DI SUSUN OLEH
ARUM PUSPITA SARI
P07120418 010
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang
berbicara
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
B. RENTANG RESPON
a. Genetika
b. Neurobilogi
c. Meurotransmitter
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
1. Fase pertama
menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang
2. Fase kedua
melamun, dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan
yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya.
seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan
3. Fase ketiga
menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya
terhadap halusinasinya.
hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat,
4. Fase keempat
Arum Puspita SariProfesi Ners Poltekkes Kemenkes Palu
Adalah fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan
memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang
control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di
lingkungan.
Perilaku klien :
Perilaku terror akibat panic, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi,
menarik diri atau kakatonik, tidak mampu merespon terhadap perintah
kompleks, dan tidak mampu berespons lebih dari satu orang.
E. JENIS DAN TANDA-TANDA HALUSINASI
F. PROSES KEPERAWATAN
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobiology
c. Neurotransmitter
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
3. Mekanisme koping
a. Regresi
b. Proyeksi
c. Menarik diri
4. Perilaku halusinasi
a. Isi halusinasi
b. Waktu terjadinya
c. Frekuensi
d. Situasi pencetus
Arum Puspita SariProfesi Ners Poltekkes Kemenkes Palu
e. Respon klien saat halusinasi
DI SUSUN OLEH
ARUM PUSPITA SARI
P07120418 010
KONSEP TEORI
A. Defenisi
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasa;
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkse RI, 2000).
Waham adalah suatu seyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksetrnal melalui proses
interaksi atau informasi secara akurat (Keliat, 1999).
B. Rentang respon
1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
4. Gerakan tidak terkontrol
5. Mudah tersinggung
6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan
7. Menghindar dari orang lain
8. Mendominasi pembicaraan
9. Berbicara kasar
10. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
D. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menakan perasaannya sehingga
pengamatan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
2. Faktor sosial budaya
2. Faktor biokimia
Dopamine, neropinerpin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
3. Faktor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang menyenangkan.
F. Jenis waham
1. Waham kebesaran
2. Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau
kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
“saya ini pejabat di kementrian kesehatan”
“saya punya perusahaan paling besar di dunia lho…..”
3. Waham agama
5. Waham somatic
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubunha terganggu atau
terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh :
“saya menderita kanker ” (padahal hasil pemeriksaan lab tidak ada sel
kenker pada tubuhnya)
6. Waham nihilistic
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
“ini alam kubur kan ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”
G. Status mental
Berdandan dengan baik dan berpakain rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik
dan aneh. Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain.
Pohon masalah
K. Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : waham
KONSEP TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya
perkembangan dan sosial budaya.Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak
percaya diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa
terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa
tertekan.Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi
dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan
kegiatan sehari-hari terabaikan.
C. Faktor Predisposisi
1. Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam
hubungan sosial.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak dipenuhi maka akan
menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat
menimbulkan masalah.
Tahap Tugas
perkembangan
Masa bayi Menetapkan rasa percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
Masa pra sekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan
hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerjasama dan berkompromi
Masa pra remaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesame jenis
Adaptif Maladaptif
G. Pohon masalah
Objektif :
Kurang spontan
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan
diri
Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
Asupan makanan dan minuman terganggu
Retensi urine dan feses
Aktivitas menurun
Kurang berenergi atau bertenaga
Rendah diri
Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin
(khususnya pada posisi tidur).
J. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
K. Rencana Tindakan Keperawatan
SP 2
Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1)
Latih berhubungan sosial secara
bertahap
Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 3
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP
1dan SP 2)
Latih cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih
Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
DI SUSUN OLEH
ARUM PUSPITA SARI
P07120418 010
KONSEP TEORI
A. Pengertian
8. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual.
C. Rentang respons
D. Faktor predisposisi
1. Faktor psikologis
a. Terjadi asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku
kekerasan
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masakecil yang
tidak menyenangkan
c. Rasa frustasi
d. Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau lingkungan
e. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego
dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri
serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi
bahwa perilaku agresif dan tindakan kekerasan merupakan pengungkapan
secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan rendahnya harga
diri perilaku tindak kekerasa.
f. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilku yang
dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku
kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal
dibandingkan anak-anak tanpa faktor predsiposisi biologic
2. Faktor sosial budaya
Seseorang akan berespons terhadap peningkatan emosionalnya secara
agresif sesuai dengan respons yang dipelajarinya. Sesuai dengan teori menurut
Bandura bahwa agresif tidak berbeda dengan respons-respons yang lain.
Faktor ini dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering
mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan terjadi.Budaya
3. Memberontak
Perilaku yang muncul biasanya diserta kekerasan akibat konflik perilaku
untuk menarik perhatian orang lain
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan
g. Pohon masalah
Perilaku kekerasan
GPS : Halusinasi
KopingBerduka
keluargadisfungsinoal
tidak efektif
CI LAHAN CI INSTITUSI
a. Pengertian
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (nanda, 2005)
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari
orang lain (depkes RI, 2000)
d. Rentang respons
Isolasi sosial
j. Diagnose keperawatan
Harga diri rendah kronis
k. Rencana asuhan keperawatan
CI LAHAN CI INSTITUSI
a. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan adasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (depkes 2000)
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan dirinya (tarwoto dan Wartonah, 2000).
3. Makan
Klien mempunyai dalam menelan makanan, mempersiapkan, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka
container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah
lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makanan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman
4. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
f. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
g. Rencana asuhan keperawatan
CI LAHAN CI INSTITUSI
KONSEP TEORI
a. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk
menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. (fitria,
2009)
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang untuk
mengakhiri kehidupannya
Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya
adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (stuart
dan Sundeen, 1995)
f. Mekanisme koping
.
g. Pohon masalah
j. Diagnose keperawatan
Risiko bunuh diri
k. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan Criteria evaluasi Intervensi
Pasien tetap Setelah……x SP 1
aman dan pertemuan, pasien 1. Identifikasi benda-benda yang
selamat mampu dapat membahayakan pasien
Mengidentifikasi 2. Amankan benda-benda yang dapat
benda-benda yang membahayakan pasien
dapat 3. Lakukan kontrak treatment
mengendalikan 4. Ajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh dorongan bunuh diri
diri 5. Latih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri