Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI PREMATUR

Pokok Bahasan : Neonatus


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Bayi Prematur
Sasaran : Ibu hamil dan Ibu nifas
Hari/ Tanggal : Senin/ 15 November 2021
Waktu : 09.00 – 10.00 Wita
Tempat : Ruang Perinatologi
Penyuluh : Ns. Luh Sri Danasanthi, S. Kep

A. Latar Belakang Penyuluhan


Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). . Bayi prematur
adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500
gram (Manuaba, 2008).
Prematuritas berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas balita. Kelahiran
prematur merupakan salah satu penyumbang terbesar pada kematian perinatal dan
kesakitan neonatus, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sulistiarini & Berliana,
2016). Menurut WHO (2012) dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(2008), prematuritas merupakan penyebab kematian kedua pada balita setelah pneumonia
dan merupakan penyebab utama kematian neonatal.
Diperkirakan sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia setiap tahunnya
dan jumlah ini semakin meningkat . Indonesia merupakan Negara kelima tertinggi
di dunia dengan jumlah bayi premature sekitar 675.700 per tahun. Kejadian
hambatan pertumbuhan pasca kelahiran bayi premature masih cukup tinggi. Oleh
karena itu, manajemen nutrisi dan perawatan pada bayi premature dan bayi berat
badan lahir rendah ( BBLR) atau bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) sangat
penting untuk mencegah terjadinya gagal tumbuh pada bayi premature. Selain
perawatan secara medis, orang tua bayi juga perlu diberikan edukasi yang cukup
agar mampu merawat bayi yang prematur di rumah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018 menyebut dalam situs
resminya bahwa setiap tahun terjadi 15 juta kelahiran bayi prematur di seluruh

1
dunia. Indonesia sendiri menempati urutan ke 5 sebagai negara dengan kelahiran
prematur tinggi, yakni sekitar 675.700 kelahiran. Sedang, data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018 menunjukan, 48 kelahiran
prematur di Indonesia disebabkan oleh kondisi anemia ibu selama kehamilan.
Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi yang terjadi sebelum masa
kehamilan 37 minggu. Berdasar fakta medis, diketahui bahwa paru-paru janin baru
berfungsi dengan baik setelah usia kehamilan 35 minggu, dan otak janin baru
sempurna di usia kehamilan 37 minggu.
Kondisi yang paling umum dialami bayi prematur adalah gangguan
pernapasan, retinopati prematuritas, anemia, dan peningkatan risiko infeksi. Untuk
jangka panjang, anak yang lahir prematur memiliki risiko besar mengidap penyakit
seperti hipertensi dan diabetes saat anak bertambah besar. Risiko ini yang
menyebabkan bayi yang lahir prematur perlu mendapatkan perhatian dan perawatan
khusus sejak lahir. Bayi prematur perlu perlakuan dan nutrisi yang berbeda agar
dapat mengejar proses pertumbuhan mereka.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan orang tua memahami tentang
Perawatan Bayi Prematur.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti proses penyuluhan orang tua diharapkan dapat
a. Menjelaskan pengertian Bayi Prematur
b. Menyebutkan penyebab kelahiran bayi premature
c. Menyebutkan gejala bayi prematur
d. Menyebutkan komplikasi pada bayi prematur
e. Menyebutkan perawatan untuk bayi prematur

C. Materi Penyuluhan
Terlampir
D. MetodePenyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

2
E. Alat/ Media/ sumber
1. Media
a. Leaflet
b. Lembar balik
F. Sasaran
Ibu hamil dan ibu nifas
G. Waktu
1. Hari/ tanggal : Senin / 15 November 2021
2. Waktu : 09.00 – 10.00 WITA

