KEPERAWATAN GERONTIK
ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA
LANSIA NY. V DI PANTI WERDHA BINA BHAKTI SERPONG
TAHUN 2019
OLEH :
EKO SANTOSO
TANGERANG SELATAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
( ) ( )
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
b. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
c. Autoimun
Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saat
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan mati.
d. Teori stress
a. Teori aktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan social
b. Teori Pembebasan
c. Teori Kesinambungan
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra dan extra seluler
a. Minat
Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam kuantitas maupun
kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam aktifitas fisik cendrung
menurun dengan bertambahnya usia. Kendati perubahan minat pada usia lanjut
jelas berhubungan dengan menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan
bahwa hal hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.
Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia terisolasi dari
yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti aktivitas yang
melibatkan usaha. Makin menurunnya kualitas organ indera yang
mengakibatkan ketulian, penglihatan yang makin kabur, dan sebagainya.
Selanjutnya membuat orang lanjut usia merasa terputus dari hubungan dengan
orang-orang lain.
Faktor lain yang membuat isolasi makin menjadi lebih parah lagi adalah
perubahan sosial, terutama mengendornya ikatan kekeluargaan. Bila orang usia
lanjut tinggal bersama sanak saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran
terhadapnya, tetapi jarang menghormatinya. Lebih sering terjadi orang lanjut
usia menjadi terisolasi dalam arti kata yang sebenarnya, karena ia hidup sendiri.
c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang
sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang akhir
kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian, hampir tidak
dapat disangkal lagi bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh
untuk melawan rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan
masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman
bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan permulaan yang baru
memungkinkan individu menyongsong akhir kehidupan dengan tenang dan
tentram.
2.4.4 Perubahan Spritual.
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,1970).
PERTANYAAN TAHAP 1:
1) Apakah klien mengalami sukar tidur?
2) Apakah klien sering merasa gelisah?
3) Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?
4) Apakah klien sering was-was atau kuatir?
Lanjutkan kepertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1
jawaban “ya“
PERTANYAAN TAHAP 2
1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
2) Ada masalah atau banyak pikiran?
3) Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain?
4) Menggunakan obat tidur /penenang atas anjuran dokter?
5) Cenderung mengurung diri?
Bila lebih dari satu atau sama dengan 1 jawaban “ya”: Masalah
emosional positif (+)
3. Pengkajian Spiritual
1. Makan 5 10
2. Minum 5 10
3. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15
tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, menyisir 5 5
rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10
menyeka tubuh, menyiram)
6. Mandi 5 15
7. Jalan dipermukaan datar 0 15
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10 Kontrol bowel ( BAB) 5 10
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10
12 Olah raga/ latihan 5 10
13 Rekreasi /pemanfaatan waktu luang 5 10
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Instruksi :
1) Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
2) Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
01 Tanggal berapa hari ini
02 Hari apa sekarang ini
03 Apa nama tempat ini
04 Dimana alamat anda
05 Berapa umur anda
06 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)
07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
09 Siapa nama ibu anda
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara menurun
= =
Score total =
Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 7 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
9. Pengkajian keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan komponen dibawah ini, atau beri
nilai 1 jila klien menunjukan salah satu dari kondisi dibawah ini:
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi
terlebih dahulu ,tidak stabil pada saat pertama kali berdiri.
2) Duduk ke kursi (dimasukan ke dalam analisis)
4) Mata Tertutup
5) Perputaran leher
Beri nilai 0 jika klien menunjukkan kondisi dibawah ini, atau beri nilai 1
jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi dibawah ini:
1) Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret
kai), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
6) Berbalik
Intervensi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
Intervensi Keperawatan:
a. Kaji penyebab adanya gangguan pendengaran
b. Bersihkan telinga yang masih baik
c. Berbicara pada telinga yang masih baik
d. Berbicara secara perlahan-lahan, jelas dan tidak terlalu panjang
e. Berikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan
f. Beri sentuhan untuk menarik perhatian
2. Masalah gangguan sistem pengelihatan berhubungan dengan gangguan persepsi
sensorik pengelihatan, resiko cedera jatuh, gangguan mobilitas fisik, gangguan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Intervensi Keperawataan :
a. Kaji penyebab
b. Pastikan objek yang dilihat dalam lingkungan lapang pandang klien
c. Bersihkan mata, apabila ada kotoran gunakan kapas basah dan bersih
d. Kolaborasi penggunaan alat bantu pengelihatan
3. Masalah sistem gangguan kardiovaskuler berhubungan dengan penurunan curah
jantung, gangguan rasa nyaman nyeri, kurangnya perawatan diri, gangguan
mobilitas fisik
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji penyebab peningkatan tekanan darah
b. Latihan fisik/olahraga
c. Lakukan pemeriksaan tekanan darah
d. Anjurkan untuk makan makanan sayuran dan buah
4. Masalah gangguan sistem perkemihan berhubungan dengan perubahan pola
eliminasi
Intervensi Keperawatan:
a. Kaji tipe inkontinensia pada klien
b. Bantu klien untuk BAK
c. Latih otot dasar panggul dan kandung kemih
d. Batasi cairan terutama mendekati waktu tidur
5. Masalah gangguan sistem muskuloskeletal berhubungan dengan gangguan
aktivitas sehari-hari, kurangnya perawatan diri, imobilisasi, resti cedera jatuh
Intervensi Keperawatan :
a. Anjurkan unuk menggunakan alat bantu
b. Lakukan latihan fisik aktif atau pasif
c. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot
d. Ganti posisi tiap 2 jam
e. Barikan motivasi
f. Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi roda
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998).
2.6.1 Klasifikasi
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain:
1. Kandung kemih (sistitis)
2. uretra (uretritis)
3. prostat (prostatitis)
4. ginjal (pielonefritis)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik,
anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama mengenai
penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung
kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
2.6.2 Etiologi
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara
lain:
a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-
lain.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
2.6.3 Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari
tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK,
asending dan hematogen. Secara asending yaitu:
a. Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi,
kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada pasien yang system imunnya
rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa
hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah
penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan
distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
- Demam
- Menggigil
- Nyeri panggul dan pinggang
- Nyeri ketika berkemih
- Malaise
- Pusing
- Mual dan muntah
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
Pemakaian obat pada usia lanjut hendaknya setiasp saat dievalusi keefektifannya
dan hendaknya selalu menjawab pertanyaan sebagai berikut:
2.6.7 Pengkajian
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe dan system tubuh
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
Adakah obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya factor yang menjadi predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial.
Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?
Imobilisasi dalam waktu yang lama.
Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor predisposisi
terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)
Adakah disuria?
Adakah urgensi?
Adakah hesitancy?
Adakah bau urine yang menyengat?
Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi
urine?
Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih bagian bawah
Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas
Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan yang
telah dilakukan? Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.
Kriteria evaluasi:
Intervensi:
f. Jika dipaang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 nkali per hari.
Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih
dan naik ke saluran perkemihan.
g. Kolaborasi:
Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga
gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih
dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah
berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
Rasional: Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan
lanjut dan perlu pemeriksaan luas
2. Dx 2:
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
g. Kolaborasi:
Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN,
kreatinin
Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal
3. Dx 3:
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
Intervensi:
DAFTAR PUSTAKA
Capernito Lynda juall (2008), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih
Bahasa Yasmin Asih EGC jakarta
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.