Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

1. Defenisi
a. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara
b. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perubahan atau penghiduan.
c. Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata
stimulus/rangsangan dari luar.

2. Rentang respon

Adaptif Mal Adaptif

 Pikiran logis  Kadang-kadang  Waham


 Persepsi akurat proses pikir  Halusinasi
 Emosi konsisten terganggu  Kerusakan
dengan  Ilusi proses emosi
pengalaman
 Emosi berlebihan  Perilaku tidak
 Perilaku cocok
 Perilaku yang terorganisasi
 Hubungan sosial
harmonis
tidak biasa  Isolasi sosial
 Menarik diri

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
3. Penyebab
a. Faktor predisposisi
1) Genetika
2) Neurobilogi
3) Meurotransmitter
4) Abnormal perkembangan syaraf
5) Psikologis
b. Faktor presipitasi
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3) Adanya gejala pemicu
4. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut :
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang
menyenangkan. Pada tahap ini masuk dalam golongan nonpsikotik.
Karakteristik : klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa
bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien
mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini
hanya menolong sementara.
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal
yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi
menjadi menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik :
pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat,

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
melamun, dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan
yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya.
Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda system syaraf otonom
seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan
halusinasinya dan tidak bias membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristik : bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol,
menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya
terhadap halusinasinya.
Perilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian
hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien
berkeringat, dan tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase keempat
Adalah fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan
halusinasinya. Termasuk dalam psikotik berat.
Karakteristik : halusinasinya berubah menjadi mengancam,
memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya,
hilang control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain
di lingkungan.
Perilaku klien :
Perilaku terror akibat panic, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan,
agitasi, menarik diri atau kakatonik, tidak mampu merespon terhadap
perintah kompleks, dan tidak mampu berespons lebih dari satu orang.

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
5. Jenis dan Tanda-Tanda Halusinasi
Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif
Halusinasi  Bicara atau ketawa sendiri  Mendengar suara atau
pendengaran  Marah-marah tanpa sebab kegaduhan
 Mengarahkan telinga kearah  Mendengar suara yang
tertentu bercakap-cakap
 Menutup telinga  Mendengar suara yang
menyuruh melakukan
sesuatu yang
berbahaya

Halusinasi  Menujuk-nunjuk kearah tertentu Melihat bayangan,


penglihatan  Ketakutan kepada sesuatu yang sinar bentuk geometris,
tidak jelas bentuk kartoon,
melihat hantu atau
monster

Halusinasi  Menghidu Seperti Sedang Membaui bau-bauan


penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine,
 Menutup hidung fases kadang-kadang bau
itu menyenangkan

Halusinasi  Sering meludah Merasakan rasa seperti


pengecap  Muntah darah, urine atau fases

Halusinasi  Menggaruk-garuk permukaan Menyatakan ada serangga


perabaan kulit di permukaan kulit
Merasakan tersengat
listrik

6. Proses keperawatan
a. Faktor predisposisi
1) Genetika
2) Neurobiology
3) Neurotransmitter
4) Abnormal perkembangan syaraf
5) Psikologis

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
b. Faktor presipitasi
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Mekanisme koping
1) Regresi
2) Proyeksi
3) Menarik diri
d. Perilaku halusinasi
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi
4) Situasi pencetus
5) Respon klien saat halusinasi

7. Pohon Masalah
Effect Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

CP Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Causa Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
8. Gangguan sensori persepsi halusinasi
Tujuan Kriteria evaluasi Interval
Pasien mampu : Setelah …………..x SP 1
 Mengenali pertemuan, pasien dapat  Bantu pasien mengenal
halusinasiyang menyebutkan : halusinasi (isi, waktu
dialaminya  Isi waktu, frekuensi, terjadinya, frekuensi,
 Mengontrol situasi pencetus, situasi pencetus,
halusinasinya perasaan perasaan saat terjadi
 Mengikuti program  Mampu memperagakan halusinasi)
pengobatan cara dalam mengontrol  Latih mengontrol
halusinasi. halusinasi dengan cara
menghardik.
Tahapan tindakannya
meliputi :
 Jelaskan cara
menghardik halusinasi
 Peragakan cara
menghardik
 Minta pasien
memperagakan ulang
 Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
 Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah ……..x pertemuan, SP 2
pasien mampu :  Evaluasi kegiatan yang
 Menyebutkan kegiatan lalu (SP 1)
yang sudah dilakukan  Latih berbicara/bercakap
 Memperagakan cara dengan orang lain saat
bercakap-cakap dengan halusinasi muncul
orang lain  Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah …..x pertemuan SP 3
pasien mampu :  Evaluasi kegiatan lalu
 Menyebutkan kegiatan (SP2)
yang sudah dilakukan  Latih kegiatan agar
 Membuat jadwal halusinasin tidak
kegiatan sehari-hari dan muncul
mampu Tahapannya :

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
memperagakannya  Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
 Diskusikan aktivitas
yang biasa dilakukan
oleh pasien
 Latih pasien melakukan
aktivitas
 Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai
aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun pagi
sampai tidur malam)
Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku yang ( + )
Setelah …….x pertemuan, SP 4
pasien mampu :  Evaluasi kegiatan yang
 Menyebutkan kegiatan lalu ( SP 1, 2, dan 3)
yang sudah dilakukan  Tanyakan program
 Menyebutkan manfaat pengobatan
dari program pengobatan  Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
 Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai
program
 Jelaskan akibat bila
putus obat
 Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
 Jelaskan pengobatan
(5B)
 Latih pasien minum obat
 Masukkan dalam jadwal
harian pasien

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
Keluarga mampu : Setelah ……x pertemuan SP 1
Merawat psien di keluarga mampu  Identifikasi masalah
rumah dan menjadi menjelaskan tentang keluarga dalam merawat
system pendukung halusinasi pasien
yang efektif untuk  Jelaskan tentang
pasien halusinasi
- Pengertian halusinasi
- Jenis halusinasi yang
dialami pasien
- Tanda dan gejala
halusninasi
- Cara merawat pasien
halusinasi ( cara
berkomunikasi,
pemberian obat, dan
pemberian aktivitas
kepada pasien)
- Sumber-sumber
pelayanan ksehatan
yang bias dijangkau
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal
keluarga untuk
merawat psien
Setelah…….x pertemuan SP 2
keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan
 Menyelesaikan kegiatan keluarga (SP 1)
yang sudah dilakukan  Latih keluarga merawat
 Memperagakan cara pasien
merawat pasien  RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
Setelah …….x pertemuan SP 3
keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan
 Menyebutkan kegiatan keluarga (SP 2)
yang sudah dilakukan  Latih keluarga merawat
 Memperagakan cara pasien
merawat pasien serta  RTL keluarga/jadwal

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006
mampu membuat RTL keluarga untuk merawat
pasien
Setelah …….x pertemuan SP4
keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan
 Menyebutkan kegiatan keluarga
yang sudah dilakukan  Evaluasi kemampuan
 Melaksanakan Follow pasien
up rujukan  RTL keluarga
- Follow up
- Rujukan

Stikes Husada Mandiri Poso Angelin Natasya Tancaro


Prodi S1 Keperawatan NIM 16010006

Anda mungkin juga menyukai