OLEH
I KOMANG GUNAWAN
P07120018015
TINGKAT 2.1
Stressor
Melatonin
rendah
b. Tahap II
a.) Tahap tidur ringn
b.) Proses tubuh terus menurun
c.) Mata masih bergerak – gerak
d.) Kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas
e.) Suhu tubuh dan metabolisme menurun
f.) Ditandai dengan gelombang “ sleep spindles”
g.) Berakhir dari waktu 10 – 15 menit
h.) Berlangsung pendek
c. Tahap III
a.) Denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat akibat dominasi
b.) Sistem saraf parasimpatik
c.) Sulit dibangunkan
d.) Gelombang otak lebih teratur
e.) Penambahan gelombang delta yang lambat
d. Tahap IV
a.) Kecepatan jantung dan pernafasan menurun
b.) Jarang bergerak dan sulit dibangunkan
c.) Gerak bola mata cepat
d.) Sekresi lambung turun
e.) Tonus otak menurun
2. REM
Pola atau tipe tidur Paradoksikal ini disebut juga ( Rapid Eye Movement ) yaitu gerakan
mata cepat. Tidur tipe ini disebut “ paradoksial” karena hal ini bersifat “paradoks” yaitu
seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya tidur REM
atau Paradoks ini merupakan pola atau tipe dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif
Pola atau tipe tridur REM adalah :
a. Bola mata bergerak dengan kecepatan tinggi
b. Terajdi kejang otot kecil, otot besar imobilisasiPernafasan tidak terartur
c. Nadi ireguler
d. Metabolisme meningkat
e. Lebih sulit dibangunkan
Pola Tidur Normal
a. Neonatus
1.) Tidur 14 – 18 jam sehari
2.) Gerak tubuh sendiri
3.) 50 % tidur NonREM
4.) Setiap siklus tidur 45 – 60 menit
b. Bayi
1.) Tidur 12 – 14 ja sehari
2.) 20 – 30 tidur REM
3.) Tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola tebangun sebentar – sebentar
c. Remaja
1.) Tidur 8,5 jam sehari
2.) 20 % tidur REM
d. Dewasa Muda
1.) Tidur 7 – 9 jam sehari
2.) 5 – 10 % tidur tahap I
3.) 50 % tidur tahap II
4.) 10 – 20% tidur tahap III – IV
5.) 20 – 25 % tidur REM
e. Dewasa Pertengahan
1.) Tidur sekitar 7 jam sehari
2.) 20 % tidur REM
3.) Kadang insomnia
f. Dewasa Tua
1.) Tidur sekitar 6 jam sehari
2.) 20 – 25 % tidur REM
3.) Tidur tahap IV berkurang kadang – kadang tidak ada
4.) Insomnia
3. Epidemiologi
Epidemiologi pada gangguan tidur yang umum yaitu : insomnia, gerakan atau sensasi
abnormal dikala tidur atau rasa mengantuk yang berlelahan di siang hari dan adanya
nyeri pada bagian tertentu.
4. Faktor Predisposisi
Kuantitas atau kualitas tidur seseorg dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirhat sesuai kebutuhannya. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan tenang dan nyaman tiba – tiba terjadi
perubahan suasana seperti kegaduhan maka akan mengahmbat tidurnya
c. Obat – obatan
Obat juga mempengaruhi proses tidur seperti : diuretik yang menyebabkan insomnia,
kafein dapat menyebabkan seseorang tidak tidur, betabolker menimbulkan insomnia,
benzodiazepino meningkatkan kantuk di siang hari alkohol mengandung tidur REM.
5. Gejala Klinis
Gejala klini ditandai dengan perasaan lelah. Gelisah emosi apatis adanya kehitaman
didaerah sekitar mata bengkak konjungtiva merah, mata perih, perhatian tidak fokus dan
sakit kepala
4. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
Terdiri dari nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, telepon, pekerjaan,
dan bahasa sehari-hari
b. Keluhan utama dan riwayat penyakit
Kaji keluhan pasien yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari
c. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
pemeriksaan dasar untuk klien
d. Pemeriksaan fisik dan psikis
melakukan pemeriksaan fisik adakah keluhan sakit pada klien,system integument,
system syaraf, system pengindraan dan yang lainya yang dilakukan head toe to.
konsep diri pada klien seperti citra tubuh, indetitas diri, peran diri, ideal diri, dan
harga diri.
e. Pemeriksaan penunjang
Kaji kadar kolestrol, gula darah dan asam urat bila diperlukan untuk menunjang
tegaknya diagnosa
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pola Tidur
Yaitu gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab
a. Hambatan lingkungan
b. Kurang kontrol tidur
c. Kurang privasi
d. Restraint fisik
e. Ketiadaan teman tidur
f. Tidak familiar dengan peralatan tidur
2. Intoleransi Aktivitas
Yaitu ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Tirah Baring
c. Kelemahan
d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
C. Intervensi Keperawatan
1) Memberikan KIE tentang memgatasi insomnia
2) Menganjurkan istirahat tidur 7-8 jam setiap malam
3) Memberikan terapi akupresur dengan titik-titik sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA