Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
a. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
[ CITATION AAz14 \l 14345 ]
b. Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. [ CITATION Has17 \l
14345 ]
c. Oksigenasi (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam
kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen
diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus-
menerus. [CITATION Tar15 \l 14345 ]
d. Oksigen adalah suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang
terkandum didalam sekitar 21% udara yang kita hirup. Sangat
dibutuhkan bagi semua kehidupan sel. [ CITATION Koz10 \l 14345 ]

2. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi


Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernafasan bagian atas, bagian bawah, dan paru
[ CITATION AAz14 \l 14345 ]
a. Saluran pernafasan bagian atas
Saluran pernafasan bagian atas berfungsi menyaring,
menghangatkan dan melembabkan udara yang terhirup.
Saluran pernafasan ini terdiri atas sebagai berikut.
1) Hidung
Hidung terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang
hidung) yang memuat kelenjar sebaseus dengan tutupi bulu
yang kasar dan bermuara karangga hidung dan rongga
hidung yang di lapisi oleh selaput lender yang mengandung
pembuluh darah.
2) Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot memanjang
dari dasar tengkorak sampai esofagus yang tterlletak
dibelakang rosofaring ( dibelakang hidung) di belakang mulut
(orofaring) dan dibelakang laring (Laringofaring).
3) Laring ( Tenggorokan )
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring
yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang di ikat
bersama Ligamen dan membran terdiri atas dua Lamina
yang bersambung di garis tengah.
4) Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas
membantu Laring pada saat proses menelan.

b. Saluran pernafasan bagian bawah


1) Trakea
Trakea atau di sebut sebagai batang tenggorokan
memiliki panjang kurang lebih Sembilan sentimeter yang
dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae
torakalis kelimma. Trakea tersusun atas enam belas sampai
dua puluh lingkaran tidak lengkap berupa cincin dilapis
selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia yang dapat
mengeluarkan debu atas benda asing.
2) Bronkus
Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjuran
dari trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri.
Bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri
yang memiliki tiga lobus atas, tengah, bawah, sedangka
bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan,
dari atas dan bawah.
3) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah
bronkus.
4) Paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernafasan.
Paru terletak dalam rongga torak tertinggi tulang selangka
sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus
yang diselaputi oleh pieura parietalis dsn pleura viseralis,
serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan
surfaktan.
Paru sebagai alat pernafasan utama terdiri atas dua
bagian yaitu paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ
ini terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang
berbentuk kerucut dengan bagian puncak disebut apeks.
Paru memiliki jaringan yang bersifat elastis, berpori, serta
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida.

3. Jenis Pernapasan
a. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O 2 dan
keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan
biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian
oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, lalu
oksigen akan menembus membran yang akan diikat oleh Hb sel
darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah
merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian
meninggalkan paru dengan tekanan oksige 100 mmHg.
Kaarbon dioksida sebagai hasil buangan metabolisme
menembus membran kapiler alveolar, yakni dari kapiler darah
ke alveoli, dan melalui pipa bronkial (trakea) dikeluarkan melalui
hidung atau mulut.
b. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya
pertukaran gas antarsel aringan dengan cairan sekitarnya yang
sering melibatkan proses metabolisme tubuh, atau juga dapat
dikatakan baahwa proses pernapasan ini diawali dengan darah
yang telah menjenuhkan Hb-nya kemudian mengitari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler dan bergerak sangat
lambat. Sel jaringan mengambil oksigen dari Hb dan darah
menerima karbon dioksida sebagai hasil buangannya.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Pernafasan


Banyak faktor yang mempengaruhi fungsi pernafasan misalnya
yang berkaita dengan kemampuan ekspansi paru dan diafragma,
kemampuan disfusi maupun transportasi atau perfusi. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut [CITATION Tar15 \l 14345 ].
a. Posisi Tubuh
Pada keadaan duduk atau berdiri pengembangan paru dan
pergerakan diafragma lebih baik daripada posisi datar atau
terungkap sehingga pernpasan lebih mudah. Ibu hamil atau
tumor abdomen dan makan sampai kenyang akan menekan
diafragma ke atas sehingga pernafasan lebih cepat.
b. Lingkungan
Oksigen di atmosfer sekitar 21%, namun keadaan ini
tergantung dari tempat atau lingkungannya, contoh : pada
tempat yang tinggi, dan daerah kutub akan membuat kadar
oksigen menjadi berkurang, maka tubuh akan berkompensasi
dengan meningkatkan jumlah pernapasan. Lingkungan yang
panas juga akan meningkatkan pengeluaran oksigen.
c. Polusi udara
Polusi udara yang terjadi baik karena industri maupun
kendaraan bermotor berpengaruh terhadap kesehatan paru-
paru dan kadar oksigen karena mengandung karbon monoksida
yang dapat merusak ikatan oksigen dengan hemglobin.
d. Zat alergen
Beberapa zat alergen dapat memengaruhi fungsi
pernapasan, seperti makanan, zat kimia, atau benda sekitar
yang kemudian merangsang membrane mukosa saluran
pernapasan sehingga mengakibatkan vasokontriksi atau
vasodilatasi pembuluh darah, seperti pada pasien asma.
e. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan penyakit
pernapasan seperti emfisema, bronkitis, kanker dan infeksi paru
lainnya. Pengguna alkohol dan obat-obatan memengaruhi
susunan saraf pusat yang akan mendepresi pernapasan
sehingga menyebabkan frekusesi pernapasan menurun.
f. Nutrisi
Nutrisi mengandung unsur nutrien sebagai sumber energy
dan untuk memperbaiki sel-sel rusak. Protein berperan dalam
pembentukan hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen
untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Jika haemoglobin berkurang
atau anemia, maka pernapasan akan lebih cepat sebagai
kompensasi aktivitas tubuh.
g. Peningkatan aktivitas tubuh
Aktivitas tubuh membutuhkan metabolisme untuk
menghasilkan energi. Metabolisme membutuhkan oksigen
sehingga peningkatan metabolisme akan meningkatkan
kebutuhan lebih banyak oksigen.
h. Gangguan pergerakan paru
Kemampuan pengembangan paru juga berpengaruh
terhadap kemampuan kapasitas dan volume paru. Penyakit
yang mengakibatkan gangguan pengembangan paru
diantaranya adalah pneumotoraks dan penyakit infeksi paru
menahun.
i. Obstruksi saluran pernafasan
Obstruksi saluran pernapasan seperti pada penyakit asma
dapat menghambat aliran udara masuk ke paru-paru.

5. Tanda dan Gejala


Adanya penurunan tekanan inspirasi/eksspirasi menjadi tanda
gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, gangguan otot
nafas tambahan untuk bernapas, pernapasan nafas faring (nafas
cupinng hidung), dispnea, ortopnea, peyimpangan dada, nafas
pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan
diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang. Penurunan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas tidak
efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi.
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu :
a. Takikardi
b. Hiperkapnea
c. Kelelahan
d. Somnolen
e. Intabilitas
f. Hipoksia
g. Kebingunan
h. Sianosis
i. Warna kulit abnomen/pucat
j. Kehitam-hitaman
k. Hipoksemia
l. Hiperkarbia
m. Sakit kepala ketika bangun
n. Abnormal frekuensi
o. Irama dan kedalaman nafas

6. Masalah Kebutuhan Oksigenasi


Menurut [ CITATION AAz14 \l 14345 ] ada beberapa masalah dalam
kebutuhan oksigenasi, antara lain :
a. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan
oksigen, dengan adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis).
Secara umum, terjadinya hipoksia disebabkan oleh menurunnya
dipusi O2 dari aveoli kedalam darah, kadar Hb menurunnya
perpusi jaringan atau gangguan ventilasi yang dapat
menurunkan konsentrasi oksigen.
b. Perubahan Pola Pernapasan
1) Takipnea
2) Bradipnea
3) Hiperventilasi
4) Pernapasan Kusmaul
5) Hipoventilasi
6) Dispnea
7) Orthopnea
8) Cheyne Stokes
9) Pernapasan Paradoksial
10) Pernapasan Biot
11) Stridor
c. Obstruksi Jalan Napas
Obstruksi jalan napas (bersihan jalan napas) merupakan
kondisi pernapasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan
batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental
atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, stasis
sekresi dan batuk tidak efektif karena penyakit persarafan
seperti cerebro vascular accident (CVA), efek pengobatan
sedative dan lain-lain.
Tanda Klinis :
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan napas
3) Suara napas menunjukkan adanya sumbatan
4) Jumlah, irama dan kedalaman pernapasan tidak normal.
d. Pertukaran Gas
Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas, baik
oksigen maupun karbon dioksida antara alveoli paru dan sistem
vaskuler, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau
imobilisasi akibat penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf
pusat atau penyakit radang pada paru. Terjadinya gangguan
pertukaran gas ini menunjukkan kapasitas difusi menurun,
antara lain disebabkan oleh penurunan luas permukaan difusi
penebalan membarn alveolar kapiler terganggunya
pengangkutan O2 dari paru ke jaringan akibat rasio ventilasi
perfusi tidak baik anemia, keracunan CO2 dan terganggunya
aliran darah.
Tanda Klinis :
1) Dispnea pada usaha napas
2) Napas dengan bibir pada ekspirasi yang panjang
3) Agitasi
4) Lelah letargi
5) Meningkatnya tahanan vascular paru
6) Menurunnya saturasi oksigen, meningkatnya pCO2
7) Sianosis

B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan [CITATION Tar15 \l 14345 ]
a. Riwayat Keperawatan
1) Masalah pernapasan yang pernah dialami :
a) Pernah mengalami perubahan pola pernapasan
b) Pernh mengalami batuk dengan sputum
c) Pernah mengalami nyeri dada
d) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-
gejala di atas.
2) Riwayat penyakit pernapasan :
a) Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TB,
dan lain-lain?
b) Bagaimana frekuensi setiap kejadian?
3) Riwayat Kardiovaskular :
a) Pernah mengalami penyakit jantung atau peredaran
darah
b) Gagal jantung, infark miokardium.
4) Gaya Hidup :
a) Merokok, keluarga perokok, atau ligkungan kerja dengan
perokok
b) Penggunaan obat-obatan dan minuman keras
c) Konsumsi tinggi kolestrol.

b. Keluhan saat ini


1) Adanya batuk
2) Adanya sputum
3) Sesak napas, kesulitan bernapas
4) Intoleransi aktivitas
5) Perubahan pola pernapasan

c. Pemeriksaan fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hiposkmia)
c) Konjungtiva terdapat pethechial ( karena emblio lemak
atau endocarditis)
2) Kulit
a) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran
darah perifer)
b) Sianosis secara umum (hipoksemia)
c) Penurunan turgor (dehidrasi)
d) Edema
e) Edema periorbital
3) Jari dan Kuku
a) Sianosis
b) Jari tabuh (clubbing finger)
4) Mulut dan bibir
a) Membran mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
6) Leher
a) Adanya distensi/bendunan vena jugularis
b) Pemasangan trakeostomi
7) Dada
a) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan
aktivitas pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan
pernapasan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada
kanan
c) Taktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena
udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan)
d) Suara napas normal (vesicular, bronkovesikular, bronkial)
e) Suara napas tidak normal ( cracklesl rales, ronkhi,
wheezing, friction rubl pleural friction).
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
8) Pola Pernapasan
a) Pernapasan normal (eupnea)
b) Pernapasan cepat (takipnea)
c) Pernapasan lambat (bradipnea)
d) Pernapasan biot
e) Pernapasan kussmaul
f) Pernapasan Chyne-Strokes
9) Pemeriksaan penunjang
a) Tes untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi
jantung
1. EKG
2. Exercise stress test
b) Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah
1. Echocardiography
2. Kateterisasi jantung
3. Angiografi
c) Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi
1. Tes fungsi paru-paru dengan spirometri
2. Tes astrup
3. Oksimetri
4. Pemeriksaan darah lengkap
d) Melihat struktur sistem pernapasan
1. Foto toraks
2. Bronkoskopi
3. CT san paru
e) Menentukan sel abnormal/infeksi sistem pernapasan
1. Kultur apus tenggorok
2. Sitologi
3. Specimen sputum (BTA)

2. Diagnosis Keperawatan[ CITATION PPN16 \l 1033 ]


Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan masalah
kebutuhan oksigenasi diantaranya sebagai berikut.
a. Bersihan jalan nafas
1) Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.

2) Penyebab
Fisiologis :
a) Spasme jalan napas
b) Hipersekresi jalan napas
c) Disfungsi neuro muskuler
d) Benda asing dalam jalan napas
e) Adanya jalan napas buatan
f) Sekresi yang tertahan
g) Hiperlasia dinding jalan napas
h) Proses infeksi
i) Respons infeksi
j) Efek agen farmakologis (mis. Anastesis)
Situasional :
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan poluran
3) Tanda dan Gejala Mayor

Subjektif Objektif
(tidak tersedia) a. Batuk tidak efektif atau
tidak mampu batuk
b. Sputum berlebih/obstruksi
dijalan napas/meconium
dijalan napas (pada
neonates)
c. Mengi, wheezing dan/atau
ronkhi kering

4) Tanda dan Gejala Minor

Subjektif Objektif
a) Dispnea a) Gelisah
b) Sulit bicara b) Sianosis
c) Ortopnea c) Bunyi napas menurun
d) Frekuensi napas ber-
ubah
e) Pola napas berubah

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Gullian barre syndrome
b) Sclerosis multipel
c) Myasthenia gravis
d) Prosedur diagnostik (mis. Bronkoskopi, transesophageal,
echocardiography [ TEE ] )
e) Depresi sistem saraf pusat
f) Cedera kepala
g) stroke
h) kuadriplegia
i) sindrom aspirasi meconium
j) infeksi saluran napas
k) Asma

b. Gangguan Pertukaran Gas


1) Definisi
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi
karbodioksida pada membran alveolus–kapiler.

2) Penyebab
a) Ketidak seimbangan ventilasi-perfusi
b) Perubahan membran alveolus-kapiler

3) Tanda dan Gejala Mayor

Subjektif Objektif
2
a) Dispnea a) PCO meningkat/menurun
b) PO2 menurun
c) Takikardi
d) pH arteri meningkat/
menurun
e) Bunyi napas tambahan

4) Tanda dan Gejala Minor

Subjektif Objektif
a) Pusing a) Sianosis
b) Penglihatan kabur b) Diaforesis
c) Gelisah
d) Napas cuping hidung
e) Pola napas abnormal
(cepat/lambat,
regular/irregular,
dalam/dangkal)
f) Warna kulit abnormal
(mis. Pucat, kebiruan)

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
b) Gagal jantung kogestif
c) Asma
d) Pneumonia
e) Tuberkulosis paru
f) Penyakit membran hialin
g) Asfiksia
h) Persistent Pulmonary hypertension of newborn (PPHN)
i) Prematuritas
j) Infeksi saluran napas

c. Pola Napas Tidak Efektif


1) Definisi
Inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang
tidak adekuat.

2) Penyebab depresi pusat pernapasan


a) Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas,
kelemahan otot pernapasan)
b) Deformitas dinding dada
c) Deformitas tulang dada
d) Gangguan neuromuscular
e) Gangguan neurologis ( mis. elektroensefalogram [ EEG ]
positif, cedera kepala gangguan kejang
f) Imaturitas meurologis
g) Penurunan energy
h) Obesitas
i) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
j) Sindrom hipoventilasi
k) Kerusakan intervasi diafragma (kerusakan saraf cs ke
atas)
l) Cedera pada medulla spinalis
m) Efek agen farmakologis
n) Kecemasan

3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Dispnea a) Penggunaan otot bantu
pernapasan
b) Fase ekspirasi me-
manjang
c) Pola napas abnomal

4) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Ortopnea a) Pernapasan pursed-up
b) Pernapasan cuping
hidung
c) Diameter toraks anterior-
posterior meningkat
d) Ventilasi semenit
menurun
e) Kapasitas vital menurun
f) Tekanan ekspirasi
menurun
g) Tekanan inspirasi
menurun
h) Ekskursi dadaberubah

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Depseri sistem saraf pusat
b) Cedera kepala
c) Trauma toraks
d) Gullian barre syndrome
e) Sclerosis multipel
f) Stroke
g) Myasthenia gravis
h) Kuadriplegia
i) Intoksikasi alkohol

d. Risiko Aspirasi
1) Definisi
Berisiko mengalamai masuknya sekresi gastrointestinal,
sekresi orofarig, benda cair atau padat ke dalam saluran
trakeobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran
napas.

2) Faktor Risiko
a) Penurunan tingkat kesadaran
b) Penurunan refleks muntah dan/atau batuk
c) Gangguan menelan
d) Disfagia
e) Kerusakan mobilitas fisik
f) Peningkatan residu lambung
g) Peningkatan tekanan intragastrik
h) Penurunan motilitas gastrointestinal
i) Sfingter esofagus bawah inkompeten
j) Perlambatan pengosongan lambung
k) Terpasang selang nasogastrik
l) Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube
m) Trauma/pembedahan leher, mulut, dan/atau wajah
n) Efek agen farmakologis
o) Ketidakmatangan koordinasi menghisap , menelan dan
bernapas

3) Kondisi Klinis Terkait


a) Cedera kepala
b) Stroke
c) Cedera medulla spinalis
d) Guillain barre syndrome
e) Penyakit Parkinson
f) Kercunan obat dan alkohol
g) Pembesaran uterus
h) Miestenia gravis
i) Fistula trakeoesofagus
j) Striktura esofagus
k) Sclerosis multipel
l) Labiopalatoskizis
m) Artesia esofagus
n) Laringomalasi
o) Prematuritas

e. Gangguan Ventilasi Spontan


1) Definisi
Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu
tidak mampu bernapas secara adekuat.
2) Penyebab
a) Gangguan metabolisme
b) Kelemahan otot pernapasan

3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Dispnea a) Penggunaan otot bantu
napas meningkat
b) Volume tidak menurun
c) PCO2 meningkat
d) PO2 menurun
e) SaO2 menurun

4) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
(tidak tersedia) a) Gelisah
b) Takikardi

5) Kondisi Klinis Terkait


a) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
b) Asma
c) Cedera kepala
d) Gagal napas
e) Bedah jantung
f) Adult respiratory distress syndrome (ARDS)
g) Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN)
h) Prematuritas
i) Infeksi saluran napas

3. Intervensi Keperawatan[ CITATION PPN181 \l 1033 ]


a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
1) Latihan Batuk Efektif
a) Identifikasi kemampuan batuk
b) Monitor adanya retensi sputum
c) Atur posisi semi fowler atau fowler
d) Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
e) Buang sekret pada tempat sputum
f) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
g) Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
h) Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
i) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik
napas dalam yang ke-3
j) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika
perlu.

b. Gangguan Penyapihan Ventilator


1) Penyapihan Ventilasi Mekanik
a) Periksa kemampuan untuk disapih (meliputi
hemodinamik stail, kondisi optimal, bebas infeksi)
b) Monitor tanda-tanda kelelahan otot pernapasan (mis.
kenaikan PaCO2 mendadak, napas cepat dan dangkal,
gerakan dinding abdomen paradoks), hipoksemia dan
hipoksia jaringan saat penyapihan
c) Monitor status cairan dan elektrolit
d) Posisikan pasien semi fowler (30-45 derajat)
e) Lakukan ujicoba penyapihan (30-120 menit dengan
napas spontan yang dibantu ventilator)
f) Hindari pemberian sedasi farmakologis selama
percobaan penyapihan
g) Berika dukungan psikologis
h) Ajaran cara pengontrolan napas saat penyapihan
i) Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan
kapatenan jalan napas dan pertukaran gas

c. Gangguan Pertukaran Gas


1) Pemantauan Respirasi
a) Monitor frekusensi, irama, kedalaman dan upaya napas
b) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
c) Monitor kemampuan batuk efektif
d) Monitor adanya produksi sputum
e) Monitor adanya sumbatan jalan napas
f) Auskultasi bunyi napas
g) Monitor saturasi oksigen
h) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

d. Gangguan Ventilasi Spontan


1) Dukungan Ventilasi
a) Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
b) Identifikasi perubahan posisi terhadap status pernapasan
c) Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi
dan kedalaman napas, penggunaan otot bantu napas,
bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
d) Pertahankan kepatenan jalan napas
e) Berikan posisi semi fowler dan fowler
f) Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. nasal kanul,
masker wajah, masker rebreathing atau non rebreathing)
g) Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
h) Ajarkan mengubah posisi secara mandiri.

e. Pola Napas Tidak Efektif


1) Manajemen Jalan Napas
a) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
c) Posisikan semi fowler dan fowler
d) Berikan minum hangat
e) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
g) Ajarkan teknik batuk efektif

4. Implementasi [ CITATION Tar15 \l 1033 ]


Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan
dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup
tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi,
diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan
operasional. Sebelum melakukan implementasi beberapa hal yang
harus dilakukan :
a. Kaji kembali rencana keperawatan dan validasi terhadap pasien
dan tim kesehatan lain, serta status kesehatan pasien saat ini.
b. Kaji pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan
rencana implementasi
c. Persiapan pasien, terangkan tentang tindakan keperawatan
tujuan, apa yang terjadi pada pasien
d. Persiapan lingkungan seperti ruangan, lampu, alat, sumber-
sumber yang dibutuhkan serta menjaga provasi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan
untuk dapat menentukan keberhasilan dalam membandingkan
status keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil
yang telah ditetapkan [CITATION Tar15 \l 14345 ]
Evaluasi adalah askep penting proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah
intervensi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah
[ CITATION Bar10 \l 14345 ]
Tujuan dari Evaluasi :
a. Mengevaluasi status dari kesehatan pasien
b. Menentukan perkembangan tujuan perawatan
c. Menentukan efektivitas dari rencana keperawatan yang telah
ditetapkan
d. Sebagai dasar menentukan diagnosis keperawatan sudah
tercapai atau tidak, atau adanya perubahan diagnosis
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari
hasil dari tindakan keperawatan. Tujuanya adalah utuk mengetahui
sejauh ana tujua perawat dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :
a) Daftar tujuan-tujuan pasien
b) Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c) Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d) Diskusikan dengan pasien apakah tujuan dapat tercapai atau
tidak
Jika tujuan tidak tercapai maka perlu dikaji ulang letak
kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang
ditemukan, serta apa yang perlu dilakukan perubahan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, K., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, & Praktek. Jakarta: EGC.

Haswita, S. M. (2017). kebutuhan dasar manusia . Jl. Man 6 No. 74 Kramat Jati - Jakarta
Timur.

Koziar. (2010). Buku Ajaran Rundamantal Keperawatan. jakarta.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indakator


Dignostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jln.
Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610: Salemba Medika.

Uliyah, A. A. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Jl. Raya Lenteng Agung No.
101 Jakarta Selatan 12610: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai