Oleh:
DESYANA
20227060
1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
2
2) Faring. Faring merupakan pipa yang memeliki
otot,memanjang dari dasar tengkorak sampai esofagus yang
terletak dibelakang nasofaring (di belakang hidung), di belakang
mulut (orofaring), dan dibelakang laring (laringofaring).
3
diselaputi oleh pleura viselaris, serta dilindungi oleh cairan
pleura yang berisi cairan surfaktan. Paru terdiri atas dua bagian
paru kiri dan paru kanan. Pada bagian tengah organ ini terdapat
organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk
kerucut, dengan bagian puncak disebut apeks.
3. Proses Oksigenasi
a. Ventilasi
b. Difusi gas
c. Transportasi gas
4
proses transportasi, O2 akan berkaitan dengan Hb membentuk
Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan
CO2 akan berkaitan dengan Hb karbomino hemoglobin (30%), larut
dalam plasma (5%),dan sebagaian menjadi HCO³ yang berada
dalam darah (65%).
a. Saraf otonomik
d. Perkembangan
5
Tahap perkebangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
oksigenasi. Karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring
usia perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia premature,
yaitu adanya kecenderungan kekurangan pembentukan surfaktan.
Setelah anak tumbu dewasa, kemampuan kematangan organ juga
berkembang seiring bertambahnya usia.
e. Lingkungan perilaku
f. Perilaku
a. Hipoksia
6
b. Perubahan pola napas
7
5) Dispnea, merupakan perasaan sesak dan berat saat bernapasan.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam
darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.
8
d. Pertukaran Gas
adalah dyspnea pada usaha napas, napas dengan bibir pada fase
ekspirasi, yang panjang, agitasi, lelah latergi, Meningkatnya tahanan
vascular paru, menurunnya strusasi oksigen, meningkatnya PCO2,
sianosis.
9
4. Pertahankan jalan napas agar tetap terbuka dengan memasangan
jalan napas buatan, seperti oropharyngeal/ nasopharyngeal airway,
intubasi endotrakea, atau trakheostomi sesuai dengan indikasi.
1. Cuci tangan.
8. Istirahat.
1. Tahap PraInteraksi
10
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
b. Mempersiapkan pasien
11
n. Menampung lender dalam sputum pot
o. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
c. Mencuci tangan
12
BAB II
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
1. Nama : Nn. H
2. Usia : 50 tahun
2. Penanggung Jawab
1. Nama : Ny. D
2. Usia : 33 tahun
13
4. Pekerjaaan / sumber pengahsilan : Karyawan Swasta
a. Data subyektif :
14
4 Data Penggobatan
15
16
2. Analisa Data
Data subjektif :
jika ia merasa
kedinginan, atau
Edema mukosa, sekresi
terkena paparan
produktif, kontriksi otot
debu.
polos meningkat
N. H mengatakan
ketika serangan
timbulkan terjadi Spasme otot polos
gejala pilek dan sekresi kelenjar bonkus
batuk. meningkat
Ny. H juga
mengatakan ketika
batuk sulit untuk Penyempitan/obstruksi
mengeluarkan dahak, proksimal dari bronkus
17
Data Objektif : pada tahap eksprasi
dan inspirasi
Nampak sesak.
terdapat bunyi suara
napas ronchi
Nampak batuk
berdahak dengan
Hipersekresi
konsistensi kental
dan berwarna
kuning.
Respirasi: 28x/
Ketidak efektifan
menit.
bersihan jalan
napas
Data Objektif :
Pasien tampak
lemah
Respirasi: 28x/
menit.
Nadi: 100x /menit
18
19
3 Intervensi Keperawatan
20
Data Objektif : Edukasi :
Nampak sesak. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
terdapat bunyi suara napas ronchi dan
Anjurkan tarik napas dalam melalui
Wheezing
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
Nampak batuk berdahak dengan
detik, kemudian keluarkan
konsistensi kental dan berwarna kuning.
Anjurkan batuk dengan kuat langsung
Respirasi: 28x/ menit.
setelah tarik napas dalam yang ke 3
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian inhalasi
(Combivent 1 respule + Pulmicort 1
respule)
Kolaborasi pemberian obat mukolitik /
Ekspektoran (N Asetilcystein 3 x 200
mg & ambroxol 3 x 30 mg)
Pola Tidur (L. 10100)
Setalah dilakukan tindakan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan keperawatan selama 1X24 jam
dispneu. Ditandai dengan : diharapkan pola tidur membaik Dukungan Tidur (I. 05174)
21
Data Subjektif : ditandai dengan : Observasi :
Ny. H merasa sesak napas sejak 1 minggu Keluhan sulit tidur menurun Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Data Objektif : Keluhan istirahat tidak cukup Identifikasi faktor pengganggu tidur
Irama napas cepat menurun
Tampak lemah Kemampuan beraktivitas Terapeutik :
Edukasi :
Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologis
4 Implementasi Keperawatan
22
Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Selasa Ketidak efektifan kebersihan jalan 1 Memonitor pola nafas Subjektif :
8 November 2022
napas Berhubungan dengan hipersekresi Hasil : Ny. H mengatakan
Jam : 16.30
jalan napas Respirasi : 28 kali permenit masih merasa sesak, Ny.
Dispneu H mengatakan masih
Terdapa suara weezing dan batuk dan sulit untuk
ronchi mengeluarkan dahak
23
air putih hangat
Assesment :
4 Mengkolaborasikan pemberian masalah Ny. H belum
obat nebulizer dan obat teratasi
mukolitik sesuai program terapi
Hasil: Planning :
24
6 Melelatih Ny.H batuk efektif,
Hasil :
Ny. H Nampak sulit untuk
melakukan batuk efektif karena
N. H baru pertama kali
melakukan. Melatih batuk
efektif dilakukan 2 kali dalam
sehari
Hasil :
membuat cahaya lampu redup Assesment :
3 Mengatur posisi yang masalah Ny. H belum
25
nyaman teratasi
Hasil : posisi semifowler Planning :
membuat N. H merasa Intervensi dilanjutkan :
nyaman Menidentifikasi
4 Mengajarkan relaksasi otot pengganngu tidur
nonfarmakologis Membuat cahaya
Hasil : kamar redup
Ny. H masih kesulitan untuk Membuat posisi
melakukan relaksasi otot yang nyaman
Melatih relaksasi
otot
26
Rabu Ketidak efektifan kebersihan jalan 1 Memonitor pola nafas Subjektif :
9 November 2022
napas Berhubungan dengan hipersekresi Hasil : Ny. H mengatakan
Jam : 17.00 wib
sekret Respirasi : 23 kali permenit masih merasa sedikit
Dyspnea cukup menurun sesak, masih sedikit
Bunyi napas tambahan ronchi batuk dan mulai mampu
dan wheezing cukup untuk mengeluarkan
menurun dahak
28
6 Melelatih Ny.H batuk efektif,
Hasil :
Ny. H Nampak mulai mampu
untuk melakukan batuk efektif
secara mandiri dengan baik
Rabu Gangguan pola tidur berhubungan 1 Mengidentifikasi faktor Subjektif :
9 November 2022
dengan dispneu penggangu tidur Ny. H mengatakan mulai
Jam : 17.00 WIB
Hasil : bisa tidur sesuai jam
Ny. H menyatakan mulai istirahat
bisa tidur sebab rasa sesaknya Objektif :
mulai berkurang Keadaan umum Ny. H
2 Memodifikasi lingkungan sedikit tampak sesak
Hasil : Assesment :
membuat cahaya lampu redup masalah Ny. H teratasi
3 Mengatur posisi yang sebagian
nyaman Planning :
Hasil : posisi semifowler Intervensi dilanjutkan :
membuat Ny. H merasa Membuat cahaya
nyaman kamar redup
Membuat posisi
29
4 Mengajarkan relaksasi otot yang nyaman
nonfarmakologis Memonitor relaksasi
Hasil : otot
Ny. H mulai mampu untuk
melakukan relaksasi otot
secara mandiri
Kamis Ketidak efektifan kebersihan jalan 1 Memonitor pola nafas Subjektif :
10 November 2022
napas Berhubungan dengan hipersekresi Hasil : Ny. H mengatakan Sudah
Jam ; 16.00 WIB
jalan napas Respirasi : 18 kali permenit tidak sesak
Dispneu menurun
suara weezing dan ronchi Objektif :
30
3 Memonitor input cairan Ny. H
Hasil :
Ny. H mampu minum air putih
dalam 24 jam 2000 ml air putih
hangat
4 Mengkolaborasikan pemberian
obat nebulizer dan obat
mukolitik sesuai program terapi
Hasil:
Combivent 1 respule dan
pulmicort 1 respule dilakukan
per 8 jam & mukolitik /
Ekspektoran (N Asetilcystein
3 x 200 mg & ambroxol 3 x
30 mg)
31
efektif,
Hasil :
Ny. H dapat melakuakan bbatuk
efektif secara mandiri
32
4 Memonitor relaksasi otot
nonfarmakologis
Hasil :
Ny. H mulai sudah mampu
untuk melakukan relaksasi
otot secara mandiri
33
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4 volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dewan Pengurus PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta :
DPP PPNI
Dewan Pengurus PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta :
DPP PPNI
DPPPPNI
34
35
36
37
38