Anda di halaman 1dari 18

ANALISA FUNGSI PENGORGANISASIAN

RUANG KEPERAWATAN RAWAT INAP


DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD MUNTILAN
Dosen Pembimbing: DR. Atik Badi’ah, S.Pd., S.Kp., M.Kes

1. Tuning Setiowati P07120216039


2. Mahsun Mahnanni Burnagi P07120216040
3. Hanifa Faradita P07120216081
4. Ninda Ega Yuniar P07120216041
5. Niken Anggraini Sri Saputri P07120216042
Pengertian organisasi juga disebutkan
Weber dikutip oleh Silalahi (2011:124),
menyebutkan:
“Organisasi merupakan tata
hubungan sosial, dimana setiap
individu yang melakukan
kerjasama melakukan proses
interaksi dengan individu lainnya”.

Elemen pokok organisasi, meliputi :


1.Interaksi manusia.
2.Kegiatan yang mengarah pada tujuan.
3.Struktur organisasi itu sendiri.
Struktur organisasi
Dari hasil pengamatan kelompok kami, bangsal Flamboyan RSUD Muntilan
menggunakan bentuk struktur organisasi fungsional. Pada tipe organisasi ini,
masalah pembagian kerja atau tugas mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh, pembagian kerja atau tugas didasarkan pada “spesialisasi” atau
“tanggung jawab” yang sangat mendalam dan setiap ketua tim dan hanya
mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya atau
tanggung jawab nya (sesuai pembagian awal).

Dengan bukti penguat yaitu :


1. Pembagian tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
sesuai dengan tim masing-masing (Tim I, Tim II, Tim III,
dan Tim IV).
2. Perawat pelaksana atau perawat asosiate akan menerima
perintah dan tugas dari masing-masing ketua tim.
3. Koordinasi dan komunikasi dilakukan secara menyeluruh
antar ketua dan anggota tim.
Uraian Tugas
Uraian tugas kepala ruangan di Ruang
Flamboyan RSUD Muntilan adalah :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga
perawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan
perawatan yang diperlukan.
c. Merencanakan dan menentukan jenis
kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan,
mingguan, harian).
c. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart.
d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
e. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk
tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian
asuhan keperawatan.
f. Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
g. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penelitian, meliputi:
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah
ditentukan, melaksanakan penilaian
terhadap uapaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di
bidang perawatan.
b. Mengawasi pelaksanaan system
pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat
kegiatan lain di ruang rawat.
Uraian tugas untuk primary nurse (PN) di Ruang Flamboyan RSUD Muntilan;
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
6. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain.
7. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
8. Mendampingi visite.
Sedangkan associate nurse adalah perawat yang diberikan wewenang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien
dengan tugas pokok :
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
2. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien.
3. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik.
4. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
5. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
6. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
7. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
8. Mengikuti timbang terima.
9. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
Jalur Komunikasi
Jalur komunikasi yang digunakan di bangsal Flamboyan RSUD Muntilan
meliputi :
1. Jenis komunikasi langsung dan tidak langsung; Pada saat operan
antarperawat di bangsal Flamboyan RSUD Muntilan, diperlukan suatu
komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah
ada dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada
pasien. Wawancara adalah metode untuk mendapatkan atau
menggumpulkan data tentang keadaan pasien.
2. Jenis komunikasi lisan dan tertulis; Pada saat operan antarperawat,
diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien,
intervensi yang sudah ada dan yang belum dilaksanakan, serta respons
yang terjadi pada pasien.
3. Jenis komunikasi ke bawah; Komunikasi ke bawah terjadi jika pimpinan
atau ketua ruangan melakukan kegiatan alih pesan kepada bawahan
secara terstruktur dan tidak insidental. Jika komunikasi ke bawah
berjalan lancar, biasanya motivasi bawahan untuk bekerja menjadi lebih
baik dan efisien. Disinilah peran komunikasi dari atasan ke bawahan
sangat penting.
4. Komunikasi Efektif; Tenaga kesehatan yang bekerja di bangsal
Flamboyan RSUD Muntilan selalu menggunakan komunikasi efektif.
Komunikasi efektif ini meliputi SBAR dan read back dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Hasil pengamatan kami, dalam penulisan asuhan
keperawatan sudah tercantum SBAR untuk menyampaikan pesan secara
tertulis kepada perawat yang bertugas selanjutnya. Dan komunikasi
efektif read back sudah dilakukan saat terima pasien baru.
Klasifikasi Pasien
Ruang Flamboyan merupakan bangsal bedah yang memiliki total 31 kamar
yang terdiri dari:
1. Kamar VIP; 1 kamar (kulkas, AC, sofa serta kamar mandi dalam)
2. Kelas I; 3 bed (AC serta kamar mandi dalam)
3. Kelas II; 12 bed (kamar mandi dalam)
4. kelas III; 14 bed
Bangsal Flamboyan tidak memiliki ruang khusus yaitu isolasi, pasien yang
membutuhkan isolasi dengan kondisi penyakit menular akan dilakukan
sistem kohorting. Sistem kohorting dilakukan untuk menghindari terjadinya
penularan infeksi di rumah sakit.
1. Perawatan minimal diberikan kepada pasien yang dengan kondisi
umum baik dan kesadaran compos mentis serta mampu melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa memiliki gangguan atau tanpa bantuan orang
lain seperti pasien dengan masalah tonsilitis, CKR ringan.
2. Perawatan parsial atau intermediate care diberikan kepada pasien
yang memerlukan asuhan keperawatan kepada pasien yang masih
mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari serta hanya dibantu
sebagian oleh orang lain seperti pasien dengan masalah post operasi
apendiktomy, post operasi hernia serta pasien dengan masalah
fraktur yang membutuhkan bantuan sebagian dari orang lain.
3. Perawatan total diberikan pula pada pasien yang memerlukan
perawatan seluruhnya dibantu oleh orang lain, memerlukan observasi
secara terus menerus serta pasien yang dirawat tanpa wali atau
keluarga yang mendampingi sehingga perawatan seluruhnya dilakukan
oleh perawat.
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil pengamatan, pemberian asuhan keperawatan bangsal
Flamboyan RSUD Muntilan lebih condong menggunakan metode tim
modifikasi primer. Dalam penerapannya seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dan bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk
sampai keluar rumah sakit. Dalam pelaksanaannya metode tim modifikasi
primer di bangsal flamboyan memiliki beberapa kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
dan memberikan kepuasan kepada anggota tim.
3. Model praktek profesional
4. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
5. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
Pembahasanan
Berdasarkan kuisoner, lembar observasi dan tinjauan pustaka
yang kami susun, bangsal Flamboyan RSUD Muntilan
menggunakan bentuk struktur organisasi fungsional. Adapun
pelaksanaan tugas yang belum dilaksanakan dari hasil kuisoner
kepala ruang adalah mengadakan CNE (Continuing Nursing
Education) tiap bulan sekali. Dan adapun pelaksanaan tugas
perawat primer yang belum dilaksanakan adalah melakukan
bimbingan klinik keperawatan kepada perawat asosiate minimal
seminggu sekali. Menurut kami, tugas yang belum dilaksanakan
tersebut tetap harus dilaksanakan karena sangat membantu untuk
memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kasus pasien
kelolaan antar tim dan meningkatkan komunikasi.
Bangsal Flamboyan RSUD Muntilan menggunakan model komunikasi
langsung dan tidak langsung serta komunikasi tertulis dan tidak
tertulis. Komunikasi langsung melalui operan jaga dari hasil
pembahasan kami, masih kurangnya perhatian antar-perawat yang
bertugas saat pelaporan. Komunikasi tertulis disampaikan melalui
pelaporan rekam medis yang dievalusi perawat ataupun tenaga
medis yang lain. Dan bangsal Flamboyan menggunakan jalur
komunikasi ke bawah terjadi jika ketua ruangan melakukan kegiatan
alih pesan kepada bawahan secara terstruktur dan tidak insidental.
Dari hasil pengamatan kelompok kami, masih sering ditemukan miss-
communication antar petugas di bangsal Flamboyan, karena
kurangnya pembagian tugas yang spesifik antar perawat satu dengan
yang lain. Bangsal ini sudah menerapkan komunikasi efektif sesama
tenaga kesehatan, seperti SBAR dan Readback.
Dari hasil pembahasan kami, dalam pemberian asuhan keperawatan
pada setiap pasien dilaksanakan secara optimal sesuai rencana
yang tertulis di rekam medis. Pembagian tugas untuk memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kelompok tim yang sudah
diterapkan setiap harinya, meskipun kadang masih pengalihan
pembagian tugas karena memprioritaskan keadaan pasien sesuai
dengan kemampuan perawat yang bertugas. Menurut kelompok
kami, bangsal Flamboyan RSUD Muntilan menggunakan metode
tim modifikasi primer dibuktikan dengan kerjasama antara perawat
primer dan perawat asosiate melakukan tindakan asuhan
keperawatan secara bersama, saling berganti dan melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.
Yogyakarta : Nuhu Medika.
Simamora, R. (2013). Buku ajar manajemen keperawatan. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai