Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN.

H DENGAN
HALUSINASI

DISUSUN OLEH :
LILI FEBRIA
MAISAROH SUCI R
MUHAMMAD BONI
NANDIA RIANTISA
NURLIZA LAILA
RAHAYU NIRMALA SARI
SALIMA
SUPEN MELIANO
TRI RATNA SARI

TINGKAT 3A

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. Definisi
Halusinasi adalah hubungan kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal ( pikiran ) dan rangsangan eksternal ( dunia
Luar) klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek atau rangsangan yang nyata sebagai contoh klien mendengar suara-
suara padahal tidak ada ornag yang berbicara.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensori palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan.

B. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
a) Genetika
b) Neurobiologi
c) Neurotransmiter
d) Abnormal perkembangan syaraf
e) Psikologis
b. Faaktor presipitasi
a) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c) Ada nya gejala pemicu

C. Jenis dan tanda Halusinasi


- Halusinasi pendengaran
Data objektif : Bicara atau ketawa sendiri, marah-marah tanpa
sebab, mengarahkan telinga ke arah tertentu,
menutup telinga.
Data Subjektif : mendengar suara atau kegaduhan, mendengar
suara yang mengajak bercakap-cakap, mendengar
suara yang menyuruh melakukan sesuatu yang
berlebihan.

- Halusinasi penglihatan
Data objektif : Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu ketakutan pada
sesuatu yang tidak jelas.
Data Subjektif : Melihat bayangan, sinar bentuk geometris, bentuk
kartoon, melihat hantu atau monster.

- Halusinasi penghidu
Data Objektif : Menghidu seperti sedang membaui bau bau an
tertentu, menutup hidung.
Data Subjektif : Mencium seperti bau darah, urine, feses, kadang-
kadang bau tidak menyenangkan.

- Halusinasi Pengecap
Data Objektif : Sering meludah atau muntah
Data Subjektif : Merasakan rasa seperti darah,urine, atau feses.

- Halusinasi Perabaan
Data Objektif : Menggaruk-garuk permukaan kulit
Data Subjektif : Menyatakan ada serangga di permukaan kulit,
merasa tersengat listrik

D. Proses terjadinya halusinasi


Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut :
a) Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang menyenangkan
pada tahap ini masuk pada golongan non psikotik
Karakteristik : Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan,
rasa bersalah, kesepian yang memuncak dan tidak
dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan
memikirkan hal- hal yang menyenangkan cara ini
hanya menolong sementara.
Perilaku Klien : Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan bibir tanapa suara, pergerakkan mata
cepat, respons verbal lambat jika sedang asyik dengan
halusinasi nya suka menyendiri.

b) Fase Kedua
Disebut juga dengan fase condeming atau ansietas berat yaitu
halusinasi menjadi menjijikan termasuk dalam psikotik ringan.
Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan
kecemasan meningkat , melamun dan berpikir sendiri
jadi dominan mulai dirasakan ada bisikan yang tidak
jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu dan ia tetap
dapat mengontrol nya
Perilaku klien : Meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf otonom
seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa
membedakan realitas

c) Fase ketiga
Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristrik : bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjoll
menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi
terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasi nya.
Perilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian
hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik
berupa klien berkeringat, tremor, dan tidak mampu
mematuhi perintah.

d) Fase keempat
Adalah fase conduring atau panik yaitu klien lebur dengan
halusinasinya termasuk dalam psikoti berat.
Karakteristik : Halusinasi nya berubah menjadi mengancam,
memerintah dan memarahi klien, klien menjadi takut
tidak berdaya hilang kontrol dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan ornag lain di
lingkungan.
Perilaku Klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu
mersespon terhadap perintah kompleks dan tidak
mampu berespon lebih dari satu orang.

E. Rentang Respon

ADAPTIF MALADAPTIF

- Pikiran logis - Kadang-kadang - Waham


- Persepsi akurat proses pikir - Halusinasi
- Emosi konsisten terganggu - Kerusakan proses
dengan - Ilusi emosi
pengalaman - Emosi berlebihan - Perilaku tidak
- Perilaku cocok - Perilaku yang tidak terorganisir
- Hubungan sosial biasa - Isolasi sosial
harmonis - Menarik diri

F. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai