Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN
POST OP CA MAMMAE
DI RUANG DAHLIA
RSUD KOTA SURAKARTA

Dosen Pengampu :Ns. Ririn Afrian Sulistyawati ,M.Kep.

Disusun Oleh :
Umu Zulaihah Al Fitroh
S17156
S17C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020/2021
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada


payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh tubuh
(American Cancer Society, 2014). Kanker payudara secara global menyebabkan angka
kematian tertinggi untuk wanita dan epidemiologinya menyebar merata tanpa
terkendali, prevelensi angka kejadian kanker payudara cukup tinggi mulai dari luar
negeri sampai dalam negeri.

Menurut data GLOBOCAN, International Agency For Reserch On Cancer


(IARC) (2012), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru
kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kasus kanker pada
penduduk laki-laki dan perempuan dengan persentase kasus tertinggi, kanker payudara
43,3%, kanker prostat 30,7%, dan kanker paru 23,1%. Sementara itu untuk kasus
kanker yang dialami penduduk laki-laki, kanker paru ditemukan pada penduduk laki-
laki yaitu sebesar 34,2%, sedangkan kematian akibat kanker paru pada penduduk laki-
laki sebesar 30,0%. Pada penduduk perempuan, kanker payudara masih menempati
urutan pertama yaitu sebesar 43,3% dan kematian akibat kanker payudara 12,9%.
Menunrut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tahun 2013 setiap 11 menit ada satu
penduduk yang meninggal karena kanker, termasuk didalamnya kanker payudara. Serta
diprediksi oleh estimasi Interational Agency For Research of Cancer, pada tahun 2020
akan ada 1,15 juta kasus baru kanker payudara dengan 411.000 kematian. Sebanyak
70% kasus baru dan 55% kematian terjadi di negara berkembang.

Di Indonesia kanker payudara berada diurutan nomor dua setelah kanker leher
rahim jumlah pasien kanker payudara didapatkan prevelensi sebesar 26 per 100.000
wanita, penderita sekitar 60-70% datang pada stadium tiga, yang kondisinya terlihat
semakin parah (Depkes, 2013).

Tigginya jumlah kanker payudara di Indonesia disebabkan karena perubahan


gaya hidup masyarakat. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian
kanker di Indonesia menurut jenis kelamin yaitu pada lakilaki prevensi merokok 56,7%,
sering konsumsi makanan berlemak 39,4%, sering konsumsi makanan hewani
berpengawet 4,4%, kurang konsumsi sayur dan buah 96,9%, sering konsumsi makanan
dibakar atau dipanggang 4,7%, kurang aktivitas 26,3%. Sedangkan pada perempuan
prevelensi meroko 1,9%, sering konsumsi makanan berlemak 41,9%, sering konsumsi
makanan hewani berpengawet 4,2%, kurang konsumsi sayur dan buah 96,6%, sering
konsumsi makanan dibakar atau dipanggang 4,4%, kurang aktivitas 25,8% (Riskesdas,
2013).

Faktor risiko tinggipenyebab kanker payudara meliputi jenis kelamin, usia,


riwayat keluarga, genetik, siklus mentruasi, melahirkan dan riwayat kanker sebelumnya
(Breast Care Indonesia, 2017).

Di Indonesia jenis penanganan yang dilakukan pada pasien kanker termasuk


didalamnya kanker payudara, tercatat pada tahun 2018 tertinggi pembedahan 61,8%,
kemotrapi 24,9%, radiasi atau penyinaran 17,3% (Riskesdas, 2018). Di Kalimantan
Timur pada tahun 2013 etimasi jumlah kasus penderita kanker payudara sejumlah 1.879
kasus (Riskesdas, 2013).

Di Kalimantan Timur berdasarkan deteksi dini kanker payudara dengan


pemeriksaan Clinical Breast Examination (CBE) pada 180 puskesmas yang berjumlah
569.767 perempuan umur 30-50 tahun diperoleh hasil benjolan atau tumor di payudara
sebanyak 49 orang (0,81%) (Profil Kesehatan Kalimantan Timur, 2015).

Di Samarinda tepatnya di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, tahun


2014 tercatat 10 macam penyakit kanker pada 750 pasien rawat inap, tertinggi kanker
payudara sebanyak 216 orang dan data pada bulan Agustus hingga Desember 2014
tercatat 55 orang pasien baru dengan kanker payudara yang dirawat di ruangan
kemoterapi. Terbanyak kelompok usia 41-49 tahun dengan jumlah 20 orang, usia 50-
59 tahun dengan jumlah 15 orang, usia 30-40 tahun dengan jumlah 12 orang dan usia
60-69 tahun dengan jumalah 7 orang (Rekam Medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie,
2015).

Menurut penelitian Noorhidayah (2015), di RSUD Abdul Wahab Sjahranie


Samarinda diproleh dari 10 responden dengan kejadian kanker payudara 72,1%
dipengaruhi oleh usia responden pertama haid, usia responden saat pertama melahirkan
dan riwayat kanker dalam keluarga sedangkan 27,9% dipengaruhi oleh faktor lain.

Prevelensi pasien kanker payudara yang berkunjung rawat jalan dan rawat inap
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda mengalami peningkatan, dilihat dari data
pada tahun 2016 pasien kanker payudara yang menjalani rawat jalan berjumlah 1001
orang, pasien kanker payudara yang menjalani rawat inap berjumlah 262 orang dan
pasien yang meninggal karena kanker payudara berjumlah 33orang, sedangkan pada
tahun 2017 pasien kanker payudara yang menjalani rawat jalan meningkat menjadi
1901 orang, pasien kanker payudara yang menjalani rawat inap meningkat menjadi 451
orang, dan pasien yang meninggal karena kanker payudara berjumlah 32 orang (Profil
RSUD Abdul Wahab Sjahranie, 2017).

Kanker payudara akan berdampak pada penderita baik secara fisik maupun
pisikologis. Dampak fisik yang ditemukan berupa kerontokan rambut akibat kemotrapi,
penurunan berat badan yang drastis akibat kurang nutrisi, gangguan integritas kulit
akibat terapi radiasi, nyeri pada massa yang membesar, dan gangguan nafsu makan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oetami,dkk (2014), dampak kanker
payudara dan pengobatannya terhadap aspek pisikologis akan memberikan dampak
ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun, setres, amarah dan
ancaman body image.

Pasien kanker payudara biasannya mengalami nyeri. Nyeri dari penyakit


kanker payudara dapat berupa nyeri akut maupun nyeri kronik. Keluhan nyeri kronik
merupakan keluhan yang paling menakutkan bagi penderita kanker payudara.
Penatalaksanaan nyeri di rumah sakit biasanya diberikan terapi farmakologis yaitu obat
analgesik jenis NSAID (Non-Steroid Anti Inflamasi Drugs) (Astuti, 2016).

Dampak dari kecemasan bisa meningkatkan rasa nyeri pada pasien kanker
payudara. Efek kecemasan pada pasien kanker payudara bisa meningkatkan rasa nyeri,
mengganggu kemampuan tidur, meningkatkan mual dan muntah setelah kemotrapi,
juga terganggunya kualitas hidup diri sendiri (Mohammed S., dkk, 2012). Kecemasan
yang terjadi pada pasien kanker yang menjalani kemotrapi bisa mengakibatkan pasien
menghentikan kemotrapinya, untuk mengurangi kecemasan dapat mengajarkan teknik
relaksasi, memberi dukungan dan motivasi, serta mendorong pasien untuk melakukan
aktivitas fisik (Pratiwi, 2017).

Kanker payudara bukanlah kasus yang dapat diabaikan karena prevelensi


kejadian kanker payudara yang tinggi maka diperlukan solusi yang tepat untuk
menghadapi kanker payudara baik cara penatalaksanaan kanker payudara maupun
pencegahannya. Secara garis besar penatalaksanaan kanker payudara dibagi menjadi
dua, terapi lokal yaitu berupa konservatif, mastektomi dengan rekontruksi, mastektomi
dengan radikal yang dimodifikasi. Yang kedua yaitu terapi sistemik yang berupa
kemotrapi dan terapi radiasi (Astana, 2009).

Dari uraian di atas, penulis berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kejadian Ca Mamae atau kanker payudara darimulai pengertian sampai asuhan
keperawatan untuk pasien ca mamae.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi ca mammae
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi ca mammae
3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinik
4. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi ca mammae
5. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dan pathway ca mammae
6. Mahasiswa dapat menetahui pemeriksaan penunjang ca mammae
7. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan 9medis dan keperawatan) ca
mammae
8. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan sesuai teori
9. Mahasiswa dapat menetahui asuhan keperawatan ca mammae
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Definisi
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (American Cancer Soxiety, 2013).

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal


mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluhdarah. (Kemenkes, 2017)

B. Etiologi
Factor resiko terjadi kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung)
dari wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopous pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelumusia
30 tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pasca menopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol (Kementerian Kesehatan RI. 2015)

C. Manifestasi klinik

a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara


b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
g. Ada rasa sakit
h. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
i. Ada pembengkakan didaerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
n. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh
lain(Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 20016)

D. Komplikasi
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfe derma. Hal ini terjadi jika
saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe kesirkulasi umum tidak berfungsi
dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, makasistem
kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka
diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan
melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan
membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan
terbukanya pembengkakan yang menyulitkan.(Sjamsulhidayat, R. dan Wim de
Jong. 2014)

E. Patofisiologi dan Pathway

Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel
tersebut sudah mengalami malignansi/keganasan atau bersifat kanker maka sel
tersebut terus menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antara sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu
b. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melaluiui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat
lain bertambah.( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. 2015)
Patway

( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. 2015)

Faktor predis posisi dan resiko tinggi hiperplasi


pada

Mengubah DNA Mendesak pembuluh darah

Mengganggu perbaikan biologis sel-sel


normal Aliran darah terhambat

Merangsang poliferasi sel epitel Hipoksia


normal

Nekrosis jaringan

Malignansi sel payudara

Operasi

Terdapat nodul-nodul pada


payudara
Luka operasi

Mendesak sel syaraf


Invasif mikroorganisme

Hypotalamus
Resiko infeksi
(D.0142)
Korteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri
(D.0077)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi: (American Cancer Society. 2015)
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
f. Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak
teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan
kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.

G. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)


1. Pembedahan ( Erik, T. (2013)
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis


mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang
berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
3. Chemotherapy

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah


bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.

H. Asuhan keperawatan sesuai teori

1. Pengkajian
Identitas diri
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis
a. Riwayat
1) Keluhan Utama

Nyeri luka post op


2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan


yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada


kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
b. Pengkajian pola Kesehatan fungsional (Sebelum sakit dan Sesudah sakit)
1) Persepsi dan Manajemen

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada


payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
2) Nutrisi – Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
3) Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,


nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi
4) Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5) Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan


ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
6) Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.


7) Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
8) Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam


melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9) Reproduksi dan Seksual

Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
10) Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
11) Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan


lapang dada
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak

3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda


infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.

8) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi


atau tanda-tanda radang.
9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.

10) Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

1. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Resiko infeksi (D.0142

3. PerencanaanKeperawatan (tujuan,kriteria hasil,dan tindakan


keperawatan )

NoDx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Nyeri (I.08238)
selama 2 x 24 jam maka, kontrol • Identifikasi
nyeri meningkat dengan kriteria
hasil : lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,k
ualitas,intensitas nyeri,
-Melaporkan nyeri yang terkontrol • Identifikasi respon nyeri non verbal
meningkat
• Berikan nonfarmakologi untuk
-Kemampuan mengenali kapan mengurangi rasa nyeri (terapi musik)
nyeri terjadi meningkat • Ajarkan Teknik nonfarmakologis
-Kemampuan mengenali penyebab untuk mengurangi rasa nyeri
nyeri meningkat • Kolaborasi pemberian analgetik
- Kemampuan menggunakan
teknik non- farmakologi
meningkat

2. Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


Setelah dilakukan intervensi 1. Perawatan Luka (I.14564)
selama 2 x 24 jam, • Monitor karakteristik luka
tingkat infeksi menurun (mis,drainase,warna,ukuran,bau)
dengan kriteria hasil :
• Pertahankan Teknik steril saat
melakukan perawatan luka
- Kemerahan menurun
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Nyeri menurun • Kolaborasi pemberian antibiotic
- Demam menurun
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST OP CA MAMMAE DI
RUANG DAHLIA RSUD KOTA SURAKARTA

Tgl/Jam MRS : Selasa 9 Juni 2020 /10.25 WIB

Tanggal/Jam Pengkajian : Rabu 10 Juni 2020 / 14.00 WIB

Metode pengkajian :Aloanamnese ,Autoanamnesa

Diagnosis Medis : Ca Mammae

No. Registrasi : 1310xxxxxxx

I. BIODATA

1. IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Ny.S

Alamat :Ngemplak, Boyolali

Umur : 42 tahun

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tani

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. W
Umur :45 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Alamat : Ngemplak, Boyolali
Hubungan dengan Klien :Suami Klien
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama

Nyeri luka post operasi


2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kilen mengatakan mengeluh nyeri pada luka post op
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
keluarga membawa klien ke RSUD Surakarta pada hari selasa 9 juni 2020 dan
klien terdapat luka post operasi dan klien pernah dirawat RS untuk menjalani
kemoterapi ke 3, Hasil pemeriksaan TTD : TD : 110/70, N: 85 x / menit, RR :
20 x / menit ,S : 38 º C
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit untuk operasi
pengangkatan benjolan pada payudara bagian kanan dan sudah melakukan
kemoterapike 3
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kilen mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti pasien, dan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
seperti DM, Hipertensi,pasien juga mengatakan dalam keluarganya tidak ada
yang memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS, dan TBC

Genogram :

X X

Ny.
s
Keterangan :

: perempuan

: laki-laki

x
: sudah meninggal

x
: sudah meninggal
: tinggal satu rumah

: pasien / klien

: garis pernikahan

: garis keturunan

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan:

Klien mengatakan tinggal dilingkungan yang bersih, terdapat ventilasi, dan


udara yang masih segar.

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Menurut pasien Kesehatan merupakan hal yang paling penting, apabila
mengalami gangguan Kesehatan yang bersangkutan segera berobat
kepuskesmas
2. Pola Nutrisi/Metabolik Pengkajian Nutrisi(ABCD)
A. Antopometri

• BB Sebelum sakit : 46 kg

• BB Saat sakit : 46 kg
• TB : 150 kg

• IMT : BB/TB ᶻ (m)


: 46 / (1,2 ) ᶻ
: 46 / 2,25 = 20,44 ( BB Ideal )
B. Biomechanical :
Eritrosit : 3,8 x 10ᶾ uL
Leukosit : 15.0 x 10ᶾ uL
Hematokrit : 32 %
Trombosit : 321 x 10ᶾ gr/mmᶾ
Haemoglobin :10, 7 gr/dL
C. Clinical Sign ;
p. Rambut ; lurus, tidak ada lesi, sawo matang, dan bersih

• Mata : Palpebra tidak edema, konjungtifa tidak anemia, sclera


warna putih, tidak ikteris

• Kulit : Turgor baik

• Mulut : Bersih, tidaka ada stomatitis


D. Diet
Makanan dari rumah sakit
Sebelum Sakit Selama Sakit

Frekuensi 3x Sehari 3 x Sehari

Jenis Nasi, sayur, ikan dan kadang Nasi,lauk,sayur,buah,air putih,senek


dengan buah,air putih

Porsi 1 porsi 1 porsi

Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Pola Eliminasi
a. BAB

Sebelum Sakit Selama Sakit

Frekuensi 1 kali per hari 1 kali per hari

Konsistensi Lunak Lunak

Jumlah - -
Warna Kuning Kuning

Keluhan Tidak ada Tidak ada


b. BAK

Sebelum Sakit Selama Sakit

Frekuensi ± 5 x Sehari ± 6 - 7 x Sehari

Jumlah Urine 1000 cc 1000 cc

Warna Kuning Kuning

Keluhan Tidak ada Tidak ada

Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan


Intake Output Analisa

a. Minuman1000 cc a. Urine 1000 cc Intake : 2250 cc


b. Makanan 250 cc\ b. Feses 150 cc Output: 1650 cc
c. Infus 1000cc c. IWL 500 cc
d. Obat100 cc

Total 2350 cc Total 1650 cc Balance 600 cc

4. Pola Aktifitas dan Latihan (Sebelum dan Selama Sakit)

Sebelum Sakit Selama Sakit


Kemampuan perawatan diri
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Makan/minum √ √

Mandi √ √

Toileting √ √

Berpakaian √ √

Mobilitas ditempat tidur √ √

Berpindah √ √

Ambulasi/ROM √ √

Ket:
0: Mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat; 4: tergantung total
5. Pola Istirahat Tidur

Sebelum Sakit Selama Sakit

Jumlah tidur siang Kadang - kadang 1 kali per hari

Jumlah tidur malam ± 6-7 jam (21.00-04.00) ± 2 jam (pukul 12.00-14.00)

Penggunaan obat tidur Tidak Tidak

Gangguan tidur Tidak Tidur kurang pulas

Perasaan waktu bangun Segera Kurang segar

Kebiasaan sebelum tidur Menonton Tv Tidak ada

6. Pola Kognitif –Perseptual


a. Setatus mental :Orientasi normal,dan memori baik
b. Kemampuan pengindraan ;klien mengatakan tidak ada gangguan
penglihatan, pendengaran, pengucapan, peraba, dan penciuman.
c. Pengkajian nyeri :
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
7. Pola Persepsi Konsep Diri
a. Harga diri:
Klien menganggap sejak sakit ini klien merasa tetap dihargai
dan dihormati oleh suami dan anaknya
b. Gangguan citra tubuh :
Klien mengatakan mengerti jika setelah operasi ada bekas luka di
mammae kanan, klien mengatakan menerima hasil luka operasi.
c. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya dan mendapatkan
pengobatan yang tuntas dan hasil operasi baik.
d. Peran diri :
Klien adalah ibu rumah tangga, dan seoran ibu, selama di RS sebagai
klien, Ny. S bersikap baik dan kooperatif dengan program terapi.
e. Identitas diri :
Klien mengatakan sebagai seorang istri dari suami dan ibu bagi anak-
anaknya sebagai ibu rumah tangga.
8. Pola Peran dan Hubungan
a. Sebelum Sakit: Klien mengatakan memiliki hubungan yang harmonis
dengan keluarganya,dan kilen mengatakan sebagai istri dari suaminya,
dan ibu dari anak-anaknya,seorang ibu rumah tangga, dan hubunganya
dengan masyarakats angat baik.
b. Selama Sakit: Klien mengatakan hubunganya dengan keluarga dan
pasien lainya sangat baik
9. Pola Seksualitas Reproduksi
a. Sebelum Saki:Saat ini klien sudah menikah dan memiliki 2 anak
b. Selama Sakit : Usia klien sudah lanjut sehingga tidak mempunyai
keinginan untuk memiliki anak lagi
10. Pola Mekanisme Koping
a. Sebelum Sakit : Kilen mengatakan bila mempunyai masalah selalu
didampingi keluarga
b. Selama Sakit : Keluarga selalu mendampingi klien saat dirumah sakit
11. Pola Nilai dan Keyakinan
a. Sebelum Sakit:Klien mengatakan taat melakukan sholat 5 waktu dan
berdoa
b. Selama Sakit: Klien mengatakan hanya dapat beribadah ditempat tidur
dan berdoa agar segera pulih dari penyakitnya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan/Penampilan Umum
a. Kesadaran:Composmetis
b. Tanda-TandaVital

• Tekanan Darah :110/70 mmHg

• Nadi
- Frekuensi:85 x/menit
- Irama :Teratur
- Kekuatan :Kuat
• Pernafasan
- Frekuensi:20 x / menit
- Irama : Teratur
• Suhu: 38º C
2. Kepala

• Bentuk Kepala : Mesocephal

• Kulit Kepala :Bersih, tidak ada lesi

• Rambut : lurus,bersih
3. Muka
a.Mata
• Palpebra : Simetris

• Konjungtiva :Tidak anemis

• Sclera :Tidak ikterik

• Pupil : Isokhor

• Diameter ki/ka :± 2 mm /± 2 mm

• Reflek Terhadap Cahaya ki/ka : ⁺/₊

• Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan alat bantu


b.Hidung
• Fungsi penghidug : Normal

• Sekret :Tidak ada sekret

• Nyerisinus : Tidak ada nyeri sinus

• Polip :Tidak ada polip

• Napas Cuping hidung :Tidakadanafascupinghidung


c.Mulut
• Kemampuan bicara: Normal
• Keadaan bibir :Bersih
• Selaput mukosa :mukosa bibir kering
• Warna lidah :Merah muda
• Keadaan gigi : Bersih
• Bau nafas :Tidak bau nafas
• Dahak :Tidak ada dahak
d.Gigi :
• Jumlah :Lengkap
• Kebersihan : Gigi tidak berlubang, bersih
• Masalah :Tidak ada
e.Telinga :
• Fungsi pendengaran:Tidak mengalami gangguan pendengaran
• Bentuk: Simetris ki/ka
• Kebersihan:Bersih
• Serumen:Tidak ada serumen
• Nyeri telinga:Tidak ada nyeri tekan
4. Leher :
• Bentuk :Normal
• Pembesaran tyroid:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
• Kelenjar getah bening:Tidak teraba benjolan
• Nyeri waktu menelan:Tidak ada nyeri menelan
• JVP :Tidak ada peningkatan JPV
5. Dada(Thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada ki/ka sama
Palpasi : Vokal premitus ka/ki sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Suara vesiculer
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :Ictus cordis terraba di ICS 5
Perkusi :Pekak
Auskultasi : BJ 1 BJ II terdengar ( Lup Out ) irama reguler
6. Abdomen
Inspeksi : Simetris datar, tidak ada luka atau jejas
Auskultasi : Peristalti kusus 16x/ menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7. Genetalia :Bersih, tidak tampak ada kelainan,tidak terpasang kateter
8. Rektum : Bersih , tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas
Atas
• Kekuatan otot kanan dan kiri :5/5

• ROM kanan dan kiri : Norma / Aktif

• Perubahan bentuk tulang : Tidak ada

• Perabaan Akral :Hangat

• Pitting edema :Tidak ada

• Terpasang infus : Terpasang infus sebelah kiri


Bawah
• Kekuatan otot kanan dan kiri :5/5

• ROM kanan dan kiri : Normal/Aktif

• Perubahan bentuk tulang : Tidak ada

• Perabaan Akral :Hangat

• Pitting edema :Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium

Hari/Tanggal/ Jenis Nilai Satuan Hasil Keterangan


Jam Pemeriksaan Normal Hasil
Rabu 10 Juli Darah rutin
2020
Eritrosit 3,8 x 10⁶ uL 4,0-5,0x Rendah
10 ⁶

Leukosit 15.0 x uL 5,0-10,0 Tinggi


10ᶾ x 10ᶾ
Hematokrit 32 % 40-50 Rendah
Trombosit 321 x 10ᶾ gr/mmᶾ 150-400 Nomar
Haemoglobin 10,7 gr/dL 12,0-14,0 Normal
LED 14 mm /jam <15 Rendah

Glukosa 111 mg/dL 70-115 Normal

Kamis 11 Klimiadarah
Juni 2020
Natrium 141 Mmol/L 135-145 Normal

Kalium 3,7 Mmol/L 3,5-5,0 Normal


2. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan : Rabu 10 Juni 202

Jenis Pemeriksaan Hasil


Pemeriksaan

Rontgen Masih terdapat nodus pada


payudara yang telah
dilakukan mastektomi

VI. TERAPI MEDIS

Hari/Tanggal/ Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi &


Jam Kandungan Farmakologi

Rabu 10 Juni Cairan IV: RL 500 ml Golongan kristatolit Untuk menambah


2020 20 tpm elektrolit cairan tubuh

Obat Peroral:
-Cefotaxim

1 x 1 Antibiotik Membunuh mikroba


-Ketorolac
gr/hari
-Ranitidin 3 x 1 Analgetik Menggurangi rasa
Amp / nyeri
hari

2x1
gm/ Antiemetik
hari Mengurangi mual dan
muntah

VII. ANALISA DATA


Nama : Ny. S No. CM: 1310xxx
Umur :42 tahun Diagnosis Medis : Ca Mammae

No. Hari/Tgl/ Data Problem Etiologi Symptom


Fokus
Jam

1. Rabu 10 Juni DS:Klien mengatakan nyeri luka op Nyeri Agen Gejala dan
2020 dibagian mammae kanan akut(D.00 Pencedera tanda mayor
77) fisik
14.00 P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring Subjektif
kanan dan saat bergerak
-Mengeluh
Q : Nyeri sepertiditusuk- tusuk nyeri
R : Nyeri didaerah luka OP payudara Objektif
bagian kanan
-Tampak
S :Sekala 6 meringis
T :Hilang timbul selama 5 menit -Gelisah
-Bersikap
DO: proktetif
- Klien tampak kesakitan bila miring
kekanan
- Memegang area yang sakit
- Luka post op ca mammae
-TD : 110/70
N: 85 x / menit
RR : 20 x / menit
S : 38 º C

2. Rabu, 10 Juni DS :Klien mengatakan nyeri diluka Resiko Faktor


2020 post op mammae kanan infeksi resiko
(D.0142) - Efek
prosed
DO :
ur
- Ada luka post op ca mammae invasif

- Luka bersih
- Tidak ada pus
- Disekitar luka kemerahan
- Tidak bengkak
- S : 38º C

VIII. PRIORITAS DIAGNOSIS


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera
fisik (D.0077)
2. Resiko infeksi (D.0142

IX. RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny. S No.CM:1310xxx

Umur : 42 Tahun Diagnosis Medis: Ca Mammae

NoDx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Nyeri (I.08238)
selama 2 x 24 jam, maka kontrol • Identifikasi
nyeri meningkat dengan kriteria lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,k
ualitas,intensitas nyeri,
hasil : • Identifikasi respon nyeri non verbal
• Berikan non farmakologi untuk
- Melaporkan nyeri yang
mengurangi rasa nyeri (terapi musik)
terkontrol meningkat
• Ajarkan Teknik nonfarmakologi
- Kemampuan mengenali kapan untuk mengurangi rasa nyeri
nyeriterjadi meningkat • Kolaborasi pemberian analgetik
- Kemampan mengenali
penyebab nyeri meningkat
- Kemampuan menggunakan
Teknik non-farmakologi
meningkat

2. Tujuan&Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


Setelah dilakuakan intervensi 1. Perawatan Luka (I.14564)
selama 2 x 24 jam tingkat infeksi
• Monitor karakteristik luka
menurun,dengan kriteria hasil :
(mis,drainase,warna,ukuran,bau)
- Kemerahan menurun • Pertahankan Teknik steril saat
- Nyeri menurun melakukan perawatan luka
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Demam menurun
• Kolaborasi pemberian antibiotik

X. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S No.CM:1310xxx
Umur : 42 Tahun Diagnosis Medis: Ca mammae

Hari/Tgl No Dx Implementasi Respon Ttd


/Jam

Rabu, 10 Juni 1 Mengidentifikasi S:Klien mengatakan Umu


2020 lokasi,karakteristik,durasi,fre nyeri luka op dibagian
kuensi,kualitas,intensitas mammae kanan
14.00
nyeri
P : Nyeri dirasakan saat
digunakan miring kanan
dan saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : Nyeri didaerah luka
OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5
menit

O:Klien tampak
meringis menahan sakit

14.30 2 Memonitor karakteristik luka S ;Klien mengatakan Umu


(mis,drainase,warna,ukuran,b nyeri pada luka op
au)

O:
- Luka bersih, tidak
ada pus,tidak
bengkak ,disekitar
luka kemerahan,
suhu sekitar luka
hangat
- S : 38º C

15. 30 1 Memberikan nonfarmakologi S : -Kilen mengatakan Umu


untuk mengurangi rasa nyeri nyeri sedikit berkurang
(terapi musik) dengan terapi musik

O:
- Klien dapat
medemostrasikan
dengan benar
- Klien tampak lebih
tenang

16.30 2 Menjelaskan tanda dan gejala S :Klien dan keluarga Umu


infeksi mengatakan paham
mengenai tanda dan
gejala infeksi

O ;Klien dan keluarga


kooperatif
17.30 1,2 Memberikan obat antibiotik S ;Klen mengatakan Umu
dan analgesic yaitu ceftriaxone nyeri sudah mulai
dan ketorolac inj berkurang

O:
- Terapi obat masuk
melalui selang
intravena
- Klien terlihat
kesakitan saat obat
masuk

Kamis 11 Juni 1 Mengidentifikasi respo nnyeri S :Klen mengatakan Umu


2020 non verbal masih nyeri tetapi yang
dirasakan nyeri ringan
08.00

O :Klien tampak lebih


nyaman dan rileks

09.00 1 Mengajarkan mengunakan S :Klien mengatan nyeri Umu


non farmakologi untuk berkurang
mengurangi rasa nyeri (terapi
musik)
O : -Klien dapat
mendemonstrasikan
dengan benar
-Klien lebih nyaman dan
rileks

10.00 2 Memertahankan Teknik steril S :Klien mengatakan Umu


saat melakukan perawatan luka senang karena kassa
sudah diganti

O :Klien tampak nyaman


- Luka bersih dan
kering
- Disekitar luka sudah
tidak kemerahan
- S : 36.9º C

13.00 1,2 Memberikan obat analgesic S :Klien mengatakan Umu


dan antibiotic yaitu ceftriaxone bersedia di injeksi
dan ketorolac inj intaselang

O :Terapi obat masuk


melalui selang intravena

XI. EVALUASI KEPERAWATAN


Nama : Ny. S No.CM :1310xxx
Umur :42 Tahun Diagnosis Medis: Ca Mammae

No Dx Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd

1 Rabu 10Juni 2020 S:Klien mengatakan masih nyeri pada luka op Umu
dibagian mammae kanan
17.00
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan
saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
O:Klien tampak meringis kesakitan, terdapat bekas
post op TD : 110/70 mmHg
A :Masalah nyeri belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Memberikan nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri (terapi musik)
- Kolaborasi pemberian analgetik
2 Rabu 10Juni 2020 S:Klien mengatakan masih nyeri pada luka post op Umu
17.00 O: -Luka bersih,tidak ada pus, tidak bengkak,
disekitar luka kemerahan, suhu sekitar luka teraba
hangat, s : 38ºC
A:Masalah resiko infeksi belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi pemberian antibiotic

1 Kamis 11 Juni S :Klien mengatakan nyeri berkurang dari sekala 4 Umu


2020 (cukup meningkat ) menjadi 2 (cukup menurun)
9.30
O :Klien tampak sangat rileks dan nyaman,sudah
dapat miring kekanan TD : 120/80 mmHg

A :Masalah nyeri belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi
- Berikan non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri (terapi musik)
- Kolaborasi pemberian analgetik

2 Kamis, 11 Juni S :Klien mengatakan nyeri berkurang dan sudah Umu


2020 agak nyaman dan mengatakan tidak ada gejala
infeksi
10.30

O :Klien tampak sangat nyaman luka bersih dan


kering, kassa bersih, tampak kooperatif, luka sudah
tidak kemerahan ,S :36.9 ºC

A :Masalah resiko infeksi teratasi


P :Hentikan intervensi
BAB IV: Pembahasan
Berdasarkan tujuan penulisan ini diperoleh gambaran yan jelas mengenai
proses keperawatan pada klien Ny S dengan diagnosa post op ca mammae dengan
masalah “ Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077) dan
Resiko infeksi (D.0142)” di ruang Dahlia RSUD Kota Surakarta pada tanggal
Rabu 10 juni 2020- Kamis 11 juni 2020 maka bab ini penulis membahas
kesenjangan antara teori dan praktek di peroleh sebagai hasil dari pelaksanaan
studi kasus
Dalam penyusunan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Ny S
penulis mengunakan Langkah – Langkah proses asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan,implementasi, dan evaluasi sebagai berikut.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengumpulan
data yang akurat dan sistematis dapat membantu dalam menentukan kasus
kesehatan klien dan merumuskan diagnosa keperawatan. Berdasarkan hasil
tersebut maka penulis mengadakan pengkajian pada Ny”S” dengan diagnosa
Post Op Ca.Mammae diruang Dahlia RSUD Kota Surakarta pada tanggal 10
juni 2020
1. Keluhan Utama
Nyeri luka post operasi

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Kilen mengatakan mengeluh nyeri pada luka post op
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
keluarga membawa klien ke RSUD Surakarta pada hari selasa 9 juni 2020
dan klien terdapat luka post operasi dan klien pernah dirawat RS untuk
menjalani kemoterapi ke 3, Hasil pemeriksaan TTD : TD : 110/70, N: 85 x /
menit, RR : 20 x / menit ,S : 36,9 º C
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit untuk operasi
pengangkatan benjolan pada payudara bagian kanan dan sudah melakukan
kemoterapike 3

2. Diagnosa
Berdasarkan hasil pengumpulan data maka dapat ditegakan 2 diagnosa
keperawatan antara lain :
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
DS:
Klien mengatakan nyeri luka op dibagian mammae kanan
P : Nyeri dirasakan saat digunakan miring kanan dan saat bergerak
Q : Nyeri sepertiditusuk- tusuk
R : Nyeri didaerah luka OP payudara bagian kanan
S :Sekala 6
T :Hilang timbul selama 5 menit
DO:
- Klien tampak kesakitan bila miring kekanan
- Memegang area yang sakit
- Luka post op ca mammae
-TTV : TD : 110/70, N: 85 x / menit, RR : 20 x / menit, S : 38 º C
b) Resiko infeksi (D.0142)
DS :Klien mengatakan nyeri diluka post op mammae kanan
DO :
-Ada luka post op ca mammae
-Luka bersih
-Tidak ada pus
-Disekitar luka kemerahan
-Tidak bengkak
-S : 38º C
3. Intervensi
Tujuan yang diharapkan dari kedua diagnosa keperawatan tersebut mengenai
Asuhan keperawatan klien dengan Post op Ca.Mammae adalah nyeri yang
dirasakan oleh klien hilang dan klien mampu beraktivitas kembali dan resiko
infeksi dapat teratasi dan luka segera membaik. Untuk mencapai tujuan tersebut
peneliti menyusun beberapa rencana keperawatan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
• Manajemen Nyeri (I.08238)
-Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas
nyeri,
-Identifikasi respon nyeri non verbal
-Berikan non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (terapi musik)
-Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
-Kolaborasi pemberian analgetik
2. Resiko infeksi (D.0142)
• Perawatan Luka (I.14564)
-Monitor karakteristik luka (mis,drainase,warna,ukuran,bau)
-Pertahankan Teknik steril saat melakukan perawatan luka
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Kolaborasi pemberian antibiotik
4. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk
membantu klien khususnya pada Ny.S dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik. Dalam melaksanakan tindakan
tersebut meliputi tindakan mandiri,pendidikan kesehatan dan kolaborasi.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Rencana intervensi
yang diimplementasikan pada hari pertama sampai kedua hari antara lain,
Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri,
Identifikasi respon nyeri non verbal, Berikan non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi musik), Ajarkan Teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri, Kolaborasi pemberian analgetik
2. Resiko infeksi intervensi yang diimplementasikan pada hari pertama
sampai kedua hari antara lain, Monitor karakteristik luka
(mis,drainase,warna,ukuran,bau), Pertahankan Teknik steril saat
melakukan perawatan luka, Jelaskan tanda dan gejala infeksi, Kolaborasi
pemberian antibiotik
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, evaluasi
dilakukan untuk menilai apakah tujuan yang di tetapkan tercapai atau tidak.
Apakah masalah keperawatan yang dialami klien teratasi atau belum
teratasi. Hasil evaluasi pada Ny”S” selama 3 hari yaitu :
a. Masalah Belum Teratasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Masalah Teratasi
Resiko infeksi (D.0142)
BAB V
Penutup
1. Kesimpulan

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel


kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (American Cancer Soxiety, 2013).

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal


mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kemenkes, 2017)

Berdasarkan hasil Analisa data didapatkan ada dua diagnosa keperawatan yang
diangkat berdasarkan diagnose keperawaran yaitu : Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik ,Resiko infeksi .

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada studi kasus ini dilaksanakan


selama kurang lebih 2x24 jam dan sesuai dengan intervensi yang sudah di
buat. Pada dasarnya rata-rata intervensi yang telah direncanakan dapat
diimplementasikan dengan baik, penulis juga menemukan faktor
penunjang yaitu respon dan tanggapan yang baik dari klien dan keluarga
serta kerjasama yang baik antara penulis, dokter dan perawat yang ada di
Ruang Aster.

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan


keperawatan yang telah dilakukan kurang lebih 2x24 jam. Pada asuhan
keperawatan Ny.S didapatkan bahwa ada 1 masalah keperawatan yang belum
teratasi yaitu, nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dan masalah
yang dapat teratasi yaitu resiko infeksi menunjukan perubahan sesuai dengan
tujuan sehingga masalah keperawatan dapat teratasi.

2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menggunakan saran-saran
yang kiranya dapat bermanfaaat bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan
1. Diharapkan kepada perawat,agar dapat melaksanakan pengkajian pada
klien hendaknya menggunakan teknik wawancara,observasi,dan
pemerikssaan fisik untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan acuan
dalam menegakkan diagnosa.

2. Diharapkan kepada perawat, agar dapat melakukan dan menetapkan


diagnosa keperawatan hendaknya memperlihatkan secara keseluruhan apa
yang menjadi keluhan pasien

3. Diharapkan kepada seluruh rekan perawat agar rencana tindakan yang


akan dilaksanakan pada klien hendaknya di sesuaikan dengan kondisi
penyakit klien.

4. Diharapkan kepada petugas rumah sakit khususnya perawat agar dalam


melakukan implementasi keperawatan hendaknya memperlihatkan dan
memfokuskan Asuhan keperawatan kepada klien sesuai dengan kebutuhan
klien.
Daftar Pustaka

American Cancer Society. (2013). Brearst cancer.Brearst Cancer Facts & Figure
Erik, T. (2013). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta: Gramedia.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan PenatalaksanaanKankerPayudara. Kementerian
Kesehatan RI: Jakarta
Astuti, P., dkk. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap Nyeri Pada Pasien
Kanker Payudara di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya. Journal Ilmiah Kesehatan
Volume 9 nomor 2, (221-226)
Auran, K., P., isfandiarti, M., A. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Pengobatan
Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Wisnuwardhana. Journal Promkes Volume 3
Nomor 2, (218-228)
Kementerian Kesehatan RI. (2015). SituasiPenyakitKanker.Kesehatan RI: Jakarta
Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. 2015. Buku 1 Patofisiologi “KosepKlinis Proses-Proses
Penyakit”, edisi : 4. Jakarta : EGC.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 2014. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 20016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun2015.
Doenges, Marilynn, E. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan
Keperawatan Pasien, Edisi 2. Jakarta:EGC.
Dyanna, Lenny. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Mekanisme
Koping Pasien Post Op Operasi Mastektomi. Journal Keperawatan volume
2 nomor 1
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Profil Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Ajak Masyarakat Cegah dan Kendalikan Kanker.
Kementrian Kesehatan Republic Indonesia. (2015). Infodatin Situasi Kanker
Payudara.
Noorhidayah. (2015). Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Penyakit Kanker Payudara Pada Pasien Yang Dirawat di Ruang Kemotrapi
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Journal
Citra Keperawatan Volume 3 Nomor 1, (45-56)
Pinendedi. (2015). Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan
Diri Terhadap Kemandirian Personal Hygiene Pada Pasien di RSJ. Journal
Keperawatan Volume 4 Nomor 2
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
Priyatin, C., Ulfiana, E., Sumarni, S. (2013). Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Kanker Payudara di RSUP Kasiadi Semarang. Journal Kebidanan Volume
Nomor2,(2089-7669)
Putra., S., R. (2015). Kanker Payudara Lengkap. Yogyakarta:Laksana. Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Wahab Sjahranie. (2017). Profil 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
WahabSjahranie10PenyakitTerbanyak.
Wijaya Andra Saferi, dkk . 2013. Kmb 2,Keperawatan Medikal Bedah ,Keperawatan Dewasa
.Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai