G
DENGAN DIAGNOSA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DI RS CINTA KASIH CIPUTAT
DISUSUN OLEH
DESYANA
202207060
B Tujuan
1 Tujuan Umum
Memberi gambaran asuhan keperawatan gerontik kepada Ny. G
dengan infeksi saluran kemih secara langsung mengenai aspek
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Dengan pendekatan proses
keperawatan secara sistematis dan berkesinambungan.
2 Tujuan Khusus
a Penulis mampu memberi gambaran mengenai pengkajian
keperawatan kepada Ny. G dengan ISK
b Penulis mampu merumuskan diagnose keperawatan Ny. G
dengan ISK
c Penulis mampu menyusun rencana keperawatan Ny. G dengan
ISK
d Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan Ny. G dengan
ISK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a ISK Bawah
1) Perempuan ( sistitis : presentasi klinis infeksi kandung
kemih disertai bacteriuria bermakna).
2) Sindrom Uretra Akut (SUA) : presentasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikoorganisme (steril), sering dinamakan sistitis
bakterialis
3) Laki-laki (sistitis, prostatitis, epidimidis dan urethritis)
b ISK Atas
1) Pielonefritis Akut (PNA) : proses infeksi prenkim ginjal
yang disebabkan infeksi bakteri.
2) Pieolonefritis Kronis (PNK) : kemungkinan akibat lanjut
dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi dari masa
kecil.
Infeksi saluran kemih pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
a ISK uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang
terjdi pada penderita dengan saluran kencing yan tak baik,
anatomic maupun fugsional normal. ISK ini pada usia lajut
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai
mukosa superfisial kandung kemih.
b ISK complicated, sering menimbulkan banyak masalah karena
sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman sering
resisten terhadap beberapa macam antibiotic, sering terjadi
bakterimia, sepsis dan syok. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-
keadaan sebagai berikut :
1) Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflek
vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia,
kateter kandung kencing menetap dan prostatitis.
2) Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
3) Gangguan daya tahan tubuh
4) Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti
prostesus spp yang memprosuksi ureses.
2 Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti : usia, gender, prevalensi
bacteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis
mikroorganisme dan usia :
a Jenis – jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara
lain :
1) Escherecia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated
(simple)
2) Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK
complicated
3) Enterobacter, Staphylococcus epidemidis, enterococci dan
lain – lain.
b Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
1) Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang ekfektif
2) Mobilitas menurun
3) Nutrisi yang sering kurang baik
4) Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
5) Adanya ambatan pada aliran urin
6) Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.
3 Manifestasi Klinis
a Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski
sudah dicoba untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang
keluar.
b Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa
berwarna puti, coklat atau kemerahan dan baunya sangat
menyengat.
c Warna air seni kental/pekat seperti air the, kadang kemerahan bila
ada darah
d Nyeri pada pinggang
e Demam atau menggigil yang dapat menandakan infeksi tela
mencapai ginjal (diiringin rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk,
mual atau muntah).
f Peradangan kronis pada kandung kemi yang belanjut atau tidak
sembuh – sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker
kandung kemih.
4 Pemeriksaan Penunjang
a Analisis urin rutin, mikroskop urin segar tanpa puter, kultur urin,
serta jumlah kuman/ml urin
b Investigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis :
1) Ultrasonogram (USG)
2) Radiografi : foto polos perut, pieografi IV, micturating
cystogram
3) Isotope scanning
5 Penatalaksanaan
a Nonfarmakologi
1) Istirahat
2) Diet perbanyak minum vitamin A dan C untuk
mempertahankan epitel saluran kemih
b Farmakologi
1) Antibiotic sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat
diberikan antibiotic antara lain : cefotaxime, ceftriaxone,
kotrimoxazoel, trimethoprim, fluoroquinolone, amoxisilin,
doksisiklin, aminoglikosid
2) Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem
atau kombinasi penisilin dengan aminoglikosid
6 Masalah Keperawatan
a Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai
dengan mual, muntah.
b Hyperthermia b.d peningkatan laju metabolism dan proses
penyakit.
c Nyeri akut b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan
struktur traktus urinarius lain.
d Retensi urine b.d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada
kandung kemih.
e Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
f Resiko infeksi b.d port entry kuman.
g Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi tentang
kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
7 Discharge Planning
a Perbanyak minum air putih (8-10 gelas/hari).
b Mengkonsumsi vitamin C secara teratur karena dapat mengurangi
jumlah bakteri dalam urin.
c Hindari konsumsi minuman beralkohol, makanan yang berempah,
dan kopi karena semua makanan ini dapat mengiritasi kandung
kemih.
d Berikan kompres hangat dengan bantal elektrik khusus atau botol
berisi air panas pada bagan abdomen untuk mengurangi rasa
tegang pada kandung kemih.
e Segera buang air kecil jika keinginan itu timbul.
f Cucilah alat kelamin sebelum dan sesudah hubungan kelamin.
g Jalani hidup bersih dengan mencuci bagian anus dan genitalia
sekurang-kurangnya sekali sehari.
h Jika memakai kateter lakukan pergantian atau cek ke Dokter
dengan teratur.
i Untuk wanita :
1) Kenali factor penyebab/gejala-gejala yang menimbulkan
ISK.
2) Basuh bagian kemaluan dari arah depan kebelakang (anus)
agar bakteri tidak bermigrasi dari anus kevagina atau uretra.
3) Cuci setelah melakukan senggama diikuti dengan terapi
antimikroba takaran tunggal (missal trimetroprim 200 mg).
4) Jika hamil segera periksakan kedokter untuk mendapatkan
perawatan sesegera mungkin.
5) Ganti pembalut atau tampon.
6) Hindari pemakaian celana ketat.
7) Hindari penggunaan parfum, deodorant, atau produk
kebersihan wanita lainnya pada bagian kelamin karena
dapat berpotensi mengiritasi uretra.
8 Patofisiologi
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama lengkap : Ny. G
Tempat/tgl lahir : 64 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa - Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Diagnose medis (bila ada) : Infeksi Saluran Kemih
Alamat : Pamulang
2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi :
Nama : Iis
Alamat : Ciputat
No. telepon :
Hubungan dengan klien : Anak Kandung
3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
Pekerjaan saat ini : tidak ada
Pekerjaan sebelumnya : Ibu Rumah Tangga
Sumber pendapatan : dari anaknya
Kecukupan pendapatan : cukup
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : tidak ada
Berpergian/wisata : tidak ada
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
5. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
Nama Keadaan saat ini keterangan
Intan Sehat Anak Kandung
Bambang Sehat Anak Kandung
Mirna Sehat Anak Kandung
Yuli Sehat Anak Kandung
Iis Sehat Anak Kandung
b. BAB
1) Frekuensi dan waktu : 1x /hari
2) Konsistensi : lembek
3) Keluhan yang berhubungan dengan BAB : klien masih dapat
mengontrol BAB
4) Pengalaman memakai Laxantif/pencahar : tidak ada
3. Personal hygiene
a. Mandi
1) Frekuesi dan waktu mandi : 2 x di pagi & sore
hari
2) Pemakaian sabun ( ya/tidak ) : ya
b. Oral hygiene
1) Frekuensi dan gosok gigi :2x
2) Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci rambut
1) Frekuensi : 2 x seminggu
2) Penggunaan shampoo ( ya/tidak ) : ya
d. Kuku dan tangan
1) Frekuensi gunting kuku : 1 x seminggu
2) Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : tidak
4. Istirahat dan tidur
a. Lama tidur malam : 3-4 jam
b. Tidur siang : 1 jam
c. Keluhan yang berhubungan dengan tidur : sering terbangun dimalam
hari sebab ingin BAK
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
a. Olaraga : tidak pernah
b. Nonton TV : kadang-kadang
c. Berkebun/memasak : setiap hari
d. Lain-lain : tidak ada
C. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Klien mengalami sering
BAK tapi sedikit dan merasa tidak tuntas ,nyeri dan tampak meringis
serta memegang perut bagian bawa setiap kali BAK. Klien tampak
bingung mengapa dirina mengalami sakit tersebut.
b. Gejala yang dirasakan : nyeri setiap kali BAK
c. Factor pencetus : sering menahan BAK
d. Timbul keluhan : () mandadak () bartahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : kurang lebih 1 bulan
f. Upaya mengatasi :
1) Pergi ke RS/klinik pengobatan : tidak
2) Pergi kebidan atau perawat : tidak
3) Mengonsumsi obat-obatan sendiri : tidak
4) Mengonsumsi obat-obatan tradisional: tidak
5) Lain-lain : tidak ada
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi
b. Riwayat alergi (obat, debu, makanan, dan lain-lain) : tidak ada
c. Riwayat kecelakaan : tidak ada
d. Riwayat dirawat di RS : tidak ada
e. Riwatyat pemakaian Obat : ada, Amlodipin 10 mg
3. Pengkajian/pemeriksaan fisik ( observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi,
Dan palpasi )
a. Keadaan umum ( TTV ) :
ND : 90 x/mnt
TD : 130/70 mmhg
RR : 20 x/ mnt
S : 36,8°C
b. Kesadaran umum : Compos mentis
c. Penampilan umum : baik
d. Klien tampak sehat/sakit/sakit berat : sakit, meringis
e. BB/TB : 70 kg/158 cm
f. Rambut
Inspeksi : bersih
Palpasi : tidak ada ketombe
Jenis rambut : ikal
Warna rambut : hitam - putih
Kebersihan rambut/kulit kepala : bersih
g. Mata
Fungsi penglihatan : baik Sclera : tidak ikterik
Ukuran pupil : Isokor
Konjuntiva : tidak anemis
Oedema palpebra: -/-
Replek cahaya : (+)/(+)
h. Telinga
Fungsi pendengara : Baik
Kebersihan : Bersih Daun telinga : simetris
Mastoid : tidak ada Secret : tidak ada
Warna secret : tidak
i. Mulut,gigi,dan bibir
Membrane mukosa : lembab Kebersihan mulut : bersih
Keadaan gigi : tidak ada caries Tanda radang (bibir, gusi,
lidah) : tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada
j. Dada
Inspeksi : simetris, bentuk normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
k. Abdomen
Insfeksi : simetris
Auskultasi : Bising usus 16 x / mnt
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
l. Kulit
Warna kulit (sianosi,ikterus, pucat, eritema, dll) : putih
Kelembapan : lembab
Turgor kulit : baik
Ada atau tidaknya edema : tidak ada
m. Ektermitas atas : bisa digerakkan
n. Ektermitas bawah : bisa digerakkan
4. Pengkajian Nyeri
P : Nyeri saat BAK
Q : Rasanya panas perih
R : perut bagian bawah
S :3
T : terus menerus setiap kali BAK
5. Hasil Laboratorium
D. Hasil Pengkajian Khusus
1. Masalah kesehatan kronis : Infeksi saluran kemih
2. Fungsi kognitif : Tidak ada kerusakan kognitif
Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
No Item pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini ?
Jawab : 9
2 Hari apa sekarang ?
Jawab : selasa
3 Apa nama tempat ini?
Jawab : Rumah Sakit
4 Dimana alamat anda?
Jawab : Ciputat
5 Berapa umur anda ?
Jawab : 64
6 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)
Jawab : 16 Desember 1958
7 siapa presiden RI sekarang?
Jawab : Jokowi
8 Siapa presiden RI sebelumnya ?
Jawab : lupa
9 siapa nama ibu anda ?
Jawab : Maimunah
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
Jawab : 17, 14, 11, 9, 6
Analisis hasil :
Score benar 8-10 : tidak ada gangguan
Score benar 0-7 : ada gangguan
Hasil score = 8, kesimpulan tidak ada gangguan
G Diagnosa Medis
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
H Terapi Farmakologis
1. IFVD RL 20 tpm
2. Ceftriaxone
I Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Mikroorganisme Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri (Jamur) berhubungan
setiap BAK dengan Agen
P : Nyeri saat BAK Uretra pencedera fisiologis
Q : Rasanya panas perih
R : diperut bagian Kandung Kemih
bawah
S :3 Kerusakan
kali BAK
Kandung kemih
DO : tidak utuh
Klien tampak meringis
urine masuk ke
Klien tampak memegang peritoneum
peru bagian bawah setiap
kali BAK peritonitis
Nyeri
2 DS : Hambatan pada Perubahan pola
Klien mengatakan sering aliran urine eliminasi urin
BAK tapi sedikit berhubungan
DO : distensi kandung dengan iritasi
Warna urine kuning kemih yang kandung kemih
keruh berlebihan
Terdapat bakteri dan
jamur pada urine peurunan
menyebar ke
Trakus urinaris
frekuensi kemih
meningkat
perubahan pola
eliminasi urine
3 DS : Mikroorganise Defisit pengetahuan
Klien mengatakan bakteri/jamur berhubugan dengan
bingung dengan kurangnya terpapar
penyakitnya yang berkoloni divulva informasi
dialaminya saat ini
DO : masuk ke urinaria
Kurang
pengetahuan
J Masalah Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis
2. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan iritasi kandung kemih
3. Defisit pengetahuan berhubugan dengan kurangnya terpapar informasi
K Intervensi Keperawatan
Assesment :
masalah Ny. G belum teratasi
Planning :
1 Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2 Mengidentifikasi skala
nyeri
3 Mengidentifikasi nyeri non
verbal
4 Mengevaluasi teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas
dalam) secara mandiri.
Rabu Perubahan pola eliminasi urin 1 Mengidentifikasi dan Subjektif :
10 Mei 2023 (D.0040) berhubungan dengan mengelola pola eliminasi urine Ny. G mengatakan
2 Memonitor eliminasi urine frekuensi BAK sudah mulai
jam : 16.30 wib iritasi kandung kemih (frekuensi, volume, konsistensi berkurang namun perasaan
dan warna) untuk BAK belum tuntas
3 Mencatat waktu dan masih ada dan masi sedikit
pengeluaran kemih terasa nyeri dengan skala
4 Mengevaluasi terapi modalitas nyeri 2.
penguatan otot berkemih secara
mandiri
Frekuensi BAK malam
mulai berkurang ±3x
Objektif :
Warna urine kuning keruh
Assesment :
masalah Ny. G belum teratasi
Planning :
1 Memonitor eliminasi urine
(frekuensi, volume,
konsistensi dan warna)
2 Mencatat waktu dan
pengeluaran kemih
3 Mengevaluasi terapi
modalitas penguatan otot
berkemih secara mandiri
(senam kegel exercise).
Planning :
1 Mengidentifikasi skala
nyeri
2 Mengidentifikasi nyeri non
verbal
3 Mengevaluasi teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas
dalam) secara mandiri
Kamis Perubahan pola eliminasi urin 1 Memonitor eliminasi urine Subjektif :
11 Mei 2023 (D.0040) berhubungan dengan (frekuensi, volume, konsistensi Ny. G mengatakan
jam : 16.30 wib iritasi kandung kemih dan warna) frekuensi BAK sudah tidak
2 Mencatat waktu dan begitu sering namun
pengeluaran kemih perasaan untuk BAK belum
3 Mengevaluasi terapi modalitas tuntas masih sedikit ada
penguatan otot berkemih secara serta rasa nyeri setia kali
mandiri BAK muali berkurang
dengan skala nyeri 1.
Objektif :
Warna urine kuning
Assesment :
masalah Ny. G teratasi
sebagian
Planning :
1 Memonitor eliminasi urine
(frekuensi, volume,
konsistensi dan warna)
2 Mencatat waktu dan
pengeluaran kemih
3 Mengevaluasi terapi
modalitas penguatan otot
berkemih secara mandiri
(senam kegel exercise)
4 Mengambil sample urine
tengah untuk di periksa
laboratorium urine lengkap
BAB IV
PEMBAHASAN
1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan menggunakan Teknik wawancara dan
observasi secara langsung kepada pasien dan keluarga melalui komunikasi
teraputik. Penulis tidak banyak mengalami kesulitan dikarenakan pasien
bersikap kooperatif baik dari pasien maupun keluarga. Pada saat
pengkajian ditemukan masalah keperawatan nyeri akut, perubahan pola
eliminasi dan defisit pengetahuan. Pasien Bernama Ny. G berusia 64 tahun
sedang dalam perawatan di RS Cinta Kasih Ciputat dengan diagnosa
medis infeksi saluran kemih.
Didapatkan data subjektif sebagai berikut : pasien mengatakan
BAK sering tapi sedikit, merasa tidak tuntas dan nyeri saat BAK. pasien
tampak bingung mengapa dirinya mengalami sakit tersebut. Dan dipatkan
pula data objektif sebagai berikut: pasien tampak meringis menahan nyeri
sambil memegang perut bagian bawa setelah BAK, warna urine kuning
keruh, terdapat jamur dan bakteri pada urine serta meningkatnya eritrosit
sedimen 2 – 4 pada urine.
2 Masalah Keperawatan
Dengan data yang diperoleh saat pengkajian diatas, ditemukan tiga
diagnosa keperawatan pada kasus Ny. G sama dengan teori yang sudah
dijelaskan diatas:
1. Nyeri akut berhubungan dnegan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan adanya keluhan DS: Klien mengatakan nyeri setiap BAK,
Provokatus : Nyeri saat BAK, Quality : rasanya panas perih, Regio :
diperut bagian bawah, Skala : 3, Timing : terus menerus setiap kali
BAK. DO: Pasien tampak meringis menahan nyeri dan memegang
perut bagian bawah setiap kali selesai BAK.
2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan iritasi kandung
kemih dengan adanya keluhan DS:
Klien mengatakan sering BAK tapi sedikit, ketika BAK seperti tidak
tuntas, sering terbangun pada malam hari untuk BAK ±5x dan nyeri
setiap kali BAK dengan skala nyeri 3. DO : . Warna urine kuning
keruh, terdapat jamur/bakteri dan eritrosit sedimen 2 – 4 pada urine.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dengan adanya keluhan DS:
Klien mengatakan bingung dengan penyakitnya yang dialaminya saat
ini. DO : Pasien tampak kebingungan.
5 Evaluasi
Dalam melakukan proses asuhan keperawatan, evaluasi
keperawatan diperlukan untuk mengidentifikasi apakah asuhan
keperawatan yang telah diberikan sudah mencapai kritaria hasil yang
direncanakan, setelah pemberian asuhan keperawatan kita akan
mengetahuinya penilaian hasilnya melalui evaluasi keperawatan, apakah
asuhan keperawatan sudah tepat, atau perlu dilakukan perencanaan
lainnya, evaluasi keperawatan mengacu pada penilaian, tahapan, dan
perbaikan asuhan keperawatan. (N. safira. 2019).
Evaluasi yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan
menggunakan metode SOAP (Subjektif, objektif, analysis, planning) untuk
mengetahui keefektifakn dari tindakan pada tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan sesuai dengan hasil normal.
Dari diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, perubahan pola eliminasi berhubungan dengan iritasi
kandung kemih dan defisit pengetahuan berhubungan kurang terpaparnya
informasi yang penulis tegakkan dan lakukan sesuai dengan apa yang
penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan
keperawatan hampir mencapai perkembangan. Meski belum optimal, perlu
kerja sama antara penulis, pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya
untuk mencapai kriteria hasil yang diharapkan.
Berdasarkan hasil implementasi diatas, penulis melakukan evaluasi
selama tiga hari untuk diagnosa keperawatan tersebut pada tanggal 9 Mei
2023 – 11 Mei 2023, sebagai berikut :
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis teratasi
sebagian sehingga intervensi manajemen nyeri dilanjutkan. Dengan
data subjektif : Ny. G mengatakan nyeri saat BAK mulai berkurang.
Provokatus : nyeri saat BAK, quality : rasanya panas perih, region :
diperut bagian bawah, skala : 1, timing : terkadang setiap kali BAK.
Dan data objektif : pasien tampak lebih tenang setiap kali setelah BAK
2 Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan iritasi kandung kemih
teratasi sebagian sehingga intervensi manajemen eliminasi urine
dilanjutkan. Dengan data subjektif : Ny. G mengatakan frekuensi BAK
sudah tidak begitu sering namun perasaan untuk BAK belum tuntas
masih sedikit ada, Frekuensi BAK malam mulai berkurang ± 2x serta
rasa nyeri setiap kali BAK mulai berkurang dengan skala nyeri 1. Dan
data objektif : warna urine kuning.
3 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar Informasi
teratasi sehingga intervensi edukasi kesehatan dihentikan. Dengan data
subjektif : Ny. G mengatakan sudah mengerti informasi mengenai
penyakit ISK. Dan data objektif : Ny. G tampak mengerti dan antusias
untuk bertanya mengenaik penyakit ISK