Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.S DENGAN DIABETES MELITUS


DIRUANG AROFAH RSU ASSALAM GEMOLONG

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Komprehensif II Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Ns. Nur Rakhmawati, M.Kes

Disusun oleh :
1. Mila Kusumaningtyas (S17032)
2. Umu Zulaihah Al Fitroh (S17156)
3. Sellyana Susanti (S17082)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dngan abnormalita metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler makrovaskuler dan
neuropati (Elin, 2009 dalam Nurafir dan Kusuma, 2015)
Diabetes Militus adalah suatu gangguan metabolism karbohidrat, lemak dan
protein akibat dari ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dengan kebutuhan
insulin. Gangguan tersebut dapat berupa defisiensi insulin absolut, gangguan
pengeluara insulin oleh sel beta pancreas, ketidakadekuatan atau kerusakan pada
lopptor insulin, produksi insuli yang tidak dapat efektif kerusakan insulin sebelum
bekerja (Sudoyo, et. Al, 2006 dalam Damayanti, 2016)

2. Etiologi
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes tipe II
Penyebab Diabetes Tipe II belum diketahui secara pasti
1) Usia (Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diabetes 65 tahun)
2) Obesitas dan riwayat keluarga
c. Tipe tipe lain
1) Pancreas seperti pankreatitis dan ca pancreas
2) Penyakit hormonal
3) Obat-obatan
a. Aloxan, Streptotokin untuk sititokin terhadap sel-sel beta
b. Derivat thiazide untk menurunkan sekresi insulin
(Wijaya dan Putri, 2013)
3. Manifestasi Klinik
a. Keluhan Klasik
1) Banyak Kencing (Poliuria)
Sifat gula darah yang tinggi akan meneybabkan banyak kencing. Kencing yang
sering dan dalam jumlah yang banyak akan sangat menganggu penderita,
terutama pada malam hari.
2) Banyak Minum (Polidipsi)
Rasa haus a,at sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang keluar
melalu kencing. Keadaan ini justru disalah definisikan, rasa haus ialah
disebabkan karena udara yang panas atau beban kerja yang banyak, sehingga
untuk menghiangkan rasa haus itu penderita perlu banyak minum.
3) Banyak Makan (Politaqia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes Militus
karena pasien mengalami keseimbangan kalori negative, sehingga timbul rasa
lapar yang sagat besar.
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
Penurunan berat bandan yang relative cepat dan rasa lemas ang hebat harus
menimbulkan kecurigaan. Hal ini desebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk kedalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan
tenaga.
b. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi atau kesemutan
2) Gangguan pengelihatan
3) Gatal dan bisul
4) Gangguan eriksi
5) Keputihan
(Wijaya dan Putri, 2013)
4. Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO,1997 dalam Damayati, 2016)
Mengklasifikasikan Diabetes Militus menjadi 4 jenis, yaitu Diabetes Militus tupe I dan
Tipe II, serta Diabetes lain dan Diabetes Kehamilan.
a. Diabetes Militus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Militus (IDDM)
Diabetes Militus tipe I ditandai oleh distruksi sel beta pancreas, terbagi dalam dua
sub yaitu IA yaitu diabetes yang diakibatkan proses immunologi dan tipe IB yaitu
diabetes idiopatik yang diketahui penyebabnya diabetes tipe IA lebih sering terjadi
pada usia dewasa tetapi dapat terjadi pada semua usia.
b. Diabetes Militus tipe II atau non insulin Dependent Diabetes Militus
(NIDDM)Diabetes Militus tipe II jumlah insulin yang mencapai 90-95 % dari
seluruh penderita diabetes diproduksi oleh pancreas biasanya cukup untyk
mencegah ketoasidosis tetapu tidak cukup untuk memenuhi keutuhan tubuh total.
Biasanya banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih
sering terjadi pada individu yang mengalami obesitas.
c. Diabetes Militus tipe lain
Merupakan gangguan endokrin yang menimbulkan hiperglikemi akibat
peningkatan produksi glukosa hati atau penurunan gangguan glukosa oleh sel.
Diabetes ini dikenal dengan diabetes sekunder menggambarkan diabetes yang
dihubungkan dengan keadaa dan sondrom tertentu.
d. Diabetes pada kehamilan (Gestaional Kehamilan)
Diabetes kehamilan tterjadi pada intoleransi glukosa yang diketahui selama
kehamilan pertama. Jumlahnya sekitar 2-3% kehamilan. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan penigkatan risiko diabetes setelah 5-10
tahun pasca melahirkan
(Porth, 2007 dalam Damayanti, 2016)

5. Patofisiologi dan Pathway


Sebagian besar gambaran patologik dari diabetes melitus dapat dibubungkan
dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin dan berkurangnya pemakainan
glukosa oleh sel sel tubuh yang mengakibatkan baiknya konsentrasr glukosa darah
setingan 300-1200 mg/Dl. Pasien pasien yang mengalami defisinsi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah
makan jika hiperglikoma yang parah dan melebihi ambang ginjal maka timbul
glukosaria. Glukosaria ini akan mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatnya
mengeluaran kemih(polrurra) harus tesimulasi,akibatnya pasien akan minum dalam
jumlah banyak karena glukosa hilang Bersama kemih maka pasien mengakami
keseimbangan kalori negatik dan berat badan berkurang rasa lapar yang semakin besar
(polifagia) timbul akibat kehilangan kalori (price 2001 dalam Wijaya dan Putri 2013)
Diabetes melitus tipe 1 terjadi akibat ketidakmampuan sel sel pamgkreas
meproduksi insulin.ketidakmampuan sel sel pangkreas tersebut biasanya disebabkan
oleh rusaknya sel sel pangkreas akibat proses proses autoimun glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati sehingga kadar gula darah cenderung
meningkat setelah makan atau sering disebut dengan hiperglikemia postprandial
Diabetes melitus tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan denganinsulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi intra sel, sehingga menjadi menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan terbendungnya glukosa dalam darah maka
harus ada peningkatan insulin yang diskresikan namun jika sek sel tidak mampu
mengkompensasi peningkatan kebutuhan insuli maka kadar glukosa akan meningkat
dan kadar diabetes melitus tipe II (Riyadi,2011)

