Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).

2. Tanda dan Gejala


a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau,
serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakain kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien
perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
d. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau buang
air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik setelah
BAB/BAK.

3. Rentang Respon
Rentan Respon Defisit Perawatan Diri
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak Melakukan


diri seimbang kadang tidak perawatan diri pada
saat stress

Ket :
a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu berperilaku
adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan
perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang klien tidak
memperhatikan perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri, klien menyatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stressor.

4. Penyebab
Menurut DepKes (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah :
a) Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b) Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri yaitu : penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

5. Mekanisme Koping
Menurut Sigmond Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan ego untuk klien dengan
defisit perawatan diri antara lain sebagai berikut :
a. Regresi yaitu suatu mekanisme dimana individu untuk menghindarkan diri dari kenyataan
yang mengancam, kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah itu
b. Penyangkalan / denial yaitu menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut, mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan
primitif.
c. Isolasi diri, menarik diri yaitu Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik atau
psikologis. Reaksi fisik seperti: menjauhi polusi, sumber infeksi, gas, beracun sedangkan
reaksi psikologis : perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, rasa takut dan
bermusuhan
d. Intelektualisasi yaitu Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya.
C. Pohon Masalah

Resiko integritas kulit Effect

Defisit perawatan diri core problem

Isolasi soaial : menarik diri Causa

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1) Defisit perawatan diri
2) Resiko integritas kulit
3) Isolasi sosial : menarik diri

E. Data yang Perlu dikaji


Dx 1 : Defisit Perawatan Diri
Data subjektif
1) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak tersedia alat
mandi
2) Klien mengatakan dirinya malas berdandan
3) Klien mengatakan ingin disuapi makan
4) Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK maupun BAB.
Data objektif
1) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor
2) Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan
(wanita).
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makanan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

F. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit perawatan diri
2) Resiko integritas kulit
3) Isolasi sosial : menarik diri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1 : defisit perawatan diri
Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Intervensi
- Beri salam setiap berinteraksi
- Perkenalkan nama lengkap dan nama panggilan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiapkali berinteraksi
- Tanya perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang jelas
- Buat kontrak sepihak jika klien diam atau tidak berespon
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

Rasional : Dengan terbinanya hubungan saling percaya merupakan dasar untuk interaksi
perawat dengan klien dan dasar untuk merencanakan perencanaan selanjutnya.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

Intervensi

1) Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan


pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
Rasional : Membantu klien agar mengerti apa itu kebersihan diri dengan penjelasan-
penjelasan yang singkat dan mudah dimengerti
2) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
Rasional : Membuat klien aktif dalam komunikasi, untuk mengetahui ada tidaknya
perhatian dari klien.
3) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri.
Rasional : Mengetahui potensi pengetahuan klien tentang kebersihan diri
4) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.
Rasional : membantu pasien untuk mengerti mengenai kebersihan diri
5) Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.
Rasional : Meningkatkan harga diri klien.
6) Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat
gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir
rambut, gunting kuku jika panjang.
Rasional : Membantu klien untuk menggingat hal-hal yang berhubungan dengan
perawatan diri
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

Intervensi

1) Motivasi klien untuk mandi.


Rasional : Mendorong klien untuk merawat diri
2) Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar.
Rasional : Mengetahui seberapa besar kemampuan klien dalam memperaktekkan cara
memelihara kebersihan diri.
3) Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
Rasional : Membiasakan pasien untuk hidup bersih
4) Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
Rasional : Mengetahui tindakan yang perlu dilakukan pada klien dalam menjaga
kebersihan diri.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

Intervensi

1) Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci
rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
Rasional : Mengetahui tindakan yang dilakukan dalam merawat dirinya.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Intervensi

1) Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.


Rasional : Meningkatkan harga diri klien.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

Intervensi

1) Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan
diri.
Rasional : Memberikan pendidikan keperawatan jiwa kepada keluarga
2) Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS
dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
Rasional : Membangun kerja sama antara perawat dan keluarga klien
3) Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah
dialami di RS.
Rasional : Mengetahui tindakan yang dilakukan selanjutnya oleh keluarga dalam
merawat klien.
4) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien.
Rasional : Membantu klien untuk mengerti manfaat dari sarana yang disediakan bagi
klien.
5) Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
Rasional : Menigkatkan partisipasi aktif dalam menyediakan kebutuhan klien
6) Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien.
7) Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan
pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
Rasional : Agar klien merasa diperhatikann oleh keluarga

Nama : Khaerida Annisa


Nim : PO. 71.3.201.13.1.075
Institusi : Poltekkes Makassar
DAFTAR PUSTAKA

Andelton. 2015. Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri. http://dokumen.tips/documents/lp


defisit-perawatan-diri-sp1-ok.html. Diakses tanggal 20 Maret 2016.

Ayubi, Al Addin.2013. LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI .


http://mnccciamis.blogspot.co.id/2013/06/laporan-pendahuluan-defisit-perawatan.html.
Diakses tanggal 20 Maret 2016.

Ulcus, Amma. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan defisit personal hygiene .
http://ammaulcusnrh.blogspot.co.id/2014/02/asuhan-keperawatan-jiwa-dengan-
defisit.html. Diakses tanggal 20 Maret 2016.

Pradiptha, Fanji. 2015. Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri.


http://fanjipradipthawebsite.blogspot.co.id/2015/05/laporan-pendahuluan-defisit-
perawatan.html. Diakses tanggal 20 Maret 2016.

Putri, Tessa Prymananda. 2015. ASKEP PADA PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD).
https://tessaprymanandaputri.wordpress.com/2015/03/16/askep-pada-pasien-defisit-
perawatan-diri-dpd/ . Diakses tanggal 201 Maret 2016.

Said, Sunandar. 2013. Laporan Pendahuluan Keperawatan jiwa : Defisit Perawatan Diri.
http://nandarnurse.blogspot.co.id/2013/10/laporan-pendahuluan-keperawatan-
jiwa_10.html#axzz43OhG5WZg. Diakses tanggal 20 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai