DISUSUN OLEH :
SRI MAULIYAH K
NUR PUTRI UTAMI
KAMELIA DARUS
ANDI MUH. ALI IMRAN
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga diharapkan mampu mengetahui dan
memahami tentang Perawatan Bayi Premature di Rumah
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit
keluarga diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang pengertian bayi premature
2. Mengetahui tentang penyebab bayi lahir premature
3. Mengetahui tentang tanda – tanda bayi prematur
4. Mengetahui Masalah yang terjadi pada Bayi Premature
5. Mengetahui hal-hal yang harus diwaspadai orang tua
II. Sasaran
Sasaran ditujukan keluarga diruang perawatan NICU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar
III.Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah,diskusi
2. Media : Leaflet
IV. Setting
Keluarga duduk berhadapan dengan penyaji
Keterangan :
: : Penyuluh/Perawat pelaksana
: Keluarga
V. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media/
2
Metode
1 Fase - Salam Pembuka Menjawab salam 5 menit verbal
Pendahuluan - Memperkenalkan diri Mendengarkan
- Menyampaikan topik Menjawab
dan tujuan penyuluhan pertanyaan
- Mengkaji pemahaman awal penyuluh
klien dan keluarga tentang
Perawatan Bayi Premature di
Rumah
2. Fase Kerja 1. Penyampaian Materi Mendengarkan 20 menit Banner
Penyaji menjelaskan tentang: dengan penuh
a. Pengertian Bayi Premature perhatian
b. Penyebab Bayi Lahir
Premature
c. Tanda – tanda Bayi
Premature
d. Masalah yang terjadi pada
Bayi Premature
e. Perawatan Bayi Premature di Bertanya 5 menit Diskusi
Rumah
f. Hal – hal yang harus
diwaspadai orang tua
2. Tanya Jawab
Memberikankesempatan kepada Menjawab 7 menit MetodeTe
pasien & keluarga untuk pertanyaan ach Back
bertanya
3. Evaluasi
Memberikan pertanyaan
tentang:
a. Pengertian Bayi Premature
b. Penyebab Bayi Lahir
Premature
c. Tanda – tanda Bayi
Premature
d. Masalah yang terjadi pada
Bayi Premature
e. Perawatan Bayi Premature di
Rumah
g. Hal – hal yang harus
diwaspadai orang tua
3
VII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
Kontrak waktu pertemuan dengan dan keluarga jelas
Kesiapan penyuluh dan media dari edukator
b. Evaluasi Proses
Peserta
- Keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai.
- Keluarga mampu menyebutkan kembali poin-poin yang disampaikan penyaji
- Keluarga aktif bertanya (min. 1 pertanyaan)
Penyuluh
- Mampu memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Mampu menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungjawab.
LAMPIRAN MATERI
BAYI PREMATURE
4
A. PENGERTIAN
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur
ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003).
B. PENYEBAB
5
membran hialin dan aspirasi pneumonia. Di samping itu sering timbul pernafasan
periodik (pheriodic breathimh) dan apnea yang disebabkan oleh pusat pernafasan di
medulla belum matur
3 Gangguan alat pencernaan dan masalah nutrisi : distensi abdomen akibat dari
motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, laktosa,
vitamin yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang, kerja dari
sfingter kardio-esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi
isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi;
4 Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbillirubinemia dan defisiensi vitamin K
5 Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urin yang
sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh
dan elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema dan asidosis
metabolic
6 perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh, kekurangan faktor
pembekuan seperti protrombin, dan faktor Chrismas
7 Gangguan imunologik, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
rendahnya kadar IgG gamma glubolin, bayi prematur relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih
belum baik
8 Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan
intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita
apnea, asfiksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Akibatnya bayi menjadi
hipoksia, hipertensi dan hiperkapnia. Keadaan ini menyebabkan aliran darah ke
otak akan lebih banyak lagi karena tidak adanya otoregulas, sereblar pada bayi
prematur, sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang
rapuh dan iskemia di lapisan germinal yang terletak di dasar ventrikel lateralis
antara nukleus dan ependim. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat
didiagnosis dengan ultrasonografi atau CT scan (Prawirohardjo, 2006).
Untuk merawat bayi prematur memang dibutuhkan penanganan khusus, dan peran ibu
sangat penting. Hal itu karena organ-organ tubuh bayi belum berkembang secara
maksimal dan bayi prematur ini sangat rentan terhadap infeksi. Sehingga risiko
mengalami gangguan kesehatan sangat tinggi (Hoffman, Rudolph, 2006).
Langkah-langkah perawatan lanjutan bayi prematur di rumah di antaranya adalah:
1. Asupan gizi
Bayi prematur membutuhkan susu berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan,
ibu-ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memperoleh
ASI yang proteinnya lebih tinggi dibanding dengan ibu yang melahirkan bayi yang
cukup bulan. Kalaupun ibu mengalami masalah dengan ASI-nya, ada susu khusus
yang diperuntukkan bagi bayi prematur. Yang harus diingat, karena kapasitas saluran
cernanya masih amat terbatas, maka pemberian susu sebaiknya jangan terlalu banyak.
Namun, agar kebutuhannya tercukupi, tingkatkan frekuensi pemberiannya. Jika bayi
tidak dapat menyusu dengan cukup baik guna mendaptkan volume susu yang banyak
ibu hendaknya memberikan perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian
7
makan alternatif. Ibu dapat memberikan makan dengan cangkir, cangkir dan sendok,
atau alat lain yang bersih.
2. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil.
Oleh karenanya, orang tua harus mengusahakan agar lingkungan sekitarnya tidak
memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Langkah yang bisa ditempuh
dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin, sehingga
dapat mempengaruhi suhu tubuhnya.
3. Pastikan semuanya bersih
Seperti sudah disebutkan diatas, bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan
infeksi. Karenanya orang tua harus berhati-hati menjaga keadaan sikecil supaya tatap
bersih sekaligus memanimalisasi kemungkinan terserang infeksi. Salah satu langkah
penting yang disarankan adalah imbauan bagi siapa saja yang akan memegang bayi
supaya mencuci tangan terlebih dahulu. Kalau ada anggota keluarga yang sakitpun
sebaiknya jauh-jauh saja dari si kecil.
4. BAK dan BAB BAK dan BAB bayi prematur masih terhitung wajar, kalau setelah di
susui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa
diberi susu pun bayi terus BAK atau BAB. Untuk kasus seperti ini, tak ada jalan lain
kecuali segera membawanya ke dokter.
5. Berikan stimulus yang sesuai Setelah dipastikan 4 hal tersebut tidak ada masalah,
orang tua tidak perlu khawatir untuk melakukan aktivitas rutin lainnya. Semisal
mengajaknya bermain, menimang, menggendong, dan sebagainya. Untuk merangsang
indra penglihatannya, tunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar-gambar
dan mainan berwarna cerah, serta ekspresi wajah ayah dan ibu. Berikan stimulus yang
sesuai dengan usianya (Maulana, 2009).
6. Metode kanguru Kangaroo Mother Care (KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL)
adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi
dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat
dimulai segara bayi lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit
di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap bisa di rawat dengan KMC meskipun belum
bisa menyusu. Berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
umum (Depkes, 2003, hlm. 107). Metode kanguru merupakan salah satu metode
perawatan bayi berat lahir rendah untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir,
metode kanguru merupakan perawatan bayi baru lahir dalam keadaan telanjang, bayi
8
hanya memakai popok dan topi, dan bayi diletakkan secara vertikal/tegak didada
antara ke dua payudara ibu, di mana ibu dalam keadaan telanjang dada, kemudian
diselimuti (Maryuni & Nurhayati, 2009).
7. Pemijatan bayi Ternyata, dari kebanyakan penelitian melaporkan bayi prematur yang
biasanya lahir dengan berat badan lahir rendah mengalami kenaikan berat badan yang
lebih besar dan berkembang lebih baik setelah dilakukan pemijatan secara teratur.
Pemijatan bayi dengan berat badan lahir rendah bisa dilakukan setelah bayi dalam
keadaan stabil, telah melampaui masa kritis dan dapat dilakukan tiga kali dalam
sehari. Waktu memijat bayi yang terbaik apabila orang tua dan bayi telah siap
memulai, pagi hari sebelum mandi atau sebelum makan, siang hari sebelum minum,
dan sore hari sebelum minum atau sebelum tidur. Alat-alat yang perlu dipersiapkan
sebelum memijat bayi yaitu, lotion atau minyak minyak yang lembut,
selimut/popok/kain bedong, handuk, dan pakaian ganti bayi.
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pemijatan bayi yaitu:
a. letakkan bayi dalam posisi telungkup atau telentang
b. lakukan pijatan dengan kekuatan tekanan sedang selama 1 menit pada bagian
kepala dan muka, pundak, punggung, kaki dan tangan
c. lakukan gerakan dari atas kepala, kebawah bagian muka, ke atas bagian kepala,
dan seterusnya
d. lakukan gerakan dari belakang leher, ke bahu, dan seterusnya
e. lakukan gerakan dari atas punggung ke pinggang, kembali ke punggung, dan
seterusnya
f. lakukan dari paha ke bawah, kembali ke paha, kemudian ke bawah dan lakukan
usapan pada kedua kaki
g. lakukan gerakan dari pangkal lengan ke bawah, ke atas pangkal lengan, ke
bawah, dan seterusnya
h. letakkan bayi dalam posisi telentang, lakukan dan rentangkan tiap-tiap lengan
dan kaki setelah dipijat (Maryuni & Nurhayati, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
10
Gupte, S, M.D. 2004. Panduan Perawatan Anak, Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Nurhayati & Maryuni. 2009. Asuhan Kegawat daruratan dan Penyulit Pada Neonatus, Jakarta
: CV Trans Info Media.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika.
Surasmi A, Handayani S., Kusuma H. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.
Prawihardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. Cetakan kedelapan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
_____________. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
11