OLEH :
OLEH
EGA LENGE
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
a. Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari (morning stiffness) , lebih dari
setengah jam.
b. Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah
dan terasa hangat.
4. Patofisiologi
Stimulus awal
(pencetus tidak dikenal+predisposisi
genetik)
Produksi kolagen,
Produksi anion Produksi prostaglandin
elaktase dan enzim
superaksid
degenaratif lain
Destruksi Nyeri
sendi
Deposit
perawatan diri
5. Komplikasi
Kelainan system pencercanaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan
ulkus peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunakan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
(Disease Modifying Antirheumatoid Drugs, DMARD) yang menjadi
faktor penyebab morbiditas dan mortilitas utama pada arthritis rheumatoid.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus
b. Fiksasi lateks: positif pada 75 % ddari kasus-kasus khas. Reaksi-reaksi
aglutinasi: positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
c. LED: umumya meningkat pesat (80-100 mm/h) mungkin kembali
normal sewaktu gejala meningkat.
d. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi
e. SDP: meningkat pada waktu timbul proses inflamasi
f. JDL: umumnya menunjukkan anemia sedang ig (igM dan igG);
peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab
AR
g. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoatritistik yang terjadi secara bersamaan.
h. Scan radionuklida: identifikasi peradangan sinovial
i. Artroskopi langsung: visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
j. Aspirasi cairan sinovial: mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan
leukosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4)
k. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas
7. Penatalaksanaan
a. Medis
Senyawa emas
Penisilamin
Hidrioxi Kloroquin
Sulfozalazin
3). Kortikosteroid
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala: nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, membuuk dengan
stress pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral
atau simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,
waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda: malaise, keterbatasan rentang gerak; atropi otot, kulit,
kontraktor/ kelainan pada sendi.
b. Kardiovaskuler
Gejala: fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (missal: pucat intermitten,
sianosis, kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
c. Integritas ego
gejala: faktor-faktor stress kronok/ akut missal; financial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan
ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas pribadi (misal ketergantungan pada orang
lain).
d. Makanan/ cairan
Gejala: ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, kesulitan untuk
mengunyah.
Tanda: penurunan berat badan, kekringan pada membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktifitas perawatan
pribadi, ketergantungan.
f. Neurosensori
Gejala: kesemutan pada lengan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda: pembengkakan sendi simetris.
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi).
h. Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
i. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala: riwayat AR pada keluarga ( pada awal remaja), penggunaan
makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan arthritis tanpa pengujian,
riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
Pertimbangan: DGR menunjukkan rata-rata lama dirawat: 4,8 hari.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/ kronis
Dapat dihubungkan dengan: agen pencedera; distensi jarigan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Dapat dibuktikan oleh: keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan.
Berfokus pada diri sendiri/ penyempitan focus, perilaku distraksi/
respons, autonomic, perilaku yang bersifat hati-hati/ melindungi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi Membantu dalam menentukan
dan intensitas (skala 0-10). Catat kebutuhan manajemen nyeri dan
faktor-faktor yang mempercepat keefektifan program.
dan tanda-tanda rasa sakit non-
verbal
2. Berikan matras/ kasur keras, bantal Matras yang empuk/ lembut,
kecil. Tinggikan linen tempat tidur bantal yang besar akan
sesuai kebutuhan mencegah pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stress pada sendi
yang sakit. Peninggian linen
tempat tidur menurunkan
tekanan sendi yang terinflamasi/
nyeri).
3. Tempatkan/ pantau penggunaan Mengistirahatkan sendi-sendi
bantal, karung pasir, gulungan yang sakit dan mempertahankan
trokhanter, bebat, brace posisi netral. Penggunaan brace
dapat menurunkan nyeri dan
dapat mengurangi kerusakan
sendi.
4. Dorong pasien untuk sering Mencegah terjadinya kelelahan
mengubah posisi, bantu pasien umum dan kekakuan sendi,
untuk bergerak di tempat tidur, menstabilkan sendi, mengurangi
sokong sendi yang sakit di atas gerakan/ rasa sakit pada sendi.
dan bawah, hindari gerakan yang
menyentak
5. Anjurkan pasien untuk mandi air Panas meningkatkan relaksasi
hangat atau mandi pancuran pada otot dan mobilitas, menurunkan
waktu bangun dan/ atau pada rasa sakit dan melepaskan
waktu tidur. Sediakan waslap kekakuan pada pagi hari.
hangat untuk mengompres sendi- Sensifitas pada panas dapat
sendi yang sakit bebeapa kali dihilangkan dan luka dermal
sehari. Pantau suhu air kompres, dapat disembuhkan.
air mandi dan sebagainya
6. Berikan masase yang lembut Meningkatkan relaksasi/
mengurangi nyeri.