ditandai oleh distruksi sel beta pancreas, terbagi dalam dua
sub yaitu IA yaitu diabetes yang diakibatkan proses immunologi dan tipe IB yaitu
diabetes idiopatik yang diketahui penyebabnya diabetes tipe IA lebih sering terjadi
pada usia dewasa tetapi dapat terjadi pada semua usia.
b. Diabetes Militus tipe II atau non insulin Dependent Diabetes Militus
(NIDDM)Diabetes Militus tipe II jumlah insulin yang mencapai 90-95 % dari
seluruh penderita diabetes diproduksi oleh pancreas biasanya cukup untyk
mencegah ketoasidosis tetapu tidak cukup untuk memenuhi keutuhan tubuh total.
Biasanya banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih
sering terjadi pada individu yang mengalami obesitas.
c. Diabetes Militus tipe lain
Merupakan gangguan endokrin yang menimbulkan hiperglikemi akibat
peningkatan produksi glukosa hati atau penurunan gangguan glukosa oleh sel.
Diabetes ini dikenal dengan diabetes sekunder menggambarkan diabetes yang
dihubungkan dengan keadaa dan sondrom tertentu.
d. Diabetes pada kehamilan (Gestaional Kehamilan)
Diabetes kehamilan tterjadi pada intoleransi glukosa yang diketahui selama
kehamilan pertama. Jumlahnya sekitar 2-3% kehamilan. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan penigkatan risiko diabetes setelah 5-10
tahun pasca melahirkan
(Porth, 2007 dalam Damayanti, 2016)
Pathway
6. Komplikasi
Bedasarkan komplikai diabetes militus menurut (Rendy dan Margareth, 2012) :
a. Akut
1) Hipoglikemi dan Hiperliikemi
2) Penyakit Makrovaskuler : Penyakit jantug coroner
3) Mikrovaskuler : Retinopati dan Netropati
4) Neuropati saraf sensori (Berpengaruh pada eksteremitas) saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal kardiovaskuler.
b. Menahun
1) Neuropatik Diabetik
2) Retinopati Diabetik
3) Netropatik Diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
6) Gangrene
Penatalaksanaan DM :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J
yaitu:
1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
2) Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan
kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
pembentukan glikogen baru.
4) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita
DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset
video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETS MILITUS
1. PENGKAJIAN
Menurut padita (2012) focus pengkajian pada klien dengan DM :
a. Identitas Klien
b. Identitas Penanggungjawab
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram
e. Riwayat kesehatan Lingkungan
3. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi / Metabolik
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas dan Latihan
e. Pola istirahat tidur
f. Pola kognitif – Perseptual
g. Pola persepsi konsep diri
h. Pola peran dan hubungan
i. Pola seksualitas reproduksi
j. Pola mekanisme koping
k. Pola nilai dan keyakinan
4. PEMERIKSAAN FISIK
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. TERAPI MEDIS
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA 2018) :
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00129)
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00228)
c. Kerusakan integritas jaringan
d. Resiko infeksi
8. RENCANA KEPERAWATAN
a. Resiko ketidakefektifan kadar glukosa darah
Tujuan :
Setelah dlakukan tindakan keperawatan….. x24 jam diharapakan masalah dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
1) Gluosa darah
2) Urin Glukosa
3) HBsAg
Intervensi :
Manajemen Hiperglikemia
1) Monitor kadar gula darah sesuai indicator
2) Berikan insulin sesuai resep
3) Instruksiakn pasien dan keluarga mengenai pencegahan pengenalakn tanda-
tanda hiperglikemia dan manajemen hiperglikemia
4) Konsultasikan tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau memburuk
9. IMPLEMENTASI
Menurut tarwanto dan wartonsh (2015) Implementasi merupakan tindakan yang
sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan perawat mencakup tindakan
mandiri (Independen) dan tidak kolaborasi. Tindakan dalam implemantasi yang lebih
actual dibutuhakan perncanaan keperawatan yang lebih actual sepesifik dan
operasional. Asuhan keperawtan pada pasien diabetes militus diberikan sesuai rencana
keperawatan yang telah disusun
DAFTAR PUSTAKA
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.S
Alamat : Purwantoro RT 17 Kacangan Sumbertawang Sragen
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Hartono
Umur : 44 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Purwantoro RT 17 Kacangan Sumbertawang Sragen
Hubungan dengan Klien : Anak
Ny.J (HT) Tn.P (DM) Ny.L (Usia Tua) Tn.N (Usia Tua)
Keterangan:
: Laki –laki : Tinggal dalam 1 Rumah
: Perempuan : Meninggal
: Klien
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal disebuah perdesaan yang aman dan bersih
serta jauh dari perkotaan.
C : Clinical
Keadaan Umum : Lemas
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, rambut berwarna hitam
Kulit : Bersih, turgor kulit kurang elastis
Mata : Bersih, pandangan sedikit kabur
Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab, sulit untuk berbicara
Gigi : Bersih, ada karries sedikit
Neuromuskular : Kaki terasa kesemutan dan mati rasa
Gastrointestinal : Tidak ada masalah dan keluhan
Endokrin : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada keluhan
Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
Sistem Saraf : Kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata
D : Diet
Diet DM dan diet makanan lunak
b. BAB
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Jumlah 500 cc 450 cc
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2. Hasil EKG
Tanggal Pemeriksaan : 20 Oktober 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil
Elektrokardiogram Sinus HR
VI. TERAPI MEDIS
Hari/ Jenis Terapi Dosis Golongan& Fungsi & Efek
tgl/jam Kandungan Farmakologi Samping
DO :
- Pasien tampak
lemah,
- Pasien tampak
kesulitan dalam
berkomunikasi
secara verbal
2 Selasa, DS: Resiko - Pemantauan
22 - Pasien mengataka ketidakstab glukosa darah
Oktober lemas dan pusing, ilan kadar tidak adekuat
2019 kaki kesemutan glukosa dan kurang
dan mati rasa, darah pengetahuan
badan terasa lemas (00179) tentang
dan letih.
DO : manajemen
- Pasien tampak penyakit
lemas dan pucat,
- GDS = 513 mg/dL
3 Selasa, DS : Resiko - Kurang
22 - Pasien mengatakan ketidakefek pengetahuan
Oktober selalu merasakan tifan tentang proses
2019 kaki kesemutan perfusi penyakit
dan mati rasa, jaringan
badan terasa lemas perifer
dan letih. (00228)
DO :
- Pasien tampak
lemas dan kurang
bergerak secara
bebas
- CRT > 3 detik
- GDS = 513 mg/dL
VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakcukupan stimuli ditandai
dengan sulit bicara, sulit mengungkapkan kata-kata dan kesulitan mengekspresikan
pikiran secara verbal (00051)
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah ditandai dengan pemantauan glukosa darah
tidak adekuat dan kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit (00179)
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ditandai dengan kurang pengetahuan
tentang proses penyakit (00228)
IX. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No.CM : 158xxx
Umur : 60 th Diagnosa medis : Diabetes Militus
No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
A. Kesimpulan
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dngan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler makrovaskuler dan
neuropati.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus seorang perawat
harus mampu memberikan tindakan keperawatan (preventif, promotive, kuratif dan
rehabilitative) sesuai dengan masalah keperawatan yang ada, sesuai SOP yang ada untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi serta gejala penyakit yang ada.
B. Saran
Semoga apa yang kita pelajari dalam laporan ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah laporan tentang Asuhan
Keperawatan Ny.S Dengan Diabetes Melitus yang kami buat, semoga bermanfaat bagi
kita semua baik dari kami penulis ataupun pembaca