DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-nya pun tidak
akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari ALLAH SWT.
Selain itu penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayahnya baik iman maupun islam. Dengan nikmat dan hidayahnya pula kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat ini. Penulis
juga menyadari dalam makala ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isinya maupun dari struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
yang gawat.Keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik
terganggu.
istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak dipakai, oleh karena
tetapi tidak pada tempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars
terganggu merupakan peristiwa yang dapat dihadapi oleh stiap dokter, karena
jarang yang menghadapi penderita untuk pertama kali adalah dokter umum
atau dokter ahli lainnya, maka dari itu, perlu diketahui setiap setiap dokter
perlu diingat adalah bahwa setiap wanita dalam masa reproduksi dengan
gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian
4
Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung
wanita terutama pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu,
berlipat ganda.
1.2 TUJUAN
ektopik
ektopik
5
d. Mahasiswa mampu memahami tentang manifestasi klinis dari
kehamilan ektopik
kehamilan ektopik
ektopik
kehamilan ektopik
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 PENGERTIAN
lokasi :
infundibulum, fimbria.
tanduk rudimenter.
yang paling banyak terjadi adalah di tuba, hal ini disebabkan oleh
7
b. Kelainan bawaan pada tuba
(Prawirohardjo, 2005).
a. Kehamilan Abdominal
seksio sesaria, dan pada kasus ini kehamilan berlanjut di balik plika
8
akan suatu kehamilan abdominal: 1) tidak tampaknya dinding uterus
letak janin abnormal, dan 5) tidak ada cairan amnion antara plasenta
dan janin. MRI dan CT-scan dapat memberikan visualisasi yang jauh
atau kalsifikasi. Karena letak janin yang sangat dekat dengan traktus
organ ibu di sekitarnya. Pada satu atau dua kasus yang telah
9
Penyulit utama adalah perdarahan yang disebabkan
resusitasi dan darah harus tersedia, dan pada pasien harus terpasang
10
b. Kehamilan Ovarium
terganggu.
c. Kehamilan Serviks
11
serviks disebabkan transpor zigot yang terlalu cepat, yang disertai
12
karena serviks mengandung sedikit jaringan otot dan tidak mampu
reproduksinya.
kehamilan serviks.
13
pada umumnya methotrexate hanya memberikan hasil yang baik bila
2.1.3 EPIDEMIOLOGI
14
kontrasepsi hanya menurunkan angka terjadinya kehamilan uterin,
multigravida.
2.1.4 ETIOLOGI
ektopik, yaitu :
tuba
kelok
tuba
15
1) Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba
d. Faktor lain:
2) Fertilisasi in vitro
5) Infertilitas
6) Mioma uteri
2.1.5 PATOFISIOLOGI
Pada keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujung atau sisi
16
endosalping dan mencapai lapisan miosalping dengan merusak
Stella.
17
konsepsi tidak sempurna atau tuntas, maka perdarahan akan terus
retrouterina.
lebih awal, karena pars isthmica adalah bagian tuba yang paling sempit.
minggu) karena lokasi tersebut berada di dalam kavum uteri yang lebih
berakibat fatal karena suplai darah berasal dari arteri uterina dan
18
akan meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya, seperti uterus,
sama seperti gejala pada kehamilan muda, seperti mual, rasa penuh
pada payudara, lemah, nyeri bahu, dan dispareunia. Selain itu pada
2.1.7 DIAGNOSIS
mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri
19
memperkuat dugaan KET. Namun sebagian besar pasien menyangkal
dengan denyut jantung janin dengan kavum uteri yang kosong, maka
pemeriksaan kadar hCG secara serial. Pada usia gestasi 6-7 minggu,
kadar hCG serum meningkat dua kali lipat setiap 48 jam pada
peningkatan kadar hCG serum dua kali lipat setiap 48 jam tidak lagi
20
terjadi setelah minggu ke-7 kehamilan. Oleh sebab itu, umumnya yang
USG atau bila pada pemeriksaan USG kantong gestasi tidak berhasil
tidak stabil.
2.1.8 KOMPLIKASI
a. Infeksi pelvik
21
d. Ruptur korpus luteum
2.1.9 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
22
methotrexate dosis tunggal adalah modalitas terapeutik paling
dari tuba,
serta
2. Penatalaksanaan Bedah
a) Salpingostomi
23
konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan dengan
b) Salpingotomi
c) Salpingektomi
berikut ini:
sebelumnya,
24
8) kehamilan heterotopik, dan
mesosalping.
25
2.1.10 PROGNOSIS
lain.
b) Bagi ibu
26
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN
1) Anamnesa :
a. Menstruasi terakhir.
d. Jenis kontrasepsi.
didokumentasikan.
27
f. Tanda-tanda vital.
2) Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan posisi sejajar posisi
yang didapatkan.
b. Nadi
c. Pernapasan
d. Suhu
28
3) Sistem Kardiovaskular
a. Bendungan vena
4) Sistem musculoskeletal
a. Postur tubuh
tungkai.
29
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum. Rekomendasi
tubuh.
c. Pengukuran pelviks
d. Abdomen
e. Toraks
Pada ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba
5) Sistem neurologi
6) Sistem integumen
30
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
7) Sistem endokrin
8) Sistem gastrointestinal
a. Mulut
dengan baik, ibu dapat dianjurkan kedokter gigi secara teratur karena
b. Usus
c. Sistem urinarius
31
Pengumpulan urine untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine
kemih dan zat yang ada dalam urine yang menandakan suatu
masalah.
1. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
2. Glukosa
3. Keton
4. Bakteri
9) Sistem reproduksi
32
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva dan anus perlu
pada perineum
1. Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
Chadwik.
16 minggu.
a. Urine :
lain menyebabkannya
Ginjal
b. Darah:
1. HB: 5 gr %
33
4. Leukosit: 8000-10.000 mm3
c. HCG :
d. Pemeriksaan USG:
Beberapa variabel janin dan plasenta lebih jelas dan lebih detail dan
3. TFU
dalam cm
punggung kanan
34
Leopold III : menentukan bagian terendah janin, apakah kepala
atau bokong
toksoplasma
35
2.2.2 DIAGNOSA
intraperitoneal.
2.2.3 INTERVENSI
Diagnosis 1:
Kriteria hasil:
Ibu menunjukan kestabilan /perbaikan keseimbangan
cairan yang di buktikan oleh tanda-tanda vital yang
stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, serta
frekuensi serta berat jenis urine adekuat.
36
Rencana Intervensi Rasional
Mandiri
keaadan hb klien
keluar.
Kolaborasi:
Diagnosis 2 :
Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba falopi,
perdarahan intraperitoneal.
Tujuan :
setelah di lakukan tindakan selama....x24 jam nyeri
berkurang.
Dengan kriteria hasil :
a. Nyeri yang di rasakan berkurang
b. Skala nyeri : 3
c. Klien tampak rileks
37
Rencana intervesi Rasional
teknik relaksasi (tarik nafas dalam rasa nyeri yang di rasakan menjadi
) berkurang.
kaku.
Diagnosa 3 :
Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang
pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber
informasi.
Tujuan :
Kreteria Hasil :
38
No Rencana Intervensi Rasional
(koping)
39
2.2.4 IMPLEMENTASI
2.2.5 EVALUASI
40
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Faktor mekanis
b. Faktor fungsional
dibuahi.
sebelumnya.
41
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan mohon
42
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan
43