Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULAUN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN JIWA : HALUSINASI

DISUSUN OLEH

MARLIANA

NIM:2020207209253

DOSEN PEMBIMBING : Ns. NURIA MULIANI, S.Kep. Sp.Kep.J

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PRINGSEWU

TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTMA: HALUSINASI

1. Pengertian
Menurut varcarolis halusinasi dapat di difinisikan sebai terganggunya
persepsi sensori seseorang dimana tidak terdapat stimulus (Yosep & Sutini,
2016). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
panca indra (Yusuf 2015). Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa
respon pancaindar yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman perabaan dan
pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata ( Keliat, Hamid, dkk 2019).

2. Faktor penyebab halusinasi


Faktor penyebab halusinasi ( Yosep & Sutini, 2016) adalah sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan.
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya
kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah prustasi, hilanh percaya diri dan lebih
rentan terhadap stress

2. Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya

3. Faktor biokimia
Mempunyuai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenikn neurokimia
seperti buffofenon dan DMP. Akibat stress berkenpanjangan
menyebabkan ketidakseimbangan acetylcolin dan dopamine.

4. Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat
demi masadepannya.
5. Faktor genetic dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang
tua yang skizofrenia cendrung mengalami skizofrenia.

b. Faktor presipitasi
Prilaku
Menurut Rawlins dan Heacock , 1993 mencoba memecahkan
masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seseorang
individu sebagai mahluk yang dibangunberdasarkan unsur-unsur
biopsikososiospirtual sehingga halusinasi dapat dilihat dari 5
dimenmsi yaitu
- Dimensi fisik
- Dimensi emosional
- Dimensi intelektual
- Dimensi sosialdimensi spiritual

3. Jenis halusinasi

a. Halusinasi dengar
Halusinasi pendengaran bisa berupa endengar sura menyuruh melakukan
sesutau yang berbahaya, mendengar bunyi-bunyian, mendengar orang
bercakap-cakap, mendengar suara yang mengancam diri klien. Biasanya
klien mengarahkan telinga pada sumber suara,berbicara dan tertwa
sendiri, marah-marah tanpa sebab
b. Halusinasi penglihatan
Halusinasi penglihatan bisa berupa melihat seseorang yang sudah
meninggal, melihat mahluk tertentu, melihat bayangan, hantu dan
sebabgainya. Tatapan mata klien pada tempat tertentu, menunjuka kearah
tertentu , ketakutan pada objek yang dilihat
c. Halusinas pneghidu
Mencium sesutau seperti bau mayat,darah, bayi, feses, atau bau masakan
serta parfum yang menyenangkan. Ekspresi wajah klien seperti
mencium sesuatu dengan gerakan cuping hidung mengarah kea rat
tertentu
d. Halusinasi perabaan
Klien biasyan mengusap-usap, menggaruk-garuk, meraba raba
permukaan kulit, terlihat menggerakkan badan seperti merasakan sesuatu
rabaan. Klie biasanya mengatakan ada sesuatu yang menggrayangi
tubuhnya.
e. Halusinasi pengecapan
Klien seperti sedang merasakan makanan tertentu , rasa tertentu atau
mengunyah sesuatu. Seperti mengecap sesuatu. Gerakan mengunyah ,
meludah atau muntah.

4. Tahapan halusinasi
a. Sleep disorder ( fasa awal seseorang sebelum muncul halusinasi ).
Klien merasa banyak masalah ingin menghindar dari lingkungan takut
diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
b. Comforting
Pasien mengalami emosin yang berlanjut seperti adanya perasaan cemas ,
kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan coba memusatkan pemikiran
pada timbulnya kecemasan.
c. Condemning
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias.
Klien mulai merasa tidak mampulagi mengontrolnya dan mulai berupaya
menjaga jarak antara diri dan objek yang dipersepsikan klien.
d. Controlling
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensory abnormalnya yang
datang. Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari
sinilah dimulai fase gangguan psychotic
e. Conquering
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan
datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman
atau perintah yang iya dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung 4jam atau lebih jika pasien tidak mendapatkan komunikasi
terapeutik . terjadi gangguan psychotic berat.
5. Rentang respon
Rentang respon neurobiologist

Respon adaftif Respon Maladaftif

1. Pikiran logis 1. Kadang proses 1. Gangguan proses


2. Persepsi akurat pikir terganggu pikir (waham)
3. Emosi konsisten 2. Ilusi 2. Halusinasi
dengan 3. Emosi 3. RPK
pengalaman 4. Perilaku tidak 4. Perilaku tidak
4. Perilaku sesuai biasa terorganisir
5. Menarik diri 5. Isolasi sosial

a. Respon adaftif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma social
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal
jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecakan maslah tersebut
respon adaptif :
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada keyantaan.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli.
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
b. Respon psikososial
Respon psikososial meliputi :
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang yang menimbulkan
gangguan.
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena ransangan
panca indra.
3) Emosi berlebihan atau berkurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.

c. Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, adapun
respon maladaptif meliputi :
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan sosial.
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal
yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan sesuatu yang tidak teratur.
5) Isolasi sosial adalah kondisi yang dialamai oleh individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang
negatif
mengancam.

B. PENGKAJIAN KLIEN HALUSINASI


Sangat penting untuk mengkaji perintah yang diberikan lewata isi halusinasi
klien, karena mungkin saja klien mendengar perintah menyakiti orang lain ,
membunuh, atau loncat dari jendela.
1. Membina hubungan saling percaya
Tindakan pertama dalam melakukan pengkajian klien dengan halusinasi
adalah membina hubungan saling peracaya.
- Awali pertemuandenganselalu mengucapkan salam
- Berkenalan dengan pasien, perkenalkan nama lengkap dan nama
panggilan
- Buat kontrak asuhan, jelaskan pada pada pasien tujuan kita merawat
klien
- Bersikap empati ( mendengrakn keluhan pasien dengan penuh perhatian
, tidak membantah dan tidak menyokokng halusinasi pasien)

2. Mengkaji data objektif dan subjektif


- Mengkaji halusinasi dapat dilakukandengan cara mengobservasi prilaku
pasien dan menanyakan secara verbal apa yang sedang dialami oleh
pasien.
- Data objektif di kajia oleh perawat dengan cara mengobservasi prilaku
pasien, memeriksa, mengukur, sedangkan data subjektif didapatkan
dengan cara wawncara, curahan hati, ungkapan-ungkapan klien, apa-
apa yang dirasakan dan di dengarkan klien secara subjektif. Data ini
ditandai dengan klien menyatakan atau klien merasa

3. Mengkaji waktu, frekuensi, dan situasi munculnya halusinasi


Hal ini dilakukan untuk menentukan ntervensi khusus pada waktu terjadinya
halusinasi menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
sehingga pasien tidak larut dalam halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.

4. Mengkaji respon terhadap halusinasi


Untuk mengetahui dampak halusinasi pada klien dan apa respon klien ketika
halusinasi itu muncul perawat dapat menyanyakan pada klien hal yang
dirasakan atau atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat juga dapat
menanyakan pada keluarga , selain perawat juga dapat mengobservasi
dampak halusinasi pada pasien jika halusinasi itu timbul.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi prilaku kekerasan
2. Perubahan persepsi sensoi halusinasi
3. Isolasi social
4. Harga diri rendah kronis

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Membantu klien mengenal halusinasi
Perawat mencoba menanyakan pada klien tentang isi halusinasi ( apa yang
didengar/dilihat, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi,situasi yang meneybabkan halusinasi munculdan persaan pasien
saat halusinasi muncul ).
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi
3. Melatih bercakap-cakap dengan orang lain
4. Melatih pasien beraktivitas secara terjadwal
5. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
6. Pemberian psikofarmakoterapi
7. Memantau efek samping obat
8. Melibatkan keluarga dalam tindakan.
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 )

1. PROSES KEPERAWATAN

Data klien

Nama : Tn.M
Umur : Jenis kelamin
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Talangpadang

A. Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan mendengar suara mengajaknya ngobrol

b. Objektif
- Klien terkadang senyum-senyum sendiri
- Klien mengarahkan telinganya kearah tertentu

B. Diagnosa keperawatan
Halusinasi pendengaran

C. Tujuan
a. Kognitif
- Klien mampu menyebutkan penyebab halusinasi
- Klie mampu menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan
( jenis, isi, frekuensi, durasi, waktu, situasi yang menyebabkan dan
respon)
- Klien mampu menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
- Klien mampu menyebutkan cara selama ini yang digunakan untuk
mengednalikan halusinasi
- Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang
tepat

b. Psikometer
- Klien dapat melawan halusinasi dengan cara menghardik
- Klien dapat mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
- Klien dapat mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi, yaitu
bercakap-cakap dan melakukan aktivitas
- Klien dapat minum obat dengan prinsip 8 benar

c. Afektif
- Klien dapat merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
- Klien dapat membedakan perasan sebelum dan sesudah latihan

D. Intervensi / tindakan keperawatan


1. Kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab, dan kemampuan klien
mengatasinya
2. Jelaskan proses terjadinya halusinasi
3. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
4. Latih klien melawan halusinasi dengan cara menghardik
5. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
6. Letih klien mengalihkna halusinasi dengan bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan secara teratur

7. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar

8. Diskusiakan manfaat yang didapatkan setelah mempraktekkan latihan


mengendalikan halusinasi

9. Beri pujian pada klien saat mampu mempraktekkan latihan


mengendalikan halusinasi

2. STRATEGI KOMUNIKASI

A. Orientasi
1. Salam
Selamat pagi pak M. masih ingat dengan saya? kalau nama lengkap saya
apakah bapak masih ingat juga? Iya betul sekali ternyata bapak M masih
ingat ya.

2. Evaluasi/ validasi
Bagaimna keadaan bapak saat ini? Kemaren bapak mengatakan kalau
sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya? Apakah masih
mendengarnya? Apa yang bapak lakukan saat suara itu muncul?

3. Kontrak
Baiklah bapak M. kemarin kita sudah berjanji akan bertemu lagi disini
untuk membicarakan tentang suara-suara yang sering bapak dengar dan
kemaren juga saya mengatakan akan mengajari bapak cara mengatasi
suara-suara tersebut. Selama kurang lebih 30 menit? Bapak setuju ya?
4. Tujuan adalah agar bapak M bisa lebih tenang dan suara-suara itu
berkurang, bagaimana apakah bapak M setuju?

B. Kerja
1. Mengidentifikasi halusinasi ( frekuensi, isi, waktu terjadi, situasi
pencetus, respon perasaan)
Baiklah bapak M. coba bapak ceritakan pada saya suara apa yang bapak
dengar? Apa yang dikatakan sura itu? Apakah suara itu menyuruh bapak
melukai orang lain? Seberapa sering suara itu muncul ? jama berapa saja
biasnaya suara itu muncul? Berapa lama suara itu muncul? Pada saat
kapan biasanya suara itu muncul? Apakah saat bapak sedang sendirian
atau pada saat malam hari? Apa yang bapak rasakan jika suara itu
muncul? apa yang bapak lakukan jika suara itu muncul? Apakah dengan
cara yang bapak lakukan itu suara tersebut hilang?

2. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi


Baiklah ternyata bapak mendengar suara orang bicara tapi tidak terlihat
wujudnya, dan bapak merasa terganggu.Nah kalau begitu sekarang kita
akan belajar cara mengatasi suara tersebut ya pak.. caranya ada 4, yang
pertama adalah dengan cara menghardik, yang ke 2 adalah dengan cara
minum obat secara teratur dengan prinsp 8 benar, yang ke 3 dengan cara
bercakap-cakap dan yang ke 4 dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan
yang terjadwal.

3. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik


Baiklah bapak M. masi ita belajar cara yang pertama yaitu menghardik,
contohnya begini, bapak perhatikan saya.. jika suara itu muncul segera
tutup telinga lalu katakana pada suara itu “ sana pergi jangan ganggu
saya, kamu adalah suara palsu, saya tidka mau mendengarkamu” lakukan
seperti itu berualng-ulang sampai suara itu hilang. Nah ayo pak M kita
lakukan bersama-sama.. nah sekarang coba bapak M lakukan sendiri.. iya
bagus sekali pak M, bagaimana persaannya sekarang? Baiklah kalau
begitu kita masukkan kedalam jadw ya pak.. lakukan 3-4 kali sehari ya
pak..

C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
Bagaimana persaan bapak setelah latihan tadi?

2. Evaluasi objektif
Apa saja latihan kita tadi? Coba ulangi apa yang harus dilakukan jika
suara itu muncul? Ya bagus sekali pak..
3. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau Pak M latihan teratur 4 kali atau 3 kali sehari? Oke 3
kali ya pak. Kita masukan kedalam jadwa ya pak

4. Kontrak
Baiklah besok kita kan bertemu lagi ya pak,, kebetulan besok jadwal
bapak kontrol ke puskesmas, nah jika dapat obat dari dokter saya akan
jelaskan cara minum obat dengan benar. Kita besok bertemu di
puskesmas ya pak jam 10.. kalau begitu saya permisi ya pak.
assalamualaikum

DAFTAR PUSTAKA
Ah, Yusuf, dkk (2015). Buku Ajar Kesehatan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika

Keliat , dkk (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep,I & Sutini, T (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : Rafika aditama

Anda mungkin juga menyukai