b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi bisa bersumber dari klien, llingkungan atau interaksi dengan orang
lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan,
ketidakberdayaan, kritikan yang mengarah ke penghinaan. Kehilangan orang yang
dicintai atau pekerjaan dan kekeransan merupakan faktor penyebab.
c. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
1. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan
kelegaan pada individu dan tidak menimbulkan masalah.
LP PK 1
2. Frustasi
Kemarahan yang diungkapkan sebagai respon yang terjadi akibat kegagalan dalam
mencapai tujuan karena yang terjadi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan
karena tidak realistis atau adanya hambatan dalam proses pencapaian.
3. Pasif
Merupakan respon lanjut dari frustasi dimana individu tidak mampu
mengungkapkan perasaannya.
4. Agresif
Perilaku menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk
destruktif dan masih dapat terkontrol. Perilaku yang tampak beruka muka masam,
bicara kasar, menuntut, dan kasar disertai kekerasan
5. Kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri.
Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Faktor – faktor yang menyebabkan Perilaku kekerasan pada pasien gangguan jiwa :
1. Teori Biologik
a. Neurobiologik
b. Biokimia
c. Genetik
d. Gangguan otak
2. Teori Psikologik
a. Teori psikoanalisa
b. Teori pembelajaran
3. Teori Sosiokultural
Hirarki Agresif
Skema proses / mekanisme penyesuaian klien marah:
Rendah 1. Memperlihatkan permusuhan rendah
2. Keras menuntut
3. Mendekati orang lain dengan ancaman
4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
5. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
6. Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai
Tinggi 7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan
perawatan medis
8. Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan
medis.
d. Mekanisme Koping
1. Sublimasi
Menerima sesuatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimata masyarakat untuk
suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada objek lain,
LP PK 2
seperti ; meremas adonan kue, menuju tembok. Tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi
Meyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak
baik.
3. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan ke alam sadar.
4. Reaksi Formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan melebih-lebihkan
sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan.
5. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang tidak
begitu berbahaya seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi.
Resiko Perilaku
Kekerasan
Harga Diri rendah
Data Obyektif :
1. Mata merah dan melotot
2. Wajah tegang
3. Nada suara tinggi
4. Berdebat
5. Sering memaksakan pendapat
6. Merampas barang milik orang lain
7. Mengajak berkelahi
8. Sering mengeluarkan ancaman
9. Memukul atau melukai orang lain
10. Merusak lingkungan
11. Memperlihatkan permusuhan.
VI. Sumber :
Carpenito, L. J. (2000). Buku saku diagnosa keperawatan Edisi Delapan, (Penerjemah
Ester, M). Phildephia : Lippincott.
Kelliat, B.A. (2005). Modul basic Corce Community Mental Psychiatric Nursing.
Jakarta: EGC.
Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
LP PK 4