Pathway
6. Komplikasi
Bedasarkan komplikai diabetes militus menurut (Rendy dan Margareth, 2012) :
a. Akut
1) Hipoglikemi dan Hiperliikemi
2) Penyakit Makrovaskuler : Penyakit jantug coroner
3) Mikrovaskuler : Retinopati dan Netropati
4) Neuropati saraf sensori (Berpengaruh pada eksteremitas) saraf otonom
berpengaruh pada gastrointestinal kardiovaskuler.
b. Menahun
1) Neuropatik Diabetik
2) Retinopati Diabetik
3) Netropatik Diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
6) Gangrene

Klasifkasi Gangrane DM bedasarkan sistem wagner (Frberg, 2002 dalam Damayanti


2016) yaitu :
Tingkat Lesi
0 Tidak terdapat lesi terbuka, mugkin hanya terdapat deformitas dan
selulitas
1 Ulkus diabetic Superfisialis (Partial atau full thidkness)
2 Ulkus meluas mengenai ligament tendon kapsul sendi atau otot dalam
tanpa obsess atau ostomileitis
3 Ulkus dalam dengan obsess, Osteomileitis atau infeksi sendi
4 Gangrene setempat pada tumit atau kaki
5 Gangrene meluas meliputi seluruh kaki
7. Penatalaksanaan
Tujuan :
1) Jangka Panjang : Mencegah Komplikasi
2) Jangka Pendek : Menghilangkan keluhan atau gejala DM

Penatalaksanaan DM :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J
yaitu:
1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
2) Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari

b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan
kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensivitas insulin dengan reseptornya.
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
pembentukan glikogen baru.
4) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita
DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset
video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETS MILITUS

1. PENGKAJIAN
Menurut padita (2012) focus pengkajian pada klien dengan DM :
a. Identitas Klien
b. Identitas Penanggungjawab
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram
e. Riwayat kesehatan Lingkungan
3. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi / Metabolik
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas dan Latihan
e. Pola istirahat tidur
f. Pola kognitif – Perseptual
g. Pola persepsi konsep diri
h. Pola peran dan hubungan
i. Pola seksualitas reproduksi
j. Pola mekanisme koping
k. Pola nilai dan keyakinan
4. PEMERIKSAAN FISIK
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. TERAPI MEDIS
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA 2018) :
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (00129)
b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00228)
c. Kerusakan integritas jaringan
d. Resiko infeksi
8. RENCANA KEPERAWATAN
a. Resiko ketidakefektifan kadar glukosa darah
Tujuan :
Setelah dlakukan tindakan keperawatan….. x24 jam diharapakan masalah dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
1) Gluosa darah
2) Urin Glukosa
3) HBsAg
Intervensi :
Manajemen Hiperglikemia
1) Monitor kadar gula darah sesuai indicator
2) Berikan insulin sesuai resep
3) Instruksiakn pasien dan keluarga mengenai pencegahan pengenalakn tanda-
tanda hiperglikemia dan manajemen hiperglikemia
4) Konsultasikan tanda dan gejala hiperglikemia yang menetap atau memburuk

b. Perfusi ketidakefiktifan jaringan perifer


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan …..x 24 jam dharapkan masalah dapt teratasi dengan
kriteria hasil :
Perfusi jaringan perifer (0407)
1) Mati rasa
2) Parestesia
Intervensi :
Perawatan sirkulasi : Insuviensi vena (4066)
1) Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komperhensif
2) Inspeksi kulit apakah terdapat luka bakar jaringan yang tdak utuh
3) Dukung latihan ROM aktif dan pasif terutama pada ekstremitas bawah
4) Anjurkan pasien dan keluarga mengenaii pentingnya perawatan kaki
c. Kerusakan integritas jaringan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan ….x 24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Integritas jaringan : Kulit dan membrane mukosa (1101)
1) Nekrosis
2) Integritas kulit
Intervensi :
Perawatan luka (3660)
1) Monitor karakteristik luka, warna, ukuran, dan bau
2) Berikan perawatan ulkus pada kulit yang diperlukan
3) Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi
4) Kolaborasikan kepada dokter untuk pemberian terapi antibiotic

9. IMPLEMENTASI
Menurut tarwanto dan wartonsh (2015) Implementasi merupakan tindakan yang
sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan perawat mencakup tindakan
mandiri (Independen) dan tidak kolaborasi. Tindakan dalam implemantasi yang lebih
actual dibutuhakan perncanaan keperawatan yang lebih actual sepesifik dan
operasional. Asuhan keperawtan pada pasien diabetes militus diberikan sesuai rencana
keperawatan yang telah disusun
DAFTAR PUSTAKA

Buloehak,6.,Butchar,A.,Dochterman,J,& Wagner C. (Eds) (2013).Nersing Interventions


Clossifreation (NIC) (6 th ad) St.Lawu,MO : Masby

Damayanti,santi,2016.Diabetes MELITUS dan Penatalaksanaan keperawatan. Yogyakarta


:Nuha

Hardiman,T,H F Kamitsuru,S (eds).(2018).NANDA Internasional Nersing


Diagnoses.Definitor F Classofication,2018-2020 Oxfoid :Wiler Blackwell

Moorhead,S,Johan,M,,Maas,M., & Sumbso,E.(ds).(2013) Nurang Outeomes Classifreatren


(NOC) (sed). St.Louis:Elsevier Mosby

Nurafid Amin Huda. Kusuma,Hardhi 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasaekan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Edisi Revisi Jlit 1 Jogjakaera: Mediaction
Jogja.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny.S DENGAN DIABETES MELITUS
DIRUANG AROFAH RSU ASSALAM GEMOLONG

Tanggal/Jam MRS : 20 Oktober 2019/ 13.15 WIB


Tanggal/Jam Pengkajian : 21 Oktober 2019/ 08.00 WIB
Metode Pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
No. Registrasi : 158xxx

I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.S
Alamat : Purwantoro RT 17 Kacangan Sumbertawang Sragen
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Hartono
Umur : 44 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Purwantoro RT 17 Kacangan Sumbertawang Sragen
Hubungan dengan Klien : Anak

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSU Assalam Gemolong pada tanggal 20 Oktober 2019 pukul 13.15
WIB dengan keluhan pusing, kaki kesemutan dan mati rasa, badan terasa lemas dan
letih. Hasil pemeriksaan didapatkan TD = 180/90 mmHg, N = 88 x/menit, S = 36,6⁰C,
RR = 20 x/menit, SPO2 = 90%, GDS = 513 ml/dL, kesadaran composmentis, pasien
tampak lemas dan pucat, CRT > 3 detik, turgor kulit kurang elastis, terapi yang sudah
diberikan saat di IGD infus RL 20 tpm, Piracetam 1 gr/8 jam, Citicolin 500 mg/12
jam, Neuro sanbe 1 gr/12 jam.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes
melitus sudah sejak 3 tahun yang lalu

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny.J (HT) Tn.P (DM) Ny.L (Usia Tua) Tn.N (Usia Tua)

Ny.R Ny.S Tn.G Ny.S Tn.H Tn.B Ny.M Ny.LTn.D

Ny.P Tn,P Ny.H Tn.K Ny.M

Keterangan:
: Laki –laki : Tinggal dalam 1 Rumah

: Perempuan : Meninggal

: Klien
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal disebuah perdesaan yang aman dan bersih
serta jauh dari perkotaan.

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa keesehatan itu penting dan mahal harganya dan pasien
selalu berusaha untuk menjaga kesehatannya. Saat ada anggota keluarga yang sakit
klien selalu membawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas dll

2. Pola Nutrisi dan Metabolik


Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Jenis Nasi, lauk, sayur, air putih dan Bubur, lauk sayur, air putih
the dan the
Porsi 1 porsi habis 1 porsi tidak habis
Keluhan Tidak ada Lidah terasa pahit

Pengkajian Pola Nutrisi


A: Antropometri
BB sebelum sakit : 46 kg
BB selama sakit : 45 kg
TB : 148 cm
IMT : BB (kg)/TB2(m) = 45/(1.482) = 45/2.1904 = 21

Underweight : < 18.5


Normal : 18.5 – 24.9
Overweight : > 25
Kesimpulan :
Ny.S dalam kategori normal
B : Biomedical
HGB : 11.0 (L)
HCT : 34.1 (L)
MPV : 6.6 (L)
GDS : 513 (H)

C : Clinical
Keadaan Umum : Lemas
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, rambut berwarna hitam
Kulit : Bersih, turgor kulit kurang elastis
Mata : Bersih, pandangan sedikit kabur
Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab, sulit untuk berbicara
Gigi : Bersih, ada karries sedikit
Neuromuskular : Kaki terasa kesemutan dan mati rasa
Gastrointestinal : Tidak ada masalah dan keluhan
Endokrin : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada keluhan
Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
Sistem Saraf : Kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata

D : Diet
Diet DM dan diet makanan lunak

Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan


Intake Output Analisa
a. Minuman = 1200 cc d. Urine = 2000 cc Intake = 3300 cc
e. Feses = 450 cc Output = 3122 cc
b. Makanan = 600 cc f. IML = (15 x BB/24)
= (15 x 45/24)
c. Infus = 1500 cc = 28.125 = 28
Dalam 24 jam
= 28 x 24 = 672 cc
Total = 3300 cc Total = 3122 cc Balance = 178 cc
3. Pola Eliminasi
a. BAK
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 5x sehari 9x sehari
Jumlah 1500 cc 2000 cc
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Keluhan Tidak ada keluhan Sering BAK

b. BAB
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Jumlah 500 cc 450 cc
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

4. Pola Aktivitas dan Latihan


Kemampuan Sebelum Sakit Selama Sakit
Perawatan Diri 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan/minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilitas Ditempat Tidut √ √
Berpindah √ √
Ambulasi/ROM √ √
Keterangan :
0 : Mandiri, 1 : Bantuan dengan alat, 2 : Bantuan dengan orang lain. 3 : Bantuan alat
dan orang lain, 4 : Tergantung total

5. Pola Istirahat – Tidur


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur malam 6-7 jam dan tidur siang 2 jam serta
tidak ada gangguan tidur
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit tidur malam 5 jam dan tidur siang 1 jam serta
pasien sering terbangun

6. Pola Kognitif – Perceptual


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan mendengar, berbicara, penciuman
dan penglihatan maupun pengecapan
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit penglihatannya sedikit kabur, kesulitan untuk
mengungkapkan kata, pengecapan terasa hambar dan pahit, serta pasien tidak
mengetahui penyakitnya

7. Pola Konsep Diri


a. Sebelum Sakit :
1) Gambaran Diri
Pasien mengatakan menerima keadaannya
2) Identitas Diri
Pasien mengatakan dan menyadari bahwa ia seorang perempuan dan seorang
ibu. Apapun yang teradi pada dirinya sudah digariskan oleh Allah SWT
3) Ideal Diri
Pasien mengatakan sangat ingin menjadi seorang ibu yang baik untuk keluarga
4) Harga Diri
Pasien mengatakan sudah berusaha melalukan yang terbaik untuk keluarga dan
disayangi oleh keluarganya
5) Peran Diri
Pasien mengatakan sebelum sakit mampu melakukan aktivitas dan perannya
dengan baik sebagi seorang ibu
b. Selama Sakit :
1) Gambaran Diri
Pasien mengatakan selama sakit pasien menerima keadaannya saat ini dan
tidak malu akan keadaannya karena semua ini adalah titipan dari Allah SWT
2) Identitas Diri
Pasien mengatakan dan menyadari bahwa ia seorang perempuan dan seorang
ibu. Apapun yang teradi pada dirinya sudah digariskan oleh Allah SWT
3) Ideal Diri
Pasien mengatakan sangat ingin menjadi seorang ibu yang baik untuk keluarga
dan
menjaga keluargannya dengan baik
4) Harga Diri
Pasien mengatakan sudah berusaha melalukan yang terbaik untuk keluarga
walaupun belum maksimal dan pasien merasa disayangi oleh keluarganya
5) Peran Diri
Pasien mengatakan selama sakit tidak mampu melakukan aktivitas dan
perannya dengan maksimal

8. Pola Peran dan Hubungan


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit hubungan dengan keluarga dan masyarakat
terjalin dengan baik serta tidak ada masalah
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit tidak ada masalah dengan hubungan dan peran
pasien kepada masyarakat dan keluarga

9. Pola Seksualitas dan Reproduksi


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang istri dan seorang ibu dari 5 anaknya.
Tidak ada masalah dengan organ reproduksinya
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit tidak ada masalah dengan organ reproduksinya

10. Pola Mekanisme Koping


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan jika mempunyai masalah apapun selalu terbuka dengan suami
dan mencari solusi yang terbaik dan berserah diri kepada Allah SWT
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit ketika ada masalah selalu bercerita ddan terbuka
kepada suami serta berdoa untuk diberii kemudahan oleh SWT

11. Pola Nilai dan Keyakinan


a. Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan beragama islam dan mampu beribadah dengan baik
b. Selama Sakit :
Pasien mengatakan selama sakit pasien terus berusaha tetap menjaga ibadahnya
walaupun tidak mampu dilakukan seperti biasa hanya bisa dilakukan dengan
berbaring di tempat tidur
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Penampilan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah : 180/90 mmHg
 Nadi
Frekuensi : 88 x/menit
Irama : Teratur
Kekuatan : Kuat
 Pernafasan
Frekuensi : 20 x/menit
Irama : Teratur
 Suhu : 36,6⁰C
Analisa : Tekanan darah melebihi batas normal pasien dalam kategori hipertensi
2. Kepala
 Bentuk Kepala : Mesocephal
 Kulit Kepala : Bersih, tidak ada benjolan
 Rambut : Hitam, bergelombang
Analisa : Tidak ada keluhan dan masalah
3. Muka
a. Mata
 Palpebra : Tidak oedema
 Konjungtiva : Tidak anemis
 Sclera : Tidak ikterik
 Pupil : Isokor
 Diameter ki/ka : 2/2
 Reflek Terhadap Cahaya ki/ka : +/+
 Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada dan pandangan
sedikit kabur
b. Hidung
 Fungsi penghidung : Hidung berfungsi dengan baik
 Secret : Tidak ada sekret
 Nyeri sinus : Tidak ada nyeri sinus
 Polip : Tidak ada masalah polip[
 Napas cuping hidung: Tidak ada cuping hidung
c. Mulut
 Kemampuan bicara : Kesulitan untuk berbicara
 Keadaan bibir : Bersih, tidak ada masalah
 Selaput mukosa : Mukosa bibir lembab
 Warna lidah : Lidah berwarna merah muda
 Keadaan gigi : 2 gigi berlubang
 Bau nafas : Cukup segar
 Dahak : Tidak ada dahak
d. Gigi
 Jumlah : 30
 Kebersihan : Bersih
 Masalah : Tidak ada nyeri gigi
e. Telinga
 Fungsi pendengaran : Tidak ada masalah pendengaran
 Bentuk : Simetris
 Kebersihan : Bersih
 Serumen : Tidak ada serumen
 Nyeri telinga : Tidak ada nyeri telinga
Analisa : Kesulitan untuk berbicara dan pandangan sedikit kabur
4. Leher
 Bentuk : Simetris
 Pembesaran Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tifoid
 Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Nyeri waktu menelan : Tidak ada gangguan menelan
Analisa : Tidak ada keluhan dan masalah
5. Dada (thorax)
a. Paru – paru :
 Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas lesi dan massa
 Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
 Perkusi : Sonor pada seluruh lapang dada
 Auskultasi :Vesikuler pada seluruh area paru dan tidak ada suara nafas
tambahan
b. Jantung
 Inspeksi : Ictus cardis (IC) tidak tampak
 Palpasi : IC terapa di SIC V 2 cm LMCS
 Perkusi : Redup, konfigulasi jantung atas normal
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni
Analisa : Tidak ada keluhan dan masalah pada paru-paru serta jantung
6. Abdomen
 Inspeksi : Bersih tidak ada edema dan lesi
 Auskultasi : Terdengar bising usus 18 x/menit
 Perkusi : Tedengar suara tempani,konjigurasi normal
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan massa
Analisa : Tidak ada keluhan dan masalah pada abdomen
7. Genetalia : Bersih, tidak ada massa dan keluhan, tidak ada nyeri
Analisa : Tidak ada keluhan dan masalah pada genetalia
8. Rectum : Bersih, tidak ada massa dan keluhan, tidak ada nyeri
Analisa : Tidak ada keluhan dan masalah pada rectum
9. Ekstremitas
a. Atas
 Kekutan otot kanan dan kiri : 5/5
 ROM kanan dan kiri : Aktif/Aktif
 Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan bentuk tulang
 Perabaan Akral : Hangat
 Pitting edema :< 3 detik
 Terpasang infus : Ekstremitas kiri atas
b. Bawah
 Kekutan otot kanan dan kiri : 4/4
 ROM kanan dan kiri : Agak lemas/Agak lemas
 Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan bentuk tulang
 Perabaan Akral : Hangat
 Pitting edema :> 3 detik
Analisa : Ekstremitas bawah agak lemas dan CRT > 3 detik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Hari/Tanggal/ Jenis Nilai Satuan Hasil Ket
Jam Pemeriksaan Normal
Minggu, 20 WBC 4.1 – 11.1 103/mm3 6.0
Oktober 2019 LYM % 16.0 – 46.0 % 30.0
MON % 2.3 – 8.5 % 4.7
GRA % 48.7 – 81.2 % 52.2
LYM # 1.20 – 3.70 103/mm3 2.20
MON # 0.10 – 0.60 103/mm3 0.27
GRA # 2.30 – 8,20 103/mm3 3.10
RBC 3.90 – 5.20 103/mm3 4.10
HGB 12.0 – 15.1 g/dL 11.0 L
HCT 36.4 – 46.0 % 34.1 L
MCV 83 – 96 μm3 89
MCH 26.4 – 32,3 Pg 29.1
MCHC 31,8 – 34,2 g/dL 32.3
RDW 11.9 – 14.4 % 12.6
PLT 16,8 – 41.8 103/mm3 23.5
MPV 7.0 – 10,5 μm3 6.6 L
PCT 0.150-1.500 % 0.300
PDW 11.0 – 18.0 % 13.5
HbsAg Negatif
Ureum 10 – 50 mg/dL 35.2
Creatinin 0.5 – 0.9 mg/dL 0.7
GDS 70 – 150 mg/dL 513 H

2. Hasil EKG
Tanggal Pemeriksaan : 20 Oktober 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil
Elektrokardiogram Sinus HR
VI. TERAPI MEDIS
Hari/ Jenis Terapi Dosis Golongan& Fungsi & Efek
tgl/jam Kandungan Farmakologi Samping

20-10- RL 20 tpm Cairan Penganti -Nyeri dada


2019 isotonik cairan tubuh -Gatal gatal
-Sakit
kepala
Citicolin 500 Vitamin saraf Mempercepat Alergi
mg/12 masa
jam pemulihan
akibat strok
Piracetamol 1gr/8 jam Kelompok Mamperbaiki -Cemas
obat nootropik fungsi -Insomnia
dan kognitifpada
neurotonik/ne pasien
urotropik demensia
-memperbaiki
kemampuan
motorik
pasien
mioklonus
kortikal
-
Aspilet 1x80 mg Antiplatelet Mengatasi Perasaan
trombosis tidak
mboatau nyaman
antitrombotik -perasaan
mual dan
muntah
Disolf 1 x 490 Antiplatelet Mempelancar
mg sirkulasi darah
Omeprezole 2 x 40 mg Obat jenis Mengurangi -Gangguan
maag jenis kadar asam ginjal
penghambatan lambung -Gangguan
pompa proton pencernaan
Novomix 2 x 15 Insulin aspart Pengobatan -Bengkakan
unit 30 % DM Tipe 1 kaki atau
dan 2 tangan
-Kalium
rendah
(kebingunga
n, denyut
jantung
tidak stabil,
rasa haus
yang
ekstrim,
sering buang
kecil,
kelemahan
otot/merasa
lemas)
VII. ANALISA DATA
Nama : Ny. S No.CM : 158xxx
Umur : 60 th Diagnosa medis : Diabetes Militus
No Hari/Tg Data Fokus Problem Etiologi Symptom
/Jam
1 Selasa, DS : Hambatan Ketidakcu Sulit bicara,
22 - Keluarga pasien komunikasi kupan sulit
Oktober mengatakan pasien verbal stimuli mengungkapk
2019 mengalami (00051) an kata-kata
kesulitan berbicara dan kesulitan
sejak dirawat di mengekspresik
rumah sakit, an pikiran
- Keluargapasien secara verbal
hanya
berkomunikasi
dengan
menggunakan
bahasa isyarat

DO :
- Pasien tampak
lemah,
- Pasien tampak
kesulitan dalam
berkomunikasi
secara verbal
2 Selasa, DS: Resiko - Pemantauan
22 - Pasien mengataka ketidakstab glukosa darah
Oktober lemas dan pusing, ilan kadar tidak adekuat
2019 kaki kesemutan glukosa dan kurang
dan mati rasa, darah pengetahuan
badan terasa lemas (00179) tentang
dan letih.
DO : manajemen
- Pasien tampak penyakit
lemas dan pucat,
- GDS = 513 mg/dL
3 Selasa, DS : Resiko - Kurang
22 - Pasien mengatakan ketidakefek pengetahuan
Oktober selalu merasakan tifan tentang proses
2019 kaki kesemutan perfusi penyakit
dan mati rasa, jaringan
badan terasa lemas perifer
dan letih. (00228)

DO :
- Pasien tampak
lemas dan kurang
bergerak secara
bebas
- CRT > 3 detik
- GDS = 513 mg/dL
VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakcukupan stimuli ditandai
dengan sulit bicara, sulit mengungkapkan kata-kata dan kesulitan mengekspresikan
pikiran secara verbal (00051)
2. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah ditandai dengan pemantauan glukosa darah
tidak adekuat dan kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit (00179)
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ditandai dengan kurang pengetahuan
tentang proses penyakit (00228)
IX. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. S No.CM : 158xxx
Umur : 60 th Diagnosa medis : Diabetes Militus
No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Setelah dilakukan tindakan Peningkatan komunikasi kurang bicara


keperawatan selama 3x24 jam (4946)
diharapkan hambatan komunikasi - Monitor kecepatan bicara dan
verbal dapat teratasi dengan kriteria tekanan
hasil : - Monitor proses kognitif, anatomis
1. Status Neurologi : Sensoni kranial dan fisiologi terkait dengan
/funasi motorik (0913) kemampuan berbicara
- Berbicara berubah dari skala - Mengembangkan gaya
1(sangat tergangu) ke skala 5 komunikasi efektif
(tidak terganggu) - Instuksikan pasien agar berbicara
- Gerakan otot wajah berubah perlahan –lahan
dari skala 1 (sangat - Sediakan penguatan positif
terganggu) ke skala 5 (tidak dengan cara yang tepat
terganggu) (kesembuhan)
2. Komunikasi (mengekspresikan) - Instruksikan kepada pasien untk
(0903) berbicara pelan
- Kejelasan berbicara berubah - Instruksikan pasien dan keluarga
dari skala 1 (sangat untuk menggunakan proses
terganggu)ke skala 5 (tidak kognitif, anatomis dan fisiologis
terganggu) yang terlibat dalam kemampuan
- Menggunakan bahasa vocal berbicara
berubah dari skala 1(sangat - Kolaborasikan dengan fisioterapi
terganggu) ke skala 5 (tidak untuk mendapatkan terapi bicara
terganggu) - Kolaborasi bersama kelurga dan
ahli terapis bahasa patologis
untuk mengembangkan rencana
agar bisa berkomunikasi sevcara
efektif
Mendengar aktif (4920)
- Sadari tempo
suara,volume,kecepatan maupun
tekanan suara
- Gunakan prilaku non verbal untuk
menfasilitasi komunikasi
(misalnya menyadari postur tubuh
ketika berdiri dalam membalas
pesan non verbal)
- Berespon segera hingga
menunjukan pemahaman terhadap
pesan yang diterima (dari pasien)
- Verifikasi pemahaman mengenai
pesan pesan yang disampaikan
dengan mengunakan pertanyaan
maupun memberikan umpan balik
- Gunakan Teknik
diam/mendengarkan dalam rangka
mendorong klien untuk
mengepresikan perasaan,pikiran
dan kekhawatiran

