S DENGAN
POST OP CA MAMMAE
DI RUANG DAHLIA
RSUD KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
Umu Zulaihah Al Fitroh
S17156
S17C
Di Indonesia kanker payudara berada diurutan nomor dua setelah kanker leher
rahim jumlah pasien kanker payudara didapatkan prevelensi sebesar 26 per 100.000
wanita, penderita sekitar 60-70% datang pada stadium tiga, yang kondisinya terlihat
semakin parah (Depkes, 2013).
Prevelensi pasien kanker payudara yang berkunjung rawat jalan dan rawat inap
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda mengalami peningkatan, dilihat dari data
pada tahun 2016 pasien kanker payudara yang menjalani rawat jalan berjumlah 1001
orang, pasien kanker payudara yang menjalani rawat inap berjumlah 262 orang dan
pasien yang meninggal karena kanker payudara berjumlah 33orang, sedangkan pada
tahun 2017 pasien kanker payudara yang menjalani rawat jalan meningkat menjadi
1901 orang, pasien kanker payudara yang menjalani rawat inap meningkat menjadi 451
orang, dan pasien yang meninggal karena kanker payudara berjumlah 32 orang (Profil
RSUD Abdul Wahab Sjahranie, 2017).
Kanker payudara akan berdampak pada penderita baik secara fisik maupun
pisikologis. Dampak fisik yang ditemukan berupa kerontokan rambut akibat kemotrapi,
penurunan berat badan yang drastis akibat kurang nutrisi, gangguan integritas kulit
akibat terapi radiasi, nyeri pada massa yang membesar, dan gangguan nafsu makan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oetami,dkk (2014), dampak kanker
payudara dan pengobatannya terhadap aspek pisikologis akan memberikan dampak
ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun, setres, amarah dan
ancaman body image.
Dampak dari kecemasan bisa meningkatkan rasa nyeri pada pasien kanker
payudara. Efek kecemasan pada pasien kanker payudara bisa meningkatkan rasa nyeri,
mengganggu kemampuan tidur, meningkatkan mual dan muntah setelah kemotrapi,
juga terganggunya kualitas hidup diri sendiri (Mohammed S., dkk, 2012). Kecemasan
yang terjadi pada pasien kanker yang menjalani kemotrapi bisa mengakibatkan pasien
menghentikan kemotrapinya, untuk mengurangi kecemasan dapat mengajarkan teknik
relaksasi, memberi dukungan dan motivasi, serta mendorong pasien untuk melakukan
aktivitas fisik (Pratiwi, 2017).
Dari uraian di atas, penulis berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kejadian Ca Mamae atau kanker payudara darimulai pengertian sampai asuhan
keperawatan untuk pasien ca mamae.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi ca mammae
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi ca mammae
3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinik
4. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi ca mammae
5. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dan pathway ca mammae
6. Mahasiswa dapat menetahui pemeriksaan penunjang ca mammae
7. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan 9medis dan keperawatan) ca
mammae
8. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan sesuai teori
9. Mahasiswa dapat menetahui asuhan keperawatan ca mammae
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (American Cancer Soxiety, 2013).
B. Etiologi
Factor resiko terjadi kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung)
dari wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopous pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelumusia
30 tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pasca menopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol (Kementerian Kesehatan RI. 2015)
C. Manifestasi klinik
D. Komplikasi
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfe derma. Hal ini terjadi jika
saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe kesirkulasi umum tidak berfungsi
dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, makasistem
kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka
diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan
melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan
membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan
terbukanya pembengkakan yang menyulitkan.(Sjamsulhidayat, R. dan Wim de
Jong. 2014)
Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel
tersebut sudah mengalami malignansi/keganasan atau bersifat kanker maka sel
tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antara sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu
b. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melaluiui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat
lain bertambah.( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. 2015)
Patway
Nekrosis jaringan
Operasi
Hypotalamus
Resiko infeksi
(D.0142)
Korteks serebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
(D.0077)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi: (American Cancer Society. 2015)
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
f. Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak
teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan
kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang
berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
1. Pengkajian
Identitas diri
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis
a. Riwayat
1) Keluhan Utama
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
3) Eliminasi
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5) Kognitif dan Persepsi
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
10) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
11) Nilai dan Keyakinan
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
1. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Resiko infeksi (D.0142
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Genogram :
X X
Ny.
s
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
x
: sudah meninggal
x
: sudah meninggal
: tinggal satu rumah
: pasien / klien
: garis pernikahan
: garis keturunan
• BB Sebelum sakit : 46 kg
• BB Saat sakit : 46 kg
• TB : 150 kg
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Jumlah - -
Warna Kuning Kuning
Makan/minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Berpindah √ √
Ambulasi/ROM √ √
Ket:
0: Mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat; 4: tergantung total
5. Pola Istirahat Tidur
• Nadi
- Frekuensi:85 x/menit
- Irama :Teratur
- Kekuatan :Kuat
• Pernafasan
- Frekuensi:20 x / menit
- Irama : Teratur
• Suhu: 38º C
2. Kepala
• Rambut : lurus,bersih
3. Muka
a.Mata
• Palpebra : Simetris
• Pupil : Isokhor
• Diameter ki/ka :± 2 mm /± 2 mm
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Kamis 11 Klimiadarah
Juni 2020
Natrium 141 Mmol/L 135-145 Normal
Obat Peroral:
-Cefotaxim
2x1
gm/ Antiemetik
hari Mengurangi mual dan
muntah
1. Rabu 10 Juni DS:Klien mengatakan nyeri luka op Nyeri Agen Gejala dan
2020 dibagian mammae kanan akut(D.00 Pencedera tanda mayor
77) fisik
14.00 P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring Subjektif
kanan dan saat bergerak
-Mengeluh
Q : Nyeri sepertiditusuk- tusuk nyeri
R : Nyeri didaerah luka OP payudara Objektif
bagian kanan
-Tampak
S :Sekala 6 meringis
T :Hilang timbul selama 5 menit -Gelisah
-Bersikap
DO: proktetif
- Klien tampak kesakitan bila miring
kekanan
- Memegang area yang sakit
- Luka post op ca mammae
-TD : 110/70
N: 85 x / menit
RR : 20 x / menit
S : 38 º C
- Luka bersih
- Tidak ada pus
- Disekitar luka kemerahan
- Tidak bengkak
- S : 38º C
X. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S No.CM:1310xxx
Umur : 42 Tahun Diagnosis Medis: Ca mammae
O:Klien tampak
meringis menahan sakit
O:
- Luka bersih, tidak
ada pus,tidak
bengkak ,disekitar
luka kemerahan,
suhu sekitar luka
hangat
- S : 38º C
O:
- Klien dapat
medemostrasikan
dengan benar
- Klien tampak lebih
tenang
O:
- Terapi obat masuk
melalui selang
intravena
- Klien terlihat
kesakitan saat obat
masuk
1 Rabu 10Juni 2020 S:Klien mengatakan masih nyeri pada luka op Umu
dibagian mammae kanan
17.00
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan
saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
O:Klien tampak meringis kesakitan, terdapat bekas
post op TD : 110/70 mmHg
A :Masalah nyeri belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Memberikan nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri (terapi musik)
- Kolaborasi pemberian analgetik
2 Rabu 10Juni 2020 S:Klien mengatakan masih nyeri pada luka post op Umu
17.00 O: -Luka bersih,tidak ada pus, tidak bengkak,
disekitar luka kemerahan, suhu sekitar luka teraba
hangat, s : 38ºC
A:Masalah resiko infeksi belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi pemberian antibiotic
P :Lanjutkan intervensi
- Berikan non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri (terapi musik)
- Kolaborasi pemberian analgetik
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengumpulan
data yang akurat dan sistematis dapat membantu dalam menentukan kasus
kesehatan klien dan merumuskan diagnosa keperawatan. Berdasarkan hasil
tersebut maka penulis mengadakan pengkajian pada Ny”S” dengan diagnosa
Post Op Ca.Mammae diruang Dahlia RSUD Kota Surakarta pada tanggal 10
juni 2020
1. Keluhan Utama
Nyeri luka post operasi
2. Diagnosa
Berdasarkan hasil pengumpulan data maka dapat ditegakan 2 diagnosa
keperawatan antara lain :
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
DS:
Klien mengatakan nyeri luka op dibagian mammae kanan
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan saat bergerak
Q : Nyeri sepertiditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
DO:
- Klien tampak kesakitan bila miring kekanan
- Memegang area yang sakit
- Luka post op ca mammae
-TTV : TD : 110/70, N: 85 x / menit, RR : 20 x / menit, S : 38 º C
b) Resiko infeksi (D.0142)
DS :Klien mengatakan nyeri diluka post op mammae kanan
DO :
-Ada luka post op ca mammae
-Luka bersih
-Tidak ada pus
-Disekitar luka kemerahan
-Tidak bengkak
-S : 38º C
3. Intervensi
Tujuan yang diharapkan dari kedua diagnosa keperawatan tersebut mengenai
Asuhan keperawatan klien dengan Post op Ca.Mammae adalah nyeri yang
dirasakan oleh klien hilang dan klien mampu beraktivitas kembali dan resiko
infeksi dapat teratasi dan luka segera membaik. Untuk mencapai tujuan tersebut
peneliti menyusun beberapa rencana keperawatan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
• Manajemen Nyeri (I.08238)
-Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri,
-Identifikasi respon nyeri non verbal
-Berikan non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (terapi musik)
-Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
-Kolaborasi pemberian analgetik
2. Resiko infeksi (D.0142)
• Perawatan Luka (I.14564)
-Monitor karakteristik luka (mis,drainase,warna,ukuran,bau)
-Pertahankan Teknik steril saat melakukan perawatan luka
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Kolaborasi pemberian antibiotik
4. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk
membantu klien khususnya pada Ny.S dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik. Dalam melaksanakan tindakan
tersebut meliputi tindakan mandiri,pendidikan kesehatan dan kolaborasi.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Rencana intervensi
yang diimplementasikan pada hari pertama sampai kedua hari antara lain,
Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri,
Identifikasi respon nyeri non verbal, Berikan non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi musik), Ajarkan Teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik
2. Resiko infeksi intervensi yang diimplementasikan pada hari pertama
sampai kedua hari antara lain, Monitor karakteristik luka
(mis,drainase,warna,ukuran,bau), Pertahankan Teknik steril saat
melakukan perawatan luka, Jelaskan tanda dan gejala infeksi, Kolaborasi
pemberian antibiotik
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, evaluasi
dilakukan untuk menilai apakah tujuan yang di tetapkan tercapai atau tidak.
Apakah masalah keperawatan yang dialami klien teratasi atau belum
teratasi. Hasil evaluasi pada Ny”S” selama 3 hari yaitu :
a. Masalah Belum Teratasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Masalah Teratasi
Resiko infeksi (D.0142)
BAB V
Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Analisa data didapatkan ada dua diagnosa keperawatan yang
diangkat berdasarkan diagnose keperawaran yaitu : Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik ,Resiko infeksi .
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menggunakan saran-saran
yang kiranya dapat bermanfaaat bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan
1. Diharapkan kepada perawat,agar dapat melaksanakan pengkajian pada
klien hendaknya menggunakan teknik wawancara,observasi,dan
pemerikssaan fisik untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan acuan
dalam menegakkan diagnosa.
American Cancer Society. (2013). Brearst cancer.Brearst Cancer Facts & Figure
Erik, T. (2013). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta: Gramedia.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan PenatalaksanaanKankerPayudara. Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta
Astuti, P., dkk. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri Pada Pasien
Kanker Payudara di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya. Journal Ilmiah Kesehatan
Volume 9 nomor 2, (221-226)
Auran, K., P., isfandiarti, M., A. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Pengobatan
Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Wisnuwardhana. Journal Promkes Volume 3
Nomor 2, (218-228)
Kementerian Kesehatan RI. (2015). SituasiPenyakitKanker.Kesehatan RI: Jakarta
Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. 2015. Buku 1 Patofisiologi “KosepKlinis Proses-Proses
Penyakit”, edisi : 4. Jakarta : EGC.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 2014. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 20016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun2015.
Doenges, Marilynn, E. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan
Keperawatan Pasien, Edisi 2. Jakarta:EGC.
Dyanna, Lenny. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Mekanisme
Koping Pasien Post Op Operasi Mastektomi. Journal Keperawatan volume
2 nomor 1
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Profil Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Ajak Masyarakat Cegah dan Kendalikan Kanker.
Kementrian Kesehatan Republic Indonesia. (2015). Infodatin Situasi Kanker
Payudara.
Noorhidayah. (2015). Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Penyakit Kanker Payudara Pada Pasien Yang Dirawat di Ruang Kemotrapi
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Journal
Citra Keperawatan Volume 3 Nomor 1, (45-56)
Pinendedi. (2015). Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan
Diri Terhadap Kemandirian Personal Hygiene Pada Pasien di RSJ. Journal
Keperawatan Volume 4 Nomor 2
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
Priyatin, C., Ulfiana, E., Sumarni, S. (2013). Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Kanker Payudara di RSUP Kasiadi Semarang. Journal Kebidanan Volume
Nomor2,(2089-7669)
Putra., S., R. (2015). Kanker Payudara Lengkap. Yogyakarta:Laksana. Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Wahab Sjahranie. (2017). Profil 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
WahabSjahranie10PenyakitTerbanyak.
Wijaya Andra Saferi, dkk . 2013. Kmb 2,Keperawatan Medikal Bedah ,Keperawatan Dewasa
.Yogyakarta : Nuha Medika