Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK

GANGGUAN INSOMNIA

DISUSUN OLEH :

SLAMET SETIAWAN

NIM : 2022207209033

PRODI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2022
LAPORAN PENDAHULUAN INSOMNIA ATAU GANGGUAN TIDUR

A. KONSEP DASAR TEORI


1. Definisi
Secara umum istirahat merupakan keadan yang tenang, rileks tanpa tekanan
emosional dan bebas dari kegelisahan ( Wahit dan Nurul 2017). Beristirahat bukan
berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali terkadang berjalan – jalan juga
dikatakan suatu bentuk istirahat ( Hidayat 2016).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang
dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton
1981:679. Tidur berasal dari kata bahasa latin “Semnus yang berarti alami periode
pemulihan keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran
Kata ”Istirahat” memiliki arti yg sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan
diri, diam menganggur sesudah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari
apapun yg membosankan,menyulitkan & menjengkelkan, dgn demikian, apat
dikatakan bahwa istirahat mewujudkan/adalah ledakan yg tenang , rileks tiada tekanan
emosional & bebes dari kecemasasn, (Ansietas). Terdapat beberapa karakteristik dari
istrahat, misalnya, narrow(1967) yang dikutip perri potter 1993 mengemukakan
beberapa karakteristik yang berhubungan dengan istirahat diantaranya:

1. Merasa segala sesuatu bisa diatas.


2. Merasa diterima
3. Bebas dari gangguan ketidak nyamanan
4. Memiliki sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.
Tidur mewujudkan/adalah keadann tak sadar di mana presepsi reaksi individu
terhadap lingkungan menurun / hilang & bisa di bangukan kembali dgn stimulus &
sensori yg cukup (Guyton 1986) bisa jg di katakan sebagai keadann tak sadarkan diri
yg relatif, bukan hanya keadann penuh ketenangan tiada kegiatan, tapi lebih
mewujudkan/adalah suatu urutan siklus yg berulang dgn ciri adanya aktivitas yg
minim memiliki kesadaran yg bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis &
terjadi menurunnya respon terhadap rangsangan dari luar.

2. Patofisiologi
Pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara
bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun
tertanggu. Salah satu aktivitas ini diatur oleh sistem pengasktivasi retikulasi yang
merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat
termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.

3. Pathwa
y
4. Klasifikasi
a. Disomnia
1.) Gangguan tidur intrinsik
2.) Narkolepsi
3.) Sindrom apnea tidur obstruktif
4.) Gangguan gerakan aktivitas periodik

b. Parasomnia
1.) Gangguan terjaga
2.) Berjalan dalam tidur
3.) Teror tidur
4.) Gangguan transisi tidur bangun
5.) Berbicara dalam tidur
6.) Kram tungkai nocturnal
7.) Parasomnia berkaitan dengan tidur REM
8.) Mimpi buruk
9.) Gangguan pelaku tidur REM

5. Karakteristik Istirahat
a. Keadaan tenang
b. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
c. Mengakibatkan menjadi segar kembali.
6. Fungsi Tidur
a. Menjaga keseimbangan mental dan emosional
b. Mereview kembali kejadian-kejadian yang dialami memproses dan menggunakan
untuk masa depan.
7. Tanda-tanda secara umum.
a. Aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadarn yang bervariasi
c. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
d. Penurunan respon terhadap rangsangan dari luar
8. Perubahan Fisiologis Tubuh Saat Tidur.
a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
b. Dilatasi pembuluh sarah perifer
c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastro intestinal.

B. KLASIFIKASI TIDUR
1. Non- REM
Pola atau tipe tidur biasa ini juga disebut NREM ( Non Rapid Eye Movement)
yaitu gerakan mata tidak cepat. Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek, karena gelombang otak selama NREM lebih lambat
dari pada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan
tidur. Tanda – tanda tidur NREM adalah :
a. Mimpi berkurang
b. Keadaan istirahat ( otot mula berelaksasi)
c. Tekanan darah menurun
d. Kecepatan pernafasan turun
e. Metabolisme turun
f. Gerakan mata lambat
Tidur NonREM ini terbagi menjadi 4 tahap :
a. Tahap I
a.) Tahap transmisi
b.) Berlangsung dalam 5 menit
c.) Beralih dari sadar menjadi tidur
d.) Seseorang merasa kabur dan rileks
e.) Mata bergerak ke kanan ke kiri
f.) Kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas
g.) Gelombang alpha sewaktu orang masih sadar diganti dengan gelombang beta
yang lebih lambat
h.) Dapat bangun dengan mudah

b. Tahap II
a.) Tahap tidur ringn
b.) Proses tubuh terus menurun
c.) Mata masih bergerak – gerak
d.) Kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas
e.) Suhu tubuh dan metabolisme menurun
f.) Ditandai dengan gelombang “ sleep spindles”
g.) Berakhir dari waktu 10 – 15 menit
h.) Berlangsung pendek
c. Tahap III
a.) Denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat akibat
dominasi
b.) Sistem saraf parasimpatik
c.) Sulit dibangunkan
d.) Gelombang otak lebih teratur
e.) Penambahan gelombang delta yang lambat
d. Tahap IV
a.) Kecepatan jantung dan pernafasan menurun
b.) Jarang bergerak dan sulit dibangunkan
c.) Gerak bola mata cepat
d.) Sekresi lambung turun
e.) Tonus otak menurun

2. REM
Pola atau tipe tidur Paradoksikal ini disebut juga ( Rapid Eye Movement ) yaitu
gerakan mata cepat. Tidur tipe ini disebut “ paradoksial” karena hal ini bersifat
“paradoks” yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata.
Ringkasnya tidur REM atau Paradoks ini merupakan pola atau tipe dimana otak
benar-benar dalam keadaan aktif
Pola atau tipe tridur REM adalah :
a. Bola mata bergerak dengan kecepatan tinggi
b. Terajdi kejang otot kecil, otot besar imobilisasiPernafasan tidak terartur
c. Nadi ireguler
d. Metabolisme meningkat
e. Lebih sulit dibangunkan
Pola Tidur Normal
a. Neonatus
1.) Tidur 14 – 18 jam sehari
2.) Gerak tubuh sendiri
3.) 50 % tidur NonREM
4.) Setiap siklus tidur 45 –  60 menit
b. Bayi
1.) Tidur 12 – 14 ja sehari
2.) 20 – 30 tidur REM
3.) Tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola tebangun sebentar – sebentar
c. Remaja
1.) Tidur 8,5 jam sehari
2.) 20 % tidur REM
d. Dewasa Muda
1.) Tidur 7 – 9 jam sehari
2.) 5 – 10 % tidur tahap I
3.) 50 % tidur tahap II
4.) 10 – 20% tidur tahap III – IV
5.) 20 – 25 % tidur REM
e. Dewasa Pertengahan
1.) Tidur sekitar 7 jam sehari
2.) 20 % tidur REM
3.) Kadang insomnia
f. Dewasa Tua
1.) Tidur sekitar 6 jam sehari
2.) 20 – 25 % tidur REM
3.) Tidur tahap IV berkurang kadang – kadang tidak ada
4.) Insomnia
3. Epidemiologi
Epidemiologi pada gangguan tidur yang umum yaitu : insomnia, gerakan atau sensasi
abnormal dikala tidur atau rasa mengantuk yang berlelahan di siang hari dan adanya
nyeri  pada bagian tertentu.

4. Faktor Predisposisi
Kuantitas atau kualitas tidur seseorg dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas
tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh
jumlah istirhat sesuai kebutuhannya. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat
tidur
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan tenang dan nyaman tiba – tiba terjadi
perubahan suasana seperti kegaduhan maka akan mengahmbat tidurnya
c. Obat – obatan
Obat juga mempengaruhi proses tidur seperti : diuretik yang menyebabkan
insomnia, kafein dapat menyebabkan seseorang tidak tidur, betabolker
menimbulkan insomnia, benzodiazepino meningkatkan kantuk di siang hari
alkohol mengandung tidur REM.
5. Gejala Klinis
Gejala klini ditandai dengan perasaan lelah. Gelisah emosi apatis adanya kehitaman
didaerah sekitar mata bengkak konjungtiva merah, mata perih, perhatian tidak fokus
dan sakit kepala

C. PENATALAKSANAAN
a.    Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur faktor yang
menyebabkan gangguan tidur bermacam – macam biasanya pasien dapat
mengidentifikasi penyebab masalah gangguan tidur seperti nyeri akut, kecemsan dll
b.    Mengurangi distraksi lingkungan
Distrkasi lingkungan adalah masalah utama pasien rawat inap cara untuk
mengatasinya antara lain.

D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


A. PENGKAJIAN
1. Indentitas pasien.
Meliputi nama, jenis kelamin, agama, alamat, perkerjaan, tanggal lahir, umur, asal
daerah, suku bangsa, status perkawinan, tanggal pengkajian.
2. Indentitas penanggung jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, perkerjaan dan hubungan dengan pasien.
3. Alasan masuk rumah sakit.
Yang menyebabkan klien dating kerumah sakit dan bagaimana gambaran tentang
gejala.
4. Keluhan utama.
Yaitu keluan utama klien hingga dibawa kerumsh sakit.
5. Faktor Predisposisi
Adapun hal-hal yang perlu dikaji meliputi riwayat penyakit masalalu klien, riwayat
psikososial dan riwayat penyakit pada keluarga klien.
6. Faktor presipitasi.
Faktor pencetus yang membuat klien mengalami gangguan jiwa, timbulnya gejala
gangguan jiwa, penyebab munculnya gejala, apa saja yang telah dilakukan dan apa
hasilnya.
7. Pmeriksaan fisik
Pengkajian ttv, melakukan pemeriksaan fisik adakah keluhan sakit pada klien,system
integument, system syaraf, system pengindraan dan yang lainya yang dilakukan head
toe to.
8. Psikososial
Mengenai aspek social, aspek spiritual dan konsep diri pada klien seperti citra tubuh,
indetitas diri, peran diri, ideal diri, dan harga diri.
9. Status mental dan geonogram.
Meliputi penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik, alam perasaan, afek, persepsi,
isi fikir, proses fikir, tingkat kesadran, memori, tingkat konsentrasi dan kehilangan,
maslah psikososial dan lingkungan, aspek medic, dan kebutuhan perencanaan pulang.

E. MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan  kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut
operasi, lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan  ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur,
(sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cedera berhubungan dengan Somnambulisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomia.
7. Cemas berhubungan dengan  ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur,
(sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
9. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
10. Potensial cedera berhubungan dengan Somnambulisme.
11. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomia.

F. INTERVENSI.
Tujuan :
Mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
b. Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
c.  Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
d. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
e. Coba untuk memicu tidur.
f.  Kurangi potensial cedera selama tidur
g. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.

G. IMPLEMENTASI ATAU PELAKSANAAN
Tindakan keperawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
a.) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
b.) Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
c.) Berikan lingkungan yang suportif.
d.) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
e.) Berikan cahaya lampu yang lembut.
f.) Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.

H. EVALUASI.
1. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur
dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4
minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien
terjaga.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa
sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry 2015 Fundamental Keperawatan II edisi 4 Jakarta : EGC


Nic-Noc 2012. Asuhn Keperawatab Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Yogyakarta :
Med Action
T. Heather Herdmon. Phd, RN. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 –
2014. Nanda Internasional Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai