Pembimbing:
Yanto Suryanto, S. Kep. Ns. M. Kep
Disusun oleh:
Angga Pramadhi
4338114901230064
Progam Studi Profesi Ners
2. Anatomi
a. Sistem pernafasan atas
Hidung
Pada hidung, udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan,
humidifikasi dan penghangatan.
Faring
Faring merupakan saluran yang terbagi dua, untuk udara dan makanan.
Faring terdiri atas nasoraing dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid
yang berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman patogenyang masuk
bersama udara.
Laring
Laring merupakan struktur menyerupai tulang rawan yang biasa disebut
jakun. Selain berperan dalam menghasilkan suara, laring berfungsi
mempertahankan kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah
dari air dan makanan yang masuk.
3. Fisiologis Pernafasan
a. Pernafasan eksternal
Pernapasan ekstrenal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan
pertukaran O₂ dan CO₂ antara lingkungan ekstrenal dan sel tubuh. Secara
umum, proses ini berlangsung dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner,
pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan karbondioksida.
1). Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan
alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan
napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh,
rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik,
serta komplian paru yang adekuat.
2). Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah
difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke
area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di
alveolus dan membran kapiler dan dipengaruhi oleh ketebalan membran
serta perbedaan tekanan gas.
3). Transport oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas pernafasan
pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan
karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan
diangkut keseluruh jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂),
dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh
ventilasi (jumlah oksigen yang masuk dalam ke paru) dan perfusi
(aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa
oksigen dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma, jumlah
hemoglobin dan ikatan oksigenasi dengan hemoglobin.
Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi
dan diangkut menuju paru dalam 3 cara: a) Sebagian besar
karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk
bikarbonat b) Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb
membentuk karbaminohemoglobin c) Sebanyak 7% diangkut dalam
bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuki asam karbonat.
b. Pernafasan sistemik
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang
berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan
menghasilkan karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul
nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa
keseluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
c. Faktor perilaku
1). Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi paru,
sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
2). Olahraga Latihan fisik
Meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung dan kedalaman serta
frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3). Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat mengganggu
oksigenasi. Hal ini terjadi karena : Alkohol dan obat-obatan daoat
menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat sehingga
mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan. serta
penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin,
dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan
kedalaman pernafasan.
4). Emosi Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan frekuensi
pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan
juga dapat meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
5). Gaya hidup Kebiasaan merokok
Dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen seseorang. Merokok
dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi perifer dan penyakit jantung.
Selain itu nikotin yang terkandung dalam rokok bisa mengakibatkan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan coroner.
d. Faktor Lingkungan
1). Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan Hb
dan O₂. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi
kebutuhan oksigen seseorang.
2). Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal
di dataran tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan
dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen.
3). Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit kepala,
pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada
orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik asbes atau bedak tabur
berisiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya
5. Tanda dan gejala
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya
pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA,
2018). Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS
abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman
nafas (NANDA, 2018).
10. Penatalaksanaan
a. Bersihan jalan tidak efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola nafas tidak efektif
1) Atur posisi pasien (semi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan pertukaran gas
1) Atur posisi pasien (semi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian fokus (pemeriksaan fisik, laboratorium, penunjang)
a. Pengkajian fokus
1). Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama. umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan. alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
2). Keluhan Utama
Batuk, sesak nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak terlalu tinggi
tiga hari yang lalu.
3). Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya sesak nafas, penyebab terjadinya sesak
nafas. serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien untuk mengatasinya.
4). Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat sesak nafas atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan pernafasan pada kasus terdahulu serta tindakan medis
yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
5). Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga atau penyakit lain yang
berpotensi menurun atau menular pada anggota keluarga lain.
b. Pemeriksaan fisik
1). Pengkajian sistem
a). Status kesehatan umum
Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda-tanda vital.
b). Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran.
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah. apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia. lensa mata keruh.
c). Sistem integument
Kaji seluruh permukaan kulit. adakah turgor kulit menurun. luka atau
warna kehitaman bekas luka. kelembaban dan suhu kulit. tekstur rambut
dan kuku.
d). Sistem pernafasan
Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada dan terdapat
retraksi dinding dada, serta suara tambahan nafas.
e). Sistem kardiovaskuler
Pengkajian untuk mengetahui adakah perfusi jaringan menurun, nadi
perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi.hipertensi/hipotensi,
aritmia, kardiomegalis.
f). Sistem urinary
Pengkajian untuk mengetahui adakah poliuri, retensio urine.
inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
g). Sistem musculoskeletal
Kaji penyebaran lemak. penyebaran masa otot. perubahan tinggi badan,
apakah cepat lelah. lemah dan nyeri. apakah adanya gangren di
ekstrimitas.
h). Sistem neurologis
Pengkajian untuk mengetahui apakah terjadi penurunan sensoris.
c. Pemeriksaan laboratorium
1). Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi,
sedangkan leukosit dapat meninggi normal.walaupun terdapat komplikasi
asma atau
3. Perencanaan Keperawatan
No Dx Intervensi
D.0149 Latihan batuk efektif
Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
Monitor input dan output cairan (misal jumlah dan
karakteristik)
Terapeutik
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucuk (dibulatkan)
selama 8 detik
Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam hingga 3
kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran,
Jika perlu
Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.