2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen hiperglikemia (2120)


keperawatan selama 3x 24 jam - Monitor kadar glukosa darah
diharapkan resiko ketidaksetabilan - Berikan insulin sesuai resep
kadar glukosa darah dengan kriteria - Instrusikan pasien dan keluarga
hasil: mengenai pencegahan pengenalan
1. Kadar glukosa darah (2300) tanda tanda hiperglikema dan
- Glukosa darah berubah dari manajemen hiperglikemia
skala 1 (devisiansi berat dari - Konsultasikan dengan dokter
kisaran normal ke sekala 5 tanda dan gejala hiperglikemia
yang menetap atau memburuk
(tidak ada devisiansi dari Pengajaran : Peresepan Diet (5614)
kisaran normal) - Kaji tingkat pengetahuan pasien
- Urin glukosa berubah dari mengenai diet yang dirasakan
skala 1 (devisiasi berat dari - Kaji pola makan pasien saat ini
kisaran normal) ke skala dan sebelumnya termasuk
5(tidak ada devisiasi dari makanan yang disukai dan pola
kisaran normal) makan saat ini
2. Keparahan Hiperglikemia (2111) - Instruksikan pasien untuk
- Peningkatan urine output dari menghindari makanan yang
skala 2 (bert) ke sekala 4 dipantang dan mengkonsumsi
(ringan) makanan yang diperbolehkan
- Peningkatan haus dari skala 2 - Jelasakan pada pasien mengenai
(berat) menjadi 4 (ringan tujuan kepatuhan terhadap diet
- Lapar berlebih dari skala 2 yang dirasakan terkait dengan
(berat) menjadi skala 4 kesehatan secara umum
(ringan)
- Penigkatan glukosa darah
dari skala2 (berat) ke skala 4
(ringan)
3 Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi : insufisiensi vena
keperawatan selama 3x24 jam (4066)
diharapkan resiko ketidakefektifan - Lakukan penilaian sirkulasi
prekusi jaringan dengan kriteria hasil: perifer secara komprehensif
1. Perfusi jaringan perifer (0407) (misalnya :mengecek nadi
- Mati rasa berubahan dari skala perifer,oedema,waktu pengisian
1 (cukup berat) ke skala 5 kapiler,warna dan suhu kulit )
(tidak ada) - Inspeksi kulit apakah terdapat
- Parestesia berubah dari skala luka tekan dan jaringan yang utuh
1 (cukup berat) ke skala 5 ( - Dukung latihan rom pasif dan
tidak ada) aktif
2. Perfusi jaringan (9042) - Anjurkan pasien dan keluarga
- Aliran darah melalui mengenai pentingnya perawatan
pembuluh darah hepar dari luka
skala 2 (deviasi yang cukup Pengajaran : Perawatan kaki (5603)
berat dari kisaran normal) - Gali pengetahuan dan ketrampilan
menjai skla 4 (deviasi ringan pasien terkait perawatan kaki
dari kisaran normal) - Gali perawatan kaki seperti apa
- Aliran darah melalui yang selama ini dilakukan
pembuluh darah cerebral dari - Intruksikan untuk menggunakan
skala 2 (devisi yang cukup kaca atau dengan bantuan dari
berat dari kisaran normal) orang lain dalam melakukan
menjadi skala 4 (devisi ringan inspeksi kaki jika diperlukan
dari skala normal) - Intruksikan untuk melembabkan
- Aliran darah melalui saluran kaki setiap hari dengan
pebuluh darah gastrointestinal merendamnya sebentar atau
dari sekla 2 (duvisiensi yang mandi dengan air bersuhu
cukup berat dari kisaran ruangan yang dilanjutkan dengan
normal) menjadi skla 4 pemberian pelembab
(devisisasi ringan dari kisaran - Sediakan informasi terkait dengan
normal) derajat resiko cedera
- Aliran darah melalui pebulu - Sediakan informasi terkait dengan
perifer dari skala 2 (devisiensi hubungan antara neuropati injuri
yang cukup berat dari kisaran dan penyakit vaskuler serta resiko
normal) menjadi skala 4 ulserasi dan ekstremitas bawah
(devisiasi ringan dari kisaran pada orang yang menderita
normal) diabetes
- Libatkan keluarga/orang terdekat
terkai dengan intruksi jika
diperlukan
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama :Ny.S No.CM : 158XXX
Umur :60 tahun Diagnosa Medis : Diagnosa Medis
Hari/Tgl/ No. Implementasi Respon TTD
Jam Dx
Selasa, 22 1 Monitor kecepatan bicara S : Pasien mengatakan
Oktober 2019 dan tekanan sulit untuk berbicara dan
08.00 mengeluarkan kata-kata
O : Pasien tampak
kesulitan dalam
berkomunikasi ada
sedikit tekanan saat
mengeluarkan kata-kata
08.15 1 Mengembangkan gaya S : Pasien mengatakan
komunikasi efektif secara nonverbal untuk
menyampaikan ekspresi
O : Pasien kooperatif dan
mampu di ajak kerjasama

08.30 1 Merespon segera hingga S : Pasien mengatakan


menunjukan pemahaman paham terhadap apa yang
terhadap pesan yang disampaikan oleh
diterima (dari pasien) perawat
O : Pasien tampak
mengerti apa yang
disampaikan oleh
perawat
08.45 2 Kaji tingkat pengetahuan S : Pasien mengatakan
pasien mengenai diet belum mengerti tentang
yang dirasakan pola diet nya
O : pasien tampak
kebingungan dengan pol
dietnya
08.50 1 Verifikasi pemahaman S : Pasien mengatakan
mengenai pesan pesan Ny.S sudah mulai bisa
yang disampaikan diajak berkomunikasi
dengan mengunakan secara verbal
pertanyaan maupun O : Pasien tampak sudah
memberikan umpan balik mulai bisa
berkomunikasi dengan
baik
09.00 2 Instruksikan pasien untuk S : Pasien mengatakan
menghindari makanan sudah mampu mengikuti
yang dipantang dan pola diet dari RS
mengkonsumsi makanan O : Pasien tampak sudah
yang diperbolehkan melakukan pola diet yan
benar

