Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
a. Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan
emosional bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi
juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat
berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah bersantai
untuk menyegarkan diri atau suatu keadaan melepaskan diri
dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan
menjengkelkan.[ CITATION AAz15 \l 1033 ]
b. Istirahat adalah suatu kegiatan dimana kegiatan jasmani
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. [ CITATION
Tar151 \l 1033 ]
c. Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton.
186), atau juga dapat diciptakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupakan suatu urutan
siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang umum,
memiliki kesadaran yang bervariasi yang minim terhadap
perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar.[ CITATION AAz15 \l 1033 ]
d. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badaniah yang berbeda. [ CITATION Tar151 \l 1033 ]
e. Istirahat dan tidur merupakan kesempatan untuk istirahat dan
tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas
maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan
istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya.
[ CITATION Tar151 \l 1033 ]

2. Fisiologi Tidur[ CITATION AAz15 \l 1033 ]


Fisiologi tidur merupakan kegiatan pengaturan tidur dan adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan
bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur olh system pengaktivasi
retikularis yang merupakan system yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan
kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan
dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons.
Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat
mnerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi
dan proses pikir. Dlam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan
melepaskan katekolamin seperti norepinefrin. Demikian juga pada
saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum
serotonin dari sel khusu yang berada di pons dan batang otak
tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan
bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima di
pusat otak dan system limbic. Dengan demikian, system pada
batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
adalah RAS dan BSR.

3. Tahap Tidur[CITATION Bar11 \l 1033 ]


a. Tahap Tidur NREM
1) NREM Tahap I
a) Tingkat transisi
b) Merespon cahaya
c) Berlangsung beberapa menit
d) Mudah terbangun dengan rangsangan
e) Aktivitas fisik, tanda vital dan metabolisme menurun
f) Bila terbangun terasa bermimpi
2) NREM Tahap II
a) Periode suara tidur
b) Mulai relaksasi otot
c) Berlangsung 10-20 menit
d) Fungsi tubuh berlangsung lambat
e) Dapat dibangunkan dengan mudah
3) NREM Tahap III
a) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
b) Sulit dibangunkan
c) Relaksasi otot menyeluruh
d) Tekanan darah menurun
e) Berlangsung 15-30 menit
4) NREM Tahap IV
a) Tidur nyenyak
b) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus insantif
c) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
d) Sekresi lambung menurun
e) Gerak bola mata cepat

b. Tahap Tidur REM


1) Lebih sulit dibangunkan dibanding dengan tidur NREM
2) Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur
malamnya
3) Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya
terjadi mimpi
4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental emosi, juga
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi
c. Karaktristik Tidur REM
1) Mata : cepat tertutup dan terbuka
2) Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar mobilisasi
3) Pernafasan : tidak teratur, kadang dengan apnea
4) Nadi : cepat dan regular
5) Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi
6) Sekresi gaster : meningkat
7) Metabolisme : mningkat, temperature tubuh naik
8) Gelombang otak : EFG aktif
9) Siklus tidur : sulit dibangunkan

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur [ CITATION Tar151 \l 1033 ]


a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur
lebih banyak dan normal, namun demikian keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan
nyaman kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh,
maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan
keinginan untuk tetap bangun dan waspadah menahan batuk.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap
REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan
saraf simpatis sehingga menggangu tidurnya.
f. Alcohol
Alcohol menekan REM scara normal, seseorang yang tahan
minum alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan
tidur, antara lain sebagai berikut:
1) Diuretic : menyebabkan insomnia
2) Anti depresan : mengapresi REM
3) Kafein : meningkatkan saraf simpatis
4) Beta bloker : menimbulkan insomnia
5) Narkotika : menyupresi REM

5. Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur [ CITATION AAz15 \l 1033 ]


a. Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan
mendapatkan tidur yang adekuat baik kualitas maupun
kuantitas, dengan keadaan tidur hanya sebentar atau susah
tidur.
b. Hipersomnia
Hypersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria
tidur berlebihan pada umumnya lebih dari Sembilan jam pada
malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah
psikologis depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat,
ginjal, hati dan gangguan metabolisme.
c. Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan penyakit yang dapat
mengganggu pola tidur, seperti somnambulisme
(sleepwalking/berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi
pada anak-anak yaitu pada tahap III dan IV dari tidur REM,
somnambulisme ini dapat menyebabkan cedera.
d. Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak disengaja
pada waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan istilah
mengompol. Enuresis dibagi menjadi dua jenis, yaitu enuresis
nocturnal, merupakan mengompol di waktu tidur; dan enuresis
diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresis nocturnal
umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM.
e. Apnea Tidur dan Mendengkur
Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam
gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan
keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur sendiri
disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara di
hidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh
adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot di belakang
mulut. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya
pernafasan sehingga dapat mengakibatkan henti napas. Apabila
kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kadar
oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak
tidak teratur.
f. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan
diri untuk tidur, misalnya tertidur dalam kadaan berdiri,
mengemudikan kendaraan, atau disaat sedang membicarakan
sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
g. Mengigau
Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu
sering dan di luar kebiasaan. Dari hasil pengamatan, ditemukan
bahwa hamper semua orang pernah mengigau dan terjadi
sebelum tidur REM.
h. Gangguan Pola Tidur Secara Umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu
keadaan individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan
dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan
ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkan (Carpenit, 1995). Gangguan ini terlihat pada pasien
dengan kondisi yang memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah
sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata
perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering
menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur
ini antara lain kerusakan transport oksigen, gangguan
metabolism, kerusakan eliminasi, pengaruh otot, imobilitas,
nyeri pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang
mengganggu, dan lain-lain.
Kebutuhan tidur manusia :

Usia Tingkat Jumlah Kebutuhan


Perkembangan Tidur
0.1 Bulan Masa neonates 14-18 jam/hari
1 Bulan - 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan - 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3 tahun - 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6 tahun - 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12 tahun - 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18 tahun - 40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40 tahun - 60 tahun muda 7 jam/hari
60 tahun keatas Masa paruh baya 6 jam/hari
Masa dewasa tua

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian[ CITATION Tar151 \l 1033 ]
a. Riwayat Keperawatan
1) Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada:
waktu tidur,, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah
mengalami kesulitan tidur sering bangun pada saat tidur,
apakah mengalami mimpi yang mengancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah
merasa segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang
tidur.
3) Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum
tidur, apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu
tidur.
4) Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis
ganggguan tidur, kapan masalah itu tterjadi.

b. Keluhan Utama Pasien


1) Ketidakmampuan memejamkan mata.
2) Ketidakmampuan tidur nyenyak, sering terganggu oleh
tindakan medis dan perawatan, lingkungan yang tidak
mendukung untuk tidur.
3) Tidak sesuai pola tidur pasien.
4) Pasien mengatakan tidak bisa tidur.

c. Pemeriksaan Fisik
1) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energy
pasien.
2) Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayup, dan
konjungtiva merah.
3) Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat,
bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor,
sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri,
bingung, dan kurang koordinasi.
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Elektroensefalogram (EEG)
2) Elektromiogram (EMG)
3) Elektrookulogram (EOG)

2. Diagnosis Keperawatan[ CITATION PPN17 \l 1033 ]


a. Gangguan Pola Tidur
1) Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal

2) Penyebab
a) Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan
sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau
tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
b) Kuranngnya control tidur
c) Kurangnya privacy
d) Restraint fisik
e) Ketiadaan teman tidur
f) Tidak familiar dengan peralatan tidur

3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)
b) Mengeluh sering terjaga
c) Mengeluh tidak puas tidur
d) Mengeluh pola tidur
berubah
e) Mengeluh istirahat tidak
cukup
4) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Mengeluh kemampuan (tidak tersedia)
beraktifitas menurun

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Nyeri/kolik
b) Hipertiroidisme
c) Kecemasan
d) Penyakit paru obstruksi kronis
e) Kehamilan
f) Periode pasca partum
g) Kondisi pasca operasi

b. Intoleransi Aktivitas
1) Defenisi
Ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-
hari.

2) Penyebab
a) Ketidakmampuan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b) Tirah baring
c) Kelemahan
d) Imobilitas
e) Gaya hidup monoton

3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Mengeluh lelah a) Frekuensi jantung
meningkat >20% dari
kondisi istirahat
4) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Dyspnea saat/setelah a) Tekanan darah berubah
aktivitas >20% dari kondisi
b) Merasa tidak nyaman istirahat
setelah beraktivitas b) Gambaran EKG
c) Merasa lemah menunjukkan aritmia
saat/setelah aktivitas
c) Gambaran EKG
menunjukkan iskemia
d) Sianosis

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Anemia
b) Gagal jantung kongesti
c) Penyakit jantung coroner
d) Penyakit katup jantung
e) Aritmia
f) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
g) Gangguan metabolic
h) Gangguan musculoskeletal

c. Keletihan
1) Definisi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih
dengan istirahat.

2) Penyebab
a) Gangguan tidur
b) Gaya hidup monoton
c) Kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, kehamilan)
d) Program perawat/pengobatan jangka panjang
e) Peristiwa hidup negative
f) Stres berlebihan
g) Depresi

3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Merasa energy tidak a) Tidak mampu memper-
pulih walaupun telah tahankan aktivitas rutin
tidur b) Tampak lesu
b) Merasa kurang tenaga
c) Mengeluh lelah

4) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Merasa bersalah akibat a) Kebutuhan istirahat me-
tidak mampu menjalan- ningkat
kan tanggung jawab
b) Libido menurun

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Anemia
b) Kanker
c) Hipotiroidisme/Hipertiroidisme
d) AIDS
e) Depresi
f) Menopause

d. Kesiapan Peningkatan Tidur


1) Definisi
Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodic yang
memungkinkan istirahat adekuat, mempertahankan gaya
hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
2) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Mengekspresikan ke-
a) Jumlah waktu tidur
inginan untuk meningkat-
sesuai dengan per-
kan tidur
tumbuhan perkembang-
b) Mengekspresikan
an
perasaan cukup istirahat
setelah tidur

3) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Tidak menggunakan obat a) Menerapkan rutinitas
tidur tidur yang meningkatkan
kebiasaan tidur

4) Kondisi Klinis Terkait


a) Pemulihan pasca operasi
b) Nyeri kronis
c) Kehamilan (periode prenatal/postnatal)
d) Sleep apnea

e. Risiko Intoleransi Aktivitas


1) Definisi
Berisiko mengalami ketidakcukupan energy untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.

2) Faktor Resiko
a) Gangguan sirkulasi
b) Ketidakbugaran status fisik
c) Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
d) Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
e) Gangguan pernapasan

3) Kondisi Klinis Terkait


a) Anemia
b) Gagal jantung kongesti
c) Penyakit katup jantung
d) Aritmia
e) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
f) Gangguan metabolic
g) Gangguan muskuloskeletal

3. Intervensi Keperawatan[ CITATION PPN181 \l 1033 ]


a. Gangguan Pola Tidur
1) Dukungan Tidur
a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b) Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
psikologis)
c) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
tidur
d) Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat tidur)
e) Tetapkan jadwal tidur rutin
f) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
g) Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
b. Intoleransi Aktivitas
1) Terapi Aktifitas
a) Identifikasi deficit tingkat aktivitas
b) Identifikasi strategi meningkatkan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
c) Monitor respons emosional, fisik, social, dan spiritual
terhadap aktifitas
d) Fasilitasi memilih aktivitas dan menetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan social
e) Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyusaikan
lingkungan untuk mengakomodasi aktivitas yang dipilih
f) Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energi, atau gerak
g) Fasilitasi aktivitas motoric untuk merelaksasi otot
h) Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya
sendiri untuk mencapai tujuan
i) Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
j) Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
k) Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi dan kesehatan

c. Keletihan
1) Manajemen Energi
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
b) Monitor kelelahan fisik dan emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
e) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus(mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
f) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
g) Anjurkan tirah baring
h) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
i) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

d. Kesiapan Peningkatan Tidur


1) Dukungan Tidur
a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b) Modifikasi lingkungan
c) Batasi waktur tidur siang, jika perlu
d) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi aakupresus)
e) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
f) Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
g) Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya

e. Resiko Intoleransi Aktivitas


1) Promosi Latihan Fisik
a) Identifikasi keyakinan kesehatan tentang latihan fisik
b) Identifikasi motivasi individu untuk memulai atau
melanjutkan program olahraga
c) Identifikasi hambatan olahraga
d) Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga
e) Fasilitasi dalam mengembangkan program latihan yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhan
f) Fasilitasi dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan
panjang program latihan
g) Fasilitasi dalam menjadwalkan periode regular latihan
rutin mingguan
h) Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara
program latihan
i) Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga
j) Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan
yang diinginkan
k) Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat

4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakaukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yan dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
menggambarkan kiteria hasil yang diharapkan. (Perry Peter, 2006)
Menurut (Effendi, 2013) implamentasi adalah pengolahan daan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perkembangan dan tahap perencanaan (intervensi) jenis
tindakan pada implementasi ini tediri dari tindakan mandiri, saling
ketergantungan oleh kolaborasi atau tindakan rujakan atau
ketergantungan.

5. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi kriteria dan hasil yang diterapkan untuk dilihat kabar
hailnya, bila hasil evaluasi tidak berhasil, perlu disusun rencana
keperawatan yang baru, perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi
perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
sehingga perlu pula peerencanaan waktu yang sesuai dengan
kesediaan keluarga. (Supijinto, 2004)
Tahap evaluasi mnentukan kemajuan pasien yang untuk
pencapaian hasil diinginkan dan respon pasien terhadap keaktifan
intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana keperawatan
jika diperlukan. (Nugroho Taufan, 2011)
Tahap akhir dari proses keperawatan mengevaluasi
kemampuan pasien kearah pencapaian hasil dimana dalam
evaluasi menggunakan istilah SOAP. (Nugroho Taufan, 2011)
S (Subjektif) : data subjektif berisi dari pasien melalui
anamnesis (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung.
O (Objektif) : data objektif, data dari observasi melalui
pmriksaan fisik
A (Assesment) : analisa dan interpretasi berdasarkan data yang
terkumpul kemudian dibuat kesimpulannya yang
meliputi diagnose antisipasi diagnose atau
masalah potensial serta perlu tidaknya digunakan
dilakukan tindakan segera.
P (Planning) : perencanaan merupakan tindakan yang akan
diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi
diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk
tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnosis, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Uliyah, A. A. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Wartonah, T. d. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta


Selatan: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai