KOTA BENGKULU
DI SUSUN OLEH :
DHYOBA PRATAMA
DOSEN PEMBIMBING :
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Bengkulu, 09 Januari2021
MAHASISWA
DHYOBA PRATAMA
A. Konsep Dasar Gangguan Pola Tidur
1. Defenisi
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga masalah : insomnia, gerakan sensasi abnormal di kala tidur atau ketika di
tengah malam atau merasa mengantuk yang berlebihan di siang hari (Potter dan Perry,
2005). Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), dalam buku Standar Diagnosis
keperawatan Indonesia tanda dan gejala gangguan pola tidur dibagi menjadi dua
yaitu:
(1) Secara subjektif klien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh
tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak
cukup.
(2) Secara objektif tidak ada gejala mayor dari gangguan pola tidur.
(2) Secara objektif tidak ada gejala minor dari gangguan pola tidur.
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
c) Kurang privasi
d) Retraint fisik
4. Tahapan Tidur
Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer,
Tidur NREM terdiri dari 4 tahapan, dimana setiap tahapannya mempunyai ciri
tersendiri :
(1) Tahap I
Tahap I ini berlangsung 30 detik sampai 5 menit pertama dari siklus tidur.
Pada tahap ini seseorang merasa kabur dan rileks, mata bergerak ke kanan dan
ke kiri, kecepatan jantung dan pernapasan turun secara jelas. Gelombang alfa
sewaktu seseorang masih sadar dibantu dengan gelombang beta yang lambat.
Sesorang yang tidur pada tahap pertama dapat dibangunkan dengan mudah.
(2) Tahap II
Seluruh tubuh kita seperti berada pada tahap tidur yang lebih dalam. Tidur
Pada tahapan ini kecepatan jantung dan pernapasan serta proses tubuh
(4) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan rekomendasi
Selama tidur seseorang mengalami sampai 4 sampai 6 kali suklus tidur dalam
waktu 7 sampai 8 jam. Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM
Tahap tidur REM sangat berbeda dari tidur NREM. Tidur REM adalah tahapan
tidur yang sangat aktif. Pola napas dan denyut jantung tidak teratur dan tidak
tangan, kaki, atau muka, dan pada laki-laki dapat timbul ereksi pada periode tidur
REM. Walaupun ada aktivitas demikian orang masih tidur lelap dan sulit untuk
dibangunkan. Sebagian besar anggota gerak tetap lemah dan rileks. Tahap tidur ini
diduga berperan dalam memulihkan pikiran, menjernihkan rasa kuatir dan daya
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
a) Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan klieen kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan hipertensi, ganguan pernapasan seperti
b) Lingkungan
Klien yang biasanya tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
c) Motivasi
d) Kelelahan
e) Kecemasan
mengganggu tidurnya.
f) Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
1. Pengkajian
a) Data Biografi
Terdiri dari : nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit , nama
b) Riwayat Kesehatan
yang sudah lama dialami oleh klien dan biasanya dilakukan pengkajian
c) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan tidur biasanya lemah.
(2) Kesadaran
Terjadi disuria atau poliuria tergantung pada ada atau tidaknya penyakit yang
Klien mengalami kesulitan memulai tidur, terbangun dalam waktu yang lama
atau terlalu dini dan sulit untuk kembali tidur. Untuk mengetahui kualitas tidur
biasanya > 5.
keuangan.
motivasi. Untuk mengetahui status mental klien dapat digunakan tabel Short
Klien tidak mengalami gangguan konsep diri. Untuk mengkaji tingkat depresi
klien dapat menggunakan tabel Inventaris Depresi Beck (IDB) atau Geriatric
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola tidur diantaranya yaitu
sebagai berikut :
a) Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal ditandai dengan susah
c) Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk tidur, henti napas saat tidur,
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan Intervensi
No Diagnosa Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Pantau pola tidur
tindakan keperawatan 2. Monitor tanda-tanda
selama 1x24 jam, vital
diharapkan klien dapat 3. Kaji faktor penyebab
menunjukkan pola tidur gangguan tidur
yang adekuat dengan 4. Ciptakan lingkungan
kriteria hasil : yang nyaman
1. Jumalah jam tidur 5. Monitor waktu
dalam batas normal makan dan minum
6-8 jam/hari dengan waktu tidur
2. Pola tidur, kualitas 6. Monitor kebutuhan
dalam batas normal tidur klien
3. Perasaan segar
sesudah tidur atau
istirahat
4. Mampu
mengidentifikasi
hal-hal yang
meningkatkan tidur
2 Cemas Setelah dilakukan 1. Gunakan
tindakan keperawatan pendekatan yang
selama 1x24 jam, menenangkan
diharapkan klien tidak 2. Nyatakan dengan
menunjukkan jelas harapan
kecemasan dengan terhadap pelaku
kriteria hasil : pasien
1. Klien mampu 3. Jelaskan semua
mengidentifikasi dan prosedur dan apa
mengungkapkan yang dirasakan
gejala cemas selama prosedur
2. Klien dapat 4. Pahami prespektif
mengontrol cemas pasien terhadap
3. Vital sign dalam situasi strees
batas normal 5. Temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
6. Identifikasi tingkat
kecemasan
7. Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu. Yogyakarta. 2011
Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta. 2010
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Jogjakarta: Mediaction.
Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta:
Selemba Medika.