Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMPLEMENTER PADA PASIEN DENGAN INSOMNIA

OLEH

I KOMANG GUNAWAN
P07120018015

TINGKAT 2.1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN INSOMNIA
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Secara umum istirahat merupakan keadan yang tenang, rileks tanpa tekanan
emosional dan bebas dari kegelisahan ( Wahit dan Nurul 2007). Beristirahat bukan
berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali terkadang berjalan – jalan juga
dikatakan suatu bentuk istirahat ( Hidayat 2006).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981:679.
Tidur berasal dari kata bahasa latin “Semnus yang berarti alami periode pemulihan
keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran
Insomnia adala gangguan tidur yang menyebabkan penderita silit tidur atau tidak
cukup tidur meskipun terdapat cukup waktu untuk melakukanya. Hal ini dapat
mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang.

2. Tanda dan Gejala


a. Kesulitan memulai tidur di malam hari
b. Sering terbangun di tengah malam
c. Bangun tidur dengan tubuh yang lelah
d. Mengantuk dan kelelahan di siang hari
e. Cepat marah dan depresi
f. Sakit kepala
g. Nyeri pada perut dan usus
h. khawatir tentang tidur
3. Patofisiologis

Stressor

Tubuh melakukan mekanisme


(HPA)

Hipotalamus menghasilkan CRH

Menghasilkan hormon ACTH

Korteks kelenjar adrenal melepas


hormone kortisol

Melatonin
rendah

Merangsang saraf simpatis


terus terjaga

Gangguan Pola Tidur


KLASIFIKASI TIDUR
1. Non- REM
Pola atau tipe tidur biasa ini juga disebut NREM ( Non Rapid Eye Movement)
yaitu gerakan mata tidak cepat. Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek, karena gelombang otak selama NREM lebih lambat dari
pada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur.
Tanda – tanda tidur NREM adalah :
a. Mimpi berkurang
b. Keadaan istirahat ( otot mula berelaksasi)
c. Tekanan darah menurun
d. Kecepatan pernafasan turun
e. Metabolisme turun
f. Gerakan mata lambat
Tidur NonREM ini terbagi menjadi 4 tahap :
a. Tahap I
a.) Tahap transmisi
b.) Berlangsung dalam 5 menit
c.) Beralih dari sadar menjadi tidur
d.) Seseorang merasa kabur dan rileks
e.) Mata bergerak ke kanan ke kiri
f.) Kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas
g.) Gelombang alpha sewaktu orang masih sadar diganti dengan gelombang beta
yang lebih lambat
h.) Dapat bangun dengan mudah

b. Tahap II
a.) Tahap tidur ringn
b.) Proses tubuh terus menurun
c.) Mata masih bergerak – gerak
d.) Kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas
e.) Suhu tubuh dan metabolisme menurun
f.) Ditandai dengan gelombang “ sleep spindles”
g.) Berakhir dari waktu 10 – 15 menit
h.) Berlangsung pendek
c. Tahap III
a.) Denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat akibat dominasi
b.) Sistem saraf parasimpatik
c.) Sulit dibangunkan
d.) Gelombang otak lebih teratur
e.) Penambahan gelombang delta yang lambat
d. Tahap IV
a.) Kecepatan jantung dan pernafasan menurun
b.) Jarang bergerak dan sulit dibangunkan
c.) Gerak bola mata cepat
d.) Sekresi lambung turun
e.) Tonus otak menurun

2. REM
Pola atau tipe tidur Paradoksikal ini disebut juga ( Rapid Eye Movement ) yaitu gerakan
mata cepat. Tidur tipe ini disebut “ paradoksial” karena hal ini bersifat “paradoks” yaitu
seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya tidur REM
atau Paradoks ini merupakan pola atau tipe dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif
Pola atau tipe tridur REM adalah :
a. Bola mata bergerak dengan kecepatan tinggi
b. Terajdi kejang otot kecil, otot besar imobilisasiPernafasan tidak terartur
c. Nadi ireguler
d. Metabolisme meningkat
e. Lebih sulit dibangunkan
Pola Tidur Normal
a. Neonatus
1.) Tidur 14 – 18 jam sehari
2.) Gerak tubuh sendiri
3.) 50 % tidur NonREM
4.) Setiap siklus tidur 45 –  60 menit
b. Bayi
1.) Tidur 12 – 14 ja sehari
2.) 20 – 30 tidur REM
3.) Tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola tebangun sebentar – sebentar
c. Remaja
1.) Tidur 8,5 jam sehari
2.) 20 % tidur REM
d. Dewasa Muda
1.) Tidur 7 – 9 jam sehari
2.) 5 – 10 % tidur tahap I
3.) 50 % tidur tahap II
4.) 10 – 20% tidur tahap III – IV
5.) 20 – 25 % tidur REM
e. Dewasa Pertengahan
1.) Tidur sekitar 7 jam sehari
2.) 20 % tidur REM
3.) Kadang insomnia
f. Dewasa Tua
1.) Tidur sekitar 6 jam sehari
2.) 20 – 25 % tidur REM
3.) Tidur tahap IV berkurang kadang – kadang tidak ada
4.) Insomnia
3. Epidemiologi
Epidemiologi pada gangguan tidur yang umum yaitu : insomnia, gerakan atau sensasi
abnormal dikala tidur atau rasa mengantuk yang berlelahan di siang hari dan adanya
nyeri  pada bagian tertentu.
4. Faktor Predisposisi
Kuantitas atau kualitas tidur seseorg dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirhat sesuai kebutuhannya. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan tenang dan nyaman tiba – tiba terjadi
perubahan suasana seperti kegaduhan maka akan mengahmbat tidurnya
c. Obat – obatan
Obat juga mempengaruhi proses tidur seperti : diuretik yang menyebabkan insomnia,
kafein dapat menyebabkan seseorang tidak tidur, betabolker menimbulkan insomnia,
benzodiazepino meningkatkan kantuk di siang hari alkohol mengandung tidur REM.
5. Gejala Klinis
Gejala klini ditandai dengan perasaan lelah. Gelisah emosi apatis adanya kehitaman
didaerah sekitar mata bengkak konjungtiva merah, mata perih, perhatian tidak fokus dan
sakit kepala

4. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
Terdiri dari nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, telepon, pekerjaan,
dan bahasa sehari-hari
b. Keluhan utama dan riwayat penyakit
Kaji keluhan pasien yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari
c. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
pemeriksaan dasar untuk klien
d. Pemeriksaan fisik dan psikis
melakukan pemeriksaan fisik adakah keluhan sakit pada klien,system integument,
system syaraf, system pengindraan dan yang lainya yang dilakukan head toe to.
konsep diri pada klien seperti citra tubuh, indetitas diri, peran diri, ideal diri, dan
harga diri.
e. Pemeriksaan penunjang
Kaji kadar kolestrol, gula darah dan asam urat bila diperlukan untuk menunjang
tegaknya diagnosa

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pola Tidur
Yaitu gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab
a. Hambatan lingkungan
b. Kurang kontrol tidur
c. Kurang privasi
d. Restraint fisik
e. Ketiadaan teman tidur
f. Tidak familiar dengan peralatan tidur
2. Intoleransi Aktivitas
Yaitu ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Tirah Baring
c. Kelemahan
d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
C. Intervensi Keperawatan
1) Memberikan KIE tentang memgatasi insomnia
2) Menganjurkan istirahat tidur 7-8 jam setiap malam
3) Memberikan terapi akupresur dengan titik-titik sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry 2005 Fundamental Keperawatan II edisi 4 Jakarta : EGC


Tim Pokja SDKI 2016 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia edisi 1 Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi 1 cetakan II Jakarta : DPP
PPNI
dr. Yuniati Situmorang, M.kes dkk 2012 Materi Pembelajaran Orientasi Akupresure Bagi
Petugas Puskesmas Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai