LP SP API WAHAM
Disusun Oleh
Aprilia Cahyaningrum
(2014901054)
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM
Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan dia tahu bahwa saudaranya ingin mengahancurkan hidupnya dan
ingin menyakiti dirinya. Klien selalu mengulang-ulang perkataanya. Klien terlihat
ketakutan dan bingung.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
c. Klien mampu menggunakan obat dengan benar
4. Rencana Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
2) Jangan membantah dan mendukung klien
3) Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas
2. Fase Kerja
“ibu tidak usah khawatir karena kita berada ditempat yang aman“Ibu masih ingat tidak
apa yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Oh jadi kemarin ibu di bawa ke sini karena
di bawa oleh petugas saat ibu sedang menjemur baju ya bu? Ibu sebelumnya pernah di
rawat di sini tidak bu? jadi sebelumnya ibu pernah di rawat 3 kali di sini ya? Sebelum di
sini ibu pernah di rawat di mana saja? Di rumah sakit panti Agung ya bu sebelum dari
sini?” apakah ada keluarga yang sakit sama seperti ibu?” tidak ada, tapi adik kandung
saya bunuh diri gara-gara tidak punya uang” bagaimana respon dari keluarga ibu
tentang sakitnya ibu sekarang?” oh baik jadi keluarga ibu sangat peduli ya dengan
sakitnya ibu kali ini, makanya ibu di bawa ke sini agar ibu dapat beristirahat dan bisa
menenangkan fikiran ibu ya?” iya ibu bagaimana perasaan ibu setelah di sini? Jadi ibu
di sini sudah bisa mulai tenang kalau tidak memingkirkan masalah sama kakak ipar ibu
ya?” sebelumnya bagaimana hubungan ibu dengan kakak ipar ibu? Oh baik jadi
hubungan ibu sama kakak ipar ibu kurang baik ibu tidak suka dengan kakak ipar ibu,
karena kakak ipar ibu suka menghabiskan uang suami ibu dan selalu punya niatan untuk
melukai ibu ya bu? Sebelumnya ibu tahu tidak ciri-ciri orang yang mau menyakiti?ibu
sering disakiti sama kakak ipar?bagian mana yang disakiti bu?kalau disakiti bisa hilang
dalam berapa waktu?coba bu liat bagianmana yang disakiti?nah ini tidak ada luka bu?
berati ibu?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan Klien
“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“tadi kita sudah belajar tentang orientasi realita ya bu? Ibu masih ingat tidak kita
sudah melakukan apa tadi? O ya Bagus”
c. Tindakan Lanjut
“Bagaimana kalau kegiatan orientasi realita tentang berpikir positif ibu terus
lakukan?”
“ibu tidak usah takut ya bu”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang
Topik
“Baikalah ibu besok kita akan bercakap-cakap lagi, besok ibu mau bercakap-
cakap tentang apa bu? Bagaimana kalau kesukaan ibu dirumah, memasak atau
kegemaran ibu?” baik ibu besok kita akan membicarakan tentang kegemaran
ibu”
Waktu
“Mau jam berapa Ibu? Ya baiklah bu jam 10.00 besok ya bu .”
Tempat
“tempatnya besok mau di mana ibu?” baik ibu kita besok bertemu disini
lagi.”“Kalau begitu, saya permisi dulu ya bu. Assalamu’alaikum ibu”
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 2 (Dua)
SP. 2 :Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekannya.
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien merasa senang berbincang-bincang dan merasa dirinya lebih aman dengan
berfikir positif.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan Keperawatan
Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Klien mampu menggunakan obat dengan benar
4. Rencana Keperawatan
Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
SP. 3 : mengajarakan dan melatih cara minum obat yang benar.
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien merasa senang berbincang-bincang dengan perawat dan merasa ada yang
memperhatikan klien tersebut. Klien dapat bercakap-cakap dengan teman atau perawat,
klien tidak tampak bingung dan ketakutan lagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan Keperawatan
4. Rencana Keperawatan
1) Evaluasi Kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian.
2) Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat
3) Anjurkan minum obat
4) Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi
5) Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat
2. Fase kerja
“Ibu perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang , dan tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya orange ini namanya CPZ , yang putih
ini THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP. Semuanya ini harus diminum 3 kali
sehari, setiap jam 7 pagi, 1 siang dan 7 malam. “Bila nanti setelah minum obat mulut
ibu terasa kering, untuk mengatasinya ibu bisa mengisap-isap es batu.” Bila mata terasa
berkunang – kunang, Ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.” “sebelum
minum obat ini, ibu lihat dulu label di kotak obat, apakah benar namanya ibu tertulis di
sana, berapa dosisnya yang harus ibu minum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar” “Ibu obat ini harus diminum secara tertratur dan
kemungkinan besar ibu minum salam waktu yang lama. Sebaiknya ibu tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya obat yang ibu
minum?”
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“coba ibu sebutkan kembali obat yang ibu minum?”
c. Tindakan Lanjut
“setelah ini, ibu coba untuk minum obat sesuai dengan yang saya ajarkan tadi” “ibu
jangan sampai lupa ya bu dan ibu bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan
harian ibu“
a. Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya.
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara
optimal
b.Tindakan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang:
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek
samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera
6) Latih cara merawat
7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas di ruang
melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa, senangnya
dipanggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara
merawat
B di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang
wawancara?” “Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau
30 menit”
KERJA
“Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah
dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-
ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan
proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali
anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:
„Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya
karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”
“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B,
misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada
bapak/ibu. B khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernahdimiliki oleh
anak)
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan
pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3
kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan
dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah mempunyai jadwal
minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat B di
rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung ke rumah sakit.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan
mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita
tadi” “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak,
bu”
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi” “Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B
ya?” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”
KERJA
“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan ibu
praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki
B. Bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai
jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat
B” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada
B?” (Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk B”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat
ini ya pak, bu”
KERJA
“Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira dapat
dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan
di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi
terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
Suster E di Puskesmas Indra Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini
nomor telepon puskesmasnya: (0651) 321xxx.
Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah”
TERMINASI
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melanjutkan di rumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk Sr E di PKM Inderapuri. Kalau ada apa-
apaBpk/Ibu boleh juga menghubungi kami. Silakan menyelesaikan administrasi ke kantor depan.”
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2000). Standar Pedoman Jiwa
Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke- 7,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.) St.
Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
P: Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mulai tertarik dengan Nama panggilan merupakan
P: Biasanya mas senang dengan pasien perkenalan dengan P nama akrab klien sehingga
dipanggil dengan nama apa? K: Memandang P dan menunduk menciptakan rasa senang akan
kembali P senang walaupun jawaban adanya pengakuan atas namanya
K: Ya A. singkat
P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K mulai merasa bahwa P datang Pujian berguna untuk
P: Wah, kalau begitu kami tersenyum suasana untuk membantu K mendekatkan perawat menjalin
panggil mas A aja ya. K : Menunduk hubungan therapeutik dengan
klien
K: Iya. K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan
P : Memperhatikan K mendapatkan respon
P: Mas asalnya dari mana? P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu
K : berpikir keakraban dengan topik menjalin kedekatan dengan klien
K: Ponorogo sederhana
K : Menoleh ke P dan tersenyum P senang karena K memberi K senang karena ingat daerah
lalu menunduk lagi respon asalnya dan kembali
P : Memperhatikan K membayangkan daerah asalnya
tersebut
P: Ooh Ponorogo, lumayan jauh P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data umum K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan apakah
ya mas. Mas sudah berapa lama tersenyum pasien mengingat klien kronis atau akut
disini? K : Bicara sambil menatap P
tetapi kontak mata kurang fokus
K: P : Memandang K
K : Mandi, makan, bantu bersih- K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien
bersih ruangan ehm…ya itu P : Memperhatikan respon K bisa beralih
nyapu atau ngepel.
P : Mas betah gak tinggal disini? K : menunduk P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
waham pada waham pada fase interaksi
K : Tidak, sya mau pulang. P : memperhatikan ini
P senang karena dapat K berusaha menjawab sekenanya
mengalihkan perhatian pasien
P : Keluarga mas sering P : Memandang K sambil P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat Keluarga merupakan support
menjenguk ? tersenyum keluarga terhadap perawatan K keluarganya sistem bagi klien sehingga harus
K : Menoleh P dikaji keterlibatannya
K : Dulu menjenguk, trus habis
menjenguk sy dipindahkan ke K : Menunduk lagi P senang mendapatkan jawaban K ingat terhadap keluarganya
sini. P : Memperhatikan respon K K
P : Dulu mas dari ruangan mana ? P : Memandang K P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
kenapa kog dipindah kesini waham pada waham pada fase interaksi
K : Bercerita dengan senyum ini
K : Dari perkutut. Ya trus sy P senang karena dapat K berusaha menjawab sekenanya
dipindah kesini, sy tidak tahu mengalihkan perhatian pasien
kenapa?
P : Kalau di rumah, mas ngapain P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji aktivitas K K mengingat aktivitasnya di Aktivitas di rumah merupakan
aja? tersenyum di rumah rumah data pantas tidaknya pasien
K : Menoleh P dilibatkan dalam keluarga
K : Memandang P
K : Sy suka bersih-bersih rumah K menikmati waham yang
sama suka ambil rumput untuk dialaminya
makanan sapi
P : Bagaimana perasaan mas P : Memandang K sambil P mengalihkan topik bahasan K bingung dengan pertanyaan Pengalihan agar K tidak larut
sekarang? tersenyum yang diberikan dengan wahamnya
K : Menoleh P
K : Biasa aja. P bingung harus ngobrol tentang K menjawab tentang keadaannya
K : Memandang P sambil apa lagi
tersenyum
P : Mas, kita tadi kan sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K
berkenalan, masih inget nggak K : Menoleh sudah cukup banyak data yang dapat mengingat nama P
nama sya siapa? terkaji sehingga nantinya terjalin trust
K : Mas Ary K : Memandang P dan tersenyum P senang karena K ingat nama P K mengingat-ingat nama P
P : Memperhatikan
P : saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement K senang diberikan Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan mas A K : Menoleh dan tersenyum pada K reinforcement ditentukan dan harus
Bagaimana kalau besok kita mendapatkan persetujuan klien
ngobrol lagi? Sebentar saja kok, agar klien ingat terhadap kontrak
yach cukup 20 menit saja.
P : Terimakasih atas kesediaan P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya Salam penutup merupakan akhir
Mas A untuk ngobrol dengan sya, mengulurkan jabat tangan pada P fase yang harus dilakukan untuk
Assalamualaikum K : Menoleh, menjabat tangan P mencegah tidak percaya pada
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan wahamnya. Data yang tergali adalah data mengenai
harga diri rendah, halusinasi dengar, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah
dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
Kesan Perawat :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu.
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
KOMUNIKASI VERBAL KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL PERAWAT KLIEN
P : Selamat pagi mas? P : Tersenyum sambil P membuka percakapan dengan K tersenyum melihat P dan Salam merupakan kalimat
mengulurkan tangan kepada K harap K ingat dengan P langsung mengambil posisi pembuka untuk memulai suatu
gimana kabarnya hari ini? duduk didepan P percakapan sehingga dapat
K : Tersenyum sambil menerima terjalin rasa percaya. Mencoba
uluran tangan P mengingatkan pasien pada
perawat merupakan upaya untuk
K : Baik. mengetahui daya ingat pasien.
P : Menatap K P mencoba mengajak K untuk K mencoba mengingat kontrak Setiap interaksi harus
bercerita lebih lanjut yang di sepakati berdasarkan kontrak yang telah
P : Hari ini kita ngobrol-ngobrol
K : Tersenyum dibuat dan klien selalu harus
lagi ya..
K tertarik untuk ngobrol dengan diingatkan pada kontak yang
P telah disepakati untuk
K : Iya.
memudahkan serta mengarahkan
proses interaksi
P : Memandang K sambil P ingin memulai percakapan K menjawab dengan tersenyum
P : Gimana mas, apa yang mas
tersenyum dengan topik ringan sebelum Perhatian pada keadaan klien
rasakan hari ini?
bertanya lebih lanjut dapat meningkatkan rasa percaya
K : Menatap dengan ekspresi klien kepada perawat
K : Biasa saja. Sy mengantuk.
tersenyum malu-malu
P: Ohh.. Bgtu. Knp kog ngantuk. P : Memandang Klien P ingin tahu penjelasan dari K K Menjawab dengan tersenyum
Menawarkan suatu alternatif
K : Gag tau mungkin karena efek K : Tersenyum malu-malu kegiatan yang positif pada K
obat yg sya minum
P : Katanya mas kemaren mas P : Masih memandang K P memulai pertanyaan dan mulai K mencoba mengingat-ingat dan
ada tetangga yg punya ilmu mengakrabkan suasana menjawab
magis ya, coba ceritakan gimana
Menggali informasi lebih lanjut
kejadiannya? K : Memandang P
dari K mengenai waham yang di
P senang dengan respon K
derita K
K : iya tetangga sya itu sirik
sama ayah saya jdi dia menyantet
ayah sya lewat sya.
P:- P : Diam menatap K P diam memikirkan pertanyaan K bercerita sambil mengingat-
Menggali informasi lebih lanjut
selanjutnya ingat
dari K mengenai waham yang di
K : dia berbicara denga sya dari
derita K
hari ke hati. K : Nyerocos cerita
P : Memangnya kapan di P : Memandang K P kembali dalam pertanyaan K menjawab dan mengingat-
Menggali informasi lebih lanjut
aberbicara begitu ingat
dari K mengenai waham yang di
derita K
K : Ya dulu wktu sya di rumah K : Masih nyerocos bercerita P senang K tetap ingin bercerita
P : Ohh..begitu. P : Memandang K P mulai masuk dalam dunia K diam sambil menunduk
Memberikan kesan yang positif
cerita K sejenak
kepada K
K : diam K : Diam
P : Memandang K P berharap dapat memperoleh K menjawab dengan penuh
P : dari dulu sampai sekarang data dari K semangat
orang itu msih bicara dengan mas Menggali informasi lebih lanjut
melalui hati gak? P senang K masih mau bercerita dari K mengenai waham yang di
K : Menunduk kemudian tentang masalahnya derita K
K : ya kadang-kadang mas.. menatap P
P : Okeh. Sekarang saya tanya, P : Masih memandang klien dan P mengalihkan pertanyaan agar K menjawab dengan kooperatif
selama ini mas dekatnya sama menepuk pundak K K tidak terpaku pada wahamnya
siapa? saja
Mengulangi pertanyaan untuk
K : Dekat sama ibu ama sepupu mendapatkan data yang akurat.
sya. Tapi kadang-kadang mereka K : Menunduk kemudian
tidak percaya dengan omongan menatap P
sya
P : Ada masalah ya mas, kok P : Memandang K P senang K masih mampu K menjawab pertanyaan dengan
sampai tidak dipercaya oleh menjawab pertanyaan dengan tersenyum
keluargnya? baik walaupun masih ngelantur
Mengulangi pertanyaan untuk
mendapatkan data yang akurat.
K : Saya juga tidak tau. Mereka K : Menatap P sambil tersenyum
tidak percaya saja sama semua
omongan saya.
P : Memandang K P masih berusaha menggali data K menjelaskan tangannya yang
P : Selama diruangan aktivitas lebih dalam sakit sambil menggerak-
mas terhambat gag? gerakkan tangannya
Menggali informasi yang dapat
K : Memandangi tangannya
menghambat kemampuan K
K : Tidak. Tapi tangan kiri sy sambil mencoba menggerak- P senang mendapat jawaban dari
saki agk gringgingan. gerakkan tangannya. K
Kesan Perawat :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu.
Klien mau memberikan informasi kepada perawat.