09.20 2 Monitor kadar glukosa S:-


darah O : GDS = 356 mg/dL
10.00 3 Lakukan penilaian S : Pasien mengatakan
sirkulasi perifer secara kaku terasa kesemutan
komprehensif dan mati rasa
O : CRT > 3 detik
Pasien tampak menahan
kesakitan akibat
kesemutan
11.00 3 Sediakan informasi S : Pasien mengatakan
terkait dengan derajat belum mengerti tentang
resiko cedera informasi resiko cidera
pada penyakitnya
O : Pasien tampak belum
paham mengenai
informasi
11.30 3 Libatkan keluarga/orang S : Keluarga pasien
terdekat terkai dengan mengatakan bersedia
intruksi jika diperlukan mengikuti instruksi dari
perawat
O : Keluarga pasien
tampak mematuhi
insruksi yang diberikan
oleh perawat
12.00 2 Memberikan injeksi S:-
insulin dan terapi obat O : Pasien kooperatif
14.00 1 Menginspeksi kulit S : Pasien mengatakan
apakah terdapat luka sakit dengan ekpresi
tekan dan jaringan yang wajah
utuh O : Pasien tampak
menahan sakit
16.00 2 Instrusikan pasien dan S : Keluarga pasien
keluarga mengenai mengatakan paham
pencegahan pengenalan tentang
tanda tanda hiperglikema O : Keluarga pasien
dan manajemen tampak cukup
hiperglikemia memahami
18.00 2 Memberikan injeksi S:-
insulin dan terapi obat O : Pasien kooperatif
20.00 3 Mendukung latihan rom S : Pasien mengatakan
pasif dan aktif secara nonverbal mau
melakukan dan setelah
dilakukan merasa lebih
nyaman
O : Pasien tampak
kelemahan anggota gerak
terkurangi
Rabu, 23 1 Monitor kecepatan bicara S : Pasien mengatakan
Oktober 2019 dan tekanan sulit untuk berbicara dan
08.00 belajar mengeluarkan
kata-kata sedikit-sedikit
tanpa memaksa
berlebihan
O : Pasien tampak
kesulitan dalam
berkomunikasi ada
sedikit tekanan saat
mengeluarkan kata-kata
08.30 1 Merespon segera hingga S : Pasien mengatakan
menunjukan pemahaman paham terhadap apa yang
terhadap pesan yang disampaikan oleh
diterima (dari pasien) perawat
O : Pasien tampak
mengerti apa yang
disampaikan oleh
perawat
1 Instuksikan pasien agar S : Pasien mengatakan
berbicara perlahan – secara nonverbal
lahan berbicara perlahan-lahan
O : Pasien kooperatif

09.00 2 Monitor kadar glukosa S:-


darah O : GDS = 210 mg/dL
09.30 2 Kaji tingkat pengetahuan S : Pasien mengatakan
pasien mengenai diet belum mengerti tentang
yang dirasakan pola diet nya
O : pasien tampak
kebingungan dengan pol
dietnya
10.00 3 Lakukan penilaian S : Pasien mengatakan
sirkulasi perifer secara kaki terasa kesemutan
komprehensif dan mati rasa terkurangi
O : CRT < 3 detik
Pasien tampak menahan
kesakitan akibat
kesemutan terkurangi
12.00 2 Memberikan injeksi S:-
insulin dan terapi obat O : Pasien kooperatif
14.00 3 Mendukung latihan rom S : Pasien mengatakan
pasif dan aktif secara nonverbal merasa
lebih nyaman
O : Pasien tampak
bergerak dengan mudah
dan nyaman
16.00 3 Menginspeksi kulit S : Pasien mengatakan
apakah terdapat luka sakit kesemutan mulai
berkurang
tekan dan jaringan yang O : Pasien tampak rasa
utuh sakit mulai berkurang
18.00 2 Memberikan injeksi S:-
insulin dan terapi obat O : Pasien kooperatif
20.00 3 Menganjurkan pasien S : Pasien dan keluarga
dan keluarga mengenai pasien mengatakan mau
pentingnya perawatan melakukan perawatan
kaki kaki
O : Pasien dan keluarga
pasien tampak kooperatif
Kamis, 24 3 Lakukan penilaian S : Pasien mengatakan
Oktober 2019 sirkulasi perifer secara kaku terasa kesemutan
08.00 komprehensif dan mati rasa sudah
membaik
O : CRT < 3 detik
Pasien tidak terlihat
pucat lagi
3 Menginspeksi kulit S : Pasien mengatakan
apakah terdapat luka sakit kesemutan sudah
tekan dan jaringan yang membaik
utuh O : Pasien tampak cukup
membaik
09.00 2 Monitor kadar glukosa S:-
darah O : GDS 210 mg/dL
10.00 3 Menganjurkan pasien S : Pasien dan keluarga
dan keluarga mengenai pasien mengatakan
pentingnya perawatan melakukan perawatan
kaki kaki
O : Pasien dan keluarga
pasien tampak kooperatif
12.00 2 Memberikan injeksi S:-
insulin dan terapi obat O : Pasien kooperatif
15.00 1 Monitor kecepatan bicara S : Pasien mengatakan
dan tekanan sudah cukup mampu
untuk berbicara dan
mengeluarkan kata-kata
sedikit-sedikit
O : Pasien tampak mulai
kesulitan sedikit-sedikit
1 Mengembangkan gaya S : Pasien mengatakan
komunikasi efektif secara nonverbal untuk
menyampaikan ekspresi
O : Pasien kooperatif dan
mampu di ajak kerjasama
18.00 2 Memberikan injeksi S:-
insulin dan terapi obat O : Pasien kooperatif
20.00 3 Mendukung latihan rom S : Pasien mengatakan
pasif dan aktif secara nonverbal merasa
nyaman
O : Pasien tampak
bergerak dengan mudah
dan nyaman
XI. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama :Ny.S No.CM :158XXX
Umur :60 tahun Diagnosa Medis :Diagnosa Medis
Hari/Tanggal/ No. Evaluasi TTD
Dx
Jam
Selasa, 22 1 S : Keluarga pasien mengatakan Ny. S belum bisa
Oktober 2019 berbicara karena masih lemas dan tidak berdaya
O : Pasien tampak lemas
08.00 WIB A : Maslah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor TTV
- Monitor cara bicara dan banyak kata yang
sudah diucapkan oleh pasien
- Monitor kecepatan bicara dan tekanan
- Monitor pengembangkan gaya komunikasi
efektif
- Monitor respon segera hingga menunjukan
pemahaman terhadap pesan yang diterima
(dari pasien)
13.00 WIB 2 S: Keluarga pasien mengatakan gula darahnya masih q
tinggi dan badanya terasa lemas
O :Pasien tampak lemas dan gula darahnya masih
tinggi GDS : 410
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Monitor GDS tiap pagi dan sore
-Suntik insulin untuk mengatur kadar gula

