Anda di halaman 1dari 36

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

LP SP API WAHAM

Disusun Oleh

Aprilia Cahyaningrum
(2014901054)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2020
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES
TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Bandar Lampung
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung

LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

I. Kasus (Masalah Utama)


Waham
II. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
 Waham adalah keyakinan pribadi palsu yang tidak sesuai dengan kecerdasan
seseorang atau latar belakang budaya. Individu terus untuk memiliki keyakinan
meskipun bukti jelas bahwa itu adalah palsu atu tidak rasional (Townsend, 2014)
 Waham adalah istilah yang digunaka untuk menggambarkan keyakinaan palsu
didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realistas eksternal yang jelas
(Shives, 2012)
 Waham adalah keyakinaanseseorangyang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien (Keliat, 2011)
 Waham/ gangguan proses berfikir adalah disrupsi/kekacauan dari proses kognitif
dan aktivitas kognitif (Nanda 1, 2011)
 Waham adalah klien dengan psikotik di fase penyakit skizofrenia biasanya
mengalami (keyakinan palsu)
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi menurut (Townsend, 2014)
1. Pengaruh Biologis
Genetika bukti kerentanan genetik skizofrenia berkembang. Studi menunjukan
bahwa kerabat individu dengan skizofrenia memiliki banyak probabilitas lebih
tinggi terkena penyakit dari pada populasi umum. Bagaimana skizofrenia
diwariskan tidak pasti. Penandaan biologis belum ditemukan.
2. Studi Twin
Tingkat skizofrenia antara monozigot (identik) kembar empat kali lipat dari
dizigot (fraternal) kembar dan sekitar 50 kali dari populasi umum (Sadock &
sadock, 2010). Kembar identik dipelihara terpisah memliki sama laju
perkembangan penyakit seperti halnya orang-orang dipelihara bersama-sama.
Karena sekitar setengah dari kasus hanya satu dari sepasang kembar monozigot
berkembang skizofrenia, beberapa penelitian percaya lingkungan faktor
berinteraksi dengan orang-orang genetik.
3. Studi Adopsi
Dalam studi yang dlakukan oleh Amerika dan Denmark, anak angkat lahir
dari skizofrenia ibu dibandingkan dengan mengadopsi anak-anak yang ibunya
tidak memiliki gangguan kejiwaan. Anak-anak yang lahir dari ibu dengan
skizofrenia lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit dibandingkan
kelompok kontrol pembanding (Minzenberg et al, 2008 dalam Stuart, 2013)
Studi juga menunjukan bahwa anak-anak lahir dari orang tua
nonschizophrenic, tapi dipelihara oleh orng tua yang menderita penyakit, tidak
kelihatan menderita lebih sering di skizofrenia. Temuan ini memberikan
tambahan bukti untuk dasar genetik skizofrenia. Pengaruh biokimia tertua dan
paling benar-benar dieksplorasi biologis dalam penjelasan skizofrenia eran
patogenetik ke otak yang abnormal biokimia. Pengertian dari “gangguan kimia”
sebagai penjelsan untuk kegilaan yang disarankan oleh beberapa teoritis sejak
pertengahan abad ke-19.
4. Dopamin Hipotesis
Teori ini menunjukan bahwa skizofrenia (atau sperti gejala skizofrenia) dapat
disebabkan oleh kelebihn dari aktifitas neuron tergantung dopamin di otak.
(Twonsend, 2014)
Dukungan farmakologis untuk hipotesis ini ada. Amfetamin, yang meningkatkan
kadar dopamin, menginduksi gejala psikomimetik. Para antipsikotik (misalnya,
kloropromazin atau haloperidol) tingkat otak yang lebih rendah sopmain oleh
memblokir reseptor dopmain, sehingga mengurangi gejala skizofrenia, termasuk
yang diinduksikan oleh amfetamin. Klien dengan manifestasi akut (misalnya,
waham dan halusinasi) merespon dengan lebih besar khasiat obat antipsikotik
dibanding klien dengan manifestasi kronis (misalnya, apatis, kemiskinan ide,
dan hilangnya dorongan).
5. Biokimia Hipotesis
Bebrbagai zat biokimia telah terlibat dalam kecenderungan skizofrenia. Kelainan
dalam neurotransmiter norepinefrin, serotonin, asetilkolin, dan asam gamma
aminobutyric dan yang neuroregulators, seperti prostaglandin dan endorfin, telah
diusulkan.
6. Pengaruh Fisiologis
Sejumlah faktor fisik mungkin etiologi signifikasi telah diidentifikasi dalam
medis literatur. Namun, mekanisme khusus dalam implikasi skizofrenia tidak
jelas.
7. Infeksi Virus
Sadock dan Sadock (2010) melaporkan bahwa epidemiologi data menunjukan
tingginya skizofrenia setelah paparan pralahir untuk influenza. Mereka
menyatakan, data lain yang mendukung hipotesis virus yang peningkatan jumlah
anormali fisik dineurotransmiter. Sejumlah neruotransmiter. Sejumlah
neurotransmiter telah terlibat dalam etiologi skizofrenia.
b. Faktor Presipitasi
A. Ini trermasuk faktor resiko menurut (Shlves, 2012) seperti berikut :
1. Relokasi karena imigrasi atu emigrasi
2. Isolasi sosial
3. Gangguan sensorik seperti ketulian dan kebutaan
4. Stress berat
5. Status sosial ekonomi rendah dimna seseorang mungkinmengalami perasaan
diskriminasi atau ketidakberdayaan
6. Kepribadian fitur seperti rendah diri atau sensitivitas interpersonal yang
tidak biasa.
7. Konfik percaya- takut
Penelitian telah menunjukan bahwa waham juga bisa terjadi akibat penyakit
neurologis yang siidentifikasi, terutama bisa terjadi akibatpenyakit
neurologis yang diidentivikasi, terutama penyakit-penyakit yang
mempengaruhi sistem limbic dan ganggila basal. Juga terkait dengan lesi
fokal paa lobus frontal atau belahan kanan otak (Cleveland Clinik, 2009;
Sandock & Sadock, 2010). Beberapa penelitian menemukan bahwa waham
lebih umum di antara keluarga skizofrenia (APA, 2000).
B. Faktor Prespitasi Menurut (Townsend, 2014)
1. Perubahan Histologis
Hipotesis bahwa perubahan ini dalam hippocampus sel terjadi selama
trimester kedua dari kehamilan dan mungkin terkait dengan influenza virus
dihadapi oleh ibu selama priode ini.
2. Kondisi Fisik
Beberapa penelitian telah melaporkan hubungan antara skizofrenia dan
epilepsi (terutama lobus temporal). Huntington penyakit, trauma kelahiran,
cedera kepaladi dewasa, penyalahgunaan alkohol, tumor otak (terutama
dalam sitem limbik), kecelakaan serebrovaskuler, lupus erittematosus
sistemik, myxedema, parkinsonisme, dan penyakit wilson.
3. Pengaruh Paikologis
Dalam gangguan skizofrenia mempertimbangkan baik psikososial dan faktor
biologis yang mempengaruhi skizofrenia. Kelainan mempengaruhi pasien
individu, masing-masing di antaranya memiliki keunikan psikologis.
4. Pengaruh Lingkungan
Faktor sosial budaya banyak penelitian telah dilakukan yang memilliki
berusaha untuk menghubungkan skizofrenia kelas sosial. Memang statistik
epidemiologi telah menunjukan bahwa jumlah yang lebih besar dari individu
dari bawah kelas sosial ekonomi mengalami gejala tekait dengan skizofrenia
daripada orang-orang dari lebih tinggi kelomok sosial ekonomi (Puri &
Treaseden, 2011)
C. Stressor pencetus
a. Biologi
Stressor biologi berhubungan langsung dengan respon neurologis yang
maladaptive termasuk .
1. Gangguan dalam umpan balik yang mengatur proses informasi
2. Abnormalitas pada pintu masuk dalam otak
b. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku
c. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurologist yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan , sikap dan perilaku individu .
(stuart and laraia ,2005)
D. Mekanisme koping
a. Regresi
Menghindari stress , kecemasan , dengan menampilkan perilaku kembali
seperti perkembangan pada anak.
b. Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan emosi kepada orang lain
karena kesalahan yang di akui sendiri
c. Menarik diri
Reaksi yang di tampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun biologi
E. Sumber koping
Sumber koping harus di kaji dengan pemahaman terhadap , perilaku , kekuatan
dapat meliputi seperti model intelegensia atau kreativitas yang tinggi
Kategori waham (keliat,2010):
1. Waham sistematis : konsisten , berdasarkan pemikiran mungkin terjadi
walau hanya secara teoritis
2. Waham nonsistematis : tidak konsisten , yang secara logis dan teoritis tidak
mungkin
F. Manifestasi klinis waham
Waham umumnya ditandai dengan kecurigaan ekstrim , kecemburuan , dan
ketidak percayaan , dalam pengaturan klinis psikiatri. Gejala klinis lain termasuk
isolasi sosial , perilaku eksentrik , kecemasan , depresi , klien mengatasinya
dengan pikiran waham (shives ,2012 )
G. Daftar masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji
1) Masalah keperawatan : diagnosis keperawatan NAND -1 rentang respon
neurobiologis , skizofrenia dan gangguan psikotik (stuart , 2009 ):
- Anxiety
- Confusion, acute
- Disicional conflict
- Hoplessness
- Noncompliance
- Self care deficit
- Social isolation
2) Data yang perlu di kaji pada masalah keperawatan waham :
a) Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
b) Meyakini ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya
c) Memiliki keyakinan terhadap sesuatu agama secara berlebihan
d) Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit
e) Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal
3) Pohon masalah
Menurut keliat dkk (2005) pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
Resiko perilaku kekerasan

