W
MENDERITA DIABETES MELITTUS DI DESA JINGKANG AJIBARANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Bapak Taat Sumedi, S.Kep.,Ners, MH
Disusun oleh:
Dwinda Maulina Rahma
P1337420218033
Tingkat 3A
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Februari 2021 pukul 09.00 WIB
Identitas Pengkaji
Nama : Dwinda Maulina Rahma
Tempat Pengkajian : Rumah Tn. K
Tanggal Pengkajian : Senin 8 Februari 2021
Waktu : Pukul 09.00 WIB
c. Genogram
d. Riwayat Penyakit
Ny. W mengatakan sebelumnya tidak pernah mengetahui tentang penyakitnya. Ny. W
mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya baru diketahui sekitar 1 tahun yang lalu
ketika ada pemeriksaan cek darah gratis Puskesmas 2 Ajibarang. Ny. W mengatakan
penyakit diabetes melitus yang diseritanya adalah jenis diabetes kering dan non
genetik melainkan karena pengaruh dari pola makan Ny. W yang salah. Ny. W pernah
dirawat di RSUD AJIBARANG dan mendapat terapi. Ny. W mengatakan gula darah
kembali tinggi saat mengalami stress atau banyak pikiran.
e. Tipe Keluarga
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga keluarga inti atau nuclear family karena
dalam satu rumah terdiri dari ayah yang berusia 51 tahun dan ibu yang berusia 50
tahun denga tiga anak yaitu : anak perempuan berusia 25 tahun, anak kedua
perempuan berusia 21 tahun, dan anak ketiga laki-laki berusia 12 tahun yang
semuanya belum menikah. Tn. K dan Ny. W mengatakan dalam keluarganya tidak
ada kendala atau masalah tertentu yang dirasakan setiap anggota keluarga yang
mengganggu aktivitas mereka sehari-hari
f. Faktor Sosial, Ekonomi, Budaya
Interaksi dengan tetangga baik-baik, ikut kegiatan RT maupun RW rutin, untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi bekerja sebagai wiraswata, adat istiadat mengikuti
aturan-aturan yang ada di wilayahnya.
g. Kebiasaan Budaya yang Berhubungan dengan Kesehatan
Dalam keluarga tidak memiliki pantangan dan kebiasaan budaya yang terkait dengan
kesehatan karena pada dasarnya keluarga lebih mempercayakan kesehatan mereka
kepada instansi kesehatan/konsumsi obat warung apabila sakit, hanya saja dalam
keluarga suka mengkonsumsi jamu-jamuan dengan asumsi untuk menjaga kebugaran
tubuh.
h. Agama
Keluarga ini menganut agama Islam. Kedua orangtua rajin sholat 5 waktu dengan
mengajak anak-anaknya sholat berjama’ah.
i. Pola Aktifitas
Keluarga Tn. K melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa pada umumnya, tidak
ada gangguan pada aktifitas.
j. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. K saling mendukung dengan kasih sayang sehingga dapat
terpenuhi kehidupan yang sangat sederhana.
2. Fungsi Sosial.
Interaksi sosial keluarga Tn. K antara anggota keluarga dan lingkungan
terjalin baik.
3. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga Tn. k baik, untuk sehari-hari ditanggung oleh Tn.K
sebagai pencari nafkah.
k. Tumbuh Kembang Keluarga
Pertumbuhan dan perkembangan di Keluarga Tn. K menyesuaikan dengan keadaan
yang ada di keluarga.
l. Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn. K adalah keluarga dengan anak dewasa.
m. Strukur Keluarga
Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap anggota keluarga boleh
mengungkapkan pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada waktu perawat
melakukan pengkajian. Keluarga Tn. K menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
Pengambil keputusan : adalah Tn. K, karena sebagai Kepala Keluarga.
n. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari-hari
a) Nutrisi
Keluarga Tn. K mengatakan biasanya makan 3x sehari dengan lauk pauk sesuai
keadaan ekonomi. Biasanya Ny. W memasak sayur dan juga daging ataupun
gorengan sebagai lauk.
b) Pola Istirahat
Keluarga Tn. K mengatakan keluarga biasa tidur malam mulai jam 23.00 WIB
sampai 04.30 pagi, dan jarang tidur siang.
c) Pola Eliminasi
Keluarga Tn. K mengatakan tidak ada kelainan untuk kebutuhan bab dan bak
selama ini.
d) Pola Kebersihan
Keluarga Tn. K mengatakan untuk mandi 2x sehari pagi dan sore,terkadang
mandi bila badan kotor.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Nama
Tn. K Ny. W
TD 120/70 mmHg 130/80 mmHg
Nadi 76x/menit 80x/menit
RR 20x/menit 22x/menit
BB 73 kg 70 kg
Suhu 36,3℃ 36℃
TB 165 cm 158 cm
GDS 106mg/dl 314mg/dl
Kepala Mesocephal Mesocephal
Rambut Sebagian hitam, sebagian Bersih, sebagian beruban,
beruban, sedikit ikal, tidak ada lesi, tidak ada
bersih tidak ada ketombe ketombe
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis, di kornea
sedikit terlihat seperti
selaput
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Bersih, tidak ada polip Bersih, tidak ada polip
Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak
menngunakan alat menngunakan alat
pendengaran pendengaran
Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
Kulit Normal, sudah sedikit Kulit sedikit bersisik dan
keriput kering, ada bekas luka di
kaki
Dada Simetris, sonor seluruh Simetris, sonor seluruh
lapang paru, terdengar lapang paru, terdengar
bunyi vesikuler bunyi vesikuler
Abdomen Bising usus 13x/menit, Bising usus 10x/menit,
terdengar bunyi tympani terdengar bunyi tympani
Kekuatan otot
Ektermitas Tidak ada luka, tidak ada Terdapat bekas luka kecil
edema, tidak ada lesi yang mengering dan
menghitam, tidak ada
edema
Keluhan Mudah lelah, badan pegal Mudah lelah
Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 DS : Ny. W mengatakan bahwa Ketidakmampuan Defisiensi
dirinya menderita penyakit DM keluarga mengenal Pengetahuan
sejak setahun yang lalu setelah masalah Diabetes
memeriksakan kesehatannya di Melitus
Puskesmas, tetapi akhir-akhir ini
Ny. W jarang untuk
memeriksakan kesehatanya
kembali.
Ny. W dan Tn. K mengatakan
tidak paham akan penyakit yang
dideritanya.
DO : GDS Ny. W 314mg/dl,
ketika ditanya mengenai
penyakit DM, klien merasa tidak
tahu dan terlihat bingung.
Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah Diabetes Melitus.
Intervensi
DX NOC NIC
Defisiensi Setelah dilakuakan tindakan Pengetahuan : Manajemen
Pengetahuan keperawatan selama 3X Diabetes
berhubungan kunjungan, diharapkan keluarga 1. Kaji pengetahuan keluarga
dengan mampu mengenal masalah tentang pengertian DM, penyebab
ketidakmampuan kesehatan yang terjadi pada DM, tanda dan gejala DM.
keluarga mengenal klien dan keluarga, dengan 2. Lakukan penkes pada keluarga
masalah Diabetes kriteria hasil : tentang penyakit DM (yang
Melitus Indikator A T meliputi pengertian, penyebab,
1. Menyebutkan 2 4 tanda dan gejala DM)
pengertian, 3. Jelaskan pada klien dan
penyebab, tanda keluarga mengenai diet untuk
dan gejala DM. mengontrol glukosa darah dan
jelaskan makanan apa saja yang
2. Peran diet 2 4
boleh dan tidak boleh dikonsumsi
dalam
penderita DM.
mengontrol
4. Demonstrasikan terapi diet
kadar glukosa
yaitu pembuatan minuman
darah
penurun gula darah yaitu jus pare
3. Rencana 2 4
makan yanga
dianjurkan
Keterangan :
1 : tidak ada pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat banyak
Implementasi
Hari/Tgl DX Implementasi Respon TTD
Senin, 8 Defisiensi Kunjungan Pertama :
Februari Pengetahuan - Mengucapkan salam - Pasien menjawab salam.
2021 berhubungan - Memperkenalkan diri dan - Tn. K dan keluarga
dengan bina hubungan saling memperhatikan kemudian
ketidakmam percaya dengan klien dan berbalik memperkenalkan diri.
puan keluarga. - Tn. K dan keluarga sangat
keluarga - Menjelaskan tujuan pada senang dengan niat dan tujuan
mengenal klien dan keluarga. mahasiswa apalagi dengan
masalah tujuan meningkatkan
Diabetes kesehatan keluarga
Melitus
- Menanyakan persetujuan - Tn. K dan keluarga
dengan Tn. K dan keluarga menyetujui apa yang akan di
- Mengkaji tentang lakukan mahasiswa.
masalah kesehatan - Tn. K kooperatif dalam
keluarga berdasarkan 5 menjawab pertanyaan.
tugas keluarga.
EVALUASI
No Hari/Tgl DX Catatan Perkembangan TTD
1 Senin, 8 Defisiensi S:
Februari Pengetahuan Klien dan keluarga mengatakan bahwa belum paham
2021 berhubungan betul mengenai penyakit DM lebih mendalam dan
dengan konsep diet untuk penderita DM.
ketidakmam O:
puan Tn. K :
keluarga TD : 120/70mmHg
mengenal N : 76x/menit
masalah RR : 20x/menit
Diabetes Suhu : 36,3℃
Melitus Ny. W
TD : 130/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36℃
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
- Lakukan penkes pada keluarga tentang penyakit DM
(yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala
DM)
Selasa, 9 Defisiensi S:
Februari Pengetahuan Setelah diberi pendidikan kesehatan, Tn. K dan
2021 berhubungan keluarga mengatakan sudah paham dan mengatakan
dengan wawasannya bertambah mengenai penyakit DM.
ketidakmam O:
puan Klien dan keluarga tampak memperhatikan penjelasan
keluarga penkes tentang penyakit DM
mengenal A : Masalah teratasi
masalah P : Lanjutkan intervensi keperawatan
Diabetes - Demonstrasikan terapi diet yaitu pembuatan
Melitus minuman penurun gula darah yaitu jus pare
Rabu, 10 Defisiensi S:
Februari Pengetahuan Klien dan keluarga mengatakan jadi tahu tentang
2021 berhubungan bagaimana membuat minuman penurun gula darah.
dengan O:
ketidakmam Klien dan keluarga tampak mengerti dan akan rutin
puan membuat dan mengkonsumsi minuman jus pare
keluarga tersebut
mengenal A : Masalah teratasi
masalah P : Hentikan intervensi keperawatan.
Diabetes
Melitus
FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang studi : Ilmu Keperawatan Keluarga
Topik : Diabetes Mellitus
Sub topik : Pengobatan Diabetes Mellitus Dengan Jus Pare
Sasaran : Keluarga Tn. K
Tempat : Rumah Tn. K
Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Februari 2021
Waktu : 30 Menit
A. Latar belakang
Penyakit Diabetes Melitus ini tidak hanya diderita oleh orang yang berusia lanjut
saja, namun juga diderita oleh anak-anak remaja karena pengaruh gaya hidup
modern saat ini. Mahalnya harga obat Diabetes Melitus yang diproduksi oleh
pabrik dan beredar di pasaran nampaknya cukup berdampak pada daya beli
masyarakat yang kurang, terlebih lagi bagi masyarakat yang terkategori dalam
masyarakat menengah kebawah. Sehingga hal ini menyebabkan penderita enggan
untuk membeli obat dan pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit Diabetes
Melitus yang dideritanya semakin parah bahkan bisa menimbulkan kematian.
Oleh karena itu, saya mencoba untuk mencari alternatif untuk mengatasi penyakit
ini dengan menggunakan obat alami, yaitu dengan menggunakan buah pare.
Alasan kami menggunakan buah pare adalah karena buah pare telah familiar di
kalangan masyarakat awam, dapat dimanfaatkan dalam berbagai pengolahan dan
harganya yang relatif murah.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan Ny.B mampu menurunkan gulan
darahnya dengan jus pare
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Ny. B mampu:
a. Mengetahui definisi, tanda dan gejala penyakit DM
b. Mengetahui komplikasi DM
c. Mengetahui manfaat pare terhadap DM
d. Mengetahui cara pembuatan jus pare
e. Mengetahui alat dan bahan untuk membuat jus pare
C. Media
1. Leaflet
D. Tempat
Rumah Keluarga Tn. K RT 05/01 Desa Jingkang
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan keluarga
1. Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
Perkenalan Mendenarkan
Menjelaskan maksud dan tujuan Mendengarkan
penyuluhan (tujuan umum dan dan
tujuan khusus) memperhatikan
penjelasan yang
Apersepsi (mengkaji tingkat diberikan
pengetahuan sasaran terhadap Menjawab
materi yang akan disampaikan pertanyaan dan
dengan pertanyaan pembukaan) menyampaikan
yang diketahui
tentang penyakit
DM
2. Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan pengertian, tanda Mendengarkan
dan gejala serta komplikasi dan
penyakit DM memperhatikan
Menyebutkan dan menjelaskan
manfaat pare Mendengarkan
Menyebutkan dan menjelaskan dan
alat dan bahan pembuatan jus memperhatikan
pare Mendengarkan
Menyebutkan dan dan
mendemonstrasikan langkah- memperahatikan
langkah pembuatan jus pare
Memberikan kesempatan untuk Mendengarkan
bertanya hal yang belum jelas dan
Memberikan penjelasan terhadap memperhatikan
pertanyaan sasaran
Bertanya
apabila belum
mengerti
Memperhatik
an
G. Evaluasi
Prosedur evaluasi
1. Evaluasi dilakukan selama proses dan pada akhir
kegiatan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
a. Jelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala DM ?
b. Jelaskan tentang komplikasi DM ?
c. Sebutkan manfaat pare untuk penyakit DM ?
d. Sebutkan alat dan bahan untuk membuat jus pare ?
e. Demonstrasikan cara pembuatan jus jahe ?
2. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Melakukan kontrak waktu dengan sasaran
4) Menyiapkan alat dan bahan
5) Menyiapkan tempat
6) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan selama diberikan pendidikan kesehatan
2) Sasaran aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
3) Sasaran menjawab pertanyaan pemberi materi
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
5) tanya jawab
c. Evaluasi hasil
1) Pendidikan kesehatan berhasil baik bila sasaran mampu menjawab
80 % atau lebih pertanyaan dengan benar
2) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil atau cukup baik bila
sasaran mampu menjawab antara 50 % - 80 % pertanyaan dengan
benar
3) Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil atau tidak baik
apabila sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50 % pertanyaan
dengan benar.
I. DIABETES
A. Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Noer, 2003). Diabetes mellitus
adalah penyakit dimana penderita tidak bisa mengontrol kadar gula dalam
tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan ataupun kelebihan gula sehingga
mengganggu system kerja tubuh secara keseluruhan (FKUI, 2001). Diabetes
mellitus adalah penyakit yang sering dijumpai sebagai akibat dari defisiensi
insulin atau penurunan efektivitas insulin (Brooker, 2001).
B. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 : 692 )
yaitu :
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas yang
bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan
oleh jarinagan perifer tergantung keseimbangan fisiologis beberapa hormon.
Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha
pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes
mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada
post reseptor.
C. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting
yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat
yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.
1. Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di
dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang
berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulin untuk mengatur kadar
glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alfa yang memproduksi glukagon
yang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa
darah. Juga ada sel delta yang mngeluarkan somastostatin.
2. Kerja Insulin
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa itu
dimetabolismekan menjadi tenaga.
a. Patofisiologi DM Tipe 1
Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh
karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena
adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya
anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody).
Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya
menyebabkan hancurnya sel beta.
b. Patofisiologi DM Tipe 2
Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak
tetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang.
Reseptor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke
dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang,
hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang
kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit,
sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa di dalam darah
akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada DM
Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disamping kadar glukosa
tinggi,juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut
resistensi insulin.
D. Gambaran Klinik
Gejala diabetes
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering
kencing terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun
dengan cepat. Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan
pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur,
gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan
bayi di atas 4 kg.Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak
merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena
pada saat periksa kesehatan diemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
II. PARE
A. Tanaman pare
Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia
Tropis. Pare digunakan untuk obat herbal selama berabad-abad. Pare pada
umumnya digunakan untuk mengobati diabetes di Cina dan negara-negara
Asia lainnya. Tanaman pare merupakan tanaman merambat, tumbuhan
semusim yang tumbuh merambat. Buahnya pahit dan berbau tidak enak,
buahnya berbintil-bintil dalam beberapa lajur. Ada jenis yang tidak berbintil-
bintil bentuknya panjang disebut pare ulo (pare ular). Buah Pare biasa dibuat
sayur, walau terasa pahit tanaman buah pare dapat digunakan sebagai obat
herbal untuk penyakit kencing manis (Diabetes). Penelitian yang diterbitkan di
Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition membuktikan bahwa pemberian
secara oral ekstrak biji pare sebanyak 150mg per kg berat badan selama 30
hari ada penurunan secara signifikan gula darah.
B. Kandungan pare
Kandungan senyawa dalam buah pare adalah saponin, flavonoid, dan
polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan
charantin, karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Sementara itu
bijinya mengandung momordisin. Hampir semua bagian tanaman ini, baik biji,
bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat. Selain itu diduga pare
memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling
tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas
tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit
cadangan gula glycogen di hati. Insulin juga mengandung saponin (triterpen)
yang bekerja dengan aktivitas yang mirip dengan insulin, sehingga dapat
memasukkan glukosa dalam darah ke dalam sel. Pare juga mengandung suatu
peptida yang menyerupai sifat insulin, salah satunya adalah polipeptida P dan
alkaloid. Kandungan lain dalam pare pun turut serta dalam efek perubahan
gula darah. Pada penelitian percobaan yang dilakukan ke manusia, pare
menunjukkan perubahan signifikan dalam pengontrolan gula darah setelah
mengkonsumsinya dan menghasilkan efek penurunan gula darah. Berdasarkan
penelitian, pare mengandung charatin, polipeptida p dan vicine, yang
berfungsi sebagai anti diabetes, menurunkan kadar glukosa, dan juga dapat
meningkatkan kadar lipid darah. karena tanaman ini mengandung saponin,
flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin,
momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah. Zat karantin
pada pare berkasiat hipoglesemik ( menurunkan kadar glukosa darah) ia terdiri
atas campuran senyawa-senyawa sponin steroid yang khasiatnya lebih kuat
daripada tolbutamida. Zat ini menstimulasi (mengarang) sel-sel B pulau
langerhans sehingga meningkatkan produksi hormon insulin, peningkatan
jumlah sel-sel B kelenjar pankreas memperkuat hipoglisemik buah pare. Pusat
penelitian obat tradisional (PPOT) Unifersitas Gajah Mada melakukan uji
serupa dengan ekstrak buah pare. Uji dilakukan terhadap 10 pasien DM
noninsulin-dependent berusia 43-69 tahun pasien diberi 4 kapsul masing-
masing 750 mg 3 kali sehari selama 4 minggu setelah 2 minggu, terdapat
penurunan kadar glukosa darah dan 2 jam sesudah makan secara signifikan,.
Kandungan lain adalah senyawa polipeptida yang mirip insulin disebut
polipeptida-p (p- insulin) . khasiatnya menurunkan kadar glukosa darah secara
langsung. Selain itu terdapat pula senyawa-senyawa alkaloid yang memiliki
peranan serupa. Selain untuk penyakit gula darah , pare pun secara in vitro
potensial menghambat virus HIV dan tumor. itu A dan B momorkarin.
penemuan lain buah pare matang berkasiat melawan kanker, khususnya
leukimia. sebuah studi dari Jurnal Ethnopharmacology menyatakan bahwa
baik pare segar maupun yang dikeringkan dalam jumlah 1.5 ons - 3 ons bisa
membuat kadar gula darah turun sebanyak 48%, membuat toleransi glukosa
membaik tanpa terjadi peningkatan insulin, serta memperbaiki kadar gula
darah puasa pada diabetesi..
Hal positif lain yang didapat, bahwa pare ternyata memiliki kualitas
antioksidan, dalam artian mampu membantu melindungi sel dari radikal bebas,
terutama yang disebabkan oleh diabetes.
C. Komplikasi
Pemakaian dosis pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi
jika penggunaannya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter.
Namun ternyata untuk ibu hamil dan anak-anak, konsumsi pare harus
dihindari, sebab dalam pare bisa menimbulkan efek anti kesuburan ,
meningkatkan resiko aborsi dan pendarahan menstruasi. Sedangkan
pengaruhnya terhadap anak-anak, yang mana kondisi tubuh mereka masih
belum kuat, terkadang pare bisa menimbulkan efek samping seperti, sakit
kepala, demam dan sakit perut.
Perlu diketahui juga bahwa pare mengandung momorcharin, yang
berefek antifertilitas atau susah punya anak.
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PROMKES DIET
DIABETES MELITUS
No. Dokumen :
SO No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/
Poltekkes
Kemenkes Dwinda Maulina Rahma
Semarang
Pengerti Penatalaksanaan Diet Diabetes Melitus (DM) adalah suatu
an pengaturan makan yang bertujuan untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapat control
metabolis yang lebih baik. Salah satu makanan/minuman yang dapat
menurunkan gula dalam darah adalah pare, pare dapat digunakan
sebagai obat herbal untuk penyakit kencing manis (Diabetes).
Tujuan Agar keluarga mengetahui bagaimana konsep diet DM dan
langkah-langkah membuat makanan/minuman penurun gula darah
yaitu dengan jus pare.
Alat dan 1. 2 Buah pare
Bahan 2. Satu gelas Air
Prosedur 1. Salam, memperkenalkan diri dan BHSP dengan keluarga.
2. Menjelaskan tujuan
3. Melakukan penkes tentang konsep diet DM dan menjelaskan
langkah-langkah/cara pembuatan jus pare sebagai minuman penurun
gula darah.
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Cara pembuatan :
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan
setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari
sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu.
6. Membereskan alat dan bahan
7. Evaluasi apakah keluarga sudah paham cara pembuatannya
FORMAT PENILAIAN
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA
Nama Mahasiswa :
Waktu Praktek :
Tempat Praktek :
Bobot 40%
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
1 2 3 4
A PERSIAPAN
1. Menyusun rancangan penyuluhan
kesehatan*
2. Menyiapkan keluarga
3. Menyiapkan alat bantu dan alat peraga
4. Menyiapkan tempat
B PELAKSANAAN
1. Menggunakan komunikasi yang efektif
(bahasa jelas, mudah dimengerti dan
sederhana)
2. Menunjukkan penguasaan materi yang
disampaikan*
3. Menggunakan alat bantu dan alat peraga
yang dipersiapkan sesuai kebutuhan
4. Strategi pendidikan kesehatan sesuai
dengan kondisi
5. Tanggap terhadap respon keluarga
6. Materi sesuai sasaran*
C EVALUASI
1. Melaksanakan evaluasi pencapaian
tujuan pendidikan kesehatan
2. Keberhasilan pendidikan kesehatan*
*Kritikal point
(1x…..)+(2x…..)+(3x…..)+(4x…..)
Nilai = -----------------------------------------------
12
Purwokerto,
…………………………………
…………….
Penguji