17. 00 WIB 3 S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih pusing


O : Pasien tampak lemah
-TTV :
TD = 200/110 mmHg
N = 88 x/menit, S = 36,6⁰C
RR = 20 x/menit
SPO2 = 90%, GDS = 410 ml/d
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutan intervensi
-Monitor TTV
-Monitor GDS tiap pagi dan sore
-Monitor suntik insulin untuk mengatur kadar
gula
-Monitor penilaian sirkulasi perifer secara
komprehensif
-Mendukung latihan rom pasif dan aktif
Rabu,24 1 -
Oktober 2019 S : Keluarga pasien mengatakan Ny. S sudah mulai
09.00 WIB bisa berbicara 1 sampai 2 patah kata walau terbata-
bata
O : Pasien tampak sudah bisa berbicara dan terlihat
lebih bugar
A : Maslah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Monitor TTV
-Monitor cara bicara dan banyak kata yang sudah
diucapkan oleh pasien
-Monitor kecepatan bicara dan tekanan
-Monitor pengembangkan gaya komunikasi
efektif
-Monitor respon segera hingga menunjukan
pemahaman terhadap pesan yang diterima (dari
pasien)
13.00 WIB 2 S : Keluarga pasien mengatakan gula darah pasien
berangsur mulai menurun (GDS awal :500)
O : Pasien tampak lebih bugar dan pasien tampak
sudah mulai mobilisasi turun dari bad tempat tidur.
GDS : 300 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagain
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor TTV
-Monitor GDS tiap pagi dan sore
-Suntik insulin untuk mengatur kadar gula
17.00 WIB 3 S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih pusing
tetapi tidak separah kemarin -
O : Pasien tampak lemah
-TTV :
TD = 170/100 mmHg
N = 88 x/menit, S = 36,6⁰C
RR = 20 x/menit
SPO2 = 90%, GDS = 300 ml/d
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutan intervensi
-Monitor TTV
-Monitor penilaian sirkulasi perifer secara
komprehensif

Kamis, 24 1 S : Keluarga pasien mengatakan Ny. S sudah mulai


Oktober 2019 bisa berbicara dengan baik
09.00 WIB O : Pasien tampak sudah bisa berbicara dan terlihat
lebih bugar
A : Maslah belum teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
-Monitor TTV
-Monitor cara bicara dan banyak kata yang sudah
diucapkan oleh pasien
- Monitor kecepatan bicara dan tekanan
-Monitor pengembangkan gaya komunikasi efektif
-Monitor respon segera hingga menunjukan
pemahaman terhadap pesan yang diterima (dari
pasien)
13.00 WIB 2 S : Keluarga pasien mengatakan gula darah pasien
berangsur mulai menurun (GDS awal :500) sekarang
menjadi 210 dl/ml
O : Pasien tampak lebih bugar dan pasien tampak
sudah mulai mobilisasi turun dari bad tempat tidur.
GDS : 200 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagain
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor TTV
-Monitor GDS tiap pagi dan sore
-Suntik insulin untuk mengatur kadar gula
17.00 WIB 3 S : Keluarga pasien mengatakan sekarang pasien
subah mulai berdiri dan tidak terlalu merasakan
pusing
O : Pasien tampak lebih segar bugar
-TTV :
TD = 140/90 mmHg
N = 88 x/menit, S = 36,6⁰C
RR = 20 x/menit
SPO2 = 90%, GDS = 210 ml/dl
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutan intervensi
-Monitor TTV
-Monitor GDS tiap pagi dan sore
-Monitor suntik insulin untuk mengatur
kadar gula
-Monitor penilaian sirkulasi perifer secara
komprehensif
BAB III
PEMBAHASAN

Penatalaksanaaan dan pemberian asuhan keperawatan kepada Ny.S sudah dilakukan


semaksimal mungkin dan telah di lakukan sesuai Standar Operasional Prosedur yang sudah ada
di RSU Assalam Gemolong oleh perawat maupun tenaga kesehatan yang lain. Pemberian
asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam mengalami perbaikan yang cukup signifikan, selain
dilakukannya pemberian tindakan kuratif untuk mengurangi gejala dari sebuah penyakit,
pemberian tindakan preventif dan promotif tetap harus dilakukan semaksimal mungkin untuk
meminimalisir komplikasi dari sebuah penyakit, seperti pencegahan terjadinya luka diabetik,
pencegahan dan manajemen hiperglikemia ataupun hipoglikemia serta manajemen diit diabetes
melitus yang tepat. Pelaksanaan tindakan preventif dan promotif masih kurang dilaksanakan
kepada pasien untuk memaksimalkan kualitas hidup pasien.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dngan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler makrovaskuler dan
neuropati.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus seorang perawat
harus mampu memberikan tindakan keperawatan (preventif, promotive, kuratif dan
rehabilitative) sesuai dengan masalah keperawatan yang ada, sesuai SOP yang ada untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi serta gejala penyakit yang ada.

B. Saran
Semoga apa yang kita pelajari dalam laporan ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah laporan tentang Asuhan
Keperawatan Ny.S Dengan Diabetes Melitus yang kami buat, semoga bermanfaat bagi
kita semua baik dari kami penulis ataupun pembaca

Anda mungkin juga menyukai