OKSIGENASI
Pembimbing: Ana Fitria Nusantara S.Kep, Ns, M. Kep
Oleh:
(14401.19.20014)
PROBOLINGGO
2020-2021
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI
b. Bronkus
Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari
trekea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian
kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang memilki
tiga lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih
panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
c. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setalah bronkus.
3. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernafasan. Paru
terletak dalam thorax setinggi tulang selangka sampai dengan
diafragma. Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura
parietalis dan pleura fiseralis serta dilindungi oleh cairan pleura yang
berisi cairan sulfakla.
Paru sebagai alat pernafasan utama terdiri atas dua bagian yaitu
paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah organ ini terdapat organ
jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan
bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
elastis, berpori, serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen
dan karbondioksida.
II. DEFINISI
III. ETIOLOGI
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan
atmosfer ke dalam alveoli atau dari ke atmosfer. Proses ventilasi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin
tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula
sebaliknya.
2. Adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
3. Adanya jalan nafas yang melalui dari hidung hingga alveoi yang
terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi
oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat
menyebabkan relaksi sehingga dapat terjadi vasokontriksi atau
proses penyempitan
4. Adanya reflek batuk dan muntah
5. Adanya peran mukus sillialis sebagai penangkal benda asing yang
mengandung interferon dan dapat mengikat virus. Pengaruh proses
ventilasi selanjurnya adalah compliance recoil.
b. Difusi gas
Merupakan pertukaran antaraoksigen di alveoli dengan kamler
paru dan CO2, di kapiler dengan alveoili. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Luasnya permukaan paru
b) Tebalnya membran respirasi atau permeabilitas yang terjadi
antara epitel alveoili dan intersial. Keduanya ini dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penbalan.
c) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi
sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karen itu
tertekan O2 dari rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2
dalam darah vena pulmonaris (masuk dalam darah secara
berdifusi) dan PaCO. Dalam arteri pulmonaris juga akan berdifusi
ke dalam alveoli.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling
mengikat hb
c. Transportasi gas
Merupakan proses pendistribusikan antaraO2 kapiler ke jaringan
tubuh CO2, jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi akan
berikatan dengan hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut
dalam plasma (3%) sedangkan CO2 akan berikat denga hb membentuk
karbominohemiglobin (30%) dan larut plasma (50%) dan sebagian
menjadi Hco3 berada pada darah (65%) transportasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarnya:
a) Kardiak output merupakan jumlah darah yang diploma oleh darah.
Normalnya 5 L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat
menurunkan kardiak otput (misal pada kerusakan otot jantung,
kehilangan darah) akan mengaruhi jumlah oksigen yang dikirim ke
jaringan umumnya jantung menkompensasi dengan menambahkan
rata-rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.
b) Kondisi output pembuluh darah, latihan dan lain secara langsung
berpengaruh terhadap transpor terhadap oksigen bertambahnya
latihan menyebabkan peningkatan transport O2 (20 x kondisi
normal). Meningkatkan kardiak output dan penggunaan O2 oleh
sel.
V. PATOFISIOLOGI
Udara di atmosferer
Sumbatan Bronkus
KETIDAK EFEKTIFAN
POLA NAFAS GANGGUAN
PERTUKARAN GAS
VII. MANIFESTASI KLINIS
1. Tes Hb
2. Tes Blood gas arteri
IX. PENATALAKSANAAN
X. KOMPLIKASI
a) Bronkitis kronik
Peradangan yang terjadi pada saluran bronkus di dalam paru-paru.
b) Emfisema paru
Penyakit kronis atau jangka panjang akibat kerusakan pada alveolus, yaitu
kantong udara kecil pada paru-paru
c) Asma
Suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menybebakan penyempitan saluran napas (hiperaktivitas bronkus)
d) Bronkiektasis
Kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran pernapasan
1.
DAFTAR PUSTAKA
A. Data Umum
Tanggal Masuk
Jam
No. CM
Tanggal pengkajian
Jam
Diagnosa Medis
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama
Tempat tanggal lahir
Umur
Jenis Kelamin
Agama Pendidikan
Suku/Bangsa
Status
No. CM
Alamat
b. Identitas penanggung jawab
Nama
Tempat tanggal lahir
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Suku bangsa
Status
Alamat
Hub.dg klien
B. Keluhan Utama
Keluhan utama akn menentukan prioritas intervensi dan mengkaji
pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini keluhan utama yang buka
muncul pada klien gangguan oksigenasi antara lain: batuk, dypnea, wheezing.
Batuk (cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien dengan penyakit sistem
pernafasan
Dypnea
Dypnea merupanan pernafasan sesak dan berat saat bernafas. Hal ini
disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah jaringan, kerja
berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.
C. Riwayat Penyakit dahulu, sekarang, keluarga sesuai kebutuhan
1. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Adanya penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Rincian dari keluhan utama yang berisi tentang riwayat, perjalanan pasien
selama mengalami, keluhan secara lengkap
3. Keluarga Sesuai Kebutuhan
Adanya penyakit keturunan atau dari keluarga
D. Batasan karakteristik (Ketidak efektifan bersihan jalan napas)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: (tidak sedia)
Objektif: - Batuk tidak efektif
- Tidak mampu batuk
- Sputum berlebih
- Mengi, wheezing dan/atau ronki kering
- Mekonium dijalan napas (pada neonatus)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif: - Dipsnea
- Sulit bicara
- Ortopnea
Objektif: - Gelisah
- Sianosis
- Bunyi napas menurun
- Frekuensi napas berubah
- Pola napas berubah
Batasan karakteristik (Ketidak efektifan pola napas)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: - Dipsnea
Objektif: - Penggunaan otot bantu pernapasan
- Fase ekspirasi memanjang
- Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
khussmaul, cineyne-stokes)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif: - Ortopnea
Objektif: - Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter thorak anterior-posterior meningkat
- Ventilasi semenit menurun
- Kapasitas vital menurun
- Tekanan ekspirasi menurun
- Tekanan inspirasi menurun
- Ekskursi dada berubah
Batasan karakteristik (Gangguan pertukaran gas)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: - Dipnea
Objektif: - PCO2 meningkat/menurun
- PO2 menurun
- Takikardia
- pH arteri meningkat/menurun
- Bunyi napas tambahan
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif: - Pusing
- Penglihatan kabur
Objektif: - Sianosis
- Diaforesis
- Gelisah
- Napas cuping hidung
- Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/reguler,
dalam/dangkal)
- warna kulit abnormal (mis. Pucat, kebiruan)
- Kesadaran menurun
a. Pemeriksaan fisik:
1. Keadaan Umum : cukup, sedang, lemah
2. TTV : TD, Suhu, RR, Nadi
3. Sistem Pernafasan: Pernafasan cuping hidung, bunyi nafas (wheezing),
batuk, adanya mengi yang terdengar tanpa stetoskop.
b. Pemeriksaan penunjang:
1. Tes Hb (normal wanita: 12-19 g/dl, normal pria 13-17 g/dl)
2. Tes Blood gas arteri: PH darah normal arteri:7,38-7,42
: Bikarbonat (HCD3): 22-28 milikuivalen/liter
: Tekanan parsialoksigen: 75-100 mmHg
: Tekanan parsial karbondioksida (PCO2): 38-42
mmHg
: Saturasi oksigen: 94-100%
F. Diagnosa Keperawatan