KEMENKES TANJUNGKARANG
Bandar Lampung
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH KASUS
1. Definisi Waham
a. Waham adalah keyakinan pribadi palsu yang tidak sesuai dengan
kecerdasan seseorang atau latar belakag budaya. Individu terus untuk
memiliki keyakinan meskipun bukti jelas bahwa itu adalah palsu atau tidak
rasional (townsend, 2014)
b. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realistas
yang salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya klien. (keliat, 2011)
c. Waham/gangguan proses piker adalah disrupsi/kekacauan dari proses
kognitif dan aktifitas kognitif (NANDA I, 2011)
2. Klasifikasi Waham
a. Menurut shives 2012, waham dibagi menjadi:
1. Waham persecutory/kejar : waham ini percaya bahwa ada yang
bersengkokol melawan, memata-matai, meracuni, atau dibius, ditipu,
dan difitnah jahat.
2. Waham cemburu : seseorang meyakini bahwa orang yang di cintai atau
orang yang di sayangi atau orang penting lainnya adalah setia. Waham
ini terjadi biasanya pada seseorang yang dengan penyakit psikiatri
sebelumnya
3. Waham erotomatic : keyakinan bahwa seseorang yang berstatus social
tinggi atau seorang public figurw mencintainya, keyakinan ini biasanya
terjadi pada wanita.
4. Waham kebesaran : seseorang meyakini bahwa dirinya memiliki
kedudukan penting atau sebagai orang yang penting. (mis. Seseorang
meyakini bahwa dirinya adalah seorang yang membuat penemuan
penting)
5. Waham somatik : keyakinan bahwa dirinya mengalami kecacatan
akan tetapi dalam pemeriksaan medis tidak terjadi gangguan.
3. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
2. Mekanisme Koping
a. Regresi
Menghindari stress kecemasan, dengan menampilkan perilaku kembali
seperti pada perkembangan anak.
b. Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan emosi kepada orang
lain karena kesalahan yang di akui sendiri.
c. Menarik diri
Reaksi yang di tampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologi.
Reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindari sumber stressor,
sedangkan reaksi psikologi individu menunjukan perilaku apatis,
mengisolasi diri tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
(Stuart and Laria,2005)
3. Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman terhadap perilaku,
kekuatan dapat meliputi seperti model intelegensia atau kreaktivitas yang tinggi.
Orang tua secara aktif mendidik anak-anak dan dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dari
pengamatan.
Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, financial yang
cukup, ketersediaan waktu, tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan
secara berkesinambungan (Stuart,2010)
Kondisi keluarga yang perlu dikaji adalah komunikasi dalam keluarga baik
waktu maupun kualitasnya, kemungkinan kegiatan sehari-hari yang dapat klien
lakukan baik perawatan diri maupun kegiatan sehari-hari. (Keliat,2010)
Kategori Waham,(Keliat2010)
1. Waham sistematis : konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi walau
hanya teoritis
2. Waham nonsistematis : tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak
mungkin.
e. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3. pohon masalah
Menurut kliat dkk (2005) pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut:
n Pertemuan
o Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
F. Intervensi spesialis
a.Terapi individu : terapi kognitif,CBT,gestalt,penghentian pikiran
b.Terapi kelompok : logoterapi, terapi supportif
c.Terapi keluarga : terapi sistem keluarga ,psikoedukasi
d.Terapi komunitas : assertive community (SAK,FIK,UI,2014)
DAFTAR PUSTAKA
FIK-UI, (2014). Standar asuhan keperawatan : spesialis keperawatan jiwa
,workshops kw-7,faakultas ilmu keperawatan ,universitas
indonesia,jakarta
Kusumo, Ns. Satrio; dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandar
Lampung. LP2M IAIN Raden Intan Lampung.
Kusumo, Ns. Satrio; dkk. 2018. Panduan Penegakan Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Pemanfaatan di Area Klinik dan Pengajaran Keperawatan.
Surabaya. CV. Gemilang.