Gangguan proses pikir atau GPP : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Pohon masalah pada masalah GPP : waham (keliat,2005)
4) Diagnosis
1. Diagnosis keperawatan : gangguan proses pikir : waham
2. Diagnosis medis : skizofrenia
5) Rencana tindakan
1. Tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan
 Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
b. Tindakan
 Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara
harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan berinteraksi
 Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
klien.
 Tindakan mendukung atau membantah waham klien
 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi
karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal sampai klien
berhenti membicarakannya.
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan
realitas
 Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya
pada saat lalu dan saat ini
 Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
 Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional klien
 Berbicara dalam konteks realita
 Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan
pujian yang sesuai
 Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa,
dosis, obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara
meminum obat yang benar)
 Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat
tanpa konsultasi
2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien
a. Tujuan
 Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
 Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan
yang belum terpenuhi oleh wahamnya
 Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien
secara optimal
b. Tindakan keperawatan
 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di
rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan
yang tepat untuk klien
 Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan
bantuan
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN WAHAM

Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 1 (Satu)

SP.1 : Membina hubungan saling percaya ; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak


terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan dia tahu bahwa saudaranya ingin mengahancurkan hidupnya dan
ingin menyakiti dirinya. Klien selalu mengulang-ulang perkataanya. Klien terlihat
ketakutan dan bingung.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
c. Klien mampu menggunakan obat dengan benar
4. Rencana Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
2) Jangan membantah dan mendukung klien
3) Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Assalamualaikum perkenalkan nama saya Riska, saya dari Poltekkes Tanjung
Karang Jurusan Keperawatan. “Saya bertugas dari jam 08.00–14.00, saya yang akan
membantu perawatan ibu hari ini. Pada hari ini kita akan belajar orientasi realita ya
bu .” Nama ibu siapa? Ibu senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ada keluhan yang Ibu rasakan hari ini?” “saya
lihat Ibu seperti ketakutan dan bingung Bu?”
c. Kontrak saat ini
 Topik
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Ibu Y rasakan sekarang?”
 Waktu
“Berapa lama Ibu Y mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20
menit Bu?”
 Tempat
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap Bu? Ibu mau disini,di depan atau ditaman
bu?” ”baik ibu kita akan berbincang-bincang di taman.”

2. Fase Kerja
“ibu tidak usah khawatir karena kita berada ditempat yang aman“Ibu masih ingat tidak
apa yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Oh jadi kemarin ibu di bawa ke sini karena
di bawa oleh petugas saat ibu sedang menjemur baju ya bu? Ibu sebelumnya pernah di
rawat di sini tidak bu? jadi sebelumnya ibu pernah di rawat 3 kali di sini ya? Sebelum di
sini ibu pernah di rawat di mana saja? Di rumah sakit panti Agung ya bu sebelum dari
sini?” apakah ada keluarga yang sakit sama seperti ibu?” tidak ada, tapi adik kandung
saya bunuh diri gara-gara tidak punya uang” bagaimana respon dari keluarga ibu
tentang sakitnya ibu sekarang?” oh baik jadi keluarga ibu sangat peduli ya dengan
sakitnya ibu kali ini, makanya ibu di bawa ke sini agar ibu dapat beristirahat dan bisa
menenangkan fikiran ibu ya?” iya ibu bagaimana perasaan ibu setelah di sini? Jadi ibu
di sini sudah bisa mulai tenang kalau tidak memingkirkan masalah sama kakak ipar ibu
ya?” sebelumnya bagaimana hubungan ibu dengan kakak ipar ibu? Oh baik jadi
hubungan ibu sama kakak ipar ibu kurang baik ibu tidak suka dengan kakak ipar ibu,
karena kakak ipar ibu suka menghabiskan uang suami ibu dan selalu punya niatan untuk
melukai ibu ya bu? Sebelumnya ibu tahu tidak ciri-ciri orang yang mau menyakiti?ibu
sering disakiti sama kakak ipar?bagian mana yang disakiti bu?kalau disakiti bisa hilang
dalam berapa waktu?coba bu liat bagianmana yang disakiti?nah ini tidak ada luka bu?
berati ibu?

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan Klien
“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“tadi kita sudah belajar tentang orientasi realita ya bu? Ibu masih ingat tidak kita
sudah melakukan apa tadi? O ya Bagus”
c. Tindakan Lanjut
“Bagaimana kalau kegiatan orientasi realita tentang berpikir positif ibu terus
lakukan?”
“ibu tidak usah takut ya bu”
d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang
 Topik
“Baikalah ibu besok kita akan bercakap-cakap lagi, besok ibu mau bercakap-
cakap tentang apa bu? Bagaimana kalau kesukaan ibu dirumah, memasak atau
kegemaran ibu?” baik ibu besok kita akan membicarakan tentang kegemaran
ibu”
 Waktu
“Mau jam berapa Ibu? Ya baiklah bu jam 10.00 besok ya bu .”
 Tempat
“tempatnya besok mau di mana ibu?” baik ibu kita besok bertemu disini
lagi.”“Kalau begitu, saya permisi dulu ya bu. Assalamu’alaikum ibu”
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN WAHAM

Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 2 (Dua)
SP. 2 :Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekannya.

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien merasa senang berbincang-bincang dan merasa dirinya lebih aman dengan
berfikir positif.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan Keperawatan
 Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien mampu menggunakan obat dengan benar

4. Rencana Keperawatan

1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistic


2) Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat
ini yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham
3) Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari) kemudian
anjurkan untuk melakukannya saat ini
4) Memasukan kedalam jadwal kegiatan.
II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Assalamualaikum ibu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin , saya datang lagi
bu untuk membicarakan kegemaran ibu”
b. Evaluasi/Validasi
“sebelumnya ibu masih ingat dengan saya bu?” “coba ibu sebutkan nama saya?”
“bagus ibu , masih mengingat saya, dan ibu masih ingat yang kita bicarakan kemarin
bu?”
c. Kontrak saat ini
 Topik
“Bisa kita mulai berbincang-bincang tentang apa yang Ibu Ygemari ?”
 Waktu
“waktunya 15 sampai 20 menit bagaimana bu? “
 Tempat
“tempatnya di taman seperti kemarin ya bu?”
2. Fase kerja
“ibu apa saja yang menjadi kegemaran atau hobi ibu?” wah ternyata ibu pandai
merajut?” “ibu bisa ceritakan kepada saya kapan pertama kali ibu mulai mencoba
merajut itu bu?” siapa yang mengajarkan kepada ibu pertama kalinya bu?” “apakah ibu
punya hasil dari rajutan ibu sebelumnya? Bisa di perlihatkan kepada saya bu?””waaah
bagus sekali rajutan ibu, ini tampak cerah dan warnanya juga sesuai bu begitu juga
rapi.” “ bagaimana kalau sekarang ibu melanjutkan kemampuan ibu tersebut?” “ coba
kita buat jadwal untuk kemampuan ibu ini ya, berapa kali sehari ibu mau melakukannya
bu?” “apa yang ibu harapkan dari kemampuan ibu ini?” “ada tidak bu kemampuan lain
yang ibu miliki?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang
kemampuan yang ibu miliki”
b. Tindakan Lanjut
”setelah ini coba ibu lakukan kembali ya bu sesuai dengan jadwal yang telah kita
buat.” “saya akan lihat kembali apa yang ingin ibu rajut.” “ibu sebelumnya ibu
masih ingat tidak bu obat yang ibu minum selama ini?” Mari…kita masukkan dalam
jadual aktivitas harian. Nach… lakukan ya bu, dan beri tanda kalau sudah dilakukan
seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan
baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukan?

c. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang


 Topik
“Baikalah ibu besok saya akan kembali datang lagi bu, besok kita akan
membicarakan tentang obat yang harus ibu minum, setuju?”
 Waktu
“untuk waktunya besok jam 12.00 bagaimana bu?”
 Tempat
“bagaimana kalau tempatnya besok di depan kamar ibu?” “Kalau begitu, saya
permisi dulu ya bu. Assalamu’alaikum ibu”
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN WAHAM

Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
SP. 3 : mengajarakan dan melatih cara minum obat yang benar.

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien merasa senang berbincang-bincang dengan perawat dan merasa ada yang
memperhatikan klien tersebut. Klien dapat bercakap-cakap dengan teman atau perawat,
klien tidak tampak bingung dan ketakutan lagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan Keperawatan

 Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap


 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien mampu menggunakan obat dengan benar

4. Rencana Keperawatan
1) Evaluasi Kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian.
2) Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat
3) Anjurkan minum obat
4) Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi
5) Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Assalamualaikum ibu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin , saya datang lagi
bu” “sebelumnya saya bisa lihat Jadwal Kegiatan Harian ibu?“
b. Evaluasi/Validasi
”ibu sampai mana sekarang ibu merajutnya? Bisa saya lihat bu?”
c. Kontrak saat ini
 Topik
“baik ibu sesuai dengan janji kita untuk membicarakan tentang obat yang ibu
minum?” ”apakah ibu sudah ingat obat yang selama ini ibu minum?”
 Waktu
“waktunya 20 menit bagaimana bu? “
 Tempat
“tempatnya di depan kamar ibu ya”

2. Fase kerja
“Ibu perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang , dan tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya orange ini namanya CPZ , yang putih
ini THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP. Semuanya ini harus diminum 3 kali
sehari, setiap jam 7 pagi, 1 siang dan 7 malam. “Bila nanti setelah minum obat mulut
ibu terasa kering, untuk mengatasinya ibu bisa mengisap-isap es batu.” Bila mata terasa
berkunang – kunang, Ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.” “sebelum
minum obat ini, ibu lihat dulu label di kotak obat, apakah benar namanya ibu tertulis di
sana, berapa dosisnya yang harus ibu minum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar” “Ibu obat ini harus diminum secara tertratur dan
kemungkinan besar ibu minum salam waktu yang lama. Sebaiknya ibu tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya obat yang ibu
minum?”
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
“coba ibu sebutkan kembali obat yang ibu minum?”
c. Tindakan Lanjut
“setelah ini, ibu coba untuk minum obat sesuai dengan yang saya ajarkan tadi” “ibu
jangan sampai lupa ya bu dan ibu bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan
harian ibu“

d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang


 Topik
“nanti saya akan bicara dengan suami dan keluarga ibu, untuk membicarakan
cara merawat ibu dirumah.
 Waktu
“dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi ibu”
 Tempat
“untuk tempatnya seperti sekarang saja ya bu.“ ”Kalau begitu, saya permisi dulu
ya bu. Assalamu’alaikum ibu”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM Disertai
SP1-3 Keluarga

Tindakan keperawatan untuk keluarga

a. Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya.
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara
optimal
b.Tindakan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang:
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek
samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera
6) Latih cara merawat
7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;


mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan
obat pasien.

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas di ruang
melati ini. Saya yang merawat bang B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa, senangnya
dipanggil apa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara
merawat
B di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang
wawancara?” “Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau
30 menit”

KERJA
“Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah
dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-
ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan
proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali
anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:
„Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya
karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”
“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B,
misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada
bapak/ibu. B khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernahdimiliki oleh
anak)
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan
pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3
kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan
dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah mempunyai jadwal
minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat B di
rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung ke rumah sakit.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan
mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita
tadi” “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak,
bu”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi” “Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B
ya?” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

KERJA
“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan ibu
praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki
B. Bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai
jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat
B” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada
B?” (Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk B”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat
ini ya pak, bu”

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, karena B sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadual B
selama dirumah”
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
B?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di
sini” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan.”

KERJA
“Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira dapat
dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan
di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi
terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
Suster E di Puskesmas Indra Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini
nomor telepon puskesmasnya: (0651) 321xxx.
Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah”
TERMINASI
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melanjutkan di rumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk Sr E di PKM Inderapuri. Kalau ada apa-
apaBpk/Ibu boleh juga menghubungi kami. Silakan menyelesaikan administrasi ke kantor depan.”

DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2000). Standar Pedoman Jiwa
Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke- 7,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.) St.
Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. AD


Nama Mahasiswa :
Status interaksi perawat – kien : Fase I (Perkenalan)
Tanggal :
Lingkungan : Meja makan dan berhadapan dengan klien
Jam :
Deskripsi Klien : Klien tampak bingung dan tidak rapi
Bangsal : Kasuari
Tujuan (Berorientasi pada klien) : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahannya

KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PERAWAT KLIEN
P : Ingin membuka percakapan
P: Selamat pagi mas, boleh P: Tersenyum memandang klien dengan klien dan berharap K masih ragu terhadap orang Salam merupakan kalimat
duduk sebentar di sini? K: menunduk dengan sapaan sederhana P bisa baru yang masuk ke pembuka untuk memulai suatu
diterima oleh K. lingkungannya percakapan sehingga dapat
K: Pagi, iya. K: ekspresi senyum dan terjalin rasa percaya.
memandang P P merasa senang ada tanggapan
P: tersenyum atas salam walaupun belum K ragu terhadap orang baru
diekpresikan secara tulus
P ingin memulai percakapan K memberikan respon sepintas Topik ringan akan memudahkan
P: Wah, suasana diruangan ini P: Memandang K dan ruangan dengan topik ringan sebelum dan menunjukkan perhatian interaksi lebih lanjut
lumayan menyenangkan ya mas? sekitar. masuk ke kondisi K cukup terhadap P
K: ikut memandang ruangan
K: Iyah, masih sambil tersenyum. sekitar
Tetapi menunduk kembali
K: Mengikuti P dengan
memandang ruangan sekitar
P:menatap K
P merasa bahwa K harus K masih memberikan tanggapan Memperkenalkan diri dapat
P: Oh iya, perkenalkan saya Ary P: Memandang K sambil diberikan penjelasan tentang secara ragu-ragu menciptakan rasa percaya klien
mahasiswa UMM yang akan menjulurkan tangan. kedatangan P terhadap perawat
praktek disini selama 3 minggu.
Nama mas siapa? K: Menerima uluran tangan dari
para P. sambil tersenyum
K: Senyum. AD.

P: Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mulai tertarik dengan Nama panggilan merupakan
P: Biasanya mas senang dengan pasien perkenalan dengan P nama akrab klien sehingga
dipanggil dengan nama apa? K: Memandang P dan menunduk menciptakan rasa senang akan
kembali P senang walaupun jawaban adanya pengakuan atas namanya
K: Ya A. singkat

P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K mulai merasa bahwa P datang Pujian berguna untuk
P: Wah, kalau begitu kami tersenyum suasana untuk membantu K mendekatkan perawat menjalin
panggil mas A aja ya. K : Menunduk hubungan therapeutik dengan
klien
K: Iya. K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan
P : Memperhatikan K mendapatkan respon

P: Mas asalnya dari mana? P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu
K : berpikir keakraban dengan topik menjalin kedekatan dengan klien
K: Ponorogo sederhana

K : Menoleh ke P dan tersenyum P senang karena K memberi K senang karena ingat daerah
lalu menunduk lagi respon asalnya dan kembali
P : Memperhatikan K membayangkan daerah asalnya
tersebut
P: Ooh Ponorogo, lumayan jauh P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data umum K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan apakah
ya mas. Mas sudah berapa lama tersenyum pasien mengingat klien kronis atau akut
disini? K : Bicara sambil menatap P
tetapi kontak mata kurang fokus
K: P : Memandang K

P khawatir kalau pertanyaan K membayangkan keadaan yang


membuat K tersinggung telah lama dijalaninya
P : Sekarang mas umurnya P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya ingat
berapa? sambil tersenyum klien
K : Menoleh P sebentar lalu
menunduk lagi (kontak mata
K : Emm 27 tahun kurang) P merasa arah pertanyaan sudah K menjawab sesuai dengan daya
dapat dijawab jelas oleh K ingat yang dimilikinya
P : Mas ingat nggak, kenapa mas P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar
dirawat disini? K : Menunduk tsb sangat spesifik dan takut pasien dirawat di RS Jiwa
menyinggung pasien
K: P lega karena K tidak K menjawab agak ragu-ragu
tersinggung
P : Mas pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan K mengingat-ingat mencoba
K : Menunduk pasien dirawat untuk menjawab

K : gak pernah. Tapi ada tetangga K : Menoleh ke P kemudian


saya yang ingin menyantet saya. menjawab
P : Memperhatikan respon pasien
P:- P : Memandangi P P mendiamkan karena belum K mencoba menceritakan Dengan diam therapeutik, klien
menemukan pertanyaan yang semuanya merasa didengarkan dan bercerita
K : tetangga saya itu punya ilmu K : Melihat kesana kemari tepat untuk K tentang keadaannya
magis mas n dia itu sirik sama diruangan sambil nyerocos P menemukan adanya pikir
ayah saya jadi dia mau nyantet curiga
saya. Tapi sebenarnya saya juga
punya ilmu magis, saya dapat
ilmu itu dari mbah saya.
P:- P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data yang K menikmati waham yang Waham kemungkinan terjadi
K : Memandang kosong ke terkait kata-katanya tadi dirasakannya karena halusinasi
K: tetangga saya itu emang sirik sekitar ruangan
mas gak suka sama saya am ayah K : Menunduk sambil nyerocos P menemukan adanya
soalnya ayah saya itu pernah P : Memperhatikan kemungkinan waham kebesaran
bertengkar sama pak lurah pada pasien
mungkin pak lurah itu yang
menyuruh menyantet saya.
P : Mas, kegiatan sehari-hari P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar klien tidak larut
biasanya ngapain saja? K : Menoleh P pembicaraan terkait waham dalam waham

K : Mandi, makan, bantu bersih- K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien
bersih ruangan ehm…ya itu P : Memperhatikan respon K bisa beralih
nyapu atau ngepel.
P : Mas betah gak tinggal disini? K : menunduk P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
waham pada waham pada fase interaksi
K : Tidak, sya mau pulang. P : memperhatikan ini
P senang karena dapat K berusaha menjawab sekenanya
mengalihkan perhatian pasien
P : Keluarga mas sering P : Memandang K sambil P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat Keluarga merupakan support
menjenguk ? tersenyum keluarga terhadap perawatan K keluarganya sistem bagi klien sehingga harus
K : Menoleh P dikaji keterlibatannya
K : Dulu menjenguk, trus habis
menjenguk sy dipindahkan ke K : Menunduk lagi P senang mendapatkan jawaban K ingat terhadap keluarganya
sini. P : Memperhatikan respon K K

P : Dulu mas dari ruangan mana ? P : Memandang K P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
kenapa kog dipindah kesini waham pada waham pada fase interaksi
K : Bercerita dengan senyum ini
K : Dari perkutut. Ya trus sy P senang karena dapat K berusaha menjawab sekenanya
dipindah kesini, sy tidak tahu mengalihkan perhatian pasien
kenapa?
P : Kalau di rumah, mas ngapain P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji aktivitas K K mengingat aktivitasnya di Aktivitas di rumah merupakan
aja? tersenyum di rumah rumah data pantas tidaknya pasien
K : Menoleh P dilibatkan dalam keluarga

K : Memandang P
K : Sy suka bersih-bersih rumah K menikmati waham yang
sama suka ambil rumput untuk dialaminya
makanan sapi
P : Bagaimana perasaan mas P : Memandang K sambil P mengalihkan topik bahasan K bingung dengan pertanyaan Pengalihan agar K tidak larut
sekarang? tersenyum yang diberikan dengan wahamnya
K : Menoleh P
K : Biasa aja. P bingung harus ngobrol tentang K menjawab tentang keadaannya
K : Memandang P sambil apa lagi
tersenyum

P : Mas, kita tadi kan sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K
berkenalan, masih inget nggak K : Menoleh sudah cukup banyak data yang dapat mengingat nama P
nama sya siapa? terkaji sehingga nantinya terjalin trust

K : Mas Ary K : Memandang P dan tersenyum P senang karena K ingat nama P K mengingat-ingat nama P
P : Memperhatikan

P : saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement K senang diberikan Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan mas A K : Menoleh dan tersenyum pada K reinforcement ditentukan dan harus
Bagaimana kalau besok kita mendapatkan persetujuan klien
ngobrol lagi? Sebentar saja kok, agar klien ingat terhadap kontrak
yach cukup 20 menit saja.

K : Boleh K : Tersenyum P senang karena K mau K ikut menentukan kontrak


P : Tersenyum menentukan kontrak berikutnya

P : Terimakasih atas kesediaan P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya Salam penutup merupakan akhir
Mas A untuk ngobrol dengan sya, mengulurkan jabat tangan pada P fase yang harus dilakukan untuk
Assalamualaikum K : Menoleh, menjabat tangan P mencegah tidak percaya pada

K : Wa’alaikumsalam K : Tersenyum lalu menunduk P senang karena K mau K menyambut salam P


P : Tersenyum berinteraksi dengan P
Kesan Perawat :

Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan wahamnya. Data yang tergali adalah data mengenai
harga diri rendah, halusinasi dengar, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah
dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. AD


Nama Mahasiswa :
Status interaksi perawat – kien : Fase II (Kerja)
Tanggal :
Lingkungan : Meja makan dan berhadapan dengan klien
Jam :
Deskripsi Klien : Klien sedang duduk, klien tampak sedikit rapi.
Bangsal : Kasuari
Tujuan (Berorientasi pada klien) : 1. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien.
2. Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA
KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PERAWAT KLIEN
P: Memandang K dan tersenyum P : Ingin membuka percakapan K mencoba mengingat-ingat P Salam merupakan kalimat
P : Selamat pagi Mas, masih K: Ekpresi tersenyum dengan klien dan berharap K pembuka untuk memulai suatu
ingat dengan sya gak ? ingat pada P percakapan sehingga dapat
K: Ekpresi tersenyum terjalin rasa percaya. Mencoba
P: Memandang K P merasa senang karena K ingat mengingatkan pasien pada
K : Masih. Mas Ary kan pada P perawat merupakan upaya untuk
mengetahui daya ingat pasien.
P: Menepuk bahu K, touching P merasa senang karena K ingat K mengingat nama P
P : Bagus mas, Ingatannya masih hand. pada P
kuat. K: Ekpresi tersenyum Touching hand berguna menjalin
rasa aman klien
K: Iya. K: Ekpresi tersenyum
P: Memandang K
P : Memandang K P mengingatkan kontrak dengan K mencoba mengingat kontrak
Setiap interaksi harus
P : Mas, seperti janji sya K : melihat P K yang sudah disepakati
berdasarkan kontrak yang telah
kemarin, sekarang kita ngobrol
dibuat dan klien selalu harus
tentang mas. Mas bersedia
diingatkan pada kontak yang
ngobrol dengan sya?
telah disepakati untuk
K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban K tertarik untuk ngobrol dengan
memudahkan serta mengarahkan
K : Ya, bersedia. menjawab singkat singkat dan respon K belum P
proses interaksi
P : Memandang K menunjukkan ketertarikan
P : Memandang K sambil P mencoba memberikan K mulai merasa bahwa P datang
P : bagaimana keadaan mas tersenyum perhatian pada keadaan K untuk membantu K
sekarang ? K : tersenyum Perhatian pada keadaan klien
dapat meningkatkan rasa percaya
K : Menoleh ke P P bertanya-tanya tentang apa K mencoba menggambarkan klien kepada perawat
K : baik. P : Memperhatikan K yang dirasakan oleh K pada P tentang keadaannya
sekarang
P : Memandang K sambil P mulai mengkaji kebiasaan K berpikir dan berusaha
tersenyum klien dalam menghadapi mengingat
P : Baik ya mas, berarti mas
K : Menghisap rokok masalah
senang donk sekarang? Coba
ceritakan pada sya pengalaman Ekplorasi ditujukan untuk
apa yang bwt mas tidak senang? menggali aspek positif klien
K : Bicara menoleh P
P : Memandang K
K : Yah, kalau tidak punya uang.
P berpikir apa kira-kira yang
bisa dilakukan klien selain diam
P : Oohh, kalau tdk punya uang P : Mendengarkan K P mengkaji aspek positif K berusaha mengingat-ingat Kegiatan yang jarang dilakukan
berarti bpk tdk senang ya? pemecahan masalah klien kebiasaannya biasanya lama diingat oleh klien
K : Nyerocos
K : Iya. Kan kalau punya uang
bisa melakukan apa saja. Semua
P mendapat data koping pada K K menjawab sesuai dengan daya
bisa sy beli dengan uang
ingat yang dimilikinya
P : Apa saja yg bisa dibeli dg P : Mendengarkan K P mencoba mendapatkan data K berusaha mengingat-ingat
uang mas?
P memberikan kesan jika P
K : Nyerocos bercerita
menghargai cerita K
K : Ya semuanya. Bisa beli gitar,
XBOX, CBR, semuanya lah mas.
P:- P : Mendengarkan K P mencoba mendapatkan data K menjawab sesuai dengan daya
ingat yang dimilikinya
P memberikan kesan jika P
K : Dulu saya pernah bekerja di K : Memandang P, kontak mata
menghargai cerita K
koperasi ayah saya tap cuma 4 mulai focus
bulan.
P : Ada gak pak kebutuhan yang P : Mendengarkan K P memfokuskan pembicaraan K menjawab sesuai dengan daya
belum terpenuhi? ingat yang dimilikinya
Perhatian pada keadaan klien
K : Memandang P, semakin
dapat meningkatkan rasa percaya
K : ehhhmmm ada. Ya yg sya bersemangat dan kooperatif
klien kepada perawat
sebutkan tdi mas pokoknya
kebutuhan hiburan di rumah
P : Ohh bgtu.. P : Mendengarkan K P mencoba memikirkan K belum bisa memfokuskan
pertanyaan pembicaraannya
Meningkatkan kerjasama yang
K : Memandang P, semakin
baik antara P dengan K
K : iya soalnya sya pengen punya bersemangat dan kooperatif
barang2 itu kn keren
P : Nah, kalau bgtu di keluarga P : Mendengarkan K P mencoba mendapatkan data K belum bisa memfokuskan
mas yg paling dekat siapa? pembicaraannya
K : Memandang P, semakin Menggali kemampuan K untuk
K : ibu sama sepupu saya tapi bersemangat dan kooperatif P menemukan adanya mengingat
kadang omongan sya tidak inkoherensi pembicaraan
didengarkan.
P : Tidak ada yang mau P : Mendengarkan K P mencoba mendapatkan data K berusaha mengingat
mendengarkan cerita mas ? Mengulang pertanyaan untuk
K : Memandang P dan kooperatif mandapatkan data yang lebih
K : Ya mau, tapi tetapi kdang akurat
tidak percaya dg saya.
P : Mendengarkan K P masih mencoba mendapatkan K menjawab dg ekspresi datar
P : Mas takut gak kalau cerita
data
mas tidak didengarkan? Memberikan kesan seolah – olah
K : Memandang P dan kooperatif
P menghargai K
K : Tidak, biasa saja.
P : Begitu ya mas…. P : Memandang K sambil P mencoba memfokuskan K menunduk diam sambil
tersenyum kembali pembicaraan tersenyum
K : Diam sambil tersenyum K : tersenyum
P : Mas masih mendengar suara- P : Mendengarkan K P mencoba memfokuskan K berusaha menjawab
suara yg ingin menyantet mas? kembali pembicaraan Pertanyaan menggali untuk
K : Memandang P dan kooperatif menemukan data dari klien
K : Sudah tidak ada.
P : Sudah hilang, mas? P : Mendengarkan K P kembali dalam pertanyaan K berusaha menjawab
Menunjukkan rasa percaya P
kepada K
K : Iya. Hilang sendiri. K : Memandang P dan kooperatif
P : Tapi mas kelihatan sering P : Mendengarkan K P kembali dalam pertanyaan K berusaha menjawab
menyendiri, apa tdk mendengar Bertanya kembali merupakan
suara-suara itu? K : Memandang P dan kooperatif cara untuk mengevaluasi secara
langsung apa yang dialami K
K : Tidak.
P : Mas kok tdk pernah bercerita P : Memandang K P kembali dalam pertanyaan K menjawab pertanyaan P
dg teman-temannya? Pertanyaan untuk meningkatkan
K : Tersenyum malu-malu kemauan K mengenal orang lain
K : gak tau mas
P : Mas dekat sama siapa di P : Masih memandang K P mencoba memfokuskan K geleng-geleng kepala saat
ruangan ini? pertanyaan menjawab pertanyaan
Menggali alasan K terkait
K : sama pak trisno dia itu kalau K : Tersenyum sambil perasaannya.
ngmong bojaksana sya senang memandang P
ngobrol dengan dia.
P : Bagus kalau bgtu. Harus P : Tersenyum P memberikan pujian kepada K K senang dengan pujian yang
sering-sering bercerita dg teman- diberikan P
Memberikan dorongan
temannya jangan sendirian terus P senang karena K merespon
diperlukan bagi klien untuk
ya… K : Membalas tersenyum lalu K tersenyum sambil menatap P
meningkatkan rasa percaya pada
menunduk
dirinya sendiri
K : iya tpi kdang mreka sbuk
dengan urusannya sendiri ..
P : Kalau begitu, kegiatan mas P : Memandang K P kembali dalam pertanyaan K menjawab sambil tersenyum
apa disini? dan melihat sekitar ruangan
Bertanya untuk menilai
K : Memandang P
kemapuan positif yang dimiliki K
K : Ya, nyapu sama ngepel
ruangan.
P : Nah, sekarang sudah P : Memandang K dan tersenyum P mencoba mengingatkan K K senang sudah diingatkan Tawaran kegiatan harus
waktunya makan bubur kacang K : Menunduk waktu kegiatan dilakukan agar klien merasa
ijo kan? mas tdk siap-siap.. K : Memandang P bertanggungjawab dalam
P : Tersenyum melaksanakan kegiatan bila ia
K : Iyaa. setuju
P : Kalau begitu terima kasih ya P : Menepuk pundak K dan P mengakhiri interaksi K senang karena P mengucapkan Salam penutup merupakan akhir
mas. Besok kita ngobrol-ngobrol mengulurkan tangan salam kepadanya fase yang harus dilakukan untuk
lagi ya .. mau kan? K : Menoleh
K : Tersenyum dan menjabat P senang karena K sudah K menjabat tangan P sebagai
mencegah rasa tidak percaya
K : Iya.. tangan P percaya pada P tanda mengakhiri interaksi
pada klien
P : Tersenyum sementara

Kesan Perawat :

Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu.

FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. AD


Nama Mahasiswa :
Status interaksi perawat – kien : Fase III (Kerja)
Tanggal :
Lingkungan : Meja makan dan berhadapan dengan klien
Jam :
Deskripsi Klien : klien tampak beraktifitas, kooperatif, lesu
Bangsal : Kasuari
Tujuan (Berorientasi pada klien) : 1. Klien dapat mengidentifikasi wahamnya
2. Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya

KOMUNIKASI VERBAL KAMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL PERAWAT KLIEN
P : Selamat pagi mas? P : Tersenyum sambil P membuka percakapan dengan K tersenyum melihat P dan Salam merupakan kalimat
mengulurkan tangan kepada K harap K ingat dengan P langsung mengambil posisi pembuka untuk memulai suatu
gimana kabarnya hari ini? duduk didepan P percakapan sehingga dapat
K : Tersenyum sambil menerima terjalin rasa percaya. Mencoba
uluran tangan P mengingatkan pasien pada
perawat merupakan upaya untuk
K : Baik. mengetahui daya ingat pasien.
P : Menatap K P mencoba mengajak K untuk K mencoba mengingat kontrak Setiap interaksi harus
bercerita lebih lanjut yang di sepakati berdasarkan kontrak yang telah
P : Hari ini kita ngobrol-ngobrol
K : Tersenyum dibuat dan klien selalu harus
lagi ya..
K tertarik untuk ngobrol dengan diingatkan pada kontak yang
P telah disepakati untuk
K : Iya.
memudahkan serta mengarahkan
proses interaksi
P : Memandang K sambil P ingin memulai percakapan K menjawab dengan tersenyum
P : Gimana mas, apa yang mas
tersenyum dengan topik ringan sebelum Perhatian pada keadaan klien
rasakan hari ini?
bertanya lebih lanjut dapat meningkatkan rasa percaya
K : Menatap dengan ekspresi klien kepada perawat
K : Biasa saja. Sy mengantuk.
tersenyum malu-malu
P: Ohh.. Bgtu. Knp kog ngantuk. P : Memandang Klien P ingin tahu penjelasan dari K K Menjawab dengan tersenyum
Menawarkan suatu alternatif
K : Gag tau mungkin karena efek K : Tersenyum malu-malu kegiatan yang positif pada K
obat yg sya minum
P : Katanya mas kemaren mas P : Masih memandang K P memulai pertanyaan dan mulai K mencoba mengingat-ingat dan
ada tetangga yg punya ilmu mengakrabkan suasana menjawab
magis ya, coba ceritakan gimana
Menggali informasi lebih lanjut
kejadiannya? K : Memandang P
dari K mengenai waham yang di
P senang dengan respon K
derita K
K : iya tetangga sya itu sirik
sama ayah saya jdi dia menyantet
ayah sya lewat sya.
P:- P : Diam menatap K P diam memikirkan pertanyaan K bercerita sambil mengingat-
Menggali informasi lebih lanjut
selanjutnya ingat
dari K mengenai waham yang di
K : dia berbicara denga sya dari
derita K
hari ke hati. K : Nyerocos cerita
P : Memangnya kapan di P : Memandang K P kembali dalam pertanyaan K menjawab dan mengingat-
Menggali informasi lebih lanjut
aberbicara begitu ingat
dari K mengenai waham yang di
derita K
K : Ya dulu wktu sya di rumah K : Masih nyerocos bercerita P senang K tetap ingin bercerita
P : Ohh..begitu. P : Memandang K P mulai masuk dalam dunia K diam sambil menunduk
Memberikan kesan yang positif
cerita K sejenak
kepada K
K : diam K : Diam
P : Memandang K P berharap dapat memperoleh K menjawab dengan penuh
P : dari dulu sampai sekarang data dari K semangat
orang itu msih bicara dengan mas Menggali informasi lebih lanjut
melalui hati gak? P senang K masih mau bercerita dari K mengenai waham yang di
K : Menunduk kemudian tentang masalahnya derita K
K : ya kadang-kadang mas.. menatap P

P : Okeh. Sekarang saya tanya, P : Masih memandang klien dan P mengalihkan pertanyaan agar K menjawab dengan kooperatif
selama ini mas dekatnya sama menepuk pundak K K tidak terpaku pada wahamnya
siapa? saja
Mengulangi pertanyaan untuk
K : Dekat sama ibu ama sepupu mendapatkan data yang akurat.
sya. Tapi kadang-kadang mereka K : Menunduk kemudian
tidak percaya dengan omongan menatap P
sya
P : Ada masalah ya mas, kok P : Memandang K P senang K masih mampu K menjawab pertanyaan dengan
sampai tidak dipercaya oleh menjawab pertanyaan dengan tersenyum
keluargnya? baik walaupun masih ngelantur
Mengulangi pertanyaan untuk
mendapatkan data yang akurat.
K : Saya juga tidak tau. Mereka K : Menatap P sambil tersenyum
tidak percaya saja sama semua
omongan saya.
P : Memandang K P masih berusaha menggali data K menjelaskan tangannya yang
P : Selama diruangan aktivitas lebih dalam sakit sambil menggerak-
mas terhambat gag? gerakkan tangannya
Menggali informasi yang dapat
K : Memandangi tangannya
menghambat kemampuan K
K : Tidak. Tapi tangan kiri sy sambil mencoba menggerak- P senang mendapat jawaban dari
saki agk gringgingan. gerakkan tangannya. K

P : Melihat tangan K P masih bertanya K masih menggerak-gerakkan


P : Ohhh. Kenapa tangannya bisa
tangannya Menggali informasi yang dapat
gringgingan?
menghambat kemampuan K
K : Menatap P kemudian
K : gak tau mas tiba-tiba gini aja
menatap tangannya
P : Waah, mas A kelihatan P : Menatap K P ingin mengakhiri fase III K memperhatikan P
Menggali informasi yang dapat
ngantuk. Mau tidur ya mas? karena K terlihat ngantuk
menghambat kemampuan K
K : Menatap Balik
K : Iya. Sy mengantuk
P: Iyah, kalau bgtu bapak P : Memandang K P memberikan reinforcement K senang diberikan Kontrak berikutnya harus
istirahat saja. Ngobrol- pada K reinforcement ditentukan dan harus
ngobrolnya nanti kita lanjutkan mendapatkan persetujuan klien
lagi ya? agar klien ingat terhadap kontrak
Bagaimana kalau besok? K : Memandang P P senang karena K mau K ikut menentukan kontrak
menentukan kontrak berikutnya
K : Iya, saya mau.

Kesan Perawat :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu.
Klien mau memberikan informasi kepada perawat.

Anda mungkin juga menyukai