Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

DENGUE HEMORRAGIC FEVER


PUSKESMAS CANDI
KECAMATAN CANDI, KABUPATEN SIDOARJO
AGUSTUS 2018

Disusun oleh:

Ayu Nindyawati Mustika


16710178

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH


DENGUE HEMORRAGIC FEVER
KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
AGUSTUS 2018

Disusun oleh:

Ayu Nindyawati Mustika, S.Ked


NPM: 16710178

Sidoarjo, Agustus 2018

Mengetahui,
Pembimbing Pembimbing Puskesmas
Candi

Gembong Nuswanto, dr Arif Frijianto, dr


NIK: 02383-ET NIP: 196802182008011009

Kepala Puskesmas Candi

Siti Murtafiah,dr.MM
NIP: 197711052005012011

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan Laporan kunjungan rumah yang berjudul “Dengue

Hemorragic Fever”.

Sesuai dengan waktu yang ditentukan. Laporan Kunjungan Rumah ini

dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan dan saat melaksanakan kepaniteraan klinik di Puskesmas Candi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.Siti Murtafiah,MM selaku

kepala Puskesmas Candi, dr. Gembong Nuswanto, M.Sc., dan dr.Arif Frijianto

selaku dosen pembimbing serta semua teman sejawat yang turut membantu dalam

penyusunan Laporan Kunjungan Rumah hingga selesai.

Penulis menyadari Laporan Kunjungan Rumah ini masih banyak

kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan Laporan Kunjungan Rumah ini. Semoga dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Sidoarjo,Agustus 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Judul ................................................................................................................... i
LembarPengesahan ............................................................................................. ii
Kata Pengantar……………………………………………………………………iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Lampiran 1 ......................................................................................................... v
Lampiran 2…………………………………………………………………..…....vi

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ............................................................................... 1
B. RumusanMasalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................... 2

BAB II
HASIL KUNJUNGAN

1. IdentitasPasien .............................................................................. 4
A. Identitaspasien ......................................................................... 4
B. Anamnesis ............................................................................... 5
C. PemeriksaanFisik……………………………………………..7
D. PemeriksaanPenunjang……………………………………….9
E. Resume……………………………………………………….10
F. Patient Centered Diagnosis…………………………………..10
G. Penatalaksanaan………………………………………………10
H. Prognosis……………………………………………………...11
Follow up…………………………………………………………11
BAB II IDENTIFIKASI KELUARGA DAN FAKTOR
LINGKUNGAN………………………………………………….15
3.1 Faktor keluarga ………………………………………………15
3.1.1 Struktur keluarga…………………………..15
3.1.2 Genogram………………………………….15
3.1.3 APGAR SCOR…………………………….16
3.1.4 Screem score……………………………….20
3.1.5 Siklus keluarga………………………….…22
3.1.6 Pola interaksi…………………………..…..23
3.1.7 Pertanyaan sirkuler…………………..…….24
3.2 FAKTOR LINGKUNGAN
3.2.1 Gambaran
Lingkungan………………………………..25

iv
3.2.2 Akses pelayanan Kesehatan……………….26
3.2.3 Identifikasi faktor prilaku…………………26

BAB IV DAFTAR MASALAH

4.1 Masalah aktif……………………………………………………...28


4.2 Faktor Resiko……………………………………………………...28
4.3 Diagram masalah kesehatan pasien………………………..……...28
4.4 Daftar Permasalahan Kesehatan……………….………………….30

BAB V PATIENT MANAGEMENT

5.1 Patient centered management……………………………………..32


5.2 Prevensi bebas penyakit……..……………………………………32
BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………………34
6.1 prioritas masalah………………………………………………….34
6.2 Rencana Kegiatan…………………………………………………36
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 kesimpulan………………………………………………………37
7.2 saran……………………………………………………………….38
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..39
LAMPIRAN……………………………………………………………………...40

v
KASUS KUNJUNGAN RUMAH (PUSKESMAS CANDI) LAMPIRAN 1

Klinik Dokter Keluarga FK UWKS No RM :-

Berkas Pembinaan Keluarga Nama KK : Tn. A

Tanggal kunjungan pertama : 20 Agustus 2018

Dokter Pembimbing Puskesmas : Mochamad Arif Frijanto, dr.

Pembina Keluarga Pertama Kali :-

Dokter Muda Kunjungan Rumah : Ayu Nindyawati Mustika, S.Ked

Tabel 1. Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu

periode pembinaan)

Hari/Tanggal Tingkat Paraf Keterangan

Pemahaman Pembimbing

Senin, 27-08-2018 Konsultasi isi laporan

kunjungan rumah sesuai

kasus

Selasa, 28-08-2018 Revisi isi laporan

kunjungan rumah

Rabu, 29-08-2018 Memperbaiki beberapa

format kunjungan rumah

yang dirubah

vi
Jum’at, 31-08-2018 Pengesahan laporan

kunjungan rumah

vii
LAMPIRAN
FORM HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
2
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH DOKTER KELUARGA

Berkas Pembinaan Keluarga

Puskesmas Candi No. RM : 00561

Tanggal kunjungan pertama kali 20 Agustus 2018

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn.A

Alamat lengkap : Candi jaya RT 18 RW 05 kecamatan candi

Bentuk Keluarga :Extended Family

Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

Pasien
Kedudukan
No Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Klinik Ket
dalam keluarga
(Y/T)

1 Tn. A Kepala L 38 Tahun S1 pabrik T -

Keluarga

2 Ny. S Istri P 35 Tahun SMA pabrik T -

3 Tn.P Adik ipar L 32 Tahun SMP Pedagang T -

sempol

4 Sdr. U Anak P 12 tahun SD Pelajar T -

5 An. F Anak L 8 tahun SD Pelajar Y DHF grade

6 Tn.M Orang tua L 70 tahun SMA _ T _

7 Ny. N Orang tua P 62 tahun SMP _ T _

Sumber : Keterangan Keluarga oleh Tn.A (Kepala keluarga

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien dengan

Dengue Hemorragic Fever, berjenis kelamin perempuan dan berusia 8 tahun,

dimana pasien merupakan salah satu dari pasien dengan diagnosis Dengue

Hemorragic Fever yang berada di wilayah Puskesmas Candi, Kabupaten Sidoarjo.

Mengingat kasus ini masih sering ditemukan di masyarakat khususnya di daerah

Puskesmas Krian Kabupaten Sidoarjo berserta permasalahannya seperti masih

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Dengue Hemorragic Fever

terutama masalah bagaimana cara mencegah penyebaran penyakit tersebut. Oleh

karena itu penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya

untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kondisi pasien yang menderita Dengue Hemorragic

Fever dengan pengaruh pengetahuan, lingkungan dan sosial ekonomi?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kondisi pasien yang

menderita Dengue Hemorragic Fever dengan pengetahuan, lingkungan dan

sosialekonomi.

1
2. Tujuan Khusus :

a. Identifikasi pasien

b. Identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR

c. Identifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM

d. Identifikasi faktor keturunan pasien melalui genogram

e .Identifikasi faktor pelayanan kesehatan

f .Identifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya

g. Identifikasi faktor lingkungan

h. Sebagai salah satu tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Univerrsitas Wijaya Kusuma Surabaya

D. Manfaat

Manfaat dari kegiatan Kunjungan Rumah yang dilakukan antara lain :

1. Bagi Dokter Muda

a. Sebagai pengalaman riil di lapangan melakukan proses pendataan yang di

analisis secara holistic tentang hubungan antara penyakit dengan kebersihan

individu dan lingkungan

2. Bagi Pasien dan Keluarganya

a. Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan keluarganya

3
b. Meminimalisir angka penyebaran penyakit dengan cara pencegahan yang baik

3. Bagi SaranaPelayanan Kesehatan

a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien

b. Mencapai derajat hidup yang baik dan dapat maksimal di masyarakat

c. Evaluasi dan pembelajaran tambahan terhadap kondisi penyakit yang

berdampak pada lingkungan di masyarakat

4. Bagi Individu Tenaga Kesehatan

a. Lebih meningkatkan pemahaman terhadap kasus Dengue Hemorragic Fever

b. Meningkatkan pemahaman tentang kondisi penyakit pasien

c. Lebih meningkatkan hubungan baik dengan pasien

4
BAB II

HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

1. IDENTITAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : An. F

Umur : 8 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Alamat : Desa Candi Jaya RT 18 RW 05 Kecamatan Candi

Kabupaten Sidoarjo

Suku : Jawa

Tanggal periksa : Senin, 10 Agustus 2018

Tanggal Kunjungan Rumah : 1.Senin 20 Agustus 2018,

2.Kamis 23 Agustus 2018,

3.Jumat 24 Agustus 2018

5
B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : Demam tinggi selama 5 hari

2. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Hetero Anamnesa :

Pasien datang ke Puskesmas Candi Sidoarjo diantar oleh Ibunya dengan

keluhan demam tinggi ± 5hari yang lalu demam (+), demam tinggi terus

menerus, sudah diberi obat penurun panas namun tidak membaik. menggigil

(-), berkeringat (¬+). Pasien memiliki bintik-bintik merah pada dada. Kepala

pusing (+), pusing membuat mata pasien berkunang-

kunang.batuk(+)berdahak, pilek(+) Mual muntah (-). Nafsu makan menurun,

badan lemas, berat badan menurut ibu pasien semakin menurun, BAK dan

BAB tidak ada keluhan. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo

setelah melakukan pemeriksaan laboratorium

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki riwayat sakit seperti ini.

5. Riwayat Kebiasaan

a. Riwayat keluarga merokok : (-)

6
b. Riwayat olahraga : olahraga jika di sekolah

c. Riwayat makanan : Pasien lebih sering mengkonsumsi makanan yang

dimasak sendiri oleh ibu pasien

d. Riwayat penggunaan obat nyamuk saat tidur maupun beraktifitas :jarang

sekali

e. Riwayat bermain : pasien lebih sering bermain di sekitar rumah

dimana terdapat ban bekas dan

kaleng yang berisi genangan air

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien saat ini tinggal di rumah bersama ayahnya (38 tahun), ibunya

(35 tahun), kakaknya (12 tahun). Ayahnya bekerja sebagai buruh pabrik

yang bekerja dari pagi hingga malam, sedangkan ibunya bekerja sebagai

buruh pabrik yang bekerja dari pagi hingga sore. Pasien masih duduk di

bangku SD kelas 2, sehari-hari pasien di berikan uang saku oleh orang

tuanya sebesar Rp.2000,00, dan oleh pasien digunakan untuk membeli

makanan di sekolah. Ibu pasien mendapatkan penghasilan sekitar Rp.

1.000.000,00 sedangkan ayah pasien Rp. 1.200.000,00.

7. Riwayat Gizi

Pasien makan sehari biasanya 2-3 kalidengan nasi sepiring, sayur, dan

lauk seperti telur, tahu tempe, ayam, daging dll. Kesan gizi baik.

8. Riwayat Pengobatan

7
Paracetamol

9. Kondisi Lingkungan Rumah

Luas rumah pasien 12 x 25 m. Rumah terdiri dari 4 kamar tidur, 1

kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan teras. Rumah tampak kurang bersih

namun dapur dan kamar mandi terkesan kurang terawat.

C.PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

2. Pengukuran Tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 82x per menit, regular, isi cukup

Suhu : 37°C

Respirasi : 20x per menit, reguler

 Status Gizi

TB : 69 cm

BB : 37 kg

BMI : 26,81/m2

IMT = BB = 37 = 26,81

(TB)2 (0,69) 2

BMI < 26,7 = Kurang

BMI 26,7 – 27,0 = Normal

BMI 26,9 – 27,9 = Gemuk (gizi lebih)

8
BMI ≥27,9 = Obesitas

Status Gizi = Normal

Kepala

Bentuk : Bulat, Rambut hitam, lurus

Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik - /-

,cekung -/-

Telinga : Simetris, Otore -/-

Hidung : Napas cuping hidung -/-, Sekret -/-, Epistaksis -/-

Mulut : Bibir sianosis (-), Mukosa basah (+)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks

Inspeksi : Bentuk dan gerakan pernafasan simetris ki/ka,

…benjolan (-), edema (-)

Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-.

Jantung

Inspeksi : dalam batas normal (dbn)

Palpasi : iktus cordis teraba (dbn), nyeri tekan (-)

Perkusi : batas jantung dbn

Auskultasi : BJ I/II Normal

Abdomen

Inspeksi : Simetris, bentuk perut datar

9
Palpasi :Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), tahanan (-)

Perkusi : Timpani (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Atas : Akral hangat +/+ , edema -/- ptekie +/+

Bawah: Akral hangat +/+ , edema -/- ptekie -/-

D.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

1 Leukosit 4.100/mm3 4.000-11.000/mm3

2 Eritrosit 5,4 jt/mm3 4,6-6,2 jt/mm3

3 Trombosit 99.000 sel/mm3 150.000-450.00 sel/mm3

4 Hemoglobin 15 gram/dl 14,0-17,4 gram/dl

5 Hematokrit 42,7% 33-38%

6 Widal Negatif Negatif

Widal O

7 Widal H Negatif Negatif

8 Paratyphi A Negatif Negatif

9 Paratyphi B Negatif Negatif

10
E.RESUME

Pasien anak laki-laki 8 tahun datang ke puskesmas candi sidoarjo diantar

oleh ibunya dengan keluhan demam tinggi sekitar 5 hari yang lalu, demam

terus menerus, sebelumnya sudah diberi obat penurun panas tidak ada

perbaikan. Dari Hasil Pemeriksaan Fisik didapatkan Keadaan umum Tampak

sakit ringan, Kesadaran: Compos mentis, Pengukuran Tanda Vital : Tekanan

Darah : 110/80 mmHg, Nadi: 82x per menit, regular, isi cukup, Suhu: 37°C,

Respirasi: 20x per menit, reguler,Status Gizi normal BMI : 26,85/m2,

Ekstermitas atas Ptekie +/+. Riwayat Pengobatan Paracetamol namun tidak

ada perbaikan.Status ekonomi keluarga menengah. Pasien dirujuk ke Rumah

sakit siti hajar sidoarjo setelah pemeriksaan Laboratorium dengan hasil

Trombosit 99.000 sel/mm3 , leukosit 4100/mm3 , hematokrit 42,7 %.

F. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS

1. Diagnosis Biologis

Dengue Hemorragic Fever grade 1

2. Diagnosis Psikologis : -

3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Rendahnya tingkat ekonomi.

b. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit dan cara

pencegahan.

G. Penatalaksanaan

1. Non Medikamentosa

11
a) Tirah baring

b) Minum banyak untuk menggantikan elektrolit yang hilang, misalnya jus

buah, sirup, susu

d) Mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai penyakit Dengue

Hemorragic Fever

2. Medikamentosa

Yang di dapat pasien dari Puskesmas:

a) Infus D5 : RL 1:1 15 tpm

b) Paracetamol 4 x 250mg (p.r.n)

c) Vitamin B komplek 3x ½ tab

H. Prognosis

Dubia ad bonam

Follow Up

S O A P

Pasien mengatakan  KU lemah Dengue  Infus D5 : RL

nyeri kepala (+),  Kesadaran Hemorragic 1:1 15 tpm

batuk (+) composmentis fever grade 1  Paracetamol 4x

berdahak, panas  TTV : hari ke-5 250 mg (p.r.n)

badan Tensi 100/60 mmHg,  Vitamin B

(-), nafsu makan Suhu 36,4OC, nadi komplek 3x ½

mulai baik, belum 96x/mnt, RR 20 x/mnt tab

BAB sejak 2 hari  Pemeriksaan fisik  Ambroxol 3x12

ini. K/L A/I/C/D -/-/-/- mg

12
Thorax ves +/+, S1/S2  Rujuk Rs Siti

tunggal Hajar

Abd NT (-), p.organ (-)

Eks CRT <2dtk, akral

hangat

Laboratorium : leukosit :

4100

Hb: 15,1

Trombosit: 99.000

Hematokrit: 42,7%

Tabel 1. Follow up tanggal 10 Agustus 2018

S O A P

Pasien mengatakan  KU lemah Dengue  Pasien pulang

nyeri kepala (-),  Kesadaran Hemorragic  Obat pulang :

batuk (+) composmentis fever grade 1 Vit B komplek

berdahak, panas  TTV : hari ke-10 3x ½ tab

badan Tensi 100/70 mmHg,  Ambroxol 3x12

(-), nafsu makan Suhu 36,3OC, nadi mg

mulai baik, belum 90x/mnt, RR 18 x/mnt

BAB sejak 3 hari  Pemeriksaan fisik

ini. K/L A/I/C/D -/-/-/-

Thorax ves +/+, S1/S2

13
tunggal

Abd NT (-), p.organ (-)

Eks CRT <2dtk, akral

hangat

 Hasil Lab :

WBC 4,5 /mm3

Hb 11, 6 g/dL

PLT 154

HCT 32,6%

Tabel 2. Follow up tanggal 15 Agustus 2018

S O A P

Pasien mengatakan  KU baik Dengue  Vitamin B

sudah tidak ada  Kesadaran Hemorragic komplek 3x ½

keluhan composmentis fever grade 1 tab

 TTV : sudah teratasi

Tensi 100/60 mmHg,

Suhu 36,4OC, nadi

96x/mnt, RR 20 x/mnt

 Pemeriksaan fisik

K/L A/I/C/D -/-/-/-

Thorax ves +/+, S1/S2

tunggal

14
Abd NT (-), p.organ (-)

Eks CRT <2dtk, akral

hangat

Laboratorium : leukosit :

4100

Hb: 15,1

Trombosit: 99.000

Hematokrit: 42,7%

Follow up tanggal 20 agustus 2018

15
BAB III

IDENTIFIKASI KELUARGA DAN FAKTOR LINGKUNGAN

3.1 Faktor Keluarga

3.1.1 Struktur Keluarga

Anggota keluarga yang saat ini tinggal bersama pasien terdiri

dari 6 orang yaitu Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny.S sebagai ibu

pasien, Kakak perempuan pasien, nenek pasien, kakek pasien dan

om pasien. Bentuk keluarga ini adalah extended family.

3.1.2 Bentuk Keluarga (Genogram)

a) Alamat lengkap : Candi Jaya RT 18 RW 05, kec.Candi, kabupaten

Sidoarjo

b) Bentuk Keluarga : Extended family

Diagram 1. Genogram Keluarga

Dibuat tanggal 20 Agustus 2018

16
b.

: Laki-laki : Penderita

: Perempuan : Meninggal

3.1.3 Fungsi Keluarga

1. Fungsi Fisiologis Keluarga (APGAR Score)

 ADAPTION

 Selama ini apabila pasien mengalami suatu masalah pasien selalu

mengeluh kepada ibu dan budenya dan mengungkapkan apa yang

diinginkannya dan menjadi keluhannya. Baik keluhan tentang penyakit

maupun masalah yang lain. Dukungan dari orang-orang sekitarnya cukup

17
memberinya motivasi mengikuti pengobatan yang dianjurkan

dokter.Penderita dan keluarga yakin dengan meminum obat yang diberikan dari

dokter dan diminum secara teratur maka pasien dapat sembuh dari penyakit

Dengue Hemorragic Fever. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien memiliki

keinginan kuat untuk sembuh.

 PARTNERSHIP

 Ibu pasien yang tinggal serumah dengan pasien selalu memberikan

motivasi kepada pasien, begitu juga dengan ayah dan bude pasien selalu

memberikan dukungan kepada pasien agar minum obat sesuai anjuran

dokter.

 GROWTH

 Pasien mengerti apabila pasien meminum obat sesuai anjuran dokter maka

penyakitnya ini dapat sembuh.Jika pasien sakit oleh ibu pasien langsung

diberikan pengobatan pertama di rumah, keluarga pasien tidak pernah

melarang pasien untuk beraktifitas.Keluarga ini dapat memenuhi

kebutuhan primer sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan

tersier masih belum mampu.Dalam memperoleh pelayanan kesehatan

keluarga ini mengandalkan puskesmas dalam mencari pertolongan

kesehatan.

 AFFECTION

 Hubungan pasien dengan ibu, ayah dan adik pasien yang tinggal satu

rumah sangat dekat dan saling menyayangi.Bahkan ketika dalam kondisi

sakit kedua orang tuanya peduli dan melakukan pengobatan pada anak

dengan baik dan paripurna.

18
 RESOLVE

 Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia

dapatkan dari ibunya. Namun pasien merasa kurang puas dengan

kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari ayahnya.

APGAR An.F Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tidak

/selalu -kadang

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya 

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya 

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya 

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan carakeluarga saya dan 

saya membagi waktu bersama-sama

 Total poin = 8

Tabel 3. APGAR An.F

19
 Kesimpulan : Fungsi keluarga dalam keadaan cukup

 An. F merasa komunikasi terhadap keluarganya sudah baik, dan An.F

merasa diterima dikeluarganya.Namun An.F merasa waktu bersama

dengan ayahnya kurang dikarenakan ayahnya bekerja sampai larut malam.

APGAR Ny.S Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tidak

/selalu -kadang

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya 

membahas dan membagi masalah dengan

saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya 

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya 

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 

saya membagi waktu bersama-sama

 Total poin = 10 tabel. 4 APGAR Ny.S

20
 Kesimpulan: fungsi keluarga dalam keadaan baik

 Ny. S merasa puas dan senang terhadap keluarganya, waktu bersama

kaluarganya pun dirasa sudah cukup begitu pula dengan kasih sayang

keluarganya.

 Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga An.F adalah 18,

sehingga rata-rata APGAR dari keluarga An.F adalah 9. Hal ini

menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An.F dalam

keadaan baik.

3.1.4 Fungsi Patologis Keluarga (SCREEM Score)

SCREEM

SUMBER PATOLOGI KET

Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga

Sosial dengan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat -

cukup meskipun banyak keterbatasan ekonomi.

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini

dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam

Cultural keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya -

yang masih diikuti. Menggunakan bahasa jawa, tata

krama dan kesopanan.

Religius Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran agama juga

Agamamenawarkan cukup.

pengalaman spiritual yang -

baik untuk ketenangan

individu yang tidak

21
didapatkan dari yang lain

Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah,

untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski

Ekonomi belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana +

ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk

pemenuhan kebutuhan hidup

Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. Tingkat

pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah.

Edukasi Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas +

pendidikan seperti buku-buku, koran dan internet

terbatas.

Medical Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang

Pelayanan kesehatan lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga

puskesmas memberikan ini biasanya menggunakan Puskesmas dengan metode +

perhatian khusus terhadap pembayaran BPJS Pasien dan keluarga rutin berobat ke

kasus penderita Puskesmas karena mudah dijangkau dan letaknya dekat.

Tabel 5. SCREEM

Keterangan :

 Social (-) artinya keluarga An.F mampu bersosialisasi dengan keluarga,

saudara dan tetangga

 Cultural (-) artinya keluarga An.F masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan

disekitar lingkungan. Keluarga An.F masih menganut tradisi jawa, hal ini

terbukti keluarga An.F masih menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi,

tata karma dan kesopanan.

22
 Religion (-) artinya keluarga An.F tidak memiliki permasalahan dalam bidang

agama, keluarga An.F menjalankan kewajiban sholat 5 waktu. Hal ini akan

memberikan ketentraman batin.

 Economic (+) artinya keluarga An.F tergolong menengah kebawah hal ini

diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup

 Education (+) artinya keluarga An.F masih memiliki pengetahuan yang kurang

memadai. Hal ini terlihat dari kemampuan untuk memperoleh dan memiliki

fasilitas pendidikan seperti buku-buku, koran dan internet terbatas

 Medical (+) artinya keluarga An.F dalam mencari pelayanan kesehatan pasien

sudah baik, yaitu denagn langsung mengunjungi puskesmas terdekat tidak

berobat ke dukun atau yang semisalnya.

3.1.5 Siklus Keluarga

Berdasarkan teori Duvall, pasien termasuk dalam kelompok

keluarga masa anak-anak meninggalkan keluarga. Pasien memiliki

satu orang anak perempuan dimana anak perempuan tersebut tinggal

bersama suaminya yang pergi meninggalkan serta tidak mau

mengurusi pasien. Hingga saat ini pasien tinggal bersama kakak

kandung pasien.

23
3.1.6 Pola Interaksi Keluarga

ayah

ibu Adik
ibu

kakek nenek

Keterangan : : hubungan baik

: hubungan kurang baik

3.1.7 Pertanyaan Sirkuler

1) Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh

orangtua?

Jawab :

Mengobati secara mandiri dahulu, jika dalam wkatu 3 hari

tidak ada perbaikan maka dibawa ke puskesmas.

2) Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan ayah?

Jawab :

24
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia

mempercayai urusan anak sehari-hari kepada ibu

3) Jika anak butuh di rawat inap atau mendapat pengobatan

lebih lanjut ijin siapa yang dibutuhkan?

Jawab :

Salah satu saja. Terutama ibu

4) Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?

Jawab :

5) Anggota keluarga yang terdekat dengan pasien adalah ibu

Selanjutnya siapa?

Jawab :

Ayah

6) Siapa yang secara emosional jauh dari pasien?

Jawab :

Ayah

7) Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?

Jawab :

Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga

diambil oleh ayah

8) Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga

lainnya?

Jawab :

Tidak ada

25
3.2 Faktor Lingkungan

3.2.1 Gambaran lingkungan

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 12x25m2di lingkungan

yang cukup padat perumahan dimana jarak antara rumah di samping

kanan dan kiri sekitar 3 meter, didepan rumah terdapat halaman yang

langsung mengarah ke jalan, di bagian belakang terdapat, dinding dan

lantai terbuat dari semen dan beton, Rumah ini terdiri dari 4 kamar

tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi dan 1 dapur, 1. Pencahayaan

dirumah ini kurang terang pada bagian depan dan ruang tamu, pada

bagian dalamnya nampak pencahayaan kurang sehingga harus dibantu

oleh pencahayaan dari lampu, Dapur dan kamar mandi nampak agak

kotor dan kurang terawat..Secara keseluruhan kebersihan rumah dan

kerapian kurang baik.

Denah Rumah

Gambar.1 Denah rumah pasien

RUANG KELUARGA
a. RUANG
TAMU DAPUR
b.
TERAS
c.
12M2

KAMAR KAMAR KAMAR K.


KAMAR MAND
TIDUR TIDUR TIDUR KAKEK
TIDUR I & WC
UTAMA PASIEN DAN NENEK
ADIK IBU PX

25M2

26
Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas Dengue Hemorragic Fever

adalah sama dengan prevensi bebas Dengue Hemorragic Fever untuk penderita,

namun hal ini diutamakan untuk menjaga kebrsihan diri dan lingkungan serta

mencegah penularan penyakit. Misalnya dengan cara :

1. Menerapkan program 3M (menguras, menutup, mengubur)

2. Menggunakan obat pengusir nyamuk saat tidur dan beraktivitas

3. Serta tidak menggantungkan baju sembarangan.

4. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan kebersihan

lingkungan serta upaya pencegahan bagi anggota keluarga yang serumah dengan

penderita agar tidak tertular Dengue Hemorragic Fever dari penderita.

3.2.2 Akses Pelayanan Kesehatan

Akses pelayanan kesehatan cukup dekat dengan rumah pasien,

namun masalah utama adalah orang tua pasien bekerja sehingga

setiap kali ingin periksa harus menunggu orang tua pasien yang

mengantar.

3.2.3 Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku

1. Faktor Perilaku

Tn. A adalah kepala rumah tangga dan pengambil keputusan

dalam keluarga ini, Tn.A saat ini bekerja, Tn.M dan Ny.N

selaku mertua sudah sepuh dan perlu perhatian,tn P selaku adik

dari Ny.S kesulitan bekerja sehingga menjadi pedagang

disekitar rumah. Tn.A merasa hubungannya dengan Ny.S

27
kurang harmonis karena sering terjadi selisih paham dalam

pengambilan keputusan dan permasalahan ekonomi terkait

dengan tempat tinggal yang harus menampung satu keluarga

besar.

2. Faktor Non Perilaku

Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga

ekonomi tingkat rendah. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-

hari keluarga ini menggunakan uang tabungan yang

dikumpulkan sejak Tn.A dan Ny.S yang masih bekerja di

pabrik. Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai,

karena rumah pada pasien ini kurang memenuhi standar

kesehatan, diantaranya adalah lantai yang sudah berkeramik,

ventilasi kurang, pencahayaan kurang, fasilitas MCK , namun

kondisi sangat berbeda nampak pada bagian dapur, kamar

mandi sumur dan kamar pasien yang nampak kurang terawat.

BAB IV

28
DAFTAR MASALAH

4.1 Masalah Aktif

1. DHF

2. Lingkungan rumah penderita yang kurang sehat

3. Pemahaman keluarga yang kurang terhadap penyakit penderita.

4.2 Faktor Risiko

a. Komunikasi antara keluarga yang kurang terjalin secara baik dengan

pasien.

b. Lingkungan sekitar yang padat dan kotor kurang mendukung terhadap

perawatan dan pengobatan penyakit pasien.

4.3 Diagram Permasalahan Kesehatan Pasien (menurut teori H.L. Blum)

Konsep hidup sehat dari teori H.L Blum merupakan suatu konsep yang

masih digunakan secara luas dalam identifikasi dan pembahasan masalah

sebagai dasar suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut

teori H. L. Blum ada empat faktor utama yang memengaruhi derajat

kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor

determinan sebagai penyebab timbulnya masalah kesehatan. Faktor tersebut

terdiri dari faktor perilaku, faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik,

budaya), faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik (keturunan).

29
Genetik

Lingkungan
Derajat Pelayanan
Kesehatan Kesehatan

Perilaku

Gambar 4.3 Konsep Derajat Kesehatan menurut Teori H. L. Blum


Imunologi

Kekuatan daya tahan tubuh akan


berpengaruh pada respon
imunologik terhadap penyakit
sehingga jika kekebalan tubuh
menurun memudahkan terkena
penyakit
Lingkungan

Lingkungan tempat An.F


tinggal pasien yang
kurang sehat,kurang 10 tahun
pencahayaan, dapur
dan kamar mandi
yang kotor

Perilaku
Pelayanan Kesehatan kurangnya pendidikan
mengenai rumah
Kurangnya penyuluhan kepada
dengan syarat
masyarakat tentang penyakit
kesehatan dan
DHF.
pengetahuan terhadap
penyakit berbasis
lingkungan

Gambar 4.2 Identifikasi Permasalahan Kesehatan

4.4 Daftar Permasalahan Kesehatan

4.4.1 Imunologi

30
Pada genogram An. Fkemungkinan kekuatan daya tahan tubuh pasien

berpengaruh pada respon imunologik terhadap penyakit ini sehingga jika

kekebalan tubuh menurun memudahkan terkena penyakit.

4.4.2 Faktor Lingkungan

Kondisi rumah pasien kemungkinan dapat menjadi salah satu

faktor risiko penularan penyakit dengan host nyamuk. Bila pencahayan

seperti sinar matahari tidak masuk dalam rumah akan menyebabkan resiko

kuman dan virus tidak mati dan kurangnya ventilasi akan menyebabkan

kurangnya oksigen dalam rumah sehingga terjadi kelembapan udara yang

mana kelembapan ini akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan

bakteri-bakteri patogen/bakteri penyebab penyakit seperti kuman tb. Dapur

dengan sampah yang berserakan dan kamar mandi yang kurang bersih

tidak memenuhi gerakan 3M.Terdapat sarang-sarang disudut atas tiap

ruangan yang memungkinkan menjadi sarang nyamuk.Luas lantai

bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya

luas lantai bangunan rumah harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya

agar tidak menyebabkan overload. Hal ini tidak sehat karena di samping

menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga akan memudahkan

penularan penyakit menular.

4.4.3 Faktor Perilaku

Pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan

seseorang. Diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan

dan pengetahuan terhadap penyakit berbasis lingkungan. Sehingga

kurangnya edukasi dari orang tua terhadap anak mengenai hidup sehat.

31
4.4.4 Faktor Pelayanan Kesehatan

Kurangnya penyuluhan dari pihak kesehatan kemungkinan menjadi

salah satu penyebab terjadinya permasalahan pada An. F, namun upaya

yang dilakukan puskesmas dalam pendampingan terhadap keluarga

maupun penderita sudah cukup baik, tetapi perlu diadakan penyuluhan

secara menyeluruh bukan saja hanya bagi penderita dan keluarganya tetapi

bagi semua orang di lingkungan tersebut agar masyarakat memiliki

pemahaman tentang penyakit ini.Gerakan 3M memang harus digalakkan

lini terdepan yaitu masyarakat sendiri sebagai kesuksesan pelaksanaan

kegiatan 3M diikuti tindakan lain seperti menyebarkan bubuk abate pada

penampungan bak air seperti pada vas bunga tempat air, memasang kasa

nyamuk di rumah utk mengantisipasi agar nyamuk tidak leluasa masuk

rumah, melakukan fogging (pengasapan) jika terjadi DBD jika dalam jarak

tertentu ditemukan DBD.

Dari beberapa faktor permasalahan An.F Permasalahan yang utama

adalah kurangnya pendidikan mengenai rumah dengan syarat kesehatan

dan pengetahuan terhadap penyakit berbasis lingkungan sehingga perlu

penyuluhan dari pihak kesehatan maupun kader-kader setempat mengenai

penanggulangan penyakit DBD.

BAB V

32
PATIENT MANAGEMENT

5.1 Patient Centered Management

5.1.1 Non Medikamentosa

c) Tirah baring

d) Minum banyak untuk menggantikan elektrolit yang hilang, misalnya jus

buah, sirup, susu

d) Mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai penyakit Dengue

Hemorragic Fever.

5.1.2 Medikamentosa

Yang di dapat pasien dari Puskesmas:

a) Infus D5 : RL 1:1 15 tpm

b) Paracetamol 4 x 250mg (p.r.n)

c) Vitamin B komplek 3x ½ tab

5.2 Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga

Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas Dengue Hemorragic

Fever adalah sama dengan prevensi bebas Dengue Hemorragic Fever untuk

penderita, namun hal ini diutamakan untuk menjaga kebrsihan diri dan

lingkungan serta mencegah penularan penyakit. Misalnya dengan cara :

1) Menerapkan program 3M (menguras, menutup, mengubur)

2) Menggunakan obat pengusir nyamuk saat tidur dan beraktivitas

3) Serta tidak menggantungkan baju sembarangan.

4) Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

33
Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan

kebersihan lingkungan serta upaya pencegahan bagi anggota keluarga yang

serumah dengan penderita agar tidak tertular Dengue Hemorragic Fever dari

penderita.

BAB VI

PEMBAHASAN

34
6.1 Prioritas Masalah

Untuk mempermudah penyelesaian masalah pada sekenario diatas

dapat menggunakan system scoring.Hal ini dilakukan untuk mempermudah

penyelesaian masalah berdasarkan skala prioritasdari yang tertinggi sampai

yang terendah.

Tabel 1. Penentuan Prioritas Penyeselaian Masalah

No Kegiatan M I V C P (MxIxV/C)

Mengadakan

1 pendampingan terhadap 4 3 4 4 12
keluarga penderita.

Mengadakan
1.2 Terapi
4 3 3 4 9
2. Kelompok

Mengadakan Penyuluhan
3. 3 2 3 3 6
tentang penyakit DHF

Keterangan :

P :Prioritas penyeselaian masalah

M :Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi

inidilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)

I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah

V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah

C : Cost, Biaya yang diperlukan

35
Berdasarkan skala prioritas pemecahan masalah di atas didapatkan

Mengadakan pendampingan terhadap keluarga penderita sebagai prioritas

solusi.Rencana program pendampingan tersebut terlampir pada tabel dibawah.

36
6.2 Rencana Kegiatan

No Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Kebutuhan

Kegiata Kegiatan Pelaksana Pelaksanaan

1 Pembentukan Tim Petugas Terbentuk Tim 1 kali Membentuk Tim penyuluhan Balai Desa Tenaga Minggu ke Meja, kursi, alat
Kesehatan Penyuluhan (Rakordes, puskesmas 1 tulis
DHF PKK,
Posyandu)

2 Penyusunan Panitia yang Tersusun 1 kali Menyusun tugas dan rencana Balai Desa Panitia yang Minggu ke Meja, kursi, alat
sudah terbentuk rencana kegiatan (Rakordes, sudah II tulis
kegiatan PKK, terbentuk
penyuluhan Posyandu)
DHF
3 Pelaksanaan Masyarakat Meningkatkan 1 kali  Registrasi peserta penyuluhan Balai Desa Tenaga Minggu ke Leaflet, laptop +
wilayah kerja pengetahuan  Penyuluhan tentang DHF (Rakordes, puskesmas III LCD, meja, kursi,
Puskesmas tentang  Sesi Tanya jawab PKK, alat tulis, dan
Krian DHFserta cara Posyandu) hadiah bagi warga
pencegahan yang proaktif
4 Evaluasi Masyarakat Berkurangnya 1 kali  Mendatangi rumah Rumah Tenaga Tiap bulan Alat tulis
wilayah kerja jumlah pasien penduduk tiap kelurahan Penduduk puskesmas
Puskesmas DHF yang menderita DHF
Krian dan  Mendata jumlah pasien DHF
Petugas disetiap kelurahan
Kesehatan
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Segi biologis

a. An. F (8 tahun) menderita Dengue Hemorragic Fever grade 1

b. Status gizi An. F berdasarkan Z-score termasuk dalam kriteria gizi cukup

c. Rumah dan lingkungan sekitar An.F kurang sehat

2. Segi psikologis

a.Hubungan antara anggota keluarga akrab

b.Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat baik, sehingga sangat

mendukung untuk proses penyembuhan penyakit yang diderita pasien

3. Segi sosial ekonomi

a. Tidak ada masalah dari segi sosial masyarakat

b. Ada masalah dari segi ekonomi dalam keluarga ini yang berpengaruh

terhadap pelayanan kesehatan yang didapatkan termasuk informasi

tentang kesehatan keluarga.

4. Segi lingkungan

Rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien kurang sehat

5. Segi fisik

Pengetahuan akan` Hemorragic Fever masih rendah

38
7.2 Saran

1. Promotif :

Memberikan pengertian kepada penderita dan anggota keluarga mengenai

penyakit Dengue Hemorragic Fever beserta cara pencegahannya bahwa

penyakit ini merupakan penyakit yang dapat dicegah dan dapat

disembuhkan.

2. Preventif :

7.2.1 Olahraga teratur

7.2.2 Menjaga kebersihan rumah

7.2.3 Menerapkan program pencegahan 3M (menguras, mengubur

dan menutup)

7.2.4 Menggunakan obat anti nyamuk ketika tidur dan beraktivitas

7.2.5 Menghadiri penyuluhan tentang Dengue Hemorragic Fever

39
DAFTAR PUSTAKA

H.M.A. Husnil Farouk. 2004. Demam Berdarah: Pencegahan dan

Pemberantasannya Ditinjau dari Sudut Kesehatan Masyarakat. JKK,4(36):

911-913.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan,2006. Demam

Berdarah Dengue In: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,

Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. Editors: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. P.1731-1735.

IDAI. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Halaman 216.

40
LAMPIRAN

41
42
43
44
xlv
1

Anda mungkin juga menyukai