H. Lokasi dan Setting Tempat


1. Lokasi : Ruang Perinatologi
2. Setting Tempat :

Penyaji

Moderator

Peserta Peserta Peserta Fasiitator

Peserta Peserta Peserta Fasiitator

Observer

3
I. Proses Penyuluhan

N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


o
1 5 Menit Pendahuluan
1. Memberi Salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan memperhatikan
4. Kontrak Waktu 3. Mendengarkan dan
5. Melakukan Apresepsi memperhatikan
4. Menyetujui kontrak waktu
5. Menyimak dengan
seksama
2 20 Pelaksanaan: Menyimak dan
Menit
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi:
1. Pengertian Bayi Prematur
2. Penyebab kelahiran bayi premature
3. Gejala bayi prematur
4. Komplikasi pada bayi prematur
5. Perawatan bayi prematur
3 10 Penutup Menjawab pertanyaan yang
Menit
1. Diskusi/ Tanya jawab diberikan oleh penyuluh
2. Evaluasi secara lisan
3. Reinforment
4. Menyimpulkan materi penyuluhan
5. Salam penutup

4
J. Pengorganisasian
1. Moderator : Ni Luh Ayu Karmini,Amd. Kep
2. Penyaji/ Penyuluh : Ns. Luh Sri Danasanthi, S. Kep
3. Notulen : Ni Putu Melia Santi, A.Md. Keb
4. Observer : Ni Wayan Ari Suantari,S.Tr, Keb
5. Fasilitator : Ni Luh Ria Aryanti, A.Md.Kep

K. Hasil Kegiatan
1. Struktur
a. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semua lengkap
dan bisa digunakan saat ceramah dan Tanya jawab. Media dan alat yang
diperlukan adalah :
- Leaflet sudah disiapkan dan sudah dicetak
- Materi penyuluhan dalam bentuk leaflet dan lembar balik sudah
disiapkan
- Informasi secara lisan terkait rencana penyuluhan sudah diinformasikan
satu hari sebelumnya.
2. Proses
a. Proses penyuluhan berjalan lancar, terjadi interaksi dua arah, sasaran dapat
menyimak dengan baik.
b. Kehadiran sasaran 10 orang
c. Sasaran tidak ada yang meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
3. Hasil Penyuluhan
a. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit ibu hamil dan ibu nifas
mampu
1) Mampu menjelaskan pengertian Bayi Prematur
2) Mampu menyebutkan penyebab kelahiran bayi premature
3) Mampu menyebutkan gejala bayi prematur
4) Mampu menyebutkan komplikasi pada bayi prematur

5
5) Mampu menyebutkan perawatan untuk bayi prematur
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai perawatan bayi premature
dan mampu mengaplikasikannya

L. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Media dan alat yang digunakan saat penyuluhan semua lengkap, media yang
digunakan adalah:
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
d. Lembar balik
2. Evaluasi Proses
a. Suasana tenang dan tidak ada yang mondar mandir
b. Selama proses berlangsung, diharapkan audience dapat mengikuti seluruh
kegiatan
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, ibu hamil dan ibu nifas
mampu:
1) Mampu menjelaskan pengertian Bayi Prematur
2) Mampu menyebutkan penyebab kelahiran premature
3) Mampu menyebutkan gejala bayi prematur
4) Mampu menyebutkan komplikasi pada bayi prematur
5) Mampu menyebutkan perawatan bayi prematur

6
MATERI PENYULUHAN PERAWATAN BAYI PREMATUR
A. Pengertian
Bayi prematur menurut WHO adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 ( di hitung dari HPHT). The American Academy of
Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut premature. Bayi
prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi kurang
dari 2500 gram ( Manuaba, 2008).
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir setelah 24 minggu dan sebelum 37
minggu kehamilan, dengan berat badan 2500 gram atau kurang saat lahir, terlepas
dari usia kehamilan tepat atau di bawah 37 minggu ( Brooker, 2008 ).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran premature ( Manuaba, 2008 ), diantaranya :
1) Faktor Ibu yaitu riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan
antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, penyakit jantung atau penyakit kronik
lainnya, hipertensi, unur ibu < 20 th atau > 35 th, infeksi, trauma, pekerjaan
yang berat, merokok.
2) Faktor janin yaitu cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah
dini dan infeksi.
3) Faktor Plasenta yaitu meliputi plasenta previa dan solusio plasenta yang bisa
menyebabkan kelahiran premature
4) Terjadinya produksi prostaglandin. Secara anatomis, kutub bawah
persambungan selaput janin dengan desidua yang menutupi koralis servikalis
tersambung dengan vagina. Meskipun demikian susunan anatomis ini
menyediakan jalan masuk bagi penyebaran mikroorganisme ke dalam jaringan
intrauteri dan kemudian menginvasi kantong amnion. Mikroorganisme ini
menginduksi pembentukan sitokinin yang memicu produksi prostaglandin dan
mendorong terminasi kehamilan lebih dini.
5) Terjadi pada wanita multipara, karena adanya jaringan parut uterus akibat
kehamilan dan persalinan sebelumnya. Yang menyebabkan tidak adekuatnya
7
persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan
mencakup uterus lebih luas. Plasenta yang melekat tidak adekuat ini
mengakibatkan isoferitin yang merupakan protein hasil produksi sel limfosis T
untuk menghambat reaktivitas uterus dan melindungi kehamilan di produksi
sedikit sehingga resiko kelahiran premature semakin meningkat.

C. Manifestasi Klinis
Menurut Kusuma H. dan Nurarif, A. H. (2012) manifestasi klinis bayi
prematur.
a. Berat badan kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kepala lebih besar dari badan.
d. Lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan
lengan
e. Lemak subkutan kurang.
f. Ubun – ubun dan sutura melebar
g. Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (pada wanita) dan pada pria testis belum turun.
h. Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik usus dapat terlihat.
i. Rambut halus dan tipis.
j. Banyak tidur dan tangis lemah.
k. Kulit tampak mengkilat dan licin
l. Pergerakan kurang dan lemah.
Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang
dan refleks batuk masih lemah.

D. Klasifikasi
Menurut ( Manuaba, 2008 ) klasifikasi dapat dibagi menjadi 3:
1) Bayi derajat premature di garis batas ( Border Line Prematur ) yaitu berat
badan bayi 2500 gram dengan masa gestasi 37 minggu.
2) Bayi premature sedang ( Moderately Prematur ) yaitu bayi yang dilahirkan
pada masa gestasi 31 – 36 minggu dengan berat badan 1500 – 2500 gram.

8
3) Bayi sangat premature ( Extremely Prematur ) yaitu bayi yang dilahirkan pada
masa gestasi antara 24 – 30 minggu dengan berat bayi berkisar antara 500 –
1400 gram.

E. Komplikasi
Komplikasi menurut (Proverawati, 2010) yaitu:
1) Gangguan pernafasan
a) Respiratory distress syndrome ( RDS), hal ini terjadi akibat paru-paru
serta seluruh sistem pernafasan belum dapat bekerja secara sempurna.
b) Asfiksia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur saat lahir.
c) Aspirasi mekoneum merupakan penyakit paru yang berat ditandai
dengan pneumonitis kimiawi dan obstruksi jalan nafas.
d) Retrolental Fibroplasia, hal ini disebabkan oleh gangguan pemberian
oksigen yang berlebihan . Pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi
akan memberikan vasokontriksi pembuluh darah retina
2) Gangguan Metabolik
a) Hipotermia : bayi premature akan dengan cepat kehilangan panas
tubuhdan menjadi hipotermi, karena pusat pengaturan panas tubuh
belum berfungsi dengan baik
b) Hipoglikemia : pada bayi premature bisa terjadi hipoglikemia karena
jumlah glukosa yang rendah karena cadangan glikogen belum
mencukupi.
3) Gangguan Imunitas
a) Gangguan imunologi bisa terjadi karena daya tahan tubuh terhadap
infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG.
b) Ikterus
4) Gangguan Sistem Peredaran Darah
a) Perdarahan intraventricular haemorrhage ( IVH) yaitu perdarahan kecil
dalam lapisan germinal ventrikel lateral otak yang sering dijumpai pada
pemeriksaan ultrasonografi bayi premature.
b) Anemia disebabkan oleh supresi eritropoesis pasca lahir, persediaan zat
besi janin yang sedikit, bertambah besarnya volume darah akibat
pertumbuhan yang lebih cepat.
9
c) Gangguan jantung, kejadian PDA ( Patent Ductus Arteriosus ) sering
ditemukan pada bayi premature, karena penutupan ductus arteriosus
yang tertunda akan mengakibatkan penurunan oksigen ke sirkulasi
sistemik.
d) Gangguan pada otak : perdarahan intracranial sangat sering terjadi pada
bayi premature
5) Gangguan Cairan Elektrolit
a) Gangguan ginjal : kerja ginjal yang belum matang serta pengaturan
pembuangan sisa yang belum sempurna serta ginjal yang imatur baik
keadaan anatomis dan fisiologis
b) Gangguan Pencernaan dan Nutrisi : distensi abdomen akibat motilitas
usus berkurang, saluran cerna yang belum berfungsi sempurna
membuat penyerapan makanan tidak optimal
c) Gangguan Elektrolit : cairan yag diperlukan tergantung dari masa
gestasi, keadan lingkungan dan penyakit bayi.

F. Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan Medik menurut (Dewi, 2012)
1) Pengaturan suhu
Bayi premature sangat cepat kehilangan panas badan atau suhu tubuh bahkan
dapat terjadi hipotermia, oleh karena itu bayi di rawat dalam inkubator. Suhu
inkubator untuk bayi kurang dari 2000 gram adalah 35̊ C dan untuk berat 2000-
2500 gram maka suhunya 34̊ C.
2) Pencegahan infeksi
Bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi karena kadar immunoglobulin
yang masih rendah , aktifitas bakterisidial neutrofil, efek sitotoksik limfosit
juga masih rendah, fungsi imun belum dapat menidentifikasi infeksi secara
actual. Bayi akan mudah menghadapi infeksi terutama infeksi nosokomial.
Perawatan umum yang biasa dilakukan adalah tindakan aseptic,
mempertahankan suhu tubuh, membersihkan jalan nafas, perawatan tali pusat
dan memberikan cairan melalui infus
3) Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi pada bayi prematur

10
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi diantaranya menentukan pemilihan
susu, ASI, cara pemberian dan jadwal pemberian sesuai kebutuhan bayi
prematur.
4) Penimbangan berat badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi yang
berhubungan dengan daya tahan tubuh. Pemantauan dan monitoring harus
dilakukan secara ketat
5) Pemberian Oksigen
Ekspansi paru yang memburuk merupakan masalah serius bagi bayi prematur
yang dikarenakan tidak adanya surfaktan. Kadar oksigen yang tinggi akan
menyebabkan kerusakan jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan
kebutaan.
6) Bantuan pernafasan
Segera setelah lahir jalan nafas orofaring dan nasofaring dibersihkan dengan
hisapan lembut. Pemberian terapi oksigen harus hati- hati dan diikuti dengan
pemantauan tekanan oksigen darah arteri secara terus- menerus
7) Membantu beradaptasi
Perawatan di rumah sakit pada bayi yang tidk mengalami komplikasi bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kriteria pemulangan
untuk bayi prematur menggunakan patokan berat badan bayi, misal di
perbolehkan pulang jika BB bayi 2000 gram dan kondisi stabil.
8) Mengkaji kesiapan untuk intervensi terpilih
Yaitu beri stimulasi jika perlu pada status bayi dan kesiapannya, dorong fleksi
pada posisi terlentang dengan menggunakan gulungan selimut, berikan bayi
pembatas tubuh melalui pembedongan atau menggunakan gulungan selimut
pada tubuh dan kaki bayi

G. Perawatan bayi prematur di rumah


Perawatan bayi prematur di rumah sangat penting ketika bayi sudah di perbolehkan
pulang dari rumah sakit
1. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap normal, ibu bayi bisa melakukan skin to
skin contact agar bayi tetap hangat dengan metode kangguru
2. Pantau pemberian nutrisi pada bayi baik ASI ataupun PASI.
3. Menjaga kebersihan bayi, perawatan tali pusat yang benar
11
4. Lakukan pencegahan infeksi dengan orang tua mencuci tangan sebelum dan
sesudan memegang bayi
5. Menjemur bayi di pagi hari
6. Rutin memeriksakan kondisi bayi ke tempat kesehatan terdekat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Proverawati, A. 2010. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah ). NuhaMedika, Yogyakarta

Dewi,Vivian Nanny Lia. 2012. Asuhan Neonatus Bayi & Balita. Jakarta: Salemba Medika

Manuaba. 2008. Gawat darurat obstetric Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk
Profesi Bidan. Jakarta : EGC.

Brooker, Cris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai