Disusun Oleh :
AWALIA AGUSTINA
(P1337420119336)
3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas
tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan
neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi,
obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya
perubahan membrane kapiler-alveoli.
Faktor penyebab gangguan oksigenasi juga bias disebabkan oleh spasme
jalan napas, hipersekresi jalan napas, disfungsi neuromuskuler, benda asing dalam
jalan jalan napas, adanya jalan napas buatan, sekresi yang tertahan, hyperplasia
dinding jalan napas, proses infeksi, respon alergi, efek agen farmakologis (mis.
Anastesi) (SDKI.2016)
4. Tanda dan Gejala
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan gejala gangguan kebutuhan oksigenasi adalah batuk tidak
efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebihan, mengi, wheezing dan /atau ronki
kering, meconium di jalan nafas, gelisah, sianosis bunyi napas menurun, frekuensi
napas berubah, pola napas berubah, dyspnea, sulit bicara, ortopnea. (SDKI.2016)
5. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
a. Gangguan jantung
Ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi,
kerusakan fungsi vaskular, hipoksiamiokard, kondisi-kondisi kardiomiopati,
dan hipoksia jaringan perifer.
b. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
c. Faktor perkembangan.
Pada bayi prematur berisiko terkena penyakit membran hialin karena
belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi dan toddler berisiko
mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada dewasa, mudah terpapar
faktor risiko kardiopulmoner. System pernafasan dan jantung mengalami
perubahan fungsi pada usia tua / lansia.
d. Perilaku atau gaya hidup.
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar. Obesitas yang berat
menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik meningkatkan aktivitas
fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. Gaya hidup perokok
dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, PPOK, dan
kanker paru.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond
miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan
keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi:
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).
III. PATHWAY
V. PERENCANAAN
KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Mubarak, Wahit dan Nurul Chayatin. (2007). Buku Ajaran Kebutuhan Dasar Manusia
Salemba Medika
Potter .PA & Perry A.G.2006. Fundamental Keperawatan. St.Louis Mosby Company:
Philadhelphia, Lippincott
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul.2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : ECG
ECG
Jakarta : ECG