Anda di halaman 1dari 20

Gangguan Isolasi Sosial:

MENARIK DIRI
OLEH:
KELOMPOK 3
DEBI KRISTIANI BULAGE
ELSYE VERONICA TEHAMPA
YUYUN WIDAYANI GIMBO
ULFIAFEBRIANI
NUHDI ARDIYANTO
NURISTITAH KARNO
VIDYA BABU
VENI LESTARI
NOFRIANI GANTA
Definisi

Isolasi sosial adalah keadaan di mana


seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya (Damaiyanti,
2008)

Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan


interpersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam dalam
hubungan sosial (Depkes RI, 2000)
Penyebab

Faktor predisposisi Faktor presipitasi

1. Faktor perkembangan 1. Stresor sosial budaya

2. Faktor sosial budaya 2. Stresor psikologi

3. Faktor biologis
Stresor presipitasi
 Stresor sosial-budaya
Faktor pendukung dlm bina hubungan dgn
orang lain
Keluarga labil, keluarga dirawat di RS,
penyakit menular

 Stresor psikologis
Tingkat kecemasan, intensitas kecemasan,
terbatasnya atasi masalah
Rentang respon

Berdasarkan buku keperawatan jiwa


dari Stuart (2006) menyatakan
bahwa manusia adalah makhluk
sosial, untuk mencapai kepuasan
dalam kehidupan, mereka harus
membina hubungan interpersonal
yang positif.
Rentang respon sosial
Respon adaptif Respon maladaptif

-Menyendiri -Merasa sendiri - Manipulasi


-Otonomi (loneliness) - Impulsi
-Bekerjasama - Menarik diri - Narcissism
(mutualisme) -Tergantung
- Saling tergantung (dependen)
(interdependen)
Tanda dan gejala

Gejala subjektif

Gejala objektif
Akibat

Salah satu gangguan berhubungan sosial


diantaranya perilaku menarik diri atau
isolasi sosial yang disebabkan oleh
perasaan tidak berharga yang bisa dialami
pasien dengan latar belakang yang penuh
dengan permasalahan, ketegangan,
kekecewaan, dan kecemasan.(Prabowo,
2014: 112)
Mekanisme koping

Mekanisme koping yang muncul yaitu:


1) Perilaku curiga : regresi, represi
2) Perilaku dependen: regresi
3) Perilaku manipulatif: regresi, represi
4) Isolasi/menarik diri: regresi, represi,
isolasi
(Prabowo, 2014:113)
Penatalaksanaan

Electro Convulsive Therapy (ECT)

Psikoterapi

Terapi Okupasi
Tingkah laku klien menarik diri
 Kurang spontan  Tidak/ krg sadar dgn
 Apatis lingkungan sekitar
 Ekspresi wajah krg  Asupan makan mi num
berseri terganggu
 Afek tumpul  Aktivitas menurun
 Tidak merawat diri  Kurang energi
 Komunikasi verbal  HDR
menurun  Tolak hub dgn orang
 Mengisolasi diri lain
Masalah Keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri


2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
3. Kekerasan, resiko tinggi
4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5. Motivasi perawatan diri kurang
6. Defisit perawatan diri
7. Koping keluarga inefektif : ketidak mampuan
keluarga untuk merawat klien di rumah
(Keliat,B.A,2005:201)
Diagnosa keperawatan

1. Perubahan sensori persepsi halusinasi b/d


menarik diri
2. Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri
rendah

(Prabowo, 2014: 114)


Pendekatan yang utama dalam
tindakan Klien Menarik Diri

 Memenuhi kebutuhan biologis


 Komunikasi verbal dan non verbal
 Melibatkan orang lain dengan klien
 Intervensi keluarga
 Terminasi
evaluasi
 Fokus pada perawat:
 Fokus pada klien
• Perilaku klien berubah
• Komunikasi nos verbal: kontak mata,
sentuhan
• Klien dapat memulai percakapan
• Mampu mengambil keputusan dan
kemukakan pendapat HDR meningkat
dan PD meningkat
• Klien gunakan sumber koping yang kuat
Rencana asuhan keperawatan
Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
1) Tujuan umum
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
2) Tujuan khusus
TUK 1
Dapat membina hubungan saling percaya
(1) Kriteria hasil:
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menerima kehadiran perawat.
Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan keberadaannya saat ini
secara verbal:
(a) Mau menjawab salam
(b) Ada kontak mata
(c) Mau berjabat tangan
(d) Mau berkenalan
(e) Mau menjawab pertanyaan
(f) Mau duduk berdampingan dengan perawat
(g) Mau mengungkapkan perasaannya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapetik
1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama kesukaan pasien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Buat kontrak interaksi yang jelas
6. Jujur dan menepati janji
7. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
8. Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat
9. Beri perhatian dan penghargaan : temani pasien walau tidak
menjawab
10. Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan buru-
buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan pasien
11. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
STRATEGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

SP 1 Klien : Membina hubungan saling percaya,


membantu klien mengenali penyebab isolasi sosial,
membantu klien mengenal keuntungan berhubungan
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan
mengajarkan pasien berkenalan

SP 2 Klien : Mengajarkan klien berinteraksi secara


bertahap (berkenalan dengan orang pertama, yaitu
seorang perawat )

SP 3 Klien : Mengajarkan klien berinteraksi secara


bertahap (berkenalan dengan perawat dan klien lain )
SP 4 klien : Mengajarkan klien berinteraksi secara
bertahap (berkenalan dengan 2 orang atau lebih /
kelompok)

SP 5 klien : Diskusi menggunakan obat secara


teratur
1. Evaluasi jadwal kegiatan harien klien untuk
berkenalan dengan orang lain secara bertahap
yang sudah dilatih
2. Latih pasien minum obat secara teratur dengan
prinsip 5 benar, disertai penjelasan tentang guna
obat dan akibat berhenti minum obat
3. Susun jadwal minum obat secara teratur

Anda mungkin